==== 27. PASAL 27 – EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR EKSISTING

==== 27.1 - Ruang lingkup

==== 27.1.1 Ketentuan dalam pasal ini berlaku
untuk evaluasi kekuatan struktur eksisting
dengan cara analisis atau cara uji beban.

==== R27.1 - Ruang lingkup

==== R27.1.1 Ketentuan dalam pasal ini
dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah keseluruhan ataupun sebagian
struktur memenuhi persyaratan standar
keamanan. Evaluasi kekuatan
diperlukan jika material dianggap kurang
berkualitas, jika ada bukti yang
menunjukkan terjadi kesalahan dalam
konstruksi, jika bangunan akan
digunakan untuk fungsi baru, atau jika,
karena alasan apapun keseluruhan atau
sebagian struktur tampaknya tidak
memenuhi persyaratan standar. Dalam
kasus tersebut, pasal ini memberikan
panduan untuk menyelidiki keamanan
struktur. Pasal ini tidak mencakup
pengujian beban untuk persetujuan
desain atau metode konstruksi baru.
Penerimaan terhadap material dan
sistem alternatif tercakup dalam 1.10.

==== 27.2 - Umum

==== 27.2.1 Bila terdapat keraguan bahwa
sebagian atau semua bagian struktur
memenuhi persyaratan keamanan dari
standar ini dan struktur masih digunakan,
evaluasi kekuatan harus dilakukan
sebagaimana disyaratkan oleh perencana ahli
bersertifikat atau pihak berwenang.

==== R27.2 - Umum

==== R27.2.1 Jika uji beban dideskripsikan
sebagai bagian dari proses evaluasi
kekuatan, diharapkan semua pihak
menyetujui lokasi pembebanan,
besarnya beban, prosedur pengujian
dan kriteria penerimaan sebelum segala
uji beban dilakukan. Jika kekhawatiran
keamanan terkait dengan sekumpulan
komponen atau keseluruhan struktur,
tidak memungkinkan untuk melakukan
uji beban terhadap setiap komponen dan
penampang. Dalam kasus tersebut,
sangat tepat jika rencana penyelidikan
dikembangkan untuk menentukan
pertimbangan keamanan yang spesifik.

==== 27.2.2 Bila pengaruh penurunan kekuatan
dipahami dengan baik dan bila memungkinkan
untuk mengukur dimensi dan properti material
yang diperlukan untuk analisis, evaluasi
kekuatan analitis berdasarkan informasi
tersebut diizinkan. Data yang diperlukan harus
ditentukan sesuai 27.3.

==== R27.2.2 Pertimbangan kekuatan yang
terkait dengan beban aksial, lentur dan
kombinasi beban aksial dan lentur
dipahami dengan baik. Ada teori yang
telah diterima terkait dengan kekuatan
dan hubungan perpindahan-beban
jangka pendek yang dipengaruhi
dimensi dan sifat bahan. Untuk
menentukan kekuatan struktur dengan
cara analisis, perhitungan harus
berdasarkan pada data yang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 665 dari 695

dikumpulkan dari dimensi struktur
sebenarnya, sifat bahan dan semua
rincian terkait.

==== 27.2.3 Bila pengaruh penurunan
kekuatan tidak diketahui dengan baik atau
tidak memungkinkan untuk mengukur dimensi
dan menentukan properti material pada
komponen yang diperlukan untuk analisis,
maka uji beban diperlukan sesuai 27.4.

==== R27.2.3 Jika kekuatan geser atau
lekatan dari suatu bagian sangat penting
kaitannya terhadap keraguan terhadap
keamananan, pengujian mungkin
merupakan solusi yang paling efisien
untuk menghilangkan atau
mengkonfirmasi keraguan tersebut.
Pengujian diperlukan jika tidak
memungkinkan untuk menentukan sifat
material dan dimensi yang diperlukan
untuk analisis. Bahkan jika penyebab
kekhawatiran berhubungan dengan
beban lentur dan aksial. Sedapat
mungkin, hasil dari uji beban harus
didukung oleh analisis.

==== 27.2.4 Bila ketidakpastian terhadap
kekuatan sebagian atau semua bagian
struktur terkait penurunan kinerja, dan jika
respons yang diamati selama uji beban
memenuhi kriteria penerimaan 27.4.5, struktur
atau bagian struktur boleh tetap digunakan
dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh perencana ahli bersertifikat. Jika
dianggap perlu oleh perencana ahli
bersertifikat, evaluasi ulang secara berkala
harus dilakukan.

==== R27.2.4 Untuk kerusakan struktur,
penerimaan yang diberikan oleh uji
beban, terbatas dalam hal beban layan
di masa depan. Dalam kasus seperti itu,
program pemeriksaan secara berkala
sangat berguna. Sebuah program yang
melibatkan uji fisik dan pemeriksaan
berkala dapat memberikan justifikasi
untuk durasi masa layan yang lebih
lama. Pilihan lain untuk
mempertahankan masa layan struktur,
sementara program pemerikasaan
berkala berlanjut adalah membatasi
beban hidup ke tingkat yang sesuai.
Durasi pemeriksaan berlaka didasarkan
pada pertimbangan berikut: a) sifat
kerusakan, b) efek lingkungan dan
beban, c) riwayat masa layan struktur
dan d) ruang lingkup pemeriksaan
berkala. Pada periode waktu tertentu,
evaluasi kekuatan lebih lanjut diperlukan
jika struktur tersebut tetap difungsikan.
Dengan persetujuan semua pihak,
prosedur dapat dirancang untuk
pengujian berkala yang tidak selalu
harus mengikuti pembebanan dan
kriteria penerimaan yang ditentukan
dalam pasal ini.

==== 27.3 - Evaluasi kekuatan dengan analisis

==== 27.3.1 Verifikasi kondisi terbangun (as-built)

==== R27.3 - Evaluasi kekuatan dengan
analisis

==== R27.3.1 Verifikasi kondisi terbangun
(as-built)
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 666 dari 695


==== 27.3.1.1 Dimensi komponen struktur harus
diukur pada penampang kritis.

==== R27.3.1.1 Penampang kritis untuk efek
beban yang berbeda seperti momen,
gaya geser, gaya aksial adalah lokasi
dimana tegangan yang disebabkan oleh
efek beban tersebut mencapai nilai
maksimumnya dan sebagaimana
didefinisikan lebih lanjut untuk berbagai
jenis komponen struktur dalam standar
ini. Selain itu, penampang kritis bisa
ditentukan melalui kondisi spesifik saat
struktur dievaluasi. Contohnya lokasi
kerusakan dapat menentukan
penampang kritis.

==== 27.3.1.2 Lokasi dan ukuran tulangan harus
ditentukan dari hasil pengukuran. Penentuan
lokasi tulangan diizinkan berdasarkan
gambar-gambar yang tersedia asalkan
gambar-gambar tersebut telah diverifikasi
dengan melakukan pemeriksaan acak.

==== R27.3.1.2 Jumlah, ukuran, pengaturan
dan lokasi tulangan yang dirancang
untuk menahan beban yang diterapkan
harus ditentukan pada penampang kritis
jika menyelidiki komponen individual.
Metode penyelidikan tak merusak
umumnya dapat diterima. Dalam struktur
skala besar, penentuan data ini cukup
berkisar 5 persen dari perkuatan di
setiap wilayah kritis jika pengukuran ini
mengkonfirmasi yang terdapat pada
gambar yang tersedia.

==== 27.3.1.3 Bila dibutuhkan, estimasi kekuatan
beton ekuivalen ' c f harus berdasarkan pada
hasil uji silinder dari struktur asli atau uji beton
inti yang diambil dari bagian struktur dimana
kekuatannya diragukan.

==== R27.3.1.3 Komite ACI 214 telah
mengembangkan dua metode untuk
menentukan ' c f ekuivalen dari beton
inti yang diambil dari struktur yang ada.
Metode ini dijelaskan dalam ACI 214.4R
dan bergantung pada teknik analisis
statistik. Prosedur ini hanya sesuai jika
penentuan ' c f ekuivalen diperlukan
untuk evaluasi kekuatan dari struktur
yang sudah ada dan tidak boleh
digunakan untuk menyelidiki hasil uji
kekuatan silinder pada kontruksi baru
seperti yang dipertimbangkan dalam
26.12.4. Jumlah uji beton inti tergantung
dari ukuran struktur dan sensitivitas
keamanan struktural terhadap kekuatan
beton. Panduan untuk memperkirakan
' c f ekuivalen dari data silinder asli
dapat ditemukan pada Bartlett (2012).
Dalam kasus yang kekurangan hanya
melibatkan lentur saja, penyelidikan
kekuatan beton menjadi minimal pada
penampang yang bertulangan ringan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 667 dari 695

0,15
'
c
y
f
 f
(untuk penampang persegi
panjang).

==== 27.3.1.4 Metode pengambilan dan uji beton
inti harus sesuai ASTM C42M.

==== 27.3.1.5 Properti tulangan diperbolehkan
berdasarkan hasil uji tarik sampel uji yang
mewakili material struktur yang kekuatannya
diragukan.

==== R27.3.1.5 Jumlah uji tergantung pada
keseragaman material dalam struktur
dan harus ditentukan oleh oleh
perencana ahli bersertifikat yang
bertanggung jawab untuk evaluasi.

==== 27.3.2 Faktor reduksi kekuatan

==== 27.3.2.1 Bila dimensi, ukuran, lokasi
tulangan dan properti material ditentukan
sesuai 27.3.1, ϕ boleh diperbesar dari nilai
desain yang ditetapkan pada bagian lain
dalam standar ini, tetapi ϕ tidak boleh lebih
besar dari ketentuan Tabel 27.3.2.1.
Tabel 27.3.2.1 – Faktor reduksi kekuatan
maksimum yang diizinkan
Kekuatan Klasifikasi
Tulangan
transversal
Maksimum
izin ϕ
Lentur,
aksial,
atau
keduanya
Terkontrol
tarik
Semua
kasus
1,0
Terkontrol
tekan
Spiral[1] 0,9
Lainnya 0,8
Geser,
torsi, atau
keduanya
0,8
Tumpu 0,8
[1]Tulangan spiral harus memenuhi 10.7.6.3, 20.2.2 dan 25.7.3.

==== R27.3.2 Faktor reduksi kekuatan

==== R27.3.2.1 Faktor reduksi kekuatan
lebih besar dari yang didefinisikan pada
Pasal 21. Peningkatan ini dibenarkan
dengan adanya penggunaan properti
material yang diperoleh dari lapangan,
dan dimensi sebenarnya di lokasi.

==== 27.4 - Evaluasi kekuatan dengan uji beban

==== 27.4.1 Umum

==== 27.4.1.1 Uji beban harus dilakukan dengan
cara sedemikian rupa sehingga memberikan
keselamatan jiwa dan keamanan struktur
selama pengujian.

==== 27.4.1.2 Tindakan pengamanan tidak boleh
merubah beban uji dan mempengaruhi
hasilnya.

==== 27.4.1.3 Bagian struktur yang diuji harus
mempunyai umur paling sedikit 56 hari. Jika
pemilik struktur, kontraktor, perencana ahli
bersertifikat dan semua pihak lain yang terlibat
setuju, dapat diizinkan untuk melakukan uji
beban pada umur lebih awal.

==== R27.4 - Evaluasi kekuatan dengan uji
beban
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 668 dari 695


==== 27.4.1.4. Komponen pracetak yang akan
dibuat komposit dengan beton cor di tempat
harus diuji lentur komponen pracetaknya saja
sesuai a) dan b):
a) Beban uji harus diterapkan hanya jika
perhitungan mengindikasikan bahwa
komponen pracetaknya saja tidak gagal
tekan atau tekuk.
b) Beban uji, jika diterapkan pada komponen
pracetak saja, harus menimbulkan gaya
total yang sama pada tulangan tarik yang
dihasilkan komponen komposit dengan
beban uji sesuai 27.4.2.

==== 27.4.2 Pengaturan beban uji dan faktor
beban

==== R27.4.2 Pengaturan beban dan faktor
beban

==== 27.4.2.1 Pengaturan beban uji harus dipilih
untuk memaksimumkan defleksi, pengaruh
beban dan tegangan pada daerah kritis dari
komponen yang kekuatannya dievaluasi.

==== R27.4.2.1. Penting untuk menerapkan
beban sedemikian rupa sehingga efek
akibat kerusakan yang dicurigai adalah
maksimum dan penerapan beban pada
elemen minimum. Dalam kasus-kasus
tertentu ditunjukkan dalam analisis
bahwa komponen lain yang tidak
dibebani yang bersebelahan akan
membantu memikul sebagian beban,
beban uji harus diatur untuk memastikan
beban yang cukup bekerja pada bagian
kritis yang dievaluasi.

==== 27.4.2.2 Beban uji total Tt, termasuk beban
mati yang sudah bekerja, harus sekurangkurangnya
yang terbesar dari a), b), dan c):
a) Tt = 1,15D + 1,5L + 0,4(Lr atau R)
(27.4.2.2a)
b) Tt = 1,15D + 0,9L + 1,5(Lr atau R)
(27.4.2.2b)
c) Tt = 1,3D (27.4.2.2c)

==== 27.4.2.3 L pada 27.4.2.2. diizinkan untuk
dikurangi sesuai dengan SNI 1727.

==== R27.4.2.3 Beban hidup L dapat
dikurangi sebagaimana diizinkan oleh
peraturan umum bangunan, yang
mengatur keamanan struktur. Beban uji
harus ditingkatkan untuk mengimbangi
perlawanan oleh bagian yang tidak
dibebani. Peningkatan beban uji
ditentukan dari analisis kondisi
pembebanan sehubungan dengan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 669 dari 695

kriteria lulus/gagal yang dipilih untuk
pengujian.

==== 27.4.2.4 Faktor beban pada beban hidup L
dalam 27.4.2.2b) diizinkan dikurangi menjadi
0,45, kecuali untuk garasi, daerah yang dihuni
sebagai tempat perkumpulan publik, dan
semua daerah dimana L lebih besar dari 4,8
kN/m2.

==== 27.4.3 Penerapan beban uji

==== 27.4.3.1 Beban uji Tt harus diterapkan
sekurang-kurangnya empat tahap
peningkatan beban yang sama.

==== R27.4.3 Penerapan beban uji

==== R27.4.3.1 Disarankan agar dilakukan
pemeriksaan bagian struktur yang diuji
beban untuk memberikan catatancatatan
atau tanda berbahaya pada
setiap kenaikan beban (lihat R27.4.5.1).

==== 27.4.3.2 Beban uji merata Tt harus
diterapkan sedemikian rupa untuk
memastikan beban terdistribusi merata pada
struktur atau bagian struktur yang diuji.
Pelengkungan beban uji harus dihindari.

==== R27.4.3.2 Pelengkungan mengacu
pada kecenderungan beban terjadi tidak
merata pada komponen lentur yang diuji.
Sebagai contoh, jika sebuah pelat
dibebani oleh susunan batu bata yang
seragam, pelengkungan akibat batu bata
yang saling bersentuhan menghasilkan
pengurangan beban di dekat bagian
tengah pelat.

==== 27.4.3.3 Setelah peningkatan beban akhir
diterapkan, beban Tt dipertahankan pada
struktur selama paling sedikit 24 jam dengan
melakukan pengamatan tanda-tanda
kegagalan seperti 27.4.5 teramati.

==== 27.4.3.4 Setelah semua pengukuran
respons direkam, beban uji harus segera
dihilangkan.

==== 27.4.4 Pengukuran respons

==== 27.4.4.1 Pengukuran respons, seperti
defleksi, regangan, slip dan lebar retak harus
dilakukan pada lokasi dimana respons
maksimum diharapkan. Pengukuran
tambahan harus dilakukan bila diperlukan.

==== 27.4.4.2 Nilai awal untuk semua pengukuran
respons harus diperoleh tidak lebih dari 1 jam
sebelum penerapan peningkatan beban
pertama.

==== 27.4.4.3 Kumpulan data pengukuran
respons harus direkam setelah setiap
peningkatan beban diterapkan dan setelah Tt
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 670 dari 695

diterapkan pada struktur sekurang-kurangnya
24 jam.

==== 27.4.4.4 Kumpulan data pengukuran
respons akhir harus dibuat 24 jam setelah Tt
dihilangkan.

==== 27.4.5 Kriteria penerimaan R27.4.5 Kriteria penerimaan

==== 27.4.5.1 Bagian struktur yang diuji harus
menunjukkan tidak ada beton terkelupas atau
pecah, atau indikasi lain kegagalan.

==== R27.4.5.1 Bukti kegagalan termasuk
kerusakan (retak, pengelupasan atau
lendutan) sampai pada suatu besaran
dan tingkatan yang mana hasil yang
diamati adalah jelas berlebihan dan tidak
sesuai dengan persyaratan keamanan
struktur. Tidak ada aturan sederhana
yang telah dikembangkan dan
diaplikasikan untuk semua jenis struktur
dan kondisi. Jika kerusakan yang cukup
telah terjadi sehingga struktur dianggap
telah gagal akibat pengujian, pengujian
ulang tidak diizinkan karena dianggap
bahwa komponen yang telah rusak tidak
boleh dimasukkan ke dalam kondisi
layan meskipun pada peringkat beban
yang lebih rendah.
Spalling atau pengelupasan lokal pada
beton tertekan dari komponen lentur
yang terkait ketidaksempurnaan cetakan
bukan merupakan indikasi kerusakan
struktural secara keseluruhan. Lebar
retak merupakan indikator yang baik
yang mencerminkan keadaan struktur
dan harus diamati untuk membantu
penetapan apakah kekuatan dan
perilaku struktural memuaskan. Namun,
prediksi atau pengukuran lebar retak
yang akurat pada komponen beton tidak
mudah dilaksanakan di lapangan.
Dianjurkan untuk menetapkan kriteria
sebelum uji beban terhadap jenis retak
yang diantisipasi; di mana retak diukur;
bagaimana metode pengukurannya; dan
batasan atau kriteria untuk
mengevaluasi retak yang muncul atau
batasan perubahan lebar retak.

==== 27.4.5.2 Komponen yang diuji tidak boleh
menunjukan retak awal kegagalan geser.

==== R27.4.5.2 Gaya-gaya ditransmisikan di
seluruh bidang retak oleh penguncian
agregat (aggregate interlock) antar
permukaan retak yang ditingkatkan
dengan aksi penjepitan dari tulangan
transversal dan aksi dowel dari
sengkang memotong retak. Komponen
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 671 dari 695

diasumsikan mencapai kegagalan geser
ketika panjang retak meningkat
mencapai proyeksi horizontal yang sama
dengan tebal komponen dan secara
bersamaan retak melebar sehingga
penguncian agregat tidak dapat terjadi,
dan sengkang (jika ada) mulai leleh atau
kehilangan pengangkuran yang
mengancam integritas.

==== 27.4.5.3 Pada daerah komponen struktur
tanpa tulangan transversal, munculnya retak
struktur yang membentuk sudut terhadap
sumbu longitudinal dan mempunyai proyeksi
horizontal yang lebih panjang dari ketebalan
komponen struktur harus dievaluasi. Untuk
komponen struktur dengan tebal bervariasi,
ketebalan harus diukur di titik tengah panjang
retak miring.

==== R27.4.5.3 Retak miring cenderung
menyebabkan kegagalan getas pada
komponen struktur tanpa tulangan
trasversal. Penilaian semua retak miring
disarankan untuk komponen tanpa
tulangan transversal.

==== 27.4.5.4 Pada daerah pengangkuran dan
sambungan lewatan tulangan, retak pendek
miring atau retak horizontal disepanjang garis
tulangan harus dievaluasi.

==== R27.4.5.4 Retak sepanjang sumbu
tulangan di zona pengangkuran
kemungkinan sebagai indikasi tegangan
tekan tinggi yang terkait dengan transfer
gaya antara tulangan dan beton. Retakretak
ini bisa menjadi indikator
kegagalan getas komponen struktur bila
terkait dengan penyaluran tulangan
utamanya. Penting bahwa penyebabnya
dan akibatnya perlu dievaluasi.

==== 27.4.5.5 Lendutan yang diukur harus
memenuhi a) atau b):
a)
2
1 20000
t
h
  (27.4.5.5a)
b)
4
1 
  r (27.4.5.5b)

==== R27.4.5.5 Jika struktur tidak
menunjukkan terjadinya kegagalan,
pemulihan defleksi setelah penghilangan
beban uji digunakan untuk menentukan,
apakah kekuatan struktur terpenuhi.
Dalam hal struktur sangat kaku, tidak
perlu dilakukan pengukuran pemulihan,
jika defleksi maksimum kurang dari
ℓt
2/(20000h).

==== 27.4.5.6 Jika 27.4.5.5 tidak dipenuhi, Uji
beban harus diulang, uji beban yang kedua
harus dilakukan paling cepat 72 jam setelah
pelepasan beban uji pertama.

==== 27.4.5.7 Bagian struktur yang diuji pada uji
beban kedua harus dianggap memenuhi
persyaratan jika:
5
2 
  r (27.4.5.7)

==== 27.5 - Tingkat beban tereduksi

==== 27.5.1 Ketentuan untuk tingkat beban yang
lebih rendah - Bila struktur yang diteliti tidak

==== R27.5 - Tingkat beban tereduksi

==== R27.5.1 Ketentuan untuk tingkat beban
yang lebih rendah - Kecuali untuk
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 672 dari 695

memenuhi kondisi atau kriteria dari 27.3 atau

==== 27.4.5, struktur diizinkan untuk digunakan
pada tingkat beban yang lebih rendah
berdasarkan pada hasil uji beban atau
analisis, jika disetujui oleh pihak berwenang.
komponen yang diuji beban telah gagal
dalam pengujian (lihat 27.4.5), pihak
berwenang dapat mengizinkan
penggunaan struktur atau komponen
struktur pada tingkat beban yang lebih
rendah yang dinilai aman berdasarkan
evaluasi kekuatan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 672 dari 695



[ Lanjut Ke BIBLIOGRAFI/REFERENSI PENJELASAN ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel