==== 23. PASAL 23 – MODEL STRUT AND TIE

==== 23.1 - Ruang lingkup

==== 23.1.1 Pasal ini digunakan untuk desain
komponen struktur beton, atau bagian dari
komponen struktur bila beban atau
diskontinuitas geometri menyebabkan
distribusi nonlinear pada regangan
longitudinal sepanjang penampang.

==== 23.1.2 Sebarang komponen struktur
beton, atau daerah diskontinu pada
komponen struktur diizinkan didesain
dengan memodelkan komponen atau
daerah yang diidealisasikan sebagai rangka
batang menurut pasal ini.

==== R23.1 - Ruang lingkup
Diskontinuitas dalam distribusi tegangan
terjadi pada perubahan geometri elemen
struktural atau pada beban terpusat atau
reaksi. Prinsip St. Venant menunjukkan
bahwa tegangan akibat gaya aksial dan
lentur mendekati distribusi linear pada
jarak kira-kira sama dengan keseluruhan
tinggi komponen h yang jauh dari
diskontinuitas. Oleh karena itu, daerah
diskontinuitas diasumsikan menerus
sejarak h dari penampang dimana beban
atau perubahan geometri terjadi.
Daerah yang diarsir pada Gambar

==== R23.1(a) dan (b) menunjukkan tipikal
daerah-D (Schlaich et al. 1987). Asumsi
penampang bidang 9.2.1 tidak berlaku di
daerah tersebut. Secara umum, setiap
bagian dari komponen struktur di luar
daerah-D adalah daerah-B di mana asumsi
penampang bidang teori lentur dapat
diterapkan. Metode desain strut and tie,
seperti yang dijelaskan dalam pasal ini,
didasarkan pada asumsi bahwa daerah-D
dapat dianalisis dan dirancang
menggunakan sambungan sendi (pinjointed)
rangka batang hipotetikal yang
terdiri dari strut dan tie yang terhubung
pada nodal.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 528 dari 695

Gambar R23.1 – Daerah-D dan
diskontinuitas

==== 23.2 - Umum

==== 23.2.1 Model strut and tie terdiri dari strut
dan tie yang terhubung pada nodal untuk
membentuk idealisasi rangka batang.

==== R23.2 - Umum

==== R23.2.1 Untuk rangka batang idealisasi,
strut merupakan komponen tekan, tie
adalah komponen tarik, dan nodal adalah
titik hubung (joint). Rincian penggunaan
model strut and tie terdapat dalam Schlaich
et al. (1987), Collins and Mitchell (1991),
MacGregor (1997), FIP (1999), Menn
(1986), Muttoni et al. (1997), dan ACI
445R. Contoh desain untuk metode strutand-
tie terdapat pada ACI SP-208
(Reineck 2002) dan ACI SP-273 (Reineck
and Novak 2010). Proses desain model
strut-and-tie untuk memikul gaya yang
diberikan yang bekerja dalam daerah-D
disebut sebagai metode strut-and-tie,
mencakup empat langkah berikut:
(a) Diskontinuitas geometri
h1 h2
h1 h2
h
h h
h2
h2
h1
h1
h
h
(b) Diskontinuitas geometri dan beban
h
h
h
h
h
2h
h
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 529 dari 695

1) Menemukan dan memisahkan setiap
daerah-D.
2) Menghitung gaya resultan pada setiap
batas daerah-D.
3) Memilih model dan menghitung
kekuatan dalam strut dan tie untuk
mentransfer gaya resultan melintasi
daerah-D. Sumbu strut dan tie dipilih
kira-kira berhimpit dengan sumbu
medan tekan dan tarik.
4) Merancang strut, tie, dan zona nodal
sehingga mereka memiliki kekuatan
yang cukup. Lebar dari strut dan zona
nodal ditentukan dengan
mempertimbangkan kekuatan beton
efektif yang didefinisikan dalam 23.4.3
dan 23.9.2. Tulangan diberikan sebagai
pengikat dengan mempertimbangkan
kekuatan baja yang ditentukan dalam

==== 23.7.2. Tulangan harus diletakan di
dalam atau di luar zona nodal.
Komponen-komponen model strut-andtie
sebuah balok tinggi bentang tunggal
yang dibebani beban terpusat seperti
terlihat pada Gambar R23.2.1. Dimensi
penampang melintang strut atau tie
ditetapkan tebal dan lebarnya, dan kedua
arah adalah tegak lurus terhadap sumbu
dari strut atau tie. Ketebalan tegak lurus
terhadap bidang, dan lebar berada
sebidang model strut-and-tie. Sebuah tie
terdiri dari tulangan prategang atau
nonpratengang ditambah sebagian dari
beton di sekitarnya yang konsentris
dengan sumbu tie. Beton sekitarnya
dimasukkan untuk menentukan zona
dimana gaya-gaya tie harus diikatkan.
Beton dalam tie tidak digunakan untuk
menahan gaya aksial tie tersebut.
Meskipun tidak secara eksplisit
dipertimbangkan dalam desain, beton di
sekitarnya akan mengurangi elongasi
perpanjangan tie, terutama saat beban
layan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 530 dari 695

Gambar R23.2.1 – Deskripsi model
strut-and-tie

==== 23.2.2 Geometri idealisasi rangka batang
harus konsisten dengan dimensi strut, tie,
zona nodal, area tumpu, dan tumpuan.

==== R23.2.2 Strut, tie, dan zona nodal yang
membentuk model strut-and-tie semuanya
memiliki lebar tertentu, biasanya pada
bidang model, dan ketebalan, biasanya
dimensi tak sebidang dari struktur, yang
seharusnya diperhitungkan dalam memilih
dimensi rangka batang. Gambar

==== R23.2.2(a) dan (b) menunjukkan nodal dan
zona nodal terkait. Gaya vertikal dan
horizontal saling menyeimbangkan gaya
pada strut miring.
Jika lebih dari tiga gaya bekerja pada
zona nodal dalam model strut-and-tie dua
dimensi, seperti ditunjukkan pada Gambar

==== R23.2.2(a), disarankan menyelesaikan
beberapa gaya untuk membentuk tiga gaya
yang berpotongan. Gaya strut bekerja
pada permukaan A-E dan C-E pada
Gambar R23.2.2(a) dapat diganti dengan
satu gaya yang bekerja pada permukaan
A-C seperti yang ditunjukkan pada Gambar

==== R23.2.2(b). Gaya ini melewati nodal D.
Atau, model strut-and-tie dapat dianalisis
dengan asumsi semua gaya strut bekerja
melalui nodal di D, seperti yang ditunjukkan
Gambar R23.2.2(c). Dalam hal ini, gayagaya
dalam dua strut di sisi kanan simpul
D dapat dipecahkan menjadi satu gaya
yang bekerja melalui Titik D, seperti
ditunjukkan pada Gambar R23.2.2(d).
Jika lebar tumpuan pada arah tegak lurus
komponen adalah kurang dari lebar
komponen struktur, tulangan transversal
mungkin diperlukan untuk menahan
pembelahan vertikal di bidang nodal. Ini
dapat dimodelkan menggunakan model
strut-and-tie transversal.
Zona nodal
P
Strut berbentuk
botol
Lebar strut
Tie
Idealisasi strut
prismatik
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 531 dari 695

Gambar R23.2.2 – Resolusi gaya pada
zona nodal

==== 23.2.3 Model strut-and-tie harus mampu
mentransfer semua beban terfaktor ke
tumpuan atau daerah B yang berdekatan.

==== R23.2.3 Model strut-and-tie
merepresentasikan batas bawah kekuatan
batas. Standar ini tidak memerlukan tingkat
minimum tulangan distribusi di daerah-D
yang dirancang oleh pasal ini, tetapi
berlaku untuk balok tinggi di 9.9.3.1 dan
untuk bracket dan korbel dalam 16.5.5.
Tulangan terdistribusi dalam tipe-D yang
serupa akan meningkatkan kinerja
kemampuan layan. Selain itu, lebar retak
dalam tie dapat dikontrol menggunakan
24.3.2, dengan asumsi tie dilingkupi dalam
prisma beton yang sesuai dengan area tie
dari R23.8.1.

==== 23.2.4 Gaya internal dalam model strutand-
tie harus dalam posisi seimbang
dengan beban dan reaksi yang bekerja.

==== 23.2.5 Ties diizinkan melintas strut dan
ties lainnya.

==== 23.2.6 Strut harus berpotongan atau saling
tumpang tindih hanya boleh terjadi pada
nodal.

==== R23.2.6 Zona nodal hidrostatik, menurut
definisi, memiliki tekanan yang sama pada
permukaan yang dibebani; permukaan ini
tegak lurus dengan sumbu strut dan tie
yang bekerja pada nodal. Jenis nodal ini
dianggap sebagai zona nodal hidrostatik
karena tekanan sebidang sama di semua
arah. Secara tegas, terminologi ini tidak
benar karena tegangan sebidang tidak
sama dengan tegangan ke luar bidang.
Zona
nodal
Nodal
D D
A A
B B
D D
C C
E
(a) Strut A-E dan C-E
dapat digantikan
dengan A-C
(b) Tiga strut yang bekerja
pada sebuah zona nodal
(c) Empat gaya bekerja
pada nodal D
(d) Gaya pada sisi kanan
nodal dalam gambar (c)
ditentukan resultantenya
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 532 dari 695

Gambar R23.2.6a(i) menunjukkan zona
nodal C-C-C. Jika tegangan pada
permukaan zona nodal adalah sama di
ketiga strut, rasio panjang dari sisi zona
nodal, wn1:wn2:wn3, berada dalam proporsi
yang sama dengan tiga gaya, C1:C2:C3.
Zona nodal C-C-T dapat
direpresentasikan sebagai zona nodal
hidrostatik jika tie diasumsikan diteruskan
melalui nodal dan diangkur dengan pelat di
sisi yang jauh dari nodal, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar R23.2.6a(ii),
disediakan ukuran pelat yang
menghasilkan tegangan tumpu yang sama
dengan tegangan pada strut. Pelat tumpu
di sisi kiri Gambar. R23.2.6a(ii) digunakan
untuk merepresentasikan pengangkuran
tie yang sebenarnya. Gaya tie dapat
diangkur oleh sebuah pelat atau melalui
penanaman batang lurus (Gambar.

==== R23.2.6a(iii)), batang berkepala, atau
batang berkait. Untuk nodal nonhidrostatik,
permukaan dengan tegangan tertinggi
akan mengontrol dimensi nodal.
Daerah yang diarsir lebih terang pada
Gambar R23.2.6a(ii) adalah zona nodal
yang diperpanjang. Zona nodal yang
diperpanjang merupakan bagian dari
komponen yang diikat dengan
perpotongan lebar strut efektif ws dan lebar
tie efektif wt.
Untuk keseimbangan, setidaknya tiga
gaya harus bekerja pada setiap nodal
dalam model strut-and-tie, seperti yang
ditunjukkan Gambar R23.2.6c. Nodal
diklasifikasikan menurut tanda-tanda gaya
ini. Nodal C-C-C menahan tiga gaya tekan,
Nodal C-C-T menahan dua gaya tekan dan
satu gaya tarik, dan Nodal C-T-T menahan
satu gaya tekan dan dua gaya tarik.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 533 dari 695

Gambar R23.2.6a – Nodal hidrostatik
Gambar R23.2.6b – Zona nodal yang
diteruskan menunjukkan efek distribusi
gaya
T
C2
C2
C3
C1
C1
C2
T
anc, lihat

==== R23.8.2
wnt wt
(i) Geometri
(ii) Gaya tarik terjangkar
oleh pelat angkur
(iii) Gaya tarik terjangkar karena penanaman
Penampang kritis
untuk penyaluran
tulangan tarik
C1
T
C
C
Zona nodal
Pembesaran
zona nodal
(i) Satu lapis tulangan
b sin θ
Wt cos θ
Wt = 2Cb
b
Cb
Ws =Wt cos θ + b sin θ
θ
anc, lihat R23.8.2
Pembesaran
zona nodal
Zona
nodal
T
C
C
Wt
b
b sin θ
(ii) Tulangan terdistribusi
Wt cos θ
θ
Penampang kritis
untuk penyaluran
tulangan tarik
Ws = Wt cos θ + b sin θ
anc , lihat R23.8.2
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 534 dari 695

Gambar R23.2.6c – Klasifikasi nodal

==== 23.2.7 Sudut antara sumbu-sumbu
sebarang strut dan tie yang memasuki
sebuah nodal tidak boleh diambil kurang
dari 25 derajat.
R.23.2.7 Sudut antara sumbu pada suatu
strut dan tie yang bekerja pada nodal harus
cukup besar untuk mencegah retak dan
untuk menghindari ketidaksesuaian karena
pemendekkan strut dan perpanjangan tie
terjadi pada sekitar arah yang sama.
Pembatasan sudut ini mencegah
pemodelan bentang geser di balok ramping
(slender) menggunakan strut miring kurang
dari 25 derajat terhadap tulangan
longitudinal (Muttoni et al. 1997).

==== 23.2.8 Balok tinggi yang didesain
menggunakan model strut and tie harus
memenuhi 9.9.2.1, 9.9.3.1, and 9.9.4.

==== 23.2.9 Braket dan korbel dengan rasio
bentang geser terhadap tinggi αᵥ/d ˂ 2,0
yang didesain menggunakan model strut
and tie harus memenuhi 16.5.2, 16.5.6, dan
Pers. (23.2.9)
0,04  '/    sc c y w A  f f b d (23.2.9)

==== 23.3 - Kekuatan desain

==== 23.3.1 Untuk setiap kombinasi beban
terfaktor yang ada, Kekuatan desain setiap
strut, tie, dan zona nodal dalam suatu model
strut and tie harus memenuhi ϕSn ≥ U
termasuk a) hingga c):
a) Strut: ϕ Fns ≥ Fus
b) Tie: ϕ Fnt ≥ Fut
c) Zona nodal: ϕ Fnn ≥ Fus

==== R23.3 - Kekuatan desain

==== R23.3.1 Beban-beban terfaktor
diaplikasikan ke model strut-and-tie, dan
gaya-gaya di semua strut, tie, dan zona
nodal kemudian dihitung. Apabila terdapat
beberapa kombinasi beban, masingmasing
kombinasi beban harus diperiksa
secara terpisah. Untuk strut, tie, dan zona
nodal yang diberikan, Fu merupakan gaya
terbesar di elemen tersebut untuk semua
kombinasi beban yang ditinjau.

==== 23.3.2 ϕ harus sesuai dengan 21.2

==== 23.4 - Kekuatan strut

==== 23.4.1. Kekuatan tekan nominal strut, Fns,
harus dihitung dengan a) atau b):

==== R23.4 - Kekuatan strut

==== R23.4.1 Lebar strut, ws, yang digunakan
untuk menghitung Acs adalah dimensi tegak
C
C
C C
C
T
C
T
T
(i) Nodal C-C-C (ii) Nodal C-C-T (iii) Nodal C-T-T
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 535 dari 695

a) Strut tanpa tulangan longitudinal
ns ce cs A f F  (23.4.1a)
b) Strut dengan tulangan longitudinal
' ' ns ce cs s s F  f A  A f (23.4.1b)
Dimana Fns harus dievaluasi pada setiap
ujung strut dan diambil nilai terkecil; Acs
merupakan luas penampang pada ujung
strut yang ditinjau; ƒce diberikan dalam

==== 23.4.3; As' merupakan luasan tulangan
tekan sepanjang strut; dan ƒs' merupakan
tegangan tulagan tekan pada kekuatan
tekan nominal strut. Harus diizinkan untuk
menggunakan ƒs' sama dengan ƒy untuk
tulangan Mutu 280 dan Mutu 420.
lurus terhadap sumbu strut pada ujungujung
strut. Lebar strut ini digambarkan
dalam Gambar R23.2.6a(i) dan Gambar

==== R23.2.6b. Apabila model strut-and-tie dua
dimensi adalah sesuai, seperti untuk balok
tinggi, ketebalan strut dapat diambil
sebagai lebar dari komponen struktur
kecuali pada landasan tumpuan dimana
ketebalan dari strut harus sama dengan
ketebalan terkecil dari komponen struktur
atau elemen penumpu.
Kontribusi tulangan pada kekuatan strut
diberikan oleh bagian akhir Pers. (23.4.1b).
Tegangan ƒs' dalam tulangan strut pada
kekuatan nominal dapat diperoleh dari
regangan strut ketika strut runtuh.
Persyaratan-persyaratan pendetailan di

==== 23.6 harus dipenuhi termasuk tulangan
pengekang untuk mencegah tekuk
tulangan strut.

==== 23.4.2 Kekuatan tekan efektif beton pada
strut, fce, harus dihitung sesuai dengan

==== 23.4.3 atau 23.4.4.
R.23.4.2 Dalam desain strut umumnya
diidealkan sebagai komponen struktur
tekan prismatik. Apabila luas sebuah strut
berbeda pada kedua ujungnya, karena
perbedan kekuatan zona nodal pada kedua
ujungnya atau perbedaan panjang
tumpuan, strut diidealkan sebagai suatu
komponen struktur tekan tirus yang
seragam.

==== 23.4.3 Kekuatan tekan efektif beton dalam
sebuah strut, fce, harus dihitung dengan :
0,85 ' ce s c f   f (23.4.3)
dimana βs, sesuai dengan dengan Tabel

==== 23.4.3, yang mengikutsertakan pengaruh
retak dan tulangan kontrol retak pada
kekuatan tekan efektif beton.
Tabel 23.4.3 – Koefisien strut βs
Gemetri dan lokasi
strut
Tulangan
melewati
strut
βs
Strut dengan luas
penampang pada
seluruh panjangnya
seragam
NA 1,0 (a)
Strut yang terletak di
daerah sebuah
komponen dimana
lebar beton yang
tertekan pada
tengah panjang strut
Memenuhi

==== 23.5
0,75 (b)
Tidak
memenuhi

==== 23.5
0,60λ (c)
R.23.4.3 Koefisien kekuatan 0,85fc’ dalam
Pers. (23.4.3) merepresentasikan
kekuatan efektif beton terhadap tekan
tetap, yang sama digunakan dalam Pers.
(22.4.2.2) dan (22.4.2.3).
Nilai βs, di (a) Tabel 23.4.3 berlaku untuk
strut prismatik dan menghasilkan suatu
tegangan yang setara dengan tekanan blok
persegi di dalam daerah tekan dari balok
atau kolom.
Nilai βs di (b) Tabel 23.4.3 berlaku untuk
strut berbentuk botol seperti yang
ditunjukkan dalam gambar R23.4.3.
Sebuah strut berbentuk botol merupakan
strut yang terletak dalam bagian komponen
struktur dimana lebar dari beton yang
tertekan pada pertengahan bentang suatu
strut yang menyebar secara lateral.
(Schlaich et al.1987; MacGregor 1997).
Kurva yang terputus-putus dari strut dalam
Gambar R23.2.1 dan kurva yang solid
dalam Gambar R23.4.3 kira-kira
mengambarkan batasan-batasan strut
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 536 dari 695

dapat melebar ke
arah lateral (strut
berbentuk botol)
Strut yang terletak di
komponen struktur
tarik atau di daerah
tarik komponen
struktur
NA 0,40 (d)
Kasus lainnya NA 0,60λ (e)
berbentuk botol. Untuk penyederhanaan
desain, strut berbentuk botol diidealkan
sebagai penampang prismatik atau tirus,
dan tulangan pengontrol retak dari 23.5.3
disediakan untuk menahan tarik
transversal. Luas penampang Ac, strut
berbentuk botol diambil sebagai luas
penampang terkecil pada kedua ujung
strut. Merujuk ke Gambar R23.4.3(a).
Nilai βs, di (c) berlaku untuk strut
berbentuk botol tanpa tulangan
transversal. Kekuatan sebuah strut tanpa
tulangan transversal direduksi dengan tarik
transversal tak terkekang. Merujuk ke
Gambar R23.4.3(a).
Nilai βs di (d) berlaku, sebagai contoh
untuk strut tekan dalam suatu model strutand-
tie digunakan untuk mendesain
tulangan longitudinal dan transversal dari
tarik sayap balok, gelagar box, dan dinding.
Nilai yang rendah dari βs mencerminkan
bahwa strut butuh untuk mentransfer tekan
dalam suatu zona dimana tegangan tarik
bekerja tegak lurus terhadap strut.
Nilai βs, di (e) berlaku untuk semua kasus.
Contohnya strut berbentuk kipas dan
medan diagonal tekan di daerah-B
Nilai βs dalam (c) dan (e), yang diatur oleh
belah longitudinal strut, termasuk faktor
koreksi λ untuk beton ringan. Beton ringan
memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah
dan kegetasan yang tinggi yang dapat
mengurangi kekuatan strut.
Gambar R23.4.3 – Strut berbentuk
botol: (a) retakan dari strut berbentuk
botol; dan (b) model strut and tie
berbentuk botol

==== 23.4.4 Jika tulangan pengekang dipasang
sepanjang strut dan efeknya direkam dalam
uji dan analisis, maka diizinkan untuk
Strut
Tie
2
1
1
2
Retak
Lebar untuk
menghitung Ac
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 537 dari 695

meningkatkan nilai ƒce ketika menghitung
Fns.

==== 23.5 - Tulangan yang melewati strut
berbentuk botol

==== 23.5.1 Untuk strut berbentuk botol yang
didesain dengan βs = 0,75, tulangan yang
menahan tarik melintang akibat adanya
penyebaran gaya tekan pada strut harus
melewati sumbu strut. Diizinkan untuk
menentukan gaya tarik melintang dengan
mengasumsikan gaya tekan pada strut
berbentuk botol menyebar dengan
kemiringan paralel 2:1 tegak lurus terhadap
sumbu strut.

==== R23.5 - Tulangan yang melewati strut
berbentuk botol

==== R23.5.1 Tulangan yang dibutuhkan oleh

==== 23.5.1 terkait dengan gaya tarik pada beton
karena penyebaran strut. Jumlah tulangan
transversal dapat dihitung menggunakan
model strut-and-tie ditunjukkan dalam
Gambar R23.4.3(b) dimana strut yang
merepresentasikan penyebaran gaya
tekan yang bekerja dengan kemiringan 1:2
terhadap sumbu gaya tekan yang
diterapkan. Tulangan yang dipasang untuk
menahan gaya belah (splitting) menahan
lebar retak, membolehkan strut untuk
menahan gaya aksial lebih, dan
mengizinkan beberapa redistribusi gaya.
Alternatifnya, untuk ƒc' yang tidak melebihi
40 MPa, Pers. (23.5.3) dapat digunakan
untuk memilih luas tulangan transversal
terdistribusi.

==== 23.5.2 Tulangan yang disyaratkan pada

==== 23.5.1 harus diteruskan melewati strut
sesuai dengan 25.4.

==== 23.5.3 Distribusi tulangan yang dihitung
sesuai dengan Pers. (23.5.3) dan melewati
sumbu strut harus memenuhi 23.5.1 jika fc’
< 40 MPa.
 sin  0,003 i
s i
si
b s
A
 (23.5.3)
dimana Asi adalah luasan total tulangan
yang terdistribusi dengan spasi si pada arah
i dari tulangan yang melewati strut pada
sudut αi terhadap sumbu strut dan bs adalah
lebar dari strut.

==== R23.5.3 Gambar R23.5.3 menunjukkan
dua lapisan tulangan memotong retak strut.
Tulangan ini akan membantu
mengendalikan retak dalam suatu strut
berbentuk botol (merujuk Gambar R23.4.3)
dan menghasilkan kapasitas strut yang
lebih besar daripada apabila tulangan
terdistribusi ini tidak dimasukkan. Subskrip
i dalam Pers. (23.5.3) adalah 1 untuk
batang vertikal dan 2 untuk batang
horizontal. Pers. (23.5.3) tertulis dalam
bentuk suatu rasio tulangan, bukan dalam
bentuk tegangan, untuk menyederhanakan
perhitungan.
Seringkali, tulangan terdistribusi ini sulit
untuk ditempatkan dalam struktur-struktur
seperti pile cap. Apabila tulangan tidak
disediakan, nilai βs, diberikan dalam poin
(c) di Tabel 23.4.3 seharusnya digunakan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 538 dari 695

Gambar R23.5.3 – Tulangan melintasi
sebuah strut

==== 23.5.3.1 Distribusi tulangan yang
disyaratkan oleh 23.5.3 harus dipasang
tegak lurus dengan sudut α1 dan α2 terhadap
sumbu strut, atau pada satu arah dengan
sudut α1 terhadap sumbu strut. Bila tulangan
dipasang hanya pada satu arah, nilai α1
paling tidak 40 derajat.

==== R23.5.3.1 Satu contoh yang penting dari
penerapan 23.5.3.1 adalah pada korbel
dengan rasio geser bentang-tinggi kurang
dari 1,0, yang mana tulangan terdistribusi
dibutuhkan untuk memenuhi 23.5.1
biasanya tersedia dalam bentuk sengkang
horizontal memotong strut tekan miring,
seperti ditunjukkan dalam Gambar
R16.5.1b.

==== 23.6 - Pendetailan tulangan strut R23.6 - Pendetailan tulangan strut

==== 23.6.1 Tulangan tekan pada strut harus
sejajar dengan sumbu strut dan tertutup di
sepanjang strut dengan sengkang ikat
tertutup sesuai 23.6.3 atau oleh sengkang
spiral sesuai 23.6.4.

==== R23.6.1 Merujuk ke R23.4.1.

==== 23.6.2 Tulangan tekan pada strut harus
diangkurkan hingga mencapai fs’ pada
muka atau zona nodal, dimana fs’ dihitung
sesuai 23.4.1.

==== 23.6.3 Sengkang ikat tertutup yang
menutup tulangan tekan pada strut harus
memenuhi 25.7.2 dan pasal ini.
As2
S1
S2
α1
α2
As1
Sumbu
strut
Batas
strut Strut
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 539 dari 695


==== 23.6.3.1 Spasi sengkang ikat tertutup, s,
disepanjang strut tidak boleh melebihi nilai
terkecil dari a) hingga c):
a) Dimensi terkecil dari penampang strut
b) 48db dari batang atau kawat yang
digunakan pada tulangan sengkang ikat
c) 16db dari tulangan tekan

==== 23.6.3.2 Sengkang ikat tertutup yang
pertama harus diletakkan tidak lebih dari
0,5s dari muka zona nodal pada setiap
bagian akhir strut.

==== 23.6.3.3 Sengkang ikat tertutup harus
disusun sedemikian hingga sehingga setiap
sudut dan tulangan longitudinal memiliki
penumpu lateral yang berasal dari ikat
silang atau sudut sengkang ikat dengan
sudut tidak lebih dari 135 derajat dan
tulangan longitudinal tidak lebih jauh 150
mm pada setiap sisi sepanjang tie dari
batang penumpu lateral tersebut.

==== R23.6.3.3 Merujuk ke R25.7.2.3.

==== 23.6.4 Spiral yang menutup tulangan
tekan pada strut harus memenuhi 25.7.3.

==== 23.7 - Kekuatan tie

==== 23.7.1 Tulangan tie dapat berupa tulangan
nonprategang atau prategang.

==== 23.7.2 Kekuatan tarik nominal dari tie, Fnt,
harus dihitung sebagai berikut:
nt ts y tp se p  F  A f  A f  f (23.7.2)
dimana (fse + Δfp) tidak boleh melebihi ƒpy,
dan Atp adalag nol untuk komponen struktur
nonprategang.

==== 23.7.3 Pada Pers. (23.7.2), Δƒp boleh
diambil sama dengan 420 MPa untuk
tulangan prategang dengan lekatan dan 70
MPa untuk tulangan prategang tanpa
lekatan. Nilai Δƒp yang lebih tinggi boleh
diambil jika dibuktikan dari analisis.

==== 23.8 - Pendetailan tulangan tie

==== 23.8.1 Titik berat dari tulangan tie harus
sesuai dengan sumbu tie yang diasumsikan
pada model strut-and-tie.

==== R23.8 - Pendetailan tulangan tie

==== R23.8.1 Lebar tie efektif yang
diasumsikan dalam desain, wt, bisa
bervariasi antara batasan-batasan berikut,
tergantung pada distribusi tulangan tie:
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 540 dari 695

a) Apabila tulangan-tulangan tie berada
dalam satu lapisan, lebar tie yang efektif
bisa diambil sebagai diameter dari
tulangan tie ditambah dua kali selimut
beton menuju permukaan dari tulangantulangan
tersebut seperti ditunjukkan
dalam Gambar R23.2.6b(i).
b) Batas atas yang praktis dari lebar tie
dapat diambil sebagai lebar yang sesuai
dengan lebar hidrostatik zona nodal,
terhitung seperti Wt,max = Fnt/(ƒcebs),
dimana ƒce dihitung untuk zona nodal
sesuai dengan 23.9.2.
Apabila lebar tie melebihi nilai dari a),
tulangan tie harus didistribusikan secara
merata kira-kira sepanjang lebar dan
ketebalan tie, seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar R23.2.6b(ii).

==== 23.8.2 Tulangan tie harus diangkur
dengan alat mekanis, alat angkur
pascatarik, kait standar atau penyaluran
lurus tulangan sesuai dengan 23.8.3.

==== R23.8.2 Pengangkuran tie sering
membutuhkan perhatian khusus seperti
pada zona nodal korbel atau zona nodal
berdekatan dengan tumpuan eksterior
pada balok tinggi. Tulangan-tulangan
dalam tie harus diangkur sebelum keluar
dari zona nodal di titik yang didefinisikan
oleh perpotongan pusat tulangan dalam tie
dan perpanjangan garis kerja strut maupun
daerah tumpuan. Panjang ini adalah ℓanc.
Dalam Gambar R23.2.6b hal ini terjadi bila
garis perpanjangan zona nodal terpotong
oleh pusat tulangan tie. Beberapa
pengangkuran dapat dicapai dengan
meneruskan tulangan melalui zona nodal
seperti ditunjukkan dalam Gambar

==== R23.2.6a(iii) dan R23.2.6b, dan penyaluran
melewati zona nodalnya. Apabila tie
diangkurkan menggunakan kait 90 derajat,
kait harus dikekang dalam tulangan untuk
menghindari retak sepanjang bagian luar
kait di daerah tumpuan.
Pada balok tinggi, batang hairpin
disambung dengan tulangan tie bisa
digunakan untuk mengangkur gaya tie
pada tumpuan eksterior, asal lebar balok
cukup besar untuk menampung batangbatang
tersebut.
Gambar R23.8.2 menunjukkan dua
batang tie terangkur pada zona nodal.
Penyaluran dibutuhkan dimana pusat tie
memotong garis perpanjangan zona nodal.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 541 dari 695

Panjang penyaluran tulangan tie bisa
dikurangi melalui kait, batang berkepala,
angkur mekanis, tambahan kekangan, atau
dengan penyambungan dengan lapisan
batang-batang yang lebih kecil.

==== 23.8.3 Tulangan tie harus diteruskan
sesuai dengan persyaratan a) atau b):
a) Perbedaan anatara gaya tie pada satu
sisi dari sebuah titik dan gaya tie pada
sisi lainnya harus diteruskan pada zona
nodal.
b) Pada zona nodal yang mengangkurkan
satu atau lebih ties, gaya tie pada setiap
arah harus diteruskan apa titik berat
tulangan melebihi perpanjangan zona
nodal.
Gambar. R23.8.2 – Zona perpanjangan
nodal menjangkar dua tie

==== 23.9 - Kekuatan zona nodal

==== 23.9.1 Kekuatan nominal dari zona nodal,
Fnn, harus dihitung dengan:
Fnn  fceAnz (23.9.1)
dimana ƒce ditetapkan dalam 23.9.2. atau

==== 23.9.3 dan Anz diberikan dalam 23.9.4 atau

==== 23.9.5.

==== R23.9 - Kekuatan zona nodal

==== 23.9.2 Kekuatan tekan efektif beton pada
muka dari zona nodal, ƒce, harus dihitung
dengan:
0,85 ' ce n c f   f (23.9.2)
dimana βn harus di sesuai Tabel 23.9.2.
Tabel 23.9.2 – Koefisien zona nodal βn
Konfigurasi zona nodal βn
Zona nodal yang dibatasi oleh
strut, area tumpuan atau
keduanya
1,0 (a)
Zona nodal yang mengangkurkan
satu tie
0,80 (b)
Zona nodal yang mengangkurkan
dua atau lebih tie
0,60 (c)

==== R23.9.2 Nodal dalam model dua dimensi
bisa diklasifikasikan seperti ditunjukkan
dalam Gambar R23.2.6c. Kekuatan tekan
efektif dari zona nodal diberikan oleh Pers.
(23.9.2) dimana nilai βn diberikan dalam
Tabel 23.9.2.
Nilai βn yang lebih rendah mencerminkan
peningkatan derajat gangguan di zona
nodal karena inkompatibilitas regangan
tarik dalam tie dan regangan tekan dalam
strut. Tegangan pada setiap zona nodal
atau pada setiap penampang yang
melewati zona nodal tidak boleh melebihi
nilai yang diberikan oleh Pers. (23.9.2).
T
T
anc
anc
Tie
Tie
Wt
Perpanjangan
zona nodal
Strut
Zona
nodal
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 542 dari 695


==== 23.9.3 Jika tulangan pengekangan
dipasang pada zona nodal dan efeknya
tercatat oleh pengujian dan analisis, maka
diizinkan untuk meningkatkan nilai ƒce ketika
menghitung Fnn.

==== 23.9.4 Luasan dari setiap muka zona
nodal, Anz, harus diambil nilai terkecil antara
poin a) dan b):
a) Luasan dari muka zona nodal yang tegak
lurus dengan garis aksi dari Fus
b) Luasan dari penampang zona nodal
yang tegak lurus dengan garis aksi dari
resultan gaya yang bekerja pada
penampang tersebut

==== R23.9.4 Apabila tegangan-tegangan
dalam semua strut yang bertemu pada satu
nodal adalah sama, zona nodal hidrostatik
dapat digunakan. Muka dari zona nodal
seperti itu tegak lurus terhadap sumbu
strut, dan lebar dari muka zona nodal
adalah proporsional terhadap gaya dalam
strut.
Tegangan-tegangan pada muka nodal
yang tegak lurus terhadap sumbu strut dan
tie adalah tegangan-tegangan utama, dan

==== 23.9.4a) dapat digunakan.
Apabila, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar R23.2.6b(ii), muka dari zona nodal
tidak tegak lurus terhadap sumbu strut,
maka akan ada tegangan geser dan
tegangan normal pada muka zona nodal.
Biasanya, tegangan-tegangan ini
digantikan dengan tegangan normal
(tegangan tekan utama) bekerja pada luas
penampang Anz, yang diambil tegak lurus
terhadap sumbu strut seperti yang
diberikan dalam 23.9.4(a).

==== 23.9.5 Dalam model strut dan tie tiga
dimensi, luas pada tiap muka zona nodal
harus sekurang-kurangnya yang diberikan
dalam 23.9.4, dan bentuk pada tiap muka
zona nodal harus serupa dengan bentuk
proyeksi dari ujung strut sesuai muka zona
nodal.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 543 dari 695

PASAL 24 – PERSYARATAN KEMAMPUAN LAYAN


[ Lanjut Ke PASAL 24 – PERSYARATAN KEMAMPUAN LAYAN ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel