==== 22.9 - Geser friksi

==== 22.9.1 Umum

==== 22.9.1.1 Pasal ini harus diterapkan jika
dipandang perlu untuk meninjau penyaluran
geser melalui suatu bidang tertentu, seperti
bidang retak eksisting atau atau daerah
yang mempunyai potensi retak, pada
bidang kontak permukaan antara material
yang berbeda, atau bidang kontak antara
dua beton yang dicor dalam waktu berbeda.

==== R22.9 - Geser friksi

==== R22.9.1 Umum

==== R22.9.1.1 Tujuan pasal ini adalah untuk
menyediakan metode desain terhadap
kemungkinan terjadinya kegagalan geser
gelincir (sliding shear) pada suatu bidang.
Kondisi ini termasuk bidang yang terbentuk
oleh retak pada beton monolit, bidang
kontak antara beton dan baja, dan bidang
kontak antara beton yang dicor dalam
waktu berbeda (Birkeland and Birkeland
1996; Mattock and Hawkins 1972).
Meskipun beton yang tak retak relatif
tahan terhadap geser langsung, selalu ada
kemungkinan retak terjadi pada lokasi yang
tidak terduga. Konsep geser-friksi ini
mengasumsi bahwa retak akan selalu
Daerah
terbeban
A1
45o
45o
Denah
Daerah terbeban A1
Beban
A2 diukur pada bidang ini
2
1
Potongan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 521 dari 695

terjadi, dan bahwa tulangan harus
disediakan melewati retak untuk menahan
perpindahan relatif sepanjang retak
tersebut. Bila geser bekerja sepanjang
sebuah retakan, sebuah bidang retak
bergeser relatif terhadap yang lainnya. Jika
muka retak adalah kasar dan tak beraturan,
pergeseran ini disertai dengan pemisahan
bidang retak. Pada kekuatan nominal,
pemisahan ini cukup menegangkan
tulangan yang melintasi retak dalam tarik
sampai titik lelehnya. Tulangan tarik
memberikan gaya jepitan Avf fy pada muka
retak. Geser yang bekerja kemudian akan
ditahan oleh friksi di antara bidang retak,
dengan tahanan terhadap geser oleh
tonjolan-tonjolan bidang retak, dan dengan
aksi dowel tulangan yang melintasi retak.
Berhasilnya penerapan ini bergantung dari
asumsi pemilihan lokasi untuk retak yang
tepat (PCI MNL; Birkeland and Birkeland
1966).

==== 22.9.1.2 Luas perlu tulangan geser-friksi
berdasarkan asumsi bidang geser, Avf,
dihitung sesuai 22.9.4. Sebagai alternatif,
diperbolehkan untuk menggunakan metode
desain transfer geser yang menghasilkan
prediksi kekuatan yang mendekati dengan
hasil uji yang komprehensif.

==== R22.9.1.2 Hubungan antara kekuatan
transfer-geser dan tulangan yang melintasi
bidang geser dapat dirumuskan dengan
berbagai cara. Pers. (22.9.4.2) dan Pers.
(22.9.4.3) berdasarkan dari model geserfriksi
dan memberikan perdiksi kekuatan
transfer-geser yang konservatif.
Hubungan lain yang memberikan
estimasi kekuatan transfer-geser lebih
akurat pada bagian ini dapat digunakan
sesuai persyaratan-persyaratan dalam
pasal ini. Contoh dari prosedur ini bisa
ditemukan pada PCI Design Handbook
(PCI MNL 120), Mattock et al. (1976b), dan
Mattock (1974).

==== 22.9.1.3 Nilai fy yang digunakan untuk
menghitung Vn untuk geser friksi tidak boleh
melebihi batas pada 20.2.2.4.

==== 22.9.1.4 Persiapan permukaan untuk
bidang geser yang diasumsikan untuk
desain harus disebutkan secara spesifik
dalam dokumen konstruksi.

==== R22.9.1.4 Untuk beton yang dicor
terhadap beton yang telah mengeras atau
baja struktural, 26.5.6.1 membutuhkan
perencana ahli bersertifikat untuk
menyebutkan secara spesifik persiapan
permukaan beton dalam dokumen
konstruksi.

==== 22.9.2 Kekuatan perlu
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 522 dari 695


==== 22.9.2.1 Gaya terfaktor melewati asumsi
bidang geser harus dihitung sesuai dengan
kombinasi beban terfaktor pada Pasal 5 dan
prosedur analisis pada Pasal 6.

==== 22.9.3 Kekuatan desain

==== 22.9.3.1 Kekuatan desain geser melewati
bidang geser harus memenuhi
persayaratan berikut:
nuVV (22.9.3.1)
untuk setiap kombinasi beban terfaktor
yang diterapkan.

==== 22.9.4 Kekuatan geser nominal

==== 22.9.4.1 Nilai Vn pada asumsi bidang
geser harus dihitung sesuai ketentuan pada

==== 22.9.4.2 atau 22.9.4.3. Vn tidak boleh
melebihi ketentuan pada 22.9.4.4.

==== R22.9.4 Kekuatan geser nominal

==== 22.9.4.2 Jika tulangan geser-friksi tegak
lurus terhadap bidang geser, kekuatan
geser nominal pada asumsi bidang geser
harus dihitung dengan ketentuan berikut:
Vn  Avf fy (22.9.4.2)
dimana Avf adalah luas tulangan yang
berpotongan dengan asumsi bidang geser
untuk menahan geser, dan μ adalah
koefisien friksi sesuai Tabel 22.9.4.2.
Tabel 22.9.4.2 – Koefisien friksi
Kondisi permukaan
kontak
Koefisien
friksi 𝝁[𝟏]

==== R22.9.4.2 Luasan yang dibutuhkan untuk
tulangan geser-friksi Avf dihitung dengan
persamaan berikut:
u
vf
y
V
A =
f μ
(R22.9.4.2)
Batas atas kekuatan geser yang dapat
dicapai menggunakan Pers. (22.9.4.2)
diberikan pada 22.9.4.4.
Dalam metode perhitungan geser-friksi,
diasumsikan bahwa semua tahanan geser
adalah disebabkan oleh friksi di antara
bidang retak. Karena itu penting untuk
menggunakan nilai koefisien friksi yang
tinggi pada persamaan geser-friksi
sehingga nilai kekuatan geser yang
dihitung akan sesuai dengan hasil uji.
Untuk beton yang dicor di atas
permukaan beton yang telah mengeras
dan tidak dikasarkan sesuai 22.9.4.2,
adanya tahanan geser utamanya
disebabkan karena aksi dowel tulangan.
Hasil uji (Mattock 1977) mengindikasikan
bahwa nilai μ = 0, 6λ yang direduksi secara
spesifik untuk kasus ini bisa digunakan.
Untuk beton yang dicor pada baja gilas
struktural, tulangan untuk transfer-geser
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 523 dari 695

Beton yang dicor secara
monolit
1,4λ a)
Beton yang dicor diatas
permukaan beton yang
telah mengeras yang
bersih, bebas material
halus (laitance), dan
sengaja dikasarkan sampai
amplitudo penuh kira-kira 6
mm.
1,0λ b)
Beton yang dicor diatas
permukaan beton yang
telah mengeras yang
bersih, bebas material
halus (laitance), dan secara
sengaja tidak dikasarkan.
0,6λ c)
Beton yang dicor diatas
permukaan baja struktural
yang bersih, tidak di cat,
dan dengan geser yang di
transfer pada permukaan
dengan stud berkepala,
atau tulangan ulir yang
dilas, atau kawat.
0,7λ d)
[1]λ = 1,0 dari berat normal beton; λ = 0,75 untuk semua beton
ringan. Sebaliknya, λ dihitung berdasarkan proporsi volume
dari agregat ringan dan normal sesuai 19.2.4, tapi tidak
melebihi 0,85.
bisa saja berbentuk batang tulangan atau
stud berkepala. Desain konektor geser
(shear connector) untuk aksi komposit
pelat beton dan balok baja tidak diatur
dalam standar ini. Ketentuan untuk desain
konektor geser tertera dalam AISC 360
atau SNI 1729.

==== 22.9.4.3 Jika tulangan geser-friksi terletak
membentuk sudut terhadap bidang geser
sehingga gaya geser yang bekerja
menghasilkan gaya tarik pada tulangan
geser-friksi, kekuatan geser nominal pada
asumsi bidang geser dihitung dengan:
 sin cos  n vf y V  A f     (22.9.4.3)
dimana 𝜶 adalah sudut antara tulangan
geser-friksi dan asumsi bidang geser, dan 𝛍
adalah koefisien friksi yang tercantum pada
Tabel 22.9.4.2.

==== R22.9.4.3 Tulangan geser-friksi miring
diilustrasikan pada Gambar R22.9.4.3
(Mattock 1974), dimana 𝜶 adalah sudut
tajam antara batang tulangan dan bidang
geser. Pers. (22.9.4.3) hanya berlaku jika
komponen gaya geser sejajar dengan
tulangan yang menghasilkan tarik dan
komponen gaya yang sejajar dengan
bidang geser menahan sebagian gaya
geser, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar R22.9.4.3a.
Jika komponen geser-friksi terletak miring
sehingga komponen gaya geser sejajar
dengan tulangan yang menghasilkan
tekan, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar R22.9.4.3b, maka geser friksi tidak
berlaku (Vn=0).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 524 dari 695

Gambar R22.9.4.3a–Tarik pada tulangan
geser friksi
Gambar R22.9.4.3b – Tekan pada
tulangan

==== 22.9.4.4 Nilai 𝑽𝒏 melewati asumsi bidang
geser tidak boleh melebihi batas pada Tabel

==== 22.9.4.4. Dimana beton yang mempunyai
kekuatan berbeda dicor satu sama lain, nilai
fc
’ yang lebih kecil digunakan pada Tabel

==== 22.9.4.4.

==== R22.9.4.4 Adanya batas atas pada
kekuatan geser friksi penting, seperti Pers.
(22.9.4.2) dan Pers. (22.9.4.3) mungkin
tidak konservatif untuk beberapa kasus
(Kahn and Mitchell 2002; Mattock 2001).
α
Asumsi bidang
retak dan geser
Gaya geser
Tarik pada
tulangan
Tulangan geser
friksi, Avf
Vn sesuai Pers. (17.6.4.3)
Vu
Asumsi bidang retak dan
geser
Gaya geser
Tulangan
Vu
Tekan pada
tulangan
Perilaku geser-friksi tidak berlaku
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 525 dari 695

Tabel 22.9.4.4 – Nilai 𝑽𝒏 maksimum
pada asumsi bidang geser
Kondisi
permukaan
Nilai maksimum 𝑽𝒏
Beton normal
yang dicor
diatas
permukaan
beton yang
telah
mengeras, dan
sengaja
dikasarkan
sampai
amplitude
penuh sekitar 6
mm
Terkecil
dari a),
b), dan
c)
0,2 ' ccfA a)
3,3 0,08 ' c c  f A b)
11 c A c)
Kasus lain
Terkecil
dari d)
dan e)
0,2 ' ccfA d)
5, 5 c A e)

==== 22.9.4.5 Gaya tekan netto permanen yang
bekerja pada bidang geser boleh
diperhitungkan sebagai tambahan terhadap
gaya pada tulangan geser friksi Avf fy pada
saat menghitung Avf perlu.

==== R22.9.4.5 Ketentuan ini didukung oleh
data uji (Mattock and Hawkins 1972) dan
harus digunakan untuk mereduksi jumlah
tulangan geser-friksi perlu jika gaya tekan
yang bekerja pada bidang geser bersifat
permanen.

==== 22.9.4.6 Luas tulangan perlu untuk
menahan gaya tarik netto terfaktor yang
bekerja pada asumsi bidang geser harus
ditambahkan pada luas tulangan perlu
untuk geser-friksi pada asumsi bidang
geser.

==== R22.9.4.6 Tarik pada bidang geser dapat
menyebabkan kekangan deformasi karena
perubahan suhu, rangkak, dan susut.
Bila momen berkerja pada bidang geser,
lentur tekan dan tarik adalah dalam kondisi
setimbang dan tidak merubah resultan
gaya tekan Avffy pada bidang geser atau
tahanan geser-friksi. Oleh karena itu, tidak
perlu menyediakan tulangan tambahan
untuk menahan tegangan tarik lentur,
kecuali kebutuhan tulangan tarik lentur
melebihi jumlah tulangan transfer-geser
pada daerah tarik lentur (Mattock et al.
1975).

==== 22.9.5 Pendetailan untuk tulangan geserfriksi

==== 22.9.5.1 Tulangan pada bidang geser
untuk memenuhi 22.9.4 harus di angkur
agar mampu mengembangkan fy pada
kedua sisi bidang geser.

==== R22.9.5 Pendetailan untuk tulangan
geser-friksi

==== R22.9.5.1 Jika tidak ada momen bekerja
pada bidang geser, tulangan harus di
distribusikan secara merata pada bidang
geser untuk meminimalisir lebar retak. Jika
momen bekerja pada bidang geser,
tulangan transfer-geser harus ditempatkan
terutama pada daerah tarik lentur.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 526 dari 695

Angkur bisa dikembangkan dengan
lekatan, dengan perangkat angkur
mekanik, atau dowel berulir dan sisipan
sekrup (screw inserts). Batasan spasi
kadang dibutuhkan pada perangkat angkur
mekanikal. Untuk angkur dengan stud
berkepala pada beton, metodenya
mengacu pada PCI Design Handbook
untuk beton pracetak dan beton prategang
(PCI MNL 120).
Pengangkuran tulangan geser-friksi
harus mengikat tulangan utama; jika tidak,
potensial retak dapat melewati antara
tulangan geser-friksi dan badan beton.
Persyaratan ini terutama berlaku untuk
stud berkepala las dengan sisipan baja.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 527 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 23 – MODEL STRUT AND TIE
... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel