== 22.8 – Tumpu

==== 22.8.1 Umum

====== 22.8.1.1 Pasal 22.8 harus diterapkan pada
perhitungan kekuatan tumpu dalam
komponen strktur beton.

== R22.8 - Tumpu

==== R22.8.1 Umum

====== 22.8.1.2 Kekuatan tumpu sesuai dengan
pasal 22.8 tidak dapat diterapkan pada
daerah pengangkuran pascatarik atau pada
model strut-and-tie.

====== R22.8.1.2 Karena daerah pengangkuran
pascatarik biasanya didesain sesuai
dengan pasal 25.9, sehingga ketentuan
untuk kekuatan tumpu pada 22.8 tidak
dapat diterapkan.

==== 22.8.2 Kekuatan perlu

====== 22.8.2.1 Gaya tekan terfaktor yang
ditransfer melalui tumpuan harus dihitung
sesuai dengan kombinasi beban terfaktor
yang di definisikan pada Pasal 5 dan
prosedur analisis pada Pasal 6.

==== 22.8.3 Kekuatan desain

====== 22.8.3.1 Kekuatan tumpu desain harus
memenuhi:
n u BB (22.8.3.1)
untuk setiap kombinasi pembebanan yang
diterapkan.

==== R22.8.3 Kekuatan desain

====== 22.8.3.2 Kekuatan tumpu nominal Bn
dihitung sesuai dengan Tabel 22.8.3.2 ,
dimana A1 adalah luasan daerah yang
dibebani, dan A2 adalah luasan bagian
dasar piramida, kerucut, atau baji miring
(tapered wedge) di tumpuan dan bagian
atas frustum sama dengan daerah yang
dibebani. Perbandingan kemiringan vertikal
dan horizontal pada sisi samping piramida,
kerucut, atau baji miring adalah 1:2.

Tabel 22.8.3.2 – Kekuatan tumpu
nominal
Geometri
daerah tumpu
Bn
Permukaan
daerah
tumpuan
Nilai
terkecil
  2 1 / 0,85 ' c g A A f A
a)

====== R22.8.3.2 Tegangan tumpu (bearing
stress) yang diizinkan sebesar 0,85fc’
berdasarkan pada hasil uji Hawkins (1968).
Dimana luasan pendukung lebih luas
daripada luasan daerah yang dibebani
pada semua sisi, dengan beton di
sekitarnya mengekang daerah tumpuan,
menghasilkan peningkatan kekuatan
tumpu. Tidak ada tebal minimum yang
disyaratkan untuk tumpuan, karena
tumpuan dikontrol berdasarkan
persyaratan geser pons (punching shear)
pada 22.6.
𝑨𝟏 adalah luasan yang dibeban tetapi
tidak lebih besar dibandingkan pelat tumpu
atau luasan penampang tumpunya.
Jika bagian teratas tumpuan berbentuk
miring atau berundak, keuntungan masih
dapat diperoleh pada kondisis dimana
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 519 dari 695

lebih luas
pada semua
sisi daripada
daerah
terbebani
dari a)
dan b)   1 2 0,85 ' c fA
b)
Kasus lain 1 0,85 ' c fA c)
komponen tumpuan lebih besar dari
daerah yang dibebani, asalkan komponen
pendukung tidak miring pada sudut yang
terlalu besar. Gambar R22.8.3.2
mengilustrasikan penggunaan frustum
untuk mencari nilai A2 pada tumpuan yang
menerima transfer beban vertikal.
Kekuatan tumpu yang cukup harus
diberikan apabila transfer gaya tekan
terjadi pada arah tidak normal pada
permukaan tumpuan. Untuk kasus ini,
pasal ini hanya berlaku untuk komponen
normal, dan komponen tangensial harus
ditransfer dengan metode yang lain, seperti
baut angkur atau penahan geser (shear
lug).
Frustum harus tidak rancu dengan
lintasan penyebaran beban yang berjalan
sampai ke bawah tumpuan. Lintasan
beban tersebut akan mempunyai sisi yang
lebih curam. Frustum mempunyai sisi yang
lebih datar untuk memastikan adanya
beton mengelilingi daerah tegangan tinggi
pada tumpuan.
Dimana gaya tarik terjadi pada bidang
tumpuan, dimungkinkan untuk mereduksi
tegangan tumpu iizn, memasang tulangan
pengekang, atau keduanya. Pedoman
mengenai hal ini dijelaskan di PCI Design
Handbook untuk beton pracetak dan
prategang (PCI MNI, 120).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 520 dari 695


Gambar R22.8.3.2 – Penggunaan
frustum untuk menemukan nilai A2
dalam tumpuan bertelapak


[ Lanjut Ke 22.9 - Geser friksi
... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel