== 22.7 - Kekuatan torsi

== R22.7 - Kekuatan torsi
Desain untuk torsi pada pasal ini
berdasarkan analogi rangka batang ruang
tabung dinding tipis. Balok yang menerima
torsi dianggap sebagai tabung dinding tipis
dengan mengabaikan penampang beton
inti balok solid seperti yang ditunjukkan di
Gambar R22.7 (a). Segera setelah balok
beton bertulang retak oleh torsi, kekuatan
torsi terutama disediakan oleh sengkang
tertutup dan tulangan longitudinal yang
ditempatkan di dekat permukaan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 508 dari 695

komponen struktur. Dalam analogi tabung
dinding tipis, kekuatan diasumsikan
disediakan oleh kulit luar penampang
secara kasar terpusat dalam sengkang
tertutup. . Baik penampang berongga
maupun solid dianggap sebagai tabung
dinding tipis baik sebelum maupun
sesudah retak.
Di tabung dinding tipis tertutup, hasil
perkalian tegangan geser τ dan tebal
dinding t di sembarang titik di perimeter
tabung diketahui sebagai aliran geser
(shear flow), q = τ t. Aliran geser q akibat
torsi seperti ditunjukkan oleh Gambar

== 22.7(a), dan terjadi secara konstan pada
semua titik di perimeter tabung dan bekerja
di tengah ketebalan dinding tabung. Pada
sembarang titik sepanjang perimeter
tabung tegangan geser akibat torsi adalah
  o τ = T / 2A t dimana Ao adalah luas bruto
yang dilingkupi oleh lintasan aliran geser,
ditunjukkan terasir pada Gambar R.22.7 (b),
t adalah tebal dinding pada titik dimana τ
dihitung. Untuk komponen struktur
berongga dengan dinding menerus, Ao
termasuk luas lubang.
Kontribusi beton terhadap kekuatan torsi
diabaikan. Untuk kombinasi geser dan
torsi, kontribusi beton terhadap terhadap
kekuatan geser tidak perlu dikurangi.
Prosedur desain untuk kekuatan torsi
diturunkan dan dibandingkan dengan hasil
uji dari MacGregor and Ghoneim (1995)
dan Hsu (1997).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 509 dari 695


Gambar 22.7 – (a) Tabung dinding tipis;
(b) luasan yang dilingkupi oleh lintasan
aliran geser

==== 22.7.1 Umum

====== 22.7.1.1 Pasal ini harus diterapkan pada
komponen struktur jika u th TT , dimana ϕ
diberikan pada Pasal 21 dan ambang torsi
Tth diberikan di 22.7.4. Jika < u th TT maka
diperbolehkan untuk mengabaikan
pengaruh torsi.

====== 22.7.1.2 Kekuatan nominal torsi dihitung
sesuai 22.7.6.

====== 22.7.1.3 Untuk perhitungan Tth dan Tcr, λ
harus dihitung sesuai 19.2.4.

==== R22.7.1 Umum

==== R22.7.11 Momen torsi yang tidak
melampaui batas ambang torsi Tth tidak
akan mengakibatkan penurunan kapasitas
lentur maupun geser yang signifikan
sehingga dapat diabaikan.

==== 22.7.2 Batas kekuatan material

====== 22.7.2.1 Nilai ' c f yang digunakan untuk
menghitung Tth dan Tcr, tidak boleh melebihi
8,3 MPa.

==== R22.7.2 Batas kekuatan material

====== R22.7.2.1 Karena kurangnya data uji dan
percobaan pada beton dengan kekuatan
tekan lebih dari 70 MPa. Standar ini
menerapkan nilai maksimum untuk ' c f
adalah 8,3 MPa untuk menghitung
kekuatan torsi.

====== 22.7.2.2 Nilai fy dan fyt untuk tulangan torsi
longitudinal dan transversal tidak boleh
melebihi batas di 20.2.2.4.

====== R22.7.2.2 Batas atas sebesar 420 MPa
untuk nilai fy dan fyt bertujuan untuk
mengontrol lebar retak diagonal.

==== 22.7.3 Desain torsi terfaktor R22.7.3 Desain torsi terfaktor - Dalam
desain torsi pada struktur beton bertulang,
terdapat dua kondisi yang dapat
(a) Tabung dinding tipis
T
T
Aliran geser (q)
(b) Luasan yang dilingkupi oleh
lintasan aliran geser
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 510 dari 695


====== 22.7.3.1 Jika u cr TT dan Tu dibutuhkan
untuk kesetimbangan, komponen harus
didesain untuk menahan Tu.

====== 22.7.3.2 Pada struktur statis tak tentu
dimana u cr TT dan reduksi Tu terjadi
karena redistribusi gaya internal setelah
retak torsi, diperbolehkan untuk mereduksi
nilai Tu sampai Tcr, dimana retak torsi Tcr
dihitung sesuai 22.7.5.

====== 22.7.3.3 Jika Tu diredistribusi sesuai

====== 22.7.3.2, momen dan geser terfaktor yang
digunakan untuk desain komponen struktur
berdampingan (adjoining members) harus
setimbang dengan torsi yang tereduksi.
diidentifikasi (Collins and Lampert 1973;
Hsu and Burton 1974):
a) Momen torsi tidak dapat direduksi
dengan redistribusi gaya internal
(22.7.3.1). Torsi jenis ini dianggap
sebagai torsi kesetimbangan
(equilibrium torsion) karena momen torsi
dibutuhkan agar struktur dalam
keseimbangan. Untuk kondisi ini, seperti
yang digambarkan pada Gambar!! R22.7.3 (a),
tulangan torsi harus disediakan untuk
menahan momen torsi desain total.
b) Momen torsi bisa direduksi dengan
redistribusi gaya internal setelah retak
(22.7.3.2) jika torsi terjadi dari
komponen struktur terpuntir untuk
mempertahankan kompatibilitas
deformasi. Torsi jenis ini disebut torsi
kompatibilitas.
Untuk kondisi ini, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar R22.7.3 (b),
kekakuan torsi sebelum retak terkait
dengan penampang yang tak retak
menurut teori St. Venant. Pada keadaan
retak torsi, bagaimanapun, puntir besar
terjadi oleh momen torsi yang pada
dasarnya bernilai konstan,
menghasilkan redistribusi gaya yang
besar pada struktur (Collins and
Lampert 1973; Hsu and Burton 1974).
Momen retak torsi pada kombinasi
geser, momen, dan torsi berdasarkan
pada tegangan tarik utama sedikit lebih
rendah dari 0,33 c λ f ' yang digunakan
pada R22.7.5.
Jika momen torsi melebihi momen torsi
retak (22.7.3.2), momen torsi terfaktor
maksimum yang sama dengan momen
torsi retak diasumsikan terjadi di
penampang kritis di dekat muka tumpuan.
Adanya momen torsi terfaktor maksimum
bertujuan untuk membatasi lebar retak
torsi.
Ketentuan 22.7.3.2 berlaku untuk kondisi
rangka tipikal dan teratur. Dengan susunan
layout yang menyebabkan rotasi torsi yang
signifikan pada panjang tertentu komponen
struktur, seperti pembebanan momen torsi
yang besar yang terjadi di dekat kolom
kaku (stiff column), atau kolom yang
berotasi pada arah berlawanan karena
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 511 dari 695

menerima beban lain, disarankan untuk
melakukan analisis yang lebih detail.
Jika momen torsi terfaktor dari analisis
elastis berdasarkan pada properti
penampang tak retak berada di antara thT
dan chT , tulangan torsi harus didesain
untuk menahan momen torsi yang dihitung.

Gambar R22.7.3a – Torsi
keseimbangan, momen torsi desain
yang tidak dapat dikurangi (22.7.3.1).

Gambar R22.7.3b –Torsi kompatibilitas,
momen torsi desain yang dapat
dikurangi (22.7.3.2)

==== 22.7.4 Ambang batas torsi

====== 22.7.4.1 Ambang batas torsi th T harus
dihitung sesuai Tabel 22.7.4.1(a) untuk
penampang solid dan Tabel 22.7.4.1(b)
untuk penampang berongga, dimana Nu
adalah positif untuk tekan dan negatif untuk
tarik.

==== R22.7.4 Ambang batas torsi – Ambang
batas torsi didefinisikan sebagai
seperempat momen retak torsi cr T . Untuk
komponen struktur dengan penampang
solid, interaksi antara momen retak torsi
dan retak geser retak adalah berbentuk
lingkaran atau elips. Untuk hubungan ini,
ambang momen torsi th T yang digunakan
di (22.7.4.1) terkait dengan reduksi kurang
Desain torsi tidak bisa
diperperkecil karena
redistribusi momen tidak
bisa dilakukan
Desain torsi untuk balok sprandel
ini dapat dikurangi karena
kemungkinan terjadi redistibusi
momen
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 512 dari 695


Tabel 22.7.4.1(a) – Ambang batas torsi
untuk penampang solid
Jenis
komponen
Tth
Komponen
non
prategang
2
0,083 ' cp
c
cp
A
f
P
 
 
 
 
a)
Komponen
prategang
2
0,083 ' 1
0,33 '
cp pc
c
cp c
A f
f
P f
 
  
 
 
b)
Komponen
non
prategang
menerima
beban
aksial
2
0,083 ' 1
0,33 '
cp u
c
cp g c
A N
f
P A f
 
  
 
 
c)

Tabel 22.7.4.1(b) – Ambang batas torsi
untuk penampang berongga
Jenis
komponen
Tth
Komponen
non
prategang
2
0,083 ' g
c
cp
A
f
P
 
 
 
 
a)
Komponen
prategang
2
0,083 ' 1
0,33 '
g pc
c
cp c
A f
f
P f
 
  
 
 
b)
Komponen
non
prategang
menerima
beban
aksial
2
0,083 ' 1
0,33 '
g u
c
cp g c
A N
f
P A f
 
  
 
 
c)
dari 5 persen pada retak miring geser yang
dapat diabaikan.
Untuk torsi, penampang berongga
didefinisikan sebagai penampang yang
mempunyai satu atau lebih rongga
longitudinal, seperti gelagar-box bersel
tunggal atau majemuk. Rongga longitudinal
yang kecil seperti pada selongsong
pascatarik tidak digrout (ungrouted posttensioning
ducts) yang menghasilkan
Ag/Acp ≥ 0,95 dapat diabaikan saat
menghitung Tth. Interaksi antara retak torsi
dan retak miring geser untuk penampang
berongga diasumsikan bervariasi dari
hubungan elips untuk komponen struktur
berongga kecil, hingga hubungan garis
lurus untuk penampang dinding tipis
berongga besar. Untuk hubungan garis
lurus, momen torsi Tth akan menyebabkan
reduksi pada geser retak miring sebesar 25
persen yang merupakan nilai yang cukup
signifikan. Oleh karena itu, ekspresi untuk
penampang solid diubah dengan faktor
(Ag/Acp)2 untuk penampang berongga. Hasil
uji pada balok solid dan berongga (Hsu
1968) mengindikasikan bahwa momen
retak torsi dari penampang berongga
sekitar (Ag/Acp) kali momen retak torsi pada
penampang solid dengan dimensi luar
yang sama. Tambahan pengali (Ag/Acp)
mencerminkan perubahan dari hubungan
lingkaran antara beban retak miring dalam
geser dan torsi untuk komponen struktur
solid, ke hubungan linier untuk penampang
berongga pada dinding tipis.

==== 22.7.5 Retak torsi

====== 22.7.5.1 Retak torsi (𝑻𝒄𝒓) harus dihitung
sesuai Tabel 22.7.5.1 untuk penampang
solid dan berongga, dimana 𝑵𝒖 positif untuk
tekan dan negatif untuk tarik.

==== R22.7.5 Retak torsi - Momen retak torsi
akibat tarik murni Tcr diturunkan dengan
mengganti penampang aktual dengan
tabung dinding tipis ekuivalen dengan
ketebalan dinding t sebelum retak sebesar
0,75 cp cp A / P , dan luasan yang dilingkupi
oleh garis pusat dinding Ao sama dengan
2 3 cp A / Retak diasumsikan terjadi ketika
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 513 dari 695


Tabel 22.7.5.1 – Retak torsi
Jenis
komponen
Tcr
Komponen
non
prategang
2
0,33 ' cp
c
cp
A
f
P
 
 
 
 
a)
Komponen
prategang
2
0,33 ' 1
0,33 '
cp pc
c
cp c
A f
f
P f
 
  
 
 
b)
Komponen
non
prategang
menerima
beban
aksial
2
0,33 ' 1
0,33 '
cp u
c
cp g c
A N
f
P A f
 
  
 
 
c)
tegangan tarik utama mencapai 0,33 c λ f '
. Tegangan saat retak sebesar 0,33 c λ f '
diambil sebagai nilai batas bawah. Pada
balok nonprategang yang dibebani dengan
torsi saja, tegangan tarik utama adalah
sama dengan tegangan geser torsi
  o τ = T / 2A t . Oleh karena itu, retak
terjadi ketika 𝛕 mencapai 0,33 c λ f '
dengan momen retak torsi Tcr seperti yang
didefinisikan pada poin a) Tabel 22.7.5.1 .
Untuk komponen struktur prategang,
beban retak torsi ditingkatkan dengan
adanya prategang seperti poin b)
Tabel 22.7.5.1 . Analisis lingkaran Mohr
berdasarkan tegangan rata-rata
menunjukkan bahwa momen torsi yang
dibutuhkan untuk mengakibatkan tegangan
tarik utama sama dengan 0,33 c λ f '
adalah 1 0,33  pc c + f / λ f ' kali momen
retak torsi pada balok nonprategang.
Modifikasi yang sama dibuat pada poin c)
Tabel 22.7.5.1 untuk komponen struktur
yang menerima gaya aksial dan torsi.
Jika momen torsi terfaktor melebihi ϕTcr
pada struktur statis tak tentu, momen torsi
terfaktor maksimum yang sama dengan
ϕTcr diasumsikan terjadi pada penampang
kritis di dekat muka kolom. Batas ini
diterapkan untuk mengontrol lebar retak
torsi. Substitusi Acp menjadi Ag pada
perhitungan Tth untuk penampang
berongga pada 22.7.4.1 tidak berlaku di
sini. Oleh karena itu, momen torsi setelah
redistribusi menjadi lebih besar, dan
penampang menjadi lebih konservatif.

==== 22.7.6 Kekuatan torsi R22.7.6 Kekuatan torsi - Kekuatan torsi
desain ϕTn harus sama dengan atau lebih
besar dari momen torsi Tu akibat beban
terfaktor. Dalam menghitung Tn, seluruh
torsi diasumsikan ditahan oleh sengkang
dan tulangan longitudinal, mengabaikan
kontribusi beton pada kekuatan torsi. Pada
saat yang sama, kekuatan geser nominal
yang disediakan oleh beton, Vc
diasumsikan tidak berubah karena adanya
torsi.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 514 dari 695


====== 22.7.6.1 Untuk komponen struktur
prategang dan nonprategang, nilai 𝑻𝒏
diambil dari nilai terkecil antara poin (a) dan
(b):
a)
2
cot o t yt
n
A A f
T
s
  (22.7.6.1a)
b)
2
cot o y
n
h
A A f
T
P
  (22.7.6.1b)
Bila Ao ditentukan dengan analisis,  tidak
boleh diambil kurang dari 30 derajat atau
lebih dari 60 derajat; At adalah luas satu
kaki sengkang tertutup yang menahan torsi;
Aℓ adalah luas tulangan longitudinal torsi;
dan ph adalah keliling garis tengah terluar
sengkang tertutup.

====== R22.7.6.1 Pers. (22.7.6.1a) adalah
berdasarkan analogi rangka batang ruang
(space truss analogy) pada Gambar

====== 22.7.6.1a dengan diagonal tekan bersudut
 , dengan asumsi beton tidak menahan
tarik dan tulangan leleh. Setelah retak torsi
terbentuk, sebagian besar torsi ditahan
oleh sengkang tertutup, tulangan
longitudinal, dan diagonal tekan. Lapisan
beton diluar sengkang tidak efektif. Untuk
alasan ini Ao, luas bruto yang dilingkupi
lintasan aliran geser di sekeliling perimeter
tabung, didefinisikan setelah retak sebagai
Aoh, luasan yang dilingkupi oleh garis pusat
tulangan torsi transversal tertutup yang
terletak paling luar.
Aliran geser q pada dinding tabung,
seperti yang dibahas pada R22.7, dapat
diselesaikan ke dalam gaya geser V1
sampai V4 yang bekerja pada masingmasing
sisi tabung atau rangka batang
ruang, seperti ditunjukkan pada
Gambar R22.7.6.1a .
Seperti ditunjukkan Gambar R22.7.6.1b ,
pada dinding tabung tertentu, aliran geser
Vi ditahan oleh komponen beton tekan
diagonal, inθ i i D =V / s . Gaya tarik aksial
cotθ i i N =V adalah dibutuhkan tulangan
longitudinal untuk melengkapi resolusi Vi.
Karena aliran geser yang disebabkan
oleh torsi bersifat konstan pada semua titik
di sekeliling perimeter tabung, maka
resultan Di dan Ni bekerja di tengah sisi i.
Akibatnya, sebagian Ni dapat diasumsikan
ditahan oleh bagian atas dan bawah kord
(chord) seperti yang ditunjukkan. Tulangan
longitudinal dengan kekuatan Aℓ fy
dibutuhkan untuk menahan keseluruhan
gaya Ni, ΣNi yang bekerja pada semua
dinding tabung.
Dalam penurunan Pers. (22.7.6.1b), gaya
tarik aksial dijumlahkan pada semua sisi Ao.
Sisi-sisi ini membentuk panjang keliling Po
kira-kira sama dengan panjang garis
tengah di sudut-sudut tabung. Untuk
memudahkan perhitungan, Po diganti
dengan keliling sengkang tertutup Ph.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 515 dari 695


Gambar R22.7.6.1a – Analogi rangka
batang (truss) ruang

Gambar R22.7.6.1b – Resolusi gaya
geser Vi menjadi gaya tekan diagonal Di
dan gaya tarik aksial Ni dalam satu
dinding tube

======== 22.7.6.1.1 Dalam Pers. (22.7.6.1a) dan
(22.7.6.1b), nilai Ao boleh diambil sama
dengan 0,85Aoh.

======== R22.7.6.1.1 Luasan 𝑨𝒐𝒉 seperti yang
ditunjukkan pada Gambar R22.7.6.1.1
untuk berbagai penampang. Untuk
penampang bebentuk I, T, atau L, Aoh
diambil dari luasan yang dilingkupi oleh
lapisan luar kaki sengkang.

Gambar R22.7.6.1.1 – Definisi 𝑨𝒐𝒉

======== 22.7.6.1.2 Dalam Pers. (22.7.6.1a) dan
(22.7.6.1b), nilai θ diperbolehkan sama
dengan poin a) atau b):
a) 45 derajat untuk komponen non
prategang atau komponen dengan
0,4  ps se ps pu s y A f < A f + A f

======== R22.7.6.1.2 Sudut θ dapat diperoleh
dengan analisis (Hsu 1990) atau dapat
diambil sama dengan nilai yang diberikan
pada Pasal 22.7.6.1.2(a) atau (b). Nilai θ
yang sama harus digunakan pada Pers.
(22.7.6.1a) dan (22.7.6.1b). Dengan nilai θ
yang lebih kecil, jumlah sengkang yang
dibutuhkan pada Pers. (22.7.6.1a) akan
V3
V1
V2
V4
Tulangan longitudinal
T
Sengkang
Retak
Diagonal tekan
beton
ɵ
x0
y0
Ni
2
Vi Vi
Di
Ni
Ni
2
Aoh = daerah
terarsir
Sengkang tertutup
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 516 dari 695

b) 37,5 derajat untuk komponen prategang
dengan  0,4  ps se ps pu s y A f A f + A f
berkurang. Di sisi lain, jumlah tulangan
longitudinal yang dibutuhkan pada Pers.
(22.7.6.1b) akan bertambah.

==== 22.7.7 Batasan penampang

====== 22.7.7.1 Dimensi penampang harus dipilih
sedemikian sehingga memenuhi poin a)
atau b):
a) Untuk penampang solid
2 2
2 0,66 '
1,7
u u h c
c
w oh w
V T P V
f
b d A b d
     
        
     
(22.7.7.1a)
b) Untuk penampang berongga
2 0,66 '
1,7
u u h c
c
w oh w
V T P V
f
b d A b d
     
        
     
(22.7.7.1b)

==== R22.7.7 Batasan penampang

====== R22.7.7.1 Ukuran penampang dibatasi
karena dua alasan: pertama, untuk
mereduksi retak yang berlebihan, dan
kedua, untuk meminimalisir potensi
hancurnya permukaan beton akibat
tegangan tekan miring yang disebabkan
oleh geser dan torsi. Dalam Pers.
(22.7.7.1a) dan (22.7.7.1b), kedua variabel
pada ruas kiri adalah tegangan geser yang
disebabkan oleh torsi dan geser. Jumlah
tegangan ini tidak boleh melebihi tegangan
yang menyebabkan retak geser ditambah
0,66 c f' , serupa dengan batas kekuatan
yang diberikan pada 22.5.1.2 untuk geser
tanpa torsi. Batas tersebut dinyatakan
dalam perumusan Vc untuk membolehkan
penerapannya pada komponen
nonprategang atau prategang. Batas ini
ditetapkan berdasarkan kontrol retak. Tidak
perlu mengecek kehancuran badan karena
kehancuran terjadi pada saat tegangan
geser tinggi.
Untuk penampang berongga, tegangan
geser akibat geser dan torsi terjadi di
dinding kotak seperti yang tercantum pada
Gambar R22.7.7.1(a) dan karenanya
adalah penambahan langsung pada poin A
di Pers. (22.7.7.1b). Pada penampang
solid, tegangan geser akibat torsi yang
bekerja dalam penampang sisi luar tabung
saat tegangan geser terjadi sementara Vu
menyebar melintasi lebar penampang,
seperti ditunjukkan pada Gambar
R.22.7.7.1(b). Untuk alasan ini, tegangan
dikombinasikan pada Pers. (22.7.7.1a)
menggunakan akar kuadrat dari jumlah
kuadrat daripada dengan penambahan
langsung.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 517 dari 695


Gambar R22.7.7.1 – Penambahan
tegangan geser dan torsi

======== 22.7.7.1.1 Untuk komponen struktur
prategang, nilai d pada 22.7.7.1 tidak boleh
kurang dari 0,8h.

======== R22.7.7.1.1 Meskipun nilai d mungkin
bervariasi di antara bentang balok
prategang, penelitian (MacGregor and
Hanson 1969) menunjukkan bahwa untuk
komponen prategang, nilai d tidak perlu
diambil kurang dari 0,8h. Balok tersebut
mempunyai beberapa tulangan prategang
yang lurus atau batang tulangan di bagian
bawah penampang, dan mempunyai
sengkang yang melingkupi tulangan
longitudinal.

======== 22.7.7.1.2 Untuk penampang berongga
dimana ketebalan dinding bervariasi di
sekeliling penampang, Pers. (22.7.7.1b)
harus dievaluasi di lokasi dimana
persamaan berikut
2 1,7
u u h
w oh
V T P
b d A
   
    
   
mencapai nilai maksimum.

====== 22.7.7.2 Untuk penampang berongga
dengan ketebalan dinding kurang dari
Aoh/ph, untuk variabel 1,7 ) 2
u h oh (T p / A pada
Pers. (22.7.7.1b) diambil menjadi
1,7 u oh (T / A t), dimana t adalah ketebalan

======== R22.7.7.1.2 Pada umumnya, tegangan
torsi maksimum pada dinding dimana
tegangan torsi dan geser berupa
penjumlahan (poin A pada Gambar

======== R22.7.7.1a)). Jika sayap atas atau bawah
lebih tipis daripada badan vertikal, mungkin
perlu untuk mengevaluasi Pers. (22.7.7.1b)
pada Poin B dan C pada Gambar

======== R22.7.7.1a). Di titik-titik ini, tegangan yang
terjadi karena geser biasanya dapat
diabaikan.
Tegangan torsi Tegangan geser
(a) Penampang berongga
Tegangan torsi Tegangan geser
(b) Penampang pejal
B
C
A
B
C
A
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 518 dari 695

dinding penampang berongga di lokasi
dimana tegangan-tegangan diperiksa.


[ Lanjut Ke 22.8 – Tumpu
... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel