| |
| |
BT_22P05
22.5 - Kekuatan geser satu arah
22.5.1 Umum
22.5.1.1 Kekuatan geser satu arah
nominal dalam penampang (Vn) dihitung
dengan persamaan:
Vn = Vc + Vs ...(22.5.1.1)
R22.5 - Kekuatan geser satu arah
R22.5.1 Umum
R22.5.1.1 Pada komponen tanpa
sengkang, geser diasumsikan ditahan oleh
beton. Sedangkan pada komponen dengan
sengkang, sebagian geser ditahan oleh
beton dan sisanya ditahan oleh sengkang.
Kekuatan geser yang disumbang oleh
beton, Vc diasumsikan sama untuk
komponen dengan sengkang maupun
tanpa sengkang, dan diambil sebesar gaya
geser yang menyebabkan retak miring
(inclined cracking) (Joint ACI-ASCE
Committee 426 1973; MacGregor dan
Hanson 1969; Joint ACI-ASCE Committee
326 1962). Setelah terjadi keretakan,
parameter Vc adalah kekuatan geser yang
disumbang oleh penguncian antar agregat
(aggregate interlock), aksi dowel dan geser
yang disalurkan pada zona tekan.
Kekuatan geser berdasarkan pada
tegangan geser rata-rata pada penampang
melintang efektif (bw d).
Dalam Pasal 23 diizinkan penggunaan
model strud-and-tie untuk perencanaan
geser semua elemen beton struktural dan
dapat pula digunakan pada bagian-bagian
diskontinu dalam sebuah elemen. Prosedur
desain geser juga diizinkan untuk daerah
B.
22.5.1.2 Ukuran dimensi untuk desain
penampang harus memenuhi Pers.
_22.5.1.2 :
R22.5.1.2 Batasan dimensi penampang
di 22.5.1.2 ditujukan untuk meminimalisasi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 483 dari 695
SSSS
Vu <= φ(Vc + 0,066 sqrt(fc ').bw.d)
..(22.5.1.2)
22.5.1.3 Untuk komponen nonprategang,
nilai Vc dihitung sesuai 22.5.5, 22.5.6, atau
_22.5.7.
22.5.1.4 Untuk komponen prategang, nilai
Vc, Vci, dan Vcw dihitung sesuai 22.5.8 atau
_22.5.9.
22.5.1.5 Untuk menghitung nilai Vc, Vci,
dan Vcw. Nilai λ dihitung sesuai 19.2.4.
22.5.1.6 Nilai Vs dihitung sesuai 22.5.10.
RRRR
keruntuhan diagonal tekan dalam beton
dan batas perkembangan retak.
22.5.1.7 Pengaruh adanya bukaan pada
komponen dalam perencanaan harus
diperhitungkan saat menghitung nilai Vn.
R22.5.1.7 Bukaan pada komponen di
bagian badan dapat mengurangi kekuatan
geser. Efek bukaan pada komponen
didiskusikan dalam Section 4.7 Joint ACIASCE
Committee 426 (1973) dan Barney
et al. (1977) dan Schlaich et al. (1987).
Model strut-and-tie yang dibahas pada
Pasal 23 dapat digunakan untuk desain
komponen dengan bukaan.
22.5.1.8 Pengaruh gaya tarik aksial yang
disebabkan karena rangkak dan susut
dalam komponen terkekang diperhitungkan
dalam menghitung nilai Vc.
22.5.1.9 Pengaruh tekan lentur miring
(inclined flexural compression) pada
komponen dengan ketebalan bervariasi
harus diizinkan untuk diikutsertakan dalam
perhitungan Vc.
R22.5.1.9 Pada komponen dengan tinggi
bervariasi, besar kecilnya gaya geser
internal pada penampang tergantung dari
komponen vertikal pada tegangan lentur
miring (inclined flexural stresses).
22.5.2 Asumsi geometric
22.5.2.1 Untuk perhitungan nilai Vc dan Vs
dalam komponen prategang, nilai d diukur
mulai dari jarak serat tekan terjauh ke
sentroid (centroid) prategang dan tulangan
longitudinal nonprategang, tapi tidak boleh
diambil kurang dari 0,8h.
R22.5.2 Asumsi geometric
R22.5.2.1 Meskipun nilai d bervariasi
pada tiap bentang balok prategang, studi
dari MacGregor and Hanson 1969
menunjukkan bahwa untuk komponen
prategang, nilai d kurang dari 0,8h. Balok
pada studi tersebut memiliki beberapa
tulangan prategang lurus atau tulangan
longitudinal di bagian bawah penampang
dan memiliki sengkang yang mengikat
tulangan longitudinal.
22.5.2.2 Untuk perhitungan nilai Vc dan Vs
dalam penampang lingkaran, nilai d sama
R22.5.2.2 Uji geser komponen dengan
penampang lingkaran mengindikasikan
bahwa luas efektif dapat dianggap sebagai
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 484 dari 695
SSSS
dengan 0,8 diameter, dan nilai bw sama
dengan diameter penampang.
RRRR
luas brutto penampang atau luas persegi
ekuivalen (Joint ACI-ASCE Committee 426
1973; Faradji and Diaz de Cossio 1965;
Khalifa and Collins 1981).
Meskipun tulangan transversal pada
penampang lingkaran mungkin tidak
terdapat kaki lurus, hasil pengujian
mengindikasikan bahwa Pers.
( 22.5.10.5.3 ) memberikan hasil yang aman
apabila nilai d diambil dari definisi yang
terdapat dalam 22.5.2.2 (Faradji and Diaz
de Cossio 1965; Khalifa and Collins 1981).
22.5.3 Batas kekuatan material
22.5.3.1 Nilai sqrt(fc') yang digunakan untuk
menghitung nilai Vc, Vci, dan Vcw dalam
geser satu arah tidak boleh melebihi 8,3
MPa kecuali yang diperbolehkan dalam
_22.5.3.2.
R22.5.3 Batas kekuatan material
R22.5.3.1 Karena kurangnya data
pengujian dan pengalaman praktis untuk
beton berkekuatan lebih dari 70 MPa,
ditetapkan maksimum 8,3 MPa untuk nilai
sqrt(fc') dalam menghitung kekuatan geser
komponen. Pengecualian untuk batas ini
diperbolehkan pada balok pelat berusuk
jika tulangan transversal memenuhi
_22.5.3.2.
22.5.3.2 Nilai sqrt(fc') lebih dari 8,3 MPa
diperbolehkan untuk menghitung Vc, Vci ,
dan Vcw untuk balok prategang maupun
balok beton bertulang dan balok pelat
berusuk dengan tulangan badan minimum
memenuhi 9.6.3.3 atau 9.6.4.2.
R22.5.3.2 Berdasarkan pengujian balok
Mphonde and Frantz (1984), Elzanaty et al.
(1986), Roller and Russell (1990), Johnson
and Ramirez (1989), dan Oczebe et al.
(1999), penambahan tulangan transversal
minimum dibutuhkan untuk untuk beton
mutu tinggi. Hasil pengujian menunjukkan
adanya penurunan kapasitas geser
cadangan bila terjadi peningkatan fc’ pada
balok dengan penulangan transversal yang
menghasilkan tegangan geser efektif
sebesar 0,35 MPa. Penulangan transversal
minimum akan mengalami peningkatan
seiring dengan peningkatan fc’. Bila
tulangan transversal minimum ini
terpasang maka penurunan kapasitas
geser tersebut akan terimbangi.
22.5.3.3 fy dan fyt yang digunakan untuk
menghitung Vs tidak boleh melebihi batas
pada 20.2.2.4.
R22.5.3.3 Batas atas 420 MPa pada nilai
fy dan fyt digunakan dalam desain
dimaksudkan untuk mengontrol lebar retak
miring (diagonal crack width).
22.5.4 Komponen beton komposit
22.5.4.1 Bagian ini diterapkan pada
komponen yang dicor terpisah tetapi
R22.5.4 Komponen beton komposit
R22.5.4.1 Ruang lingkup Pasal 22 ini
termasuk komponen komposit. Pada
beberapa kasus dengan beton cor di
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 485 dari 695
SSSS
tersambung, sehingga semua elemen
menerima beban sebagai satu kesatuan.
RRRR
tempat, penempatan elemen yang berbeda
didesain sebagai satu unit. Dalam kasus
ini, permukaan elemen didesain agar
beban di transfer pada semua permukaan.
Balok komposit baja-beton tidak dibahas
dalam pasal ini. Ketentuan untuk desain
komponen komposit dibahas dalam AISC
_360 atau SNI 1729.
22.5.4.2 Untuk perhitungan Vn pada
komponen komposit, tidak dibedakan
antara beton yang disangga (shored) dan
tidak disangga (unshored).
22.5.4.3 Untuk perhitungan Vn pada
komponen komposit dimana kekuatan
tekan yang disyaratkan, berat jenis, atau
properti lainnya dari untuk elemen yang
berbeda, maka properti dari tiap elemen
harus digunakan dalam desain. Sebagai
alternatif, diiiznkan menggunakan properti
elemen yang menghasilkan nilai Vn paling
kritis.
22.5.4.4 Jika semua komponen komposit
diasumsikan menahan geser vertikal,
diperbolehkan menggunakan Vc dengan
syarat komponen dicor secara monolit
sepanjang bentang penampang dengan
bentuk penampang yang sama.
22.5.4.5 Jika seluruh komponen komposit
diasumsikan menahan geser vertikal, maka
diperbolehkan menggunakan Vs pada
komponen yang dicor secara monolit
dengan bentuk penampang yang sama,
apabila tulangan geser diangkur
sepenuhnya pada elemen yang saling
berhubungan sesuai 25.7.
22.5.5 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang tanpa gaya aksial
22.5.5.1 Untuk komponen nonprategang
tanpa gaya aksial, Vc dihitung dengan
persamaan:
BR
Vc=0,17.lambda.sqrt(fc').bw.d (22.5.5.1)
BR
perhitungan yang lebih detail diberikan
pada
!!Tabel 22.5.5.1 :
R22.5.5 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang tanpa gaya aksial
R22.5.5.1 Persamaan a) pada
!!Tabel 22.5.5.1 mengandung tiga variabel
λ.sqrt(fc')
sebagai kekuatan tarik beton, ρw dan
Vu.d / Mu , yang mempengaruhi kekuatan
geser (Joint ACI-ASCE Committee 326
1962). Hasil pengujian (Joint ACI-ASCE
Committee 326 1962) mengindikasikan
bahwa kekuatan geser berkurang ketika
tinggi komponen bertambah.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 486 dari 695
!Tabel 22.5.5.1 – Metode detail untuk
menghitung Vc
RRRR
Persamaan b) pada
!!Tabel 22.5.5.1
membatasi nilai 𝑽𝒄 di dekat titik belok
(inflection point). Pada desain umumnya,
diperbolehkan mengasumsikan bahwa
ekspresi kedua dalam persamaan a) dan b)
pada Tabel 22.5.5.1 sama dengan
0,01.λ.sqrt(fc') dan menggunakan Vc sama
dengan 0,17.λ.sqrt(fc').bw.d sesuai yang
diizinkan dalam Pers. (22.5.5.1).
22.5.6 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang dengan gaya aksial tekan
R22.5.6 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang dengan gaya aksial tekan
22.5.6.1 Untuk komponen nonprategang
dengan gaya aksial tekan, Vc dihitung
dengan persamaan:
BR
Vc = 0,17.( 1 + Nu/(14.Ag) ).λ.bw.d
(22.5.6.1)
BR
Kecuali terdapat perhitungan yang lebih
detail yang dilakukan sesuai
!!Tabel 22.5.6.1 ,
dimana Nu bernilai positif untuk tekan.
!Tabel 22.5.6.1 – Metode detail untuk
menghitung Vc untuk komponen
nonprategang yang menerima beban
tekan aksial
R22.5.6.1 Pada persamaan (a) dan (b)
pada Tabel 22.5.6.1, untuk komponen yang
menerima gaya tekan aksial, geser, dan
momen, diturunkan dari laporan Joint ACI-ASCE
Committee 329 (1962). Nilai Vc
untuk komponen yang menerima beban
geser dan aksial perhitungan lebih detail
diberikan pada !!Tabel 22.5.6.1 , dimana Nu
dianggap positif untuk tekan.
!Gambar R22.5.6.1 – Perbandingan
persamaan kekuatan geser dari
komponen yang menerima beban aksial
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 487 dari 695
22.5.7 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang dengan aksial tarik signifikan
R22.5.7 Nilai Vc untuk komponen
nonprategang dengan aksial tarik signifikan
22.5.7.1 Untuk komponen nonprategang
dengan aksial tarik signifikan, Vc dihitung
dengan persamaan:
BR
Vc=0,17.(1 + (Nu/(3,5.Ag)).λ.sqrt(fc').bw.d
..(22.5.7.1)
BR
dimana Nu bernilai negatif untuk tarik, dan
Vc tidak boleh kurang dari nol.
R22.5.7.1 Istilah “signifikan” digunakan
untuk memutuskan apakah aksial tarik
perlu diperhitungkan. Gaya tarik aksial
sering terjadi akibat perubahan volume,
namun pengaruhnya tidak sampai
mengurangi kinerja struktur apabila
disediakan expansion joint yang cukup dan
struktur memenuhi jumlah tulangan
minimum. Apabila nilai dari gaya tarik
aksial tidak diketahui secara pasti, maka
disarankan untuk mendesain tulangan
geser menahan seluruh gaya geser.
22.5.8 Nilai Vc untuk komponen prategang
R22.5.8 Nilai Vc untuk komponen
prategang
22.5.8.1 Metode ini dapat diterapkan pada
perhitungan Vc untuk komponen pascatarik
(post-tension) dan pratarik (pre-tension)
pada daerah dimana gaya efektif pada
tulangan prategang ditransfer penuh ke
beton. Untuk daerah pada komponen
pratarik dimana gaya prategang efektif tidak
ditransfer penuh ke beton, nilai Vc dihitung
menggunakan Pers. (22.5.9).
22.5.8.2 Untuk komponen lentur
prategang dengan kondisi
Aps.fse >= 0,4 (Aps.fpu + As.fy), Vc dihitung
sesuai !!Tabel 22.5.8.2 , dengan nilai Vc tidak
kurang dari Pers. (22.5.5.1). Sebagai
alternatif, diperbolehkan menghitung Vc
sesuai 22.5.8.3.
!Tabel 22.5.8.2 – Metode Pendekatan
untuk menghitung Vc
R22.5.8.2 Pasal ini mengatur cara
menghitung Vc untuk balok prategang
(MacGregor and Hanson 1969). Pasal ini
berlaku hanya pada balok tulangan
prategang, atau komponen dengan
kombinasi tulangan prategang dan
nonprategang. Persamaan a) pada Tabel
_22.5.8.2 sesuai jika diterapkan pada
komponen yang menerima beban merata
(uniform).
Dalam menerapkan persamaan a) pada
!!Tabel 22.5.8.2 untuk komponen yang
menerima beban merata, Pers. (R22.5.8.2)
bisa digunakan:
BR
(Vu.dp)/Mu = (dp . (ℓ - 2x) )/ ( x . (ℓ - x))
..(R22.5.8.2)
BR
dimana ℓ adalah panjang bentang, dan 𝑥
adalah jarak dari penampang ke tumpuan.
Untuk beton dengan fc' sama dengan 35
MPa, nilai Vc bervariasi seperti yang
ditunjukkan pada !!Gambar R22.5.8.2 . Detail
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 488 dari 695
RRRR
perhitungan untuk persamaan ini terdapat
pada ASCE Joint Committee (1940).
!Gambar R22.5.8.2 – Penerapan Tabel
_22.5.8.2 terhadap komponen prategang
yang menerima beban merata dengan
fc’= 35 Mpa
22.5.8.3 Untuk komponen prategang, nilai
Vc diperbolehkan diambil yang terkecil dari
Vci yang dihitung sesuai 22.5.8.3.1 dan Vcw
yang dihitung sesuai 22.5.8.3.2 atau
_22.5.8.3.3.
R22.5.8.3 Terdapat dua jenis retak miring
yang terjadi di balok: retak geser badan
(web-shear cracking) dan retak geser
lentur (flexure-shear cracking). Kedua jenis
retak miring ini diilustrasikan pada Gambar
_22.5.8.3.
Retak geser badan bermula dari titik
interior pada komponen saat tegangan tarik
melebihi kekuatan tarik beton. Retak geser
lentur bermula dari retak lentur. Ketika
retak letur terjadi, tegangan geser pada
beton akan meningkat. Retak geser lentur
terjadi ketika kombinasi geser dan
tegangan lentur tarik melebihi kekuatan
tarik beton.
Nilai kekuatan geser nominal beton Vc
diambil dari nilai terkecil antara Vci dan Vcw.
Turunan Pers. ( 22.5.8.3.1 a) dan Pers.
( 22.5.8.3.2 ) dirangkum di ACI 318-65.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 489 dari 695
RRRR
!Gambar R22.5.8.3 – Jenis retak pada
balok
22.5.8.3.1. Nilai kekuatan lentur-geser Vci
harus diambil yang terbesar dari a) dan b):
BR
a) Vci = 0,05.λ.sqrt(fc').bw.dp+Vd+Vi.Mcre/Mmax
..(22.5.8.3.1a)
BR
b) Vci=0,14.λ.sqrt(fc').bw.d ..(22.5.8.3.1b)
BR
dimana nilai dp tidak kurang dari 0,80h, nilai
dari Vi dan Mmax dihitung dari kombinasi
beban yang menyebabkan momen terfaktor
maksimum pada penampang, Mcre dihitung
menggunakan persamaan:
BR
Mcre = (I/yt)*( 0,5.λ.sqrt(fc')+fpe-fd)
(22.5.8.3.1c)
BR
R22.5.8.3.1 Dalam menurunkan Pers.
(22.5.8.3.1a), diasumsikan bahwa Vci
adalah total gaya geser yang
menyebabkan retak lentur pada
penampang dengan rumus sebagai
berikut:
BR
V = Vi.Mcre/Mmax
..(R22.5.8.3.1a)
BR
ditambah peningkatan geser yang
dibutuhkan untuk merubah retak lentur
menjadi retak lentur geser. Beban
eksternal terfaktor dengan nilai Vi dan Mmax
sudah ditentukan, termasuk beban mati
dan beban hidup. Dalam menghitung Mcre
untuk substitusi pada Pers. (22.5.8.3.1a), I
dan yt adalah properti penampang yang
menerima beban eksternal terfaktor.
Untuk komponen komposit, dimana
sebagian beban mati ditahan oleh
sebagian penampang, properti penampang
digunakan untuk menghitung fd. Geser
karena beban mati Vd, dan geser karena
beban lain Vi, dipisahkan dalam
perhitungan ini. Vd dianggap sebagai gaya
geser total karena adanya beban mati tidak
terfaktor pada penampang, ditambah
beban mati tidak terfaktor pada komponen
komposit. Rumus Vi dan Mmax adalah
sebagai berikut:
BR
Vi=Vu-Vd ..(R22.5.8.3.1b)
BR
Mmax=Mu-Md ..(R22.5.8.3.1c)
BR
dimana Vu dan Mu adalah geser dan
momen terfaktor karena beban terfaktor,
dan Md adalah momen karena beban mati
tidak terfaktor (momen yang terjadi
bersamaan dengan fd).
Untuk komponen non komposit, balok
dengan beban merata, semua bagian
penampang menahan geser, serta diagram
geser karena beban mati dan hidup adalah
sama. Dalam kasus ini, Pers. ( 22.5.8.3.1a )
dan Pers. ( 22.5.8.3.1c ) disederhanakan
menjadi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 490 dari 695
BR
Vci=0,05.λ.sqrt(fc').bw.d+Vu.Mct/Mu
..(R22.5.8.3.1d)
BR
dimana
BR
Mct=(I/yt)(0,5.λ.sqrt(fc')+fpe)
..(R22.5.8.3.1e)
BR
Momen retak (Mct) dalam dua persamaan
sebelumnya dianggap sebagai momen
total, termasuk momen karena beban mati,
yang menyebabkan retak pada serat tarik
terjauh. Ini tidak sama dengan Mcre pada
Pers. (22.5.8.3.1a) dimana momen retak
disebabkan oleh semua beban kecuali
beban mati. Pada Pers. (22.5.8.3.1a) geser
karena beban mati ditambahkan secara
terpisah.
Mu adalah momen terfaktor balok pada
penampang yang ditinaju, dan Vu adalah
geser terfaktor yang terjadi bersamaan
dengan Mu. Karena properti penampang
yang sama berlaku untuk tegangan yang
disebabkan oleh beban mati dan beban
hidup, tegangan dan geser yang
disebabkan oleh beban mati tidak perlu
dihitung secara terpisah. Mct adalah
perubahan tegangan total dari prategang
efektif menjadi tarik dari persamaan
0,5λ.sqrt(fc') yang diasumsikan
menyebabkan retak lentur.
22.5.8.3.2 Kekuatan geser badan (Vcw)
dihitung dengan:
BR
Vcw=(0,29.λ .sqrt(fc')+0,3fpc).bw.dp+Vp
(22.5.8.3.2)
BR
dimana nilai dp tidak boeh kurang dari 0,80h
dan Vp adalah komponen vertikal pada gaya
prategang efektif.
22.5.8.3.3 Sebagai alternatif 22.5.8.3.2,
gaya geser Vcw dapat dihitung untuk
memikul beban mati ditambah beban hidup
yang menghasilkan tegangan tarik utama
sebesar 0,33λ.sqrt(fc') pada lokasi a) atau b):
a) Ketika sumbu sentroid (centroidal axis)
penampang prategang terletak di badan,
R22.5.8.3.2 Pers. (22.5.8.3.2)
berdasarkan asumsi bahwa retak geser
badan terjadi pada geser yang
menyebabkan tegangan tarik utama
dengan perkiraan 0,33λ.sqrt(fc') pada sumbu
tengah penampang. Vp dihitung dari gaya
prategang efektif tanpa faktor beban.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 491 dari 695
SSSS
maka tegangan tarik utama harus
dihitung di sumbu sentroid
b) Ketika sumbu sentroid (centroidal axis)
penampang prategang terletak di sayap,
maka tegangan tarik utama harus
dihitung di titik potong antara sayap dan
badan
22.5.8.3.4 Pada komponen komposit,
tegangan tarik utama pada 22.5.8.3.3
dihitung menggunakan penampang yang
menahan beban hidup.
22.5.9 Nilai Vc untuk komponen pratarik
pada bagian dengan gaya prategang
tereduksi
22.5.9.1 Ketika menghitung Vc, panjang
transfer tulangan prategang (ℓtr)
diasumsikan 50db untuk strand dan 100db
untuk kawat.
22.5.9.2 Jika panjang lekatan strand
sampai ke ujung komponen, maka gaya
prategang efektif diasumsikan bervariasi
dari nol pada ujung tulangan prategang
sampai maksimum pada jarak 𝓵𝒕𝒓 dari ujung
tulangan prategang.
22.5.9.3 Pada bagian dengan gaya
prategang efektif tereduksi pada 22.5.9.2,
Vc dihitung sesuai ketentuan a) hingga c):
a) Gaya prategang efektif tereduksi
digunakan untuk menentukan
penerapan 22.5.8.2.
b) Gaya prategang efektif tereduksi
digunakan untuk menghitung Vcw dalam
_22.5.8.3.
c) Nilai Vc yang dihitung menggunakan
_22.5.8.2 tidak boleh melebihi nilai Vcw
yang dihitung menggunakan gaya
prategang efektif tereduksi.
22.5.9.4 Jika lekatan strand tidak sampai
ke ujung komponen, gaya efektif prategang
diasumsikan bervariasi antara nol pada titik
dimana lekatan dimulai sampai maksimum
pada jarak (ℓtr) dari titik tersebut.
22.5.9.5 Pada bagian dengan gaya
prategang efektif tereduksi pada 22.5.9.4,
Vc dihitung sesuai ketentuan a) hingga c):
R22.5.9 Nilai Vc untuk komponen pratarik
pada bagian dengan gaya prategang
tereduksi – Efek dari turunnya gaya
prategang di dekat ujung balok pratarik
pada kekuatan geser harus diperhitungkan.
Pasal 22.5.9.2 dan 22.5.9.3 menjelaskan
mengenai menurunnya kekuatan geser
pada penampang dalam panjang transfer
tulangan prategang ketika lekatan tulangan
prategang sampai ke ujung komponen.
Pasal 22.5.9.4 dan 22.5.9.5 menjelaskan
mengenai menurunnya kekuatan geser
pada penampang ketika sebagian tulangan
prategang tidak melekat pada beton, atau
dalam panjang transfer dari tulangan
prategang ketika lekatan tulangan
prategang tidak sampai ke ujung
komponen.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 492 dari 695
SSSS
a) Gaya prategang efektif tereduksi
digunakan untuk menentukan
penerapan 22.5.8.2.
b) Gaya prategang efektif tereduksi
digunakan untuk menghitung Vc dalam
22.5.8.3.
c) Nilai Vc yang dihitung menggunakan
22.5.8.2 tidak boleh melebihi nilai Vcw
yang dihitung menggunakan gaya
prategang efektif tereduksi.
22.5.10 Tulangan geser satu arah
22.5.10.1 Pada penampang dimana
Vu ˃ϕVc, tulangan transversal harus
dipasang dan memenuhi Pers. (22.5.10.1).
BR
Vs >= Vu/ϕ - Vc
(22.5.10.1)
BR
R22.5.10 Tulangan geser satu arah
22.5.10.2 Untuk komponen satu arah
dengan tulangan transversal, Vs dihitung
sesuai 22.5.10.5.
22.5.10.3 Untuk komponen satu arah
dengan tulangan longitudinal dibengkokan
ke atas, Vs dihitung sesuai 22.5.10.6.
22.5.10.4 Jika lebih dari satu jenis
tulangan geser dipakai untuk memperkuat
satu bagian komponen yang sama, Vs
adalah jumlah Vs dari semua tulangan
geser.
R22.5.10.2 Ketentuan Pasal 22.5.10.5
berlaku pada semua tipe tulangan
transversal, termasuk sengkang, sengkang
ikat, sengkang pengekang, ikat silang dan
spiral.
22.5.10.5 Kekuatan geser satu arah oleh
tulangan transversal
22.5.10.5.1 Pada komponen prategang
dan komponen nonprategang, tulangan
geser harus memenuhi ketentuan a), b),
atau c):
a) Sengkang, sengkang ikat (tie), atau
sengkang tertutup yang tegak lurus
terhadap sumbu longitudinal komponen.
b) Tulangan kawat las dengan kawat yang
terletak tegak lurus dari sumbu
longitudinal komponen
c) Tulangan spiral
22.5.10.5.2 Sengkang miring sudut 45
derajat dari sumbu longitudinal komponen
dan memotong bidang retak geser potensial
R22.5.10.5 Kekuatan geser satu arah
oleh tulangan transversal - Desain tulangan
geser berdasarkan analogi rangka batang
termodifikasi (modified truss analogy).
Dalam analogi rangka batang, gaya pada
sengkang ikat vertikal ditahan oleh
tulangan geser. Namun, hasil riset pada
komponen prategang dan nonprategang
mengindikasikan bahwa tulangan geser
seharusnya didesain dengan tujuan hanya
untuk menahan geser yang menyebabkan
retak miring, dengan asumsi kemiringan
komponen diagonal dalam rangka batang
sebesar 45 derajat. Beton diasumsikan
berkontribusi pada kapasitas geser melalui
tahanan pada zona tekan, penguncian
antar agregat (aggregate interlock), dan
aksi dowel dalam jumlah gaya yang sama
dengan yang menyebabkan retak miring.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 493 dari 695
SSSS
diperbolehkan digunakan sebagai tulangan
geser pada komponen nonprategang.
22.5.10.5.3 Vs untuk tulangan geser di
ketentuan 22.5.10.5.1 dihitung dengan
Pers. (22.5.10.5.3):
BR
Vs=(Av.fyt.d)/s
(22.5.10.5.3)
BR
dimana s adalah jarak spiral (pitch) atau
spasi longitudinal dari tulangan geser, dan
Av diberikan pada 22.5.10.5.5 atau
_22.5.10.5.6.
RRRR
Pers. (22.5.10.5.3), (22.5.10.5.4), dan
(22.5.10.6.2a) dianggap sebagai kekuatan
geser nominal oleh tulangan geser Vs.
Apabila tulangan geser tegak lurus
terhadap sumbu komponen digunakan,
luas kebutuhan tulangan geser Av, dan
jarak s, dihitung sebagai berikut
BR
Av/s = (Vu-phi.Vc)/(phi.fyt.d)
(R22.5.10.5)
BR
Hasil penelitian (Anderson and Ramirez
1989; Leonhardt and Walther 1964)
menunjukkan bahwa perilaku geser dari
balok lebar dengan tulangan geser dapat
meningkat jika spasi transversal dari kaki
sengkang pada penampang dikurangi.
22.5.10.5.4 Vs untuk tulangan geser pada
_22.5.10.5.2 dihitung dengan persamaan:
BR
Vs = (Av.fyt.(sin α + cos α).d)/s
(22.5.10.5.4)
BR
dimana α adalah sudut di antara sengkang
miring dan sumbu longitudinal komponen, s
diukur secara paralel sampai tulangan
longitudinal, Av diberikan pada 22.5.10.5.5.
22.5.10.5.5 Untuk setiap sengkang
persegi, sengkang, sengkang pengekang
(hoop), atau ikat silang (crosstie). Av adalah
luas efektif semua kaki tulangan atau kawat
dengan spasi s.
R22.5.10.5.4 Agar efektif, sengkang
miring harus dipasang memotong potensial
retak geser. Jika sengkang miring
berorientasi paralel terhadap potensial
retak geser, maka sengkang tidak akan
menghasilkan kekuatan geser.
22.5.10.5.6 Untuk setiap sengkang
lingkaran atau spiral, Av adalah dua kali luas
tulangan atau kawat dengan spasi s.
R22.5.10.5.6 Meskipun tulangan
transversal dalam penampang lingkaran
mungkin tidak terdiri dari kaki lurus, hasil
pengujian mengindikasikan bahwa Pers.
(22.5.10.5.3) tergolong aman jika nilai d
diambil dari 22.5.2.2 (Faradji and Diaz de
Crossio 1965; Khalifa and Collins 1981).
22.5.10.6 Kekuatan geser satu arah pada
komponen tulangan longitudinal
dibengkokan ke atas (bent-up longitudinal
bars)
22.5.10.6.1 Bagian tengah tiga perempat
dari bagian miring pada komponen tulangan
longitudinal yang dibengkokan ke atas
boleh dianggap sebagai tulangan geser
pada komponen nonprategang jika sudut α
R22.5.10.6 Kekuatan geser satu arah
pada komponen tulangan longitudinal
dibengkokan ke atas (bent-up longitudinal
bars) - Agar efektif, bagian miring dari
komponen tulangan yang dibengkokkan ke
atas harus dipasang menyilang terhadap
daerah potensial retak geser. Jika
komponen tulangan miring berorientasi
sejajar terhadap daerah potensial retak
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 494 dari 695
SSSS
antara tulangan longitudinal yang
dibengkokan ke atas dan sumbu
longitudinal dari komponen struktur minimal
sebesar 30 derajat.
22.5.10.6.2 Jika tulangan geser terdiri dari
satu tulangan atau satu kelompok tulangan
paralel dengan luas Av, yang semuanya
dibengkokkan dengan jarak yang sama dari
tumpuan, nilai Vs diambil nilai terkecil dari
poin a) dan b):
BR
a) Vs = Av.fy.sin alpha ..(22.5.10.6.2a)
BR
b) Vci=0,25.sqrt(fc').bw.d ..(22.5.10.6.2b)
BR
dimana α adalah sudut di antara sengkang
miring dan sumbu longitudinal komponen.
22.5.10.6.3 Jika tulangan geser terdiri dari
satu rangkaian tulangan paralel yang
dibengkokan ke atas atau kelompok parallel
tulangan yang dibengkokan ke atas pada
jarak yang berbeda dari tumpuan, Vs
dihitung dengan Pers. (22.5.10.5.4).
RRRR
geser, maka komponen tulangan tidak
akan menghasilkan kekuatan geser.
[ Lanjut Ke 22.6 - Kekuatan geser dua arah ... ]
| |