==== 22.2 - Asumsi desain untuk kekuatan
momen dan aksial

==== 22.2.1 Kompatibilitas regangan dan
kesetimbangan

==== 22.2.1.1 Kesetimbangan harus tercapai di
setiap penampang.

==== R22.2 - Asumsi desain untuk kekuatan
momen dan aksial

==== R22.2.1 Kompatibilitas regangan dan
kesetimbangan - Kekuatan lentur dan
aksial komponen yang dihitung dengan
standar tertentu harus memenuhi
persyaratan berikut ini: 1) kesetimbangan
2) kompatibilitas regangan.
Kesetimbangan adalah keseimbangan
gaya pada penampang saat menghitung
kekuatan nominal. Hubungan antara
tegangan dan regangan beton, serta
tulangan pada perhitungan kekuatan
nominal diasumsikan sesuai dengan 22.2.

==== 22.2.1.2 Regangan beton dan tulangan
nonprategang diasumsikan proporsional
dengan jarak dari sumbu netral.

==== R22.2.1.2 Banyak hasil uji menunjukkan
bahwa dapat diasumsikan distribusi
regangan pada penampang beton
bertulang adalah linier (plane sections
remain plane), bahkan ketika mendekati
kekuatan nominal, kecuali untuk komponen
yang tercantum pada Pasal 23.
Regangan pada tulangan nonprategang
dan beton diasumsikan proporsional
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 477 dari 695

terhadap jarak dari sumbu netral. Asumsi
ini merupakan prinsip utama dalam
menentukan regangan dan tegangan pada
tulangan.

==== 22.2.1.3 Regangan pada beton prategang
dan pada tulangan dengan lekatan
(bonded) atau tanpa lekatan (unbonded)
harus mengikutsertakan regangan yang
diakibatkan oleh gaya prategang efektif.

==== 22.2.1.4 Perubahan regangan pada
tulangan prategang dengan lekatan
diasumsikan proporsional dengan jarak dari
sumbu netral.

==== R22.2.1.4 Perubahan regangan pada
tulangan prategang dengan lekatan
dipengaruhi oleh perubahan regangan
yang terjadi pada penampang. Untuk
tulangan prategang tanpa lekatan,
perubahan regangan dipengaruhi oleh
beban eksternal, lokasi tulangan, kondisi
batas, dan panjang tulangan. Persamaan
pada standar sekarang untuk mengitung fps
pada tendon tanpa lekatan yang tercantum
di 20.3.2.4 telah sesuai dengan hasil tes
yang ada.

==== 22.2.2 Asumsi desain untuk beton

==== R22.2.2 Asumsi desain untuk beton

==== 22.2.2.1 Regangan maksimum untuk serat
tekan terjauh pada beton diasumsikan
sama dengan 0,003.

==== R22.2.2.1 Hasil pengamatan untuk
berbagai pengujian di laboratorium
menunjukkan nilai regangan tekan
maksimum untuk beton saat hancur
bervariasi antara 0,003 hingga lebih dari
0,008 dalam kondisi tertentu. Namun pada
umumnya, nilai regangan tekan maksimum
yang terjadi pada komponen beton dengan
proporsi material dan kekuatan normal
berkisar antara 0,003 sampai dengan
0,004 saat mencapai kekuatan
nominalnya.

==== 22.2.2.2 Kekuatan tarik beton diabaikan
dalam perhitungan kekuatan lentur dan kuat
aksial.

==== R22.2.2.2 Nilai kekuatan tarik beton
dalam lentur atau modulus hancur
(modulus of rupture) lebih bervariasi
dibandingkan kekuatan tekan beton,
dengan perkiraan nilai kekuatan tarik beton
antara 10 hingga 15 persen dari kekuatan
tekan beton. Kekuatan tarik beton dalam
lentur diabaikan dalam perhitungan
kekuatan lentur nominal. Namun kekuatan
tarik beton adalah sangat penting untuk
menghitung nilai retak dan defleksi saat
beban layan.

==== 22.2.2.3 Hubungan antara tegangan dan
regangan tekan beton dinyatakan dengan

==== R22.2.2.3 Dalam kondisi regangan tinggi,
hubungan tegangan-regangan beton
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 478 dari 695


STANDAR
bentuk persegi, trapesium, parabolik atau
bentuk lain yang memprediksikan kekuatan
yang sesuai dengan hasil tes.

PENJELASAN
bersifat nonlinier (nilai tegangan tidak
proporsional terhadap regangan). Seperti
yang tertera di 22.2.2.1, nilai maksimum
regangan yang dapat digunakan dalam
desain adalah 0,003.
Distribusi tegangan tekan aktual pada
beton dalam penampang sebenarnya
bersifat kompleks dan tidak diketahui
secara eksplisit. Riset menunjukkan bahwa
properti penting dalam distribusi tegangan
beton bisa dihitung menggunakan berbagai
macam asumsi bentuk distribusi tegangan
beton.

==== 22.2.2.4 Distribusi tegangan persegi beton
ekuivalen harus sesuai dengan 22.2.2.4.1
hingga 22.2.2.4.3, dan memenuhi
persyaratan 22.2.2.3.

==== R22.2.2.4 Dalam desain, santar ini
memperbolehkan menggunakan distribusi
tegangan tekan persegi ekuivalen beton
(blok tegangan).

==== 22.2.2.4.1 Tegangan beton 0,85fc’
diasumsikan terdistribusi rata terhadap
zona tekan ekuivalen yang dibatasi ujung
penampang dan garis yang paralel
terhadap sumbu netral, yang terletak pada
jarak 𝒂 dari serat tekan terjauh, seperti
persamaan berikut:
 a=β1.c (22.2.2.4.1)

==== R22.2.2.4.1 Distribusi blok tegangan tidak
menunjukkan zona aktual distribusi
tegangan beton pada kekuatan nominal,
tetapi menunjukkan kekuatan nominal
kombinasi lentur dan aksial yang sesuai
dengan hasil pengujian (Mattock et al
1961).

==== 22.2.2.4.2 Jarak dari serat tekan terjauh
sampai ke sumbu netral c, diukur secara
tegak lurus dari sumbu netral.

==== 22.2.2.4.3 Nilai β1 dinyatakan dalam

Tabel 22.2.2.4.3 .

==== R22.2.2.4.3 Nilai β1 ditentukan secara
eksperimental. Batas bawah untuk β1
ditentukan menggunakan data eksperimen
balok dengan kekuatan tekan beton lebih
besar dari 55 MPa (Leslie et al. 1976; Karr
et al. 1978).

Tabel 22.2.2.4.3 – Nilai β1 untuk
distribusi tegangan beton persegi
ekuivalen

==== 22.2.3 Asumsi desain untuk tulangan
nonprategang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 479 dari 695


==== 22.2.3.1 Tulangan ulir yang digunakan
untuk menahan gaya tarik dan tekan harus
memenuhi syarat 20.2.1.

==== 22.2.3.2 Hubungan tegangan-regangan
dan modulus elastisitas untuk tulangan ulir
harus memenuhi syarat 20.2.2.1 dan
20.2.2.2.

==== 22.2.4 Asumsi desain untuk tulangan
prategang

==== 22.2.4.1 Untuk komponen dengan
tulangan prategang dengan lekatan
dihitung menggunakan 20.3.1, tegangan
pada kekuatan lentur nominal fps, dihitung
sesuai 20.3.2.3.

==== 22.2.4.2 Untuk komponen dengan
tulangan prategang tanpa lekatan sesuai
dengan 20.3.1, fps dihitung sesuai 20.3.2.4.

==== 22.2.4.3 Jika panjang tertanam strand
prategang kurang dari ℓd, maka tegangan
desain strand tidak boleh melebihi nilai yang
diberikan di 25.4.8.3, seperti yang
dimodifikasi di 25.4.8.1 (b).


[ Lanjut Ke 22.3 - Kekuatan lentur
... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel