==== 21. PASAL 21 – FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

==== 21.1 - Ruang lingkup

==== 21.1.1 Pasal ini menjelaskan faktor
reduksi kekuatan yang digunakan dalam
desain struktur beton, kecuali yang
diperbolehkan pada Pasal 27.

==== R21.1 - Ruang lingkup

==== R21.1.1 Fungsi faktor reduksi kekuatan ϕ
adalah: (1) untuk memperkirakan
kemungkinan kekuatan penampang tidak
mencukupi (under-strength) karena
perbedaan dimensi dan kekuatan material;
(2) untuk memperkirakan ketidaktepatan
pada tahap perancangan; (3) untuk
merefleksikan ketersediaan daktilitas dan
tingkat keandalan yang diperlukan
komponen struktur relatif terhadap beban;
(4) untuk menyatakan seberapa penting
komponen strktur terhadap keseluruhan
struktur (MacGregor 1976; Winter 1979).

==== 21.2 - Faktor reduksi kekuatan untuk
komponen beton struktural dan
sambungan

==== 21.2.1 Faktor reduksi kekuatan ϕ yang
digunakan dalam perancangan harus
sesuai dengan Tabel 21.2.1, kecuali yang
termodifikasi dalam 21.2.2, 21.2.3, dan

==== 21.2.4.

==== R21.2 - Faktor reduksi kekuatan untuk
komponen beton struktural dan
sambungan

==== R21.2.1 Faktor reduksi kekuatan dalam
standar ini telah sesuai dengan kombinasi
beban SNI 1727 dan SNI 1726, yang
merupakan dasar kombinasi pembebanan
pada Pasal 5:
(e) Hasil uji laboratorium untuk zona
angkur pascatarik menunjukkan variasi
hasil yang tersebar. Penelitian ini
dilakukan dengan memasukkan nilai ϕ
sebesar 0,85 dan membatasi parameter
kekuatan tekan nominal beton tidak
terkekang (unconfined concrete) di
daerah 0,7λfci’ pada 25.9.4.5.2,
sebagaimana nilai λ yang dijelaskan di
19.2.4. Oleh karena itu, kekuatan efektif
untuk perancangan beton tidak
terkekang adalah 0,85 ×0,7 λ fci'= 0,6 λ
fci', atau sama dengan 0,6 λ fci', di zona
umum.
(f) Perilaku bracket dan korbel diatur oleh
geser, sehingga angka ϕ = 0,75
digunakan untuk semua moda
keruntuhan.
(i) Nilai faktor reduksi kekuatan ϕ untuk
semua moda keruntuhan beton polos
adalah sama. Karena kekuatan lentur
dan kekuatan geser untuk beton polos
bergantung dari kekuatan tarik beton,
tanpa kekuatan cadangan maupun
daktilitas tulangan, faktor reduksi
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 469 dari 695

Tabel 21.2.1 – Faktor reduksi kekuatan
(ϕ)
Gaya atau elemen
struktur
ϕ Pengecualian
a)
Momen, gaya
aksial, atau
kombinasi
momen dan
gaya aksial
0,65 –
0,90
sesuai

==== 21.2.2
Di dekat ujung
komponen
pratarik
(pretension)
dimana strand
belum
sepenuhnya
bekerja, ϕ
harus sesuai
dengan 21.2.3
b) Geser 0,75
Persyaratan
tambahan
untuk struktur
tahan gempa
terdapat pada

==== 21.2.4
c) Torsi 0,75 -
d)
Tumpu
(bearing)
0,65 -
e)
Zona angkur
pascatarik
(post-tension)
0,85 -
f)
Bracket dan
korbel
0,75 -
g)
Strut, ties,
zona nodal,
dan daerah
tumpuan yang
dirancang
dengan strutand-
tie di
Pasal 23
0,75 -
h)
Komponen
sambungan
beton pracetak
terkontrol leleh
oleh elemen
baja dalam
tarik
0,90 -
i) Beton polos 0,60 -
j)
Angkur dalam
elemen beton
0,45 –
0,75
sesuai
Pasal
17
-
kekuatan untuk momen dan geser adalah
sama besar.

==== 21.2.2 Faktor reduksi kekuatan untuk
momen, gaya aksial, atau kombinasi
momen dan gaya aksial harus sesuai
dengan Tabel 21.2.2.

==== 21.2.2.1 Untuk tulangan ulir, Ɛty sama
dengan fy Es . Untuk tulangan ulir mutu
420 MPa, diizinkan nilai Ɛty diambil sebesar
0,002.

==== R21.2.2 Nilai kekuatan nominal komponen
struktur yang mengalami momen, atau
kombinasi momen dan gaya aksial
ditentukan oleh kondisi dimana regangan
dalam serat tekan terjauh sama dengan
asumsi batas regangan, yaitu 0,003.
Regangan tarik netto Ɛt adalah regangan
tarik tulangan tarik terjauh pada kekuatan
nominal (tidak termasuk regangan yang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 470 dari 695


==== 21.2.2.2 Untuk tulangan prategang, nilai
Ɛty harus diambil sebesar 0,002.
terjadi akibat prategang, rangkak, susut, dan
suhu). Regangan tarik netto dalam tulangan
tarik terjauh ditentukan dari distribusi linier
regangan pada kekuatan nominal, seperti
ditunjukkan pada Gambar R21.2.2a untuk
komponen nonprategang.
Komponen struktur yang hanya menerima
gaya tekan aksial dianggap terkontrol tekan
(compression-controlled) dan komponen
struktur yang hanya menerima gaya tarik
aksial dianggap terkontrol tarik (tensioncontrolled).
Jika regangan tarik netto pada tulangan
tarik terjauh cukup besar (≥ 0,005), maka
komponen dianggap terkontrol tarik
(tension-controlled), dimana keruntuhan
akan ditandai oleh keretakan atau defleksi
yang berlebihan pada komponen struktur.
Umumnya batas 0,005 memberikan
daktilitas yang cukup dalam penerapan
yang umum. Perilaku daktail lebih besar
dibutuhkan untuk perancangan penampang
dan rangka menerus yang membutuhkan
redistribusi momen, yang dijelaskan di 6.6.5.
Karena redistribusi momen bergantung
pada daktilitas di zona plastis, redistribusi
momen dibatasi pada penampang dengan
regangan tarik netto sedikitnya 0,0075.
Jika regangan tarik netto pada tulangan
tarik terjauh kecil (≤Ɛty), akan terjadi
keruntuhan getas yang terjadi secara tibatiba
tanpa tanda peringatan sebelumnya.
Sebelum terbitnya ACI 318-14, batas
regangan untuk penampang terkontrol tekan
adalah 0,002 untuk tulangan dengan mutu
420 dan semua tulangan prategang, namun
tidak dijelaskan secara eksplisit untuk
tulangan jenis lainnya. Di ACI 318-14, batas
regangan untuk penampang terkontrol tekan
dijelaskan secara berurutan di 21.2.2.1 dan

==== 21.2.2.2 untuk tulangan ulir dan prategang.
Balok dan pelat umumnya terkontrol tarik,
sedangkan kolom umumnya terkontrol
tekan. Beberapa komponen yang menerima
gaya aksial dalam jumlah kecil dan momen
lentur dalam jumlah besar, batas regangan
tarik netto pada tulangan tarik terjauh adalah
0,005 dan Ɛty. Penampang ini berada dalam
zona transisi antara zona terkontrol tekan
dan zona terkontrol tarik.
Pasal ini menjelaskan faktor reduksi
kekuatan untuk penampang terkontrol tekan
dan terkontrol tarik, serta penampang dalam
zona transisi. Untuk penampang yang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 471 dari 695

menerima kombinasi momen dan gaya
aksial, kekuatan desain ditentukan dengan
mengalikan Pn dan Mn dengan nilai ϕ yang
sesuai.
Penampang terkontrol tekan
menggunakan nilai ϕ yang lebih rendah
daripada penampang terkontrol tarik.
Karena penampang terkontrol tekan
mempunyai daktilitas lebih rendah, lebih
sensitif terhadap variasi kekuatan beton,
dan umumnya memiliki luas permukaan
beban yang lebih besar dibanding
penampang terkontrol tarik. Kolom tulangan
spiral mempunyai nilai ϕ lebih besar
dibandingkan kolom tulangan transversal
tipe lain, karena kolom tulangan spiral
mempunyai daktilitas dan ketangguhan
yang lebih tinggi. Untuk penampang dalam
zona transisi, nilai ϕ ditentukan dengan
interpolasi linier yang ditunjukkan di Gambar

==== R21.2.2b.
Tabel 21.2.2 – Faktor reduksi kekuatan (ϕ) untuk momen, gaya aksial, atau
kombinasi momen dan gaya aksial
Regangan
tarik netto (𝜀t)
Klasifikasi
ϕ
Jenis tulangan transversal
Spiral sesuai 25.7.3 Tulangan lainnya
Ԑt ≤ Ԑty
Tekanan
terkontrol
0,75 a) 0,65 b)
Ԑty < Ԑt < 0,005 Transisi[1] 0,75+0,15
εt-εty
0,005- εty
c) 0,65+0,25
εt-εty
0,005- εty
d)
Ԑt ≥ 0,005
Tegangan
terkontrol
0,90 e) 0,90 f)
[1]Untuk penampang transisi, diperbolehkan memakai nilai faktor kekuatan sama dengan penampang terkontrol tekan
εcu = 0.003 Tekan
c
dt
εt
Tulangan terdekat
dengan serat tarik beton
terluar
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 472 dari 695

Gambar R21.2.2a – Distribusi tegangan
dan regangan tarik netto pada
komponen nonprategang
Gambar R21.2.2b – Variasi nilai ϕ
regangan tarik netto pada tulangan tarik
terjauh, Ɛt

==== 21.2.3 Untuk penampang pada
komponen prategang dimana strand
belum sepenuhnya bekerja, nilai ϕ dihitung
sesuai dengan Tabel 21.2.3, dimana nilai
ℓtr dihitungmenggunakan Pers. (21.2.3), ℓdb
adalah panjang tidak terlekat di ujung
penampang, fse adalah tegangan efektif
baja prategang (setelah semua kehilangan
prategang terjadi), dan ℓd ditunjukkan di
25.4.8.1.
21
se
tr b
f
d
 
 
 
(21.2.3)
Tabel 21.2.3 – Faktor reduksi kekuatan
ϕ untuk seksi akhir dari prategang
Kondisi
di dekat
ujung
komponen
Tegangan
beton
akibat
beban
layan[1]
Jarak dari
ujung
komponen
ke
penampan
g yang
ditinjau
ϕ

==== R21.2.3 Jika penampang kritis sepanjang
komponen pratarik di zona dimana strand
belum sepenuhnya tersalurkan,
kemungkinan akan terjadi keruntuhan
lekatan slip (bond slip failure). Keruntuhan
ini mirip dengan keruntuhan geser getas
(brittle shear failure) yang disebabkan
karena material terlalu getas; oleh karena itu
nilai ϕ lebih kecil untuk kekuatan lentur
penampang dengan komponen strand yang
belum sepenuhnya tersalurkan. Nilai ϕ di
ujung panjang transfer dan ujung panjang
penyaluran penampang ditentukan dengan
interpolasi linear, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar R21.2.3a.
Jika satu atau lebih strand tidak
tersalurkan sampai ujung penampang,
maka nilai ϕ adalah 0,75 dari ujung
penampang sampai ujung panjang transfer
strand dengan memperhitungkan panjang
strand terpanjang tanpa lekatan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 473 dari 695

Semua
strand
terlekat
Tidak
berlaku
≤ ltr 0,75 a)
ltr hingga ld
Interpolasi
linier
dari 0,75
ke 0,90[2]
b)
Satu atau
lebih strand
tanpa
lekatan
Tarik tidak
terhitung
≤ (ldb + ltr) 0,75 c)
(ldb + ltr)
hingga
(ldb + ld)
Interpolasi
linier
dari 0,75
ke 0,90[2]
d)
Tarik
dihitung
≤ (ldb + ltr) 0,75 e)
(ldb + ltr)
hingga
(ldb + 2ld)
Interpolasi
linier dari
0,75 ke
0,90[2]
f)
[1]Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif
(setelah semua kehilangan prategang terjadi) pada
serat terjauh penampang dimana tegangan tarik akibat
beban terjadi.
[2]Diperbolehkan memakai nilai faktor reduksi 0,75.
(unbonded). Untuk lainnya, nilai ϕ bervariasi
secara linier dari titik penyaluran strand
dengan batas nilai ϕ adalah 0,90, seperti
yang ditunjukkan di Gambar R21.2.3b.
Kontribusi strand tanpa lekatan (unbonded)
sebaiknya diabaikan sampai strand
tersalurkan sepenuhnya. Terpasangnya
strand tanpa lekatan dihitung mulai dari
ujung bebas strand terputus tanpa lapisan.
Di luar ini, pasal 25.4.8.1 digunakan untuk
menentukan apakah panjang strand
tergolong ℓd atau 2ℓd, dengan
memperhitungkan tegangan pada zona tarik
pratekan relatif terhadap beban (Gambar

==== 21.2.3b). Strand dengan permukaan
berkarat dapat memiliki panjang transfer
lebih pendek dibandingkan strand dengan
permukaan tanpa karat. Strand yang dicabut
secara perlahan-lahan akan mempunyai
panjang transfer yang lebih pendek
dibandingkan strand yang dipotong.
Gambar R21.2.3a – Variasi nilai ϕ
dengan jarak dari ujung bebas strand
dalam komponen struktur pratarik
dengan strand lekatan penuh
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 474 dari 695

Gambar R21.2.3b – Variasi nilai ϕ
dengan jarak dari ujung bebas strand
dalam komponen struktur pratarik
dengan strand tanpa lekatan
(unbonded)

==== 21.2.4 Untuk struktur yang bergantung
dari elemen a), b), atau c) untuk menahan
gaya gempa E, nilai ϕ untuk gaya geser
harus dimodifikasi sesuai dengan 21.2.4.1
hingga 21.2.4.3:
a) Sistem rangka pemikul momen khusus
b) Dinding struktural khusus
c) Dinding struktural pracetak menengah
yang memenuhi persyaratan Kategori
Desain Seismik D, E, atau F

==== 21.2.4.1 Untuk komponen yang didesain
dapat menahan gempa E, nilai ϕ untuk
geser apabila kekuatan nominal
penampang kurang dari kekuatan geser
nominal beton adalah 0,60. Kekuatan
nominal harus dihitung dengan
pertimbangan beban aksial terfaktor paling
kritis termasuk E.

==== R21.2.4.1 Ketentuan ini mengatur
komponen terkontrol geser (shearcontrolled),
seperti dinding bertingkat
rendah, bagian dinding di antara bukaan
(opening), atau diafragma, dimana kekuatan
geser nominal adalah kurang dari geser
terkait perkembangan kekuatan nominal
letertur untuk kondisi beban berkaitan.

==== 21.2.4.2 Untuk diafragma, nilai ϕ untuk
geser tidak boleh melebihi nilai minimum ϕ
yang digunakan untuk komponen vertikal
dalam sistem struktur tahan gempa.

==== R21.2.4.2 Dinding struktural pendek
merupakan elemen utama struktur vertikal
tahan gempa yang digunakan pada gedung
parkir saat terjadi gempa Northridge tahun
1994. Dalam beberapa kasus, dinding tetap
elastis linier, sedangkan diafragma menjadi
inelastis. Pasal ini bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan diafragma dan
sambungan pada struktur gedung, dimana
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 475 dari 695

faktor reduksi kekuatan untuk dinding
adalah 0,60, umumnya struktur tersebut
memiliki kekuatan lebih (overstrength)
terlalu tinggi.

==== 21.2.4.3 Untuk sambungan balok-kolom
dan balok kopel dengan tulangan diagonal,
ϕ untuk geser harus diambil sebesar 0,85.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 476 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 22 - KEKUATAN PENAMPANG ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel