==== 20. PASAL 20 – PROPERTI BAJA TULANGAN, DURABILITAS, DAN PENANAMAN

==== 20.1 - Ruang lingkup

==== 20.1.1 Pasal ini dapat digunakan untuk
baja tulangan dan harus memenuhi
persyaratan dari a) hingga c):
a) Properti material
b) Properti yang digunakan untuk desain
c) Persyaratan durabilitas, termasuk
persyaratan penentuan selimut
minimum

==== R20.1 - Ruang lingkup

==== R20.1.1 Material yang diizinkan untuk
digunakan sebagai baja tulangan telah
ditetapkan. Elemen logam lain, seperti
pelat ring (inserts), baut angkur, atau baja
polos untuk dowel pada isolasi atau joint
konstruksi, umumnya tidak diperhitungkan
sebagai baja tulangan menurut ketentuan
pada standar ini. Perkuatan menggunakan
fiber-reinforced polymer (FRP) tidak
dibahas pada peraturan ini. Komite ACI
440 telah mengembangkan pedoman
untuk penggunaan perkuatan FRP (ACI
440.1R dan 440.2R).

==== 20.1.2 Aturan pada 20.7 dapat digunakan
untuk penanaman.

==== 20.2 - Batang dan kawat nonprategang

==== 20.2.1 Properti material

==== R20.2 - Batang dan kawat nonprategang

==== R20.2.1 Properti material

==== 20.2.1.1 Tulangan dan kawat
nonprategang harus berulir, kecuali untuk
batang atau kawat polos diperbolehkan
digunakan sebagai tulangan spiral.

==== 20.2.1.2 Kekuatan leleh tulangan dan
kawat nonprategang harus ditentukan
dengan mengikuti a) atau b):
a) Metode offset, dengan menggunakan
offset sebesar 0,2 persen sesuai ASTM
A370
b) Titik leleh dengan menggunakan
metode penghentian gaya (halt of force),
dengan catatan tulangan atau kawat
nonprategang memiliki titik leleh yang
jelas.

==== R20.2.1.2 Sebagian besar dari tulangan
baja nonprategang menunjukkan perilaku
tegangan-regangan yang titik leleh nya
terlihat jelas. Namun, bahan tulangan
seperti batang baja mutu tinggi, kawat
baja, batang baja gulungan, dan batang
serta kawat baja tahan karat umumnya
tidak menunjukkan perilaku pelelehan
yang jelas, tetapi justru melengkung
secara perlahan. Metode yang digunakan
untuk mengukur kekuatan leleh dari baja
tulangan perlu disediakan untuk kedua
jenis hubungan tegangan dan regangan
dari baja tulangan.
Sebuah studi (Paulson et al., 2013)
terkait pembuatan tulangan selama
periode 2008 hingga 2012 menemukan
bahwa metode offset, menggunakan offset
0,2 persen, mampu menunjukkan
perkiraan kekuatan struktur beton
bertulang yang masuk akal.
Kekuatan leleh ditentukan oleh pabrikan
ketika uji tarik dilakukan pada contoh
tulangan. Metode pengujian untuk
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 445 dari 695

penentuan kekuatan leleh baja, termasuk
metode offset dan penentuan titik leleh
menggunakan metode penghentian gaya
(halt of force), telah dijelaskan dengan baik
pada standar ASTM untuk batang dan
kawat baja nonprategang maupun di
ASTM A370 terkait Metode Pengujian dan
Definisi.

==== 20.2.1.3 Tulangan ulir harus sesuai poin
a), b), c), d), atau e):
a) ASTM A615 M – Baja karbon
b) ASTM A706 M – Baja alloy rendah
c) ASTM A996 M – Baja as dan baja rel;
tulangan dari baja rel harus bertipe R
d) ASTM A966 M – Baja nirkarat (stainless)
e) ASTM A 1035 M – Baja karbon kromium
rendah

==== R20.2.1.3 Tulangan ulir yang terbuat dari
baja alloy rendah menurut ASTM A706M
dimaksudkan untuk aplikasi di mana
diperlukan kemampuan tarik yang
terkontrol, pembatasan komposisi kimia
untuk meningkatkan kemampuan las,
ataupun keduanya.
Batang baja rel ulir yang digunakan pada
peraturan ini harus sesuai ASTM A996M,
termasuk ketentuan untuk batang tipe R.
Batang tipe R perlu memenuhi lebih
banyak syarat batas uji lentur
dibandingkan tipe baja rel yang lain.
Batang baja nirkarat (stainless)
digunakan ketika ketahanan korosi yang
tinggi atau permeabilitas magnetis
terkontrol dibutuhkan.
Baja karbon kromium rendah adalah
material mutu tinggi yang boleh digunakan
sebagai tulangan transversal untuk
pengekangan pada sistem struktur khusus
tahan gempa dan tulangan spiral pada
kolom. Lihat Tabel 20.2.2.4a dan b. ASTM
A1035M menyediakan persyaratan untuk
batang dengan dua kekuatan leleh
minimum – 700 MPa dan 830 MPa – yang
secara berurutan dikenal sebagai baja
Mutu 690 dan Mutu 830, tetapi nilai
maksimum fyt yang diizinkan untuk
perhitungan desain pada standar ini
dibatasi menurut 20.2.2.3.

==== 20.2.1.4 Tulangan polos untuk tulangan
spiral harus sesuai ASTM A651M, A706M,
A955M atau A1035 M.

==== R20.2.1.4 Batang polos hanya
diperbolehkan untuk digunakan sebagai
tulangan spiral untuk tulangan transversal
pada kolom, tulangan transversal untuk
menahan geser dan torsi, atau tulangan
pengekang untuk sambungan lewatan.

==== 20.2.1.5 Tulangan kawat las ulir harus
sesuai ASTM A184M. Tulangan ulir
digunakan untuk tulangan las harus sesuai
ASTM A615 M atau A706 M.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 446 dari 695


==== 20.2.1.6 Tulangan ulir berkepala harus
sesuai ASTM A970M, termasuk
persyaratan pada Lampiran A1 untuk
dimensi kepala kelas HA.

==== R20.2.1.6 Batasan dimensi kepala kelas
HA yang tercantum pada Lampiran A1 dari
ASTM A970M terjadi karena kurangnya
data hasil uji tulangan ulir berkepala, yang
tidak memenuhi persyaratan dimensi kelas
HA. Kepala tulangan ulir yang tidak sesuai
dengan batasan kelas HA terkait halangan
deformasi batang dan bentuk muka
landasan dapat menyebabkan terjadinya
gaya belah yang tidak diinginkan di dalam
beton yang bukan merupakan karakteristik
kepala tulangan yang digunakan pada
pengujian untuk dasar penulisan 25.4.4.
Untuk kepala yang memenuhi persyaratan
dimensi kelas HA, luas bersih penahan
kepala dapat diasumsikan sama dengan
luas kotor kepala dikurangi luas tulangan.
Asumsi ini belum tentu sesuai untuk
diterapkan pada kepala yang tidak
memenuhi persyaratan dimensi kelas HA.

==== 20.2.1.7 Kawat ulir, kawat polos, tulangan
kawat las ulir, dan tulangan kawat las polos
harus sesuai a) atau b), kecuali kekuatan
leleh harus ditentukan sesuai 20.2.1.2:
a) A1064M-Baja karbon
b) A1022M-Baja nirkarat (stainless)

==== R20.2.1.7 Kawat polos hanya diizinkan
untuk tulangan spiral dan tulangan kawat
baja polos yang dilas, tulangan yang
disebut terakhir dianggap sebagai kawat
ulir. Kawat baja nirkarat (stainless) dan
tulangan kawat baja nirkarat (stainless)
yang diljas diaplikasikan ketika ketahanan
korosi yang tinggi dan permeabilitas
magnetis tertentu diperlukan. Persyaratan
kemampuan fisik dan mekanis untuk
tulangan kawat baja ulir nirkarat (stainless)
serta tulangan kawat baja ulir dan polos
yang dilas menurut ASTM A1022M sama
seperti persyaratan untuk kawat ulir,
tulangan kawat ulir yang dilas, dan
tulangan kawat polos yang dilas menurut
ASTM A1064M.

==== 20.2.1.7.1 Diizinkan menggunakan kawat
ulir dengan ukuran D5 hingga D13.

==== R20.2.1.7.1 Batas atas ditetapkan untuk
ukuran kawat ulir karena pengujian
(Rutledge and Devries 2002) menunjukkan
bahwa kawat D16 hanya akan mencapai
sekitar 60 persen dari kekuatan lekatan
(bond) dalam tarik yang diberikan oleh
Pers. (25.4.2.3a).

==== 20.2.1.7.2 Kawat ulir dengan ukuran lebih
besar dari D13 harus diizinkan sebagai
tulangan kawat las jika pada saat
perhitungan panjang penyaluran dan
lewatan dianggap sebagai kawat polos
sesuai 25.4.7 dan 25.5.4.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 447 dari 695


==== 20.2.1.7.3 Kecuali sesuai yang diizinkan
untuk tulangan kawat las yang digunakan
sebagai sengkang sesuai 25.7.1, spasi
pertemuan sambungan las pada tulangan
kawat pada arah tegangan yang dihitung
harus tidak boleh melebihi a) atau b):
a) 400 mm untuk tulangan kawat las ulir
b) 300 mm untuk tulangan kawat las polos

==== 20.2.2 Properti desain

==== 20.2.2.1 Untuk batang dan kawat
nonprategang, tegangan di bawah fy adalah
Es dikalikan dengan regangan baja. Untuk
regangan lebih besar dari regangan yang
menyebabkan fy maka tegangan harus
dianggap tidak terpengaruh dengan
regangan dan sama dengan fy.

==== R20.2.2 Properti desain

==== R20.2.2.1 Untuk tulangan ulir, cukup
akurat mengasumsikan bahwa tegangan
pada tulangan sebanding dengan
regangan di bawah kekuatan leleh yang
ditentukan fy. Peningkatan kekuatan akibat
efek strain hardening pada tulangan harus
diabaikan untuk perhitungan kekuatan
nominal. Pada perhitungan kekuatan
nominal, gaya yang terjadi pada tulangan
tarik maupun tekan dihitung sebagai
berikut :
Jika εs< εy (regangan leleh)
As fs  AsEss
Jika εs ≥ εy
As f s  As f y
Dengan εs adalah nilai dari diagram
regangan pada lokasi tulangan.

==== 20.2.2.2 Modulus elastisitas, Es, untuk
batang dan kawat nonprategang diizinkan
untuk diambil sebesar 200.000 Mpa.

==== 20.2.2.3 Kekuatan leleh untuk batang dan
kawat nonprategang harus berdasarkan
mutu tulangan yang ditentukan dan tidak
boleh melebihi nilai yang ditetapkan pada

==== 20.2.2.4 untuk penggunaan yang sesuai.

==== 20.2.2.4 Tipe dari kawat dan batang
nonprategang yang akan digunakan untuk
struktur tertentu harus sesuai Tabel

==== 20.2.2.4a untuk tulangan ulir dan Tabel

==== 20.2.2.4b untuk tulangan polos.

==== R20.2.2.4 Tabel 20.2.2.4a dan b
membatasi nilai maksimum dari kekuatan
leleh yang digunakan pada perhitungan
desain untuk masing-masing tulangan ulir
nonprategang dan tulangan spiral polos
nonprategang.
Pada Tabel 20.2.2.4a, untuk tulangan ulir
pada sistem rangka pemikul momen
khusus dan dinding struktural khusus,
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 448 dari 695

penggunaan tulangan longitudinal dengan
mutu lebih tinggi dibanding yang
diasumsikan pada desain mengakibatkan
terjadinya geser yang lebih tinggi dan
tegangan lekatan (bond stress) pada saat
peningkatan momen leleh. Kondisi ini
dapat mengakibatkan terjadinya
kegagalan getas pada geser maupun
lekatan dan harus dihindari meskipun
kegagalan semacam ini dapat terjadi
akibat adanya beban yang lebih besar
dibanding yang diantisipasi pada
rancangan. Karena itu, batasan diberikan
untuk kekuatan leleh aktual baja (mengacu
pada 20.2.2.5). ASTM A706M untuk
batang alloy rendah sekarang telah
mengikutsertakan Mutu 420 dan Mutu 550;
tetapi, hanya Mutu 420 yang
diperbolehkan untuk sistem seismik
khusus karena kurangnya data untuk
mengkonfirmasi penerapan ketentuan
standar saat ini pada struktur yang
menggunakan mutu lebih tinggi. Untuk
balok, ketentuan defleksi 24.2 dan batas
distribusi tulangan lentur 24.3 menjadi
semakin kritis seiring peningkatan fy.
Nilai maksimum kekuatan leleh untuk
tujuan perhitungan dibatasi sebesar 700
MPa untuk masing-masing tulangan ulir
nonprategang maupun tulangan spiral
polos di Tabel 20.2.2.4a dan b, ketika
digunakan untuk penyokong lateral
tulangan longitudinal ataupun untuk
pengekangan beton. Penelitian yang
mendukung pembatasan untuk sengkang
ini diantaranya adalah Saatciouglu and
Razvi (2002), Pessiki et al. (2001), dan
Richart et al. (1929). Untuk tulangan pada
rangka momen khusus dan dinding
struktural khusus, penelitian
mengindikasikan bahwa kekuatan leleh
yang lebih tinggi dapat digunakan secara
efektif untuk tulangan sengkang, hal ini
ditunjukkan oleh Budek et al. (2002),
Muguruma and Watanabe (1990) dan
Sugano et al. (1990).
Batas 420 MPa pada nilai fy dan fyt yang
digunakan pada desain sebagian besar
tulangan geser dan torsi dimaksudkan
untuk mengontrol lebar dari retak miring.
Kekuatan leleh yang lebih tinggi yaitu 550
MPa diperbolehkan untuk desain geser
pada tulangan kawat ulir yang dilas juga
dimaksudkan untuk mengontrol lebar retak
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 449 dari 695

miring, hal ini berdasarkan penelitian
Guimares et al. (1992), Griezic et al.
(1994), dan Furlong et al. (1991). Secara
khusus, pengujian balok ukuran penuh
yang dijelaskan oleh Griezic et al. (1994)
menunjukkan bahwa lebar retak miring
akibat geser pada saat beban layan akan
lebih kecil pada balok bertulangan kawat
ulir yang dilas dan dirancang dengan
kekuatan leleh 520 MPa dibandingkan
balok bertulang dengan sengkang ulir
Mutu 420.
Catatan kaki 2 pada Tabel 20.2.2.4a
diberikan karena ASTM A1064M dan
A1022M hanya mengharuskan kekuatan
las untuk mencapai 240 MPa dalam kawat
yang saling berhubungan. Sengkang
tertutup, sengkang, dan elemen lain yang
digunakan pada sistem seismik khusus
harus memiliki angkur yang mampu
mencapai 1,25fy atau 1,25fyt, sebagaimana
berlaku, ataupun kekuatan tarik batang
atau kawat, mana yang lebih rendah,
sehingga kapasitas daktilitas sedang
dapat tercapai. Produk hasil las yang
mampu mencapai batas tegangan ini
dapat diterima untuk digunakan menurut
1.10.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 450 dari 695

Tabel 20.2.2.4a – Tulangan ulir nonprategang
Penggunaan Aplikasi
fy atau fyt
maks. yang
diizinkan
untuk
perhitungan
desain, (MPa)
Spesifikasi ASTM yang sesuai
Batang ulir
Kawat
ulir
Kawat yang
dilas
Batang
ulir yang
dilas
Lentur; gaya
aksial; dan
susut dan
suhu
Sistem
seismik
khusus
420
Mengacu pada

==== 20.2.2.5
Tidak
diizinkan
Tidak
diizinkan
Tidak
diizinkan
lainnya 550
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M,
A1022M
A184M[1]
Kekangan
lateral dari
batang
longitudinal
atau
kekangan
beton
Sistem
seismik
khusus
700
A615M,
A706M,
A955M,
A996M,
A1035M
A1064M,
A1022M
A1064M[2] ,
A1022M[2]
Tidak
diizinkan
Spiral 700
A615M,
A706M,
A955M,
A996M,
A1035M
A1064M,
A1022M
Tidak
diizinkan
Tidak
diizinkan
Lainnya 550
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M,
A1022M
Tidak
diizinkan
Geser
Sistem
seismik
khusus
420
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M[2] ,
A1022M[2]
Tidak
diizinkan
Spiral 420
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
Tidak
diizinkan
Tidak
diizinkan
geser friksi 420
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M,
A1022M
Tidak
diizinkan
sengkang,
sengkang
ikat,
sengkang
pengekang
420
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M,
A1022M
Kawat las
polos
Tidak
diizinkan
550 Tidak diizinkan
Tidak
diizinkan
A1064M,
A1022M
Kawat las ulir
Tidak
diizinkan
Torsi
Longitudinal
dan
transversal
420
A615M,
A706M,
A955M,
A996M
A1064M,
A1022M
A1064M,
A1022M
Tidak
diizinkan
[1]Tulangan kawat las ulir harus diizinkan untuk dirangkai menggunakan ASTM A615M atau A706M.
[2]ASTM A1064M dan A1022M tidak diizinkan pada sistem seismik khusus dimana las disyaratkan untuk menahan
tegangan sebagai respons dari pengekangan, tumpuan lateral dari batang longitudinal, geser atau aksi lainnya.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 451 dari 695

Tabel 20.2.2.4b – Tulangan spiral polos nonprategang
Penggunaan Aplikasi
fy atau fyt maks.
yang diizinkan
untuk perhitungan
desain, (MPa)
Spesifikasi ASTM yang sesuai
Batang polos Kawat polos
Kekangan
lateral dari
batang
longitudinal;
atau kekangan
beton
Spiral pada
sistem gempa
khusus
700
A615M, A706M,
A955M, A1035M
A1064M, A1022M
Spiral 700
A615M, A706M,
A955M, A1035M
A1064M, A1022M
Geser Spiral 420
A615M, A706M,
A955M, A1035M
A1064M, A1022M
Torsi pada
balok
nonprategang
Spiral 420
A615M, A706M,
A955M, A1035M A1064M, A1022M

==== 20.2.2.5 Tulangan longitudinal ulir
nonprategang yang menahan momen
akibat beban gempa, gaya aksial atau
keduanya pada rangka momen khusus,
dinding struktural khusus dan semua
komponen dari dinding struktural khusus
termasuk balok kopel dan pilar dinding
harus sesuai a) atau b):
a) ASTM A706M, Mutu 420
b) ASTM A615M, Tulangan Mutu 280 bila
1) dan 3) dipenuhi dan ASTM A615M
tulangan Mutu 420 bila 1) hingga 3)
terpenuhi.
1) Kekuatan leleh aktual berdasarkan
tes pabrik tidak melebihi nilai fy lebih
dari 125 MPa
2) Rasio dari kekuatan tarik aktual
terhadap kekuatan leleh setidaktidaknya
sebesar 1,25
3) Perpanjangan minimum pada 200
mm harus bernilai sekurangkurangnya
14 persen untuk batang
dengan tulangan D10 sampai dengan
D19, sekurang-kurangnya 12 persen
untuk tulangan dengan ukuran D22
hingga D36 dan sekurang-kurangnya
10 persen untuk tulangan dengan
ukuran D43 dan D57.

==== R20.2.2.5 Persyaratan untuk kekuatan
tarik harus lebih besar dari kekuatan leleh
tulangan dengan faktor pengali 1,25
berdasarkan asumsi bahwa kemampuan
elemen struktur untuk mengembangkan
kapasitas rotasi inelastis adalah fungsi dari
panjang daerah leleh sepanjang sumbu
elemen tersebut. Dalam
menginterpretasikan hasil percobaan,
panjang daerah leleh dikaitkan dengan
besaran relatif dari probable moments dan
momen leleh (ACI 352R). Menurut
pengertian ini, semakin tinggi nilai
perbandingan antara probable moments
dan momen leleh, maka semakin panjang
daerah leleh. Komponen-komponen
struktur yang tulangannya tidak memenuhi
persyaratan ini masih dapat menghasilkan
rotasi inelastis, tetapi perilakunya cukup
berbeda untuk tidak memasukkan
komponen tersebut menjadi bahan
pertimbangan untuk dasar aturan yang
didapatkan dari penelitian menggunakan
beton dengan tulangan dalam kondisi telah
strain hardening.
Untuk tulangan ulir ASTM A615M Mutu
420, syarat perpanjangan minimum telah
ditambahkan ke ACI 318 2014. Syarat nilai
perpanjangan minimum pada 20.2.2.5
sama dengan nilai yang tertera pada
ASTM A706M untuk tulangan ulir Mutu
420.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 452 dari 695

Spesifikasi BjTS 420B dalam SNI
2052:2017 memenuhi ketiga persyaratan
pada 20.2.2.5 b).

==== 20.3 - Strand, kawat dan batang
prategang

==== R20.3 - Strand, kawat dan batang
prategang

==== 20.3.1 Properti material R20.3.1 Properti material

==== 20.3.1.1 Kecuali disyaratkan pada

==== 20.3.1.3 untuk rangka momen khusus dan
dinding struktural khusus, tulangan
prategang harus sesuai a), b), c), atau d):
a) ASTM A416M – strand
b) ASTM A421M – kawat
c) ASTM A421M – kawat relaksasi rendah
termasuk persyaratan tambahan S1,
“kawat relaksasi rendah dan uji
relaksasi”
d) ASTM A722M – Tulangan mutu tinggi

==== R20.3.1.1 Karena tulangan prategang
relaksasi rendah telah disebutkan dalam
persyaratan tambahan ASTM A412M,
yang hanya dipergunakan jika material
relaksasi rendah dipersyaratkan, acuan
ASTM yang sesuai dipisahkan ke dalam
bagian tersendiri.

==== 20.3.1.2 Strand, kawat dan batang
prategang yang tidak terdaftar pada ASTM
A416M, A421M, atau A722M diizinkan
selama sesuai dengan persyaratan
minimum dari standar ini dan ditunjukkan
oleh hasil tes atau analisis bahwa
penggunaannya tidak merusak performa
dari komponen.

==== 20.3.1.3 Tulangan prategang yang
menahan momen akibat beban gempa,
gaya aksial atau keduanya pada rangka
momen khusus, dinding struktural khusus
dan semua komponen dari diding struktural
khusus termasuk balok perangkai dan
kolom dinding, pengecoran dengan
menggunakan metode pracetak harus
sesuai ASTM A416M atau A722M.

==== 20.3.2 Properti desain R20.3.2 Properti desain

==== 20.3.2.1 Modulus elastisitas, Ep, untuk
tulangan prategang harus ditentukan
berdasarkan tes atau sesuai dengan yang
diberikan oleh produsen.

==== R20.3.2.1 Nilai tetap Ep antara 197000
dan 200000 MPa biasa digunakan untuk
tujuan desain. Nilai yang lebih akurat
berdasarkan hasil uji atau laporan pabrik
mungkin diperlukan untuk memeriksa
perpanjangan selama penarikan.

==== 20.3.2.2 Kekuatan tarik, fpu, harus
berdasarkan Mutu yang ditentukan atau
tipe dari tulangan prategang dan tidak
boleh melebihi nilai pada Tabel 20.3.2.2.

==== 20.3.2.2 ASTM A416M menetapkan dua
jenis mutu untuk kekuatan tarik strand
yaitu 1725 dan 1860 MPa.
ASTM A421M menetapkan kekuatan
tarik yaitu sebesar 1620, 1655, dan 1725
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 453 dari 695

Tabel 20.3.2.2 – Strand, kawat, dan
batang tulangan prategang
Tipe
Nilai fpu
maksimum
yang diizinkan
untuk
perhitungan
desain,MPa
Spesifikasi
ASTM yang
sesuai
Strand (stressrelieved
dan
relaksasi
rendah)
1860 ASTM 416M
Kawat (stressrelieved
dan
ralaksasi
rendah)
1725
ASTM 421M
ASTM 421M
termasuk
persyaratan
tambahan S1,
“kawat relaksasi
rendah dan test
relaksasi”
Tulangan mutu
tinggi
1035 A722M
MPa, tergantung diameter dan jenis kawat.
Untuk diameter yang paling umum
digunakan, 6 mm, ASTM A421M
menetapkan kekuatan tariknya sebesar
1655 MPa.

==== 20.3.2.3 Tegangan tulangan prategang
terlekat pada kekuatan lentur nominal fps

==== R20.3.2.3 Tegangan tulangan prategang
terlekat pada kekuatan lentur nominal fps

==== 20.3.2.3.1 Sebagai alternative untuk
perhitungan nilai fps yang lebih akurat
berdasarkan pada kompatibilitas regangan,
nilai dari fps yang dihitung sesuai Pers.

==== 20.3.2.3.1 harus diizinkan untuk komponen
dengan tulangan prategang terlekat jika
semua tulangan prategang berada pada
daerah tarik dan nilai dari fse ≥ 0,5 fpu.
 


  
  '
'
c
y
p
'
c
pu
p
p
ps pu
f
f
d
d
f
f
f f
1
1
(20.3.2.3.1)
Dimana γp sesuai Tabel 20.3.2.3.1
Jika tulangan tekan diikutsertakan pada
perhitungan fps pada Pers. (20.3.2.3.1), a)
dan b) harus dipenuhi.

==== R20.3.2.3.1 Penggunaan Pers.
(20.3.2.3.1) dapat menghasilkan kekuatan
balok lebih rendah untuk beton dengan
prosentase tulangan yang tinggi, dan untuk
mengevaluasi kekuatan secara lebih
akurat, kompabilitas regangan dan metode
keseimbangan harus digunakan. Jika
bagian dari tulangan prategang berada
pada zona tekan, kompabilitas regangan
dan metode keseimbangan harus
digunakan.
Nilai γp pada Pers. (20.3.2.3.1) dan Tabel

==== 20.3.2.3.1 menunjukkan pengaruh dari
perbedaan jenis tulangan prategang
terhadap nilai fps. Tabel R20.3.2.3.2
menunjukkan hubungan jenis tulangan
prategang dan rasio fpy/fps .
a) Jika d’ melebihi 0,15dp, tulangan tekan
harus diabaikan pada Pers. (20.3.2.3.1)

==== R20.3.2.3.1(a) Jika nilai d’ besar,
regangan pada tulangan tekan dapat
bernilai lebih kecil dari regangan lelehnya.
Pada kasus semacam ini, tulangan tekan
tidak mempengaruhi fps seperti yang
disebutkan pada Pers. (20.3.2.3.1).
Karena itu, jika d’ melebihi 0,15dp, Pers.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 454 dari 695

(20.3.2.3.1) dapat digunakan hanya jika
tulangan tekan diabaikan.
b)Jika tulangan tekan diikursertakan pada
Pers. (20.3.2.3.1) maka nilai dari
 '
'
pu y
p
c p c
f d f
f d f
    
tidak boleh kurang dari 0,17.
Tabel 20.3.2.3.1 – Nilai dari 𝛄p untuk
digunakan pada Pers. 20.3.2.3.1
fpy/fpu γp
≥ 0,80 0,55
≥ 0,85 0,40
≥ 0,90 0,28

==== R20.3.2.3.1(b) Nilai ρ’ pada Pers.
(20.3.2.3.1) menunjukkan peningkatan
nilai fps yang terjadi ketika terdapat
tulangan tekan pada balok dengan indeks
tulangan besar. Jika nilai
[ρp(fpu/fc’)+(d/dp)(fy/fc’)(ρ-ρ’)] kecil,
kedalaman sumbu netral juga kecil,
tulangan tekan tidak mencapai kekuatan
lelehnya, dan Pers. (20.3.2.3.1) menjadi
tidak konservatif. Karena alasan itu, nilai
[ρp(fpu/fc’)+(d/dp)(fy/fc’) (ρ-ρ’)] tidak boleh
diambil lebih kecil dari 0,17 jika dalam
perhitungan fps tulangan tekan dianggap
ada. Tulangan tekan boleh diabaikan
dalam Pers. (20.3.2.3.1) dengan
memasukkan nilai ρ’ sama dengan nol,
sehingga nilai [ρp(fpu/fc’) + (d/dp)(fy/fc’)(ρ)]
bisa jadi kurang dari 0,17 dan nilai fps yang
diizinkan dapat dicapai.
Tabel R20.3.2.3.1 – Rasio fpy/fpu dan
hubungannya dengan tipe tulangan
Tipe tulangan prategang fpy/fpu
Tulangan
prategang
mutu
tinggi
ASTM A722M Tipe I
(Polos)
≥ 0,85
ASTM A722M Tipe II
(Ulir)
≥ 0,80
Strand
dan kawat
(stressrelieved)
ASTM A416M
ASTM A421M
≥ 0,85
Strand
dan kawat
(relaksasi
rendah)
ASTM A416M
ASTM A421M
≥ 0,90

==== 20.3.2.3.2 Untuk strand pratarik,
tegangan desain dari strand pada bagian
komponen yang terletak disepanjang ℓd dari
ujung bebas strand harus tidak melebihi
yang dihitung pada 25.4.8.3.

==== 20.3.2.4 Tegangan tulangan prategang
tanpa lekatan pada kekuatan lentur
nominal fps.

==== R20.3.2.4 Tegangan tulangan prategang
tanpa lekatan pada kekuatan lentur
nominal fps

==== 20.3.2.4.1 Sebagai alternatif untuk
perhitungan nilai fps yang lebih akurat
berdasarkan pada kompatibilitas regangan,
nilai fps yang dihitung sesuai Tabel

==== 20.3.2.4.1 harus diizinkan untuk komponen

==== R20.3.2.4.1 Nilai [fse+70+fc’/(300ρp)]
menunjukkan hasil pengujian elemen
dengan tendon tanpa lekatan dan rasio
panjang bentang terhadap tebal beton
lebih besar dari 35 (pelat satu arah, pelat
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 455 dari 695

prategang dengan tendon tanpa lekatan
jika fse ≥ 0,5 fpu.
Tabel 20.3.2.4.1 – Nilai pendekatan fps
pada kekuatan lentur nominal untuk
tendon tanpa lekatan
ℓn/h fps
≤ 35
Terkecil
dari:
fse + 70 + fc’ / (100 ρp)
fse + 240
fpy
> 35
Terkecil
dari:
fse + 70 + fc’ / (300 ρp)
fse + 210
fpy
datar dan slab datar) (Mojtahedi dan
Gamble 1978). Pengujian ini menunjukkan
bahwa [fse+70+fc’/(100ρp)], yang biasanya
digunakan untuk rasio panjang bentang
teradap tebal, overestimate kenaikan
tengangan pada balok tersebut. Meski
pengujian yang sama menunjukkan bahwa
kekuatan momen beton tipis yang
dirancang menggunakan
[fse+70+fc’/(100ρp)] memenuhi persyaratan
kekuatan beban berfaktor, hal ini
menunjukkan efek persyaratan standar
untuk tulangan lekatan minimum serta
batas tegangan tarik beton yang sering
menjadi kontrol untuk penentuan jumlah
gaya prategang yang dibutuhkan.

==== 20.3.2.5 Tegangan tarik izin pada
tulangan prategang

==== R20.3.2.5 Tegangan tarik izin pada
tulangan prategang

==== 20.3.2.5.1 Tegangan tarik tulangan
prategang harus tidak melebihi batasan
pada Tabel 20.3.2.5.1.
Tabel 20.3.2.5.1 – Tegangan tarik izin
maksimum tulangan prategang
Tahapan Lokasi
Tegangan tarik
maksimum
Saat
stressing
Pada
ujung
jacking
Terkecil
dari:
0,94fpy
0,80fpu
Gaya jacking
maksimum yang
direkomendasikan
oleh pemasok
perangkat angkur
Sesaat
setelah
transfer
gaya
Pada
angkur
pascatarik
dan
couplers
0,70fpu

==== R20.3.2.5.1 Karena kekuatan leleh yang
tinggi dari strand dan kawat relaksasi
rendah memenuhi persyaratan ASTM
A416M dan A421M termasuk persyaratan
tambahan S1 “Kawat Relaksasi Rendah
dan Uji Relaksasi” maka layak untuk
menetapkan tegangan izin untuk kekuatan
leleh dan kekuatan tarik minimum
berdasarkan ASTM. Karena semakin
tingginya tegangan inisial izin baja
prategang yang diperbolehkan oleh
peraturan sejak 1983, tegangan akhir bisa
jadi lebih besar. Untuk struktur yang
terdampak lingkungan korosif atau beban
berulang, pembatasan tegangan akhir
harus dipertimbangkan.

==== 20.3.2.6 Kehilangan prategang

==== 20.3.2.6.1 Kehilangan prategang harus
dipertimbangkan pada perhitungan
tegangan tarik efektif tulangan prategang,
fse, dan harus mengikutsertakan a) hingga
f):
a) Pendudukan (seating) tulangan
prategang saat transfer
b) Perpendekan elastis dari beton
c) Rangkak pada beton
d) Susut pada beton

==== R20.3.2.6 Kehilangan prategang

==== R20.3.2.6.1 Untuk penjelasan cara
perhitungan kehilangan prategang, lihat
Joint ACI-ASCE Committee 423 (1958),
ACI 435R, PCI Committee on Prestress
Losses (1975), dan Zia et al. 1979),
Perkiraan kehilangan prategang yang
akurat dapat dihitung menurut
rekomendasi Zia et al. (1979), yang
memperhitungkan besar tegangan inisial
(0,7fpu atau lebih besar), tipe baja (stressrelieved
atau relaksasi rendah kabel,
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 456 dari 695

e) Relaksasi dari tulangan prategang
f) Kehilangan gesekan akibat kurvatur
yang disengaja maupun tidak disengaja
pada tendon pascatarik
strand, atau batang), kondisi lingkungan,
dan jenis konstruksi (pratarik, pascatarik
dengan lekatan, atau pascatarik tanpa
lekatan).
Kehilangan aktual, lebih besar atau lebih
kecil dari hasil perhitungan, tidak terlalu
mempengaruhi kekuatan rencana struktur,
tapi dapat berdampak pada perilaku
kemampuan beban layan (defleksi,
camber/lawan lendut, beban retak) dan
perilaku sambungan. Pada beban layan,
estimasi kehilangan prategang yang
berlebihan bisa jadi sama merugikannya
dengan underestimasi karena dapat
menghasikal lawan lendut dan pergerakan
horizotal berlebihan.

==== 20.3.2.6.2 Perhitungan kehilangan gesek
(friction loss) pada tendon pascatarik harus
berdasarkan koefisien gesek tekuk dan
wobble dari hasil ekperimental.

==== R20.3.2.6.2 Perkiraan kehilangan friksi
pada tendon pascatarik tercantum pada
PTI TAB. 1. Nilai koefisien wobble dan
friksi kurvatur yang digunakan untuk jenis
tulangan prategang tertentu dan jenis
ducting tertentu didapatkan dari data
pabrikan pembuat tendon. Estimasi
kehilangan friksi yang terlalu rendah
berakibat pada camber (lawan lendut)
yang tidak tepat, atau kemungkinan
defleksi, pada komponen struktur dan gaya
prategang yang tidak mencukupi. Estimasi
friksi yang berlebihan berakibat pada
camber (lawan lendut) yang berlebihan,
dan perpendekan berlebih pada
komponen struktur. Jika faktor friksi
ditentukan kurang dari yang diasumsikan
pada desain, tegangan tendon harus diatur
supaya hanya sebesar gaya prategang
kritis yang dibutuhkan strukur pada desain.
Bila keamanan atau kemampuan layan
struktur mungkin dipertimbangan, rentang
gaya prategang izin atau syarat batas lain
harus diberikan atau disetujui oleh
perencana ahli bersertifikat yang harus
memenuhi tegangan izin 20.3.2.5 dan
24.5.

==== 20.3.2.6.3 Ketika kehilangan gaya
prategang pada komponen diakibatkan
oleh sambungan komponen pada
konstruksi sebelahnya, kehilangan gaya
prategang tersebut harus diikutsertakan
pada perhitungan desain.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 457 dari 695


==== 20.4 - Baja, pipa, dan tabung struktural
untuk kolom komposit

==== R20.4 - Baja, pipa atau tabung struktural
untuk kolom komposit

==== 20.4.1 Properti Material

==== 20.4.1.1 Baja struktural selain pipa atau
tabung baja yang digunakan pada kolom
komposit harus sesuai a), b), c), d), atau e):
a) ASTM 365M – Baja karbon
b) ASTM A242M – Baja mutu tinggi, alloy
rendah
c) ASTM 572M – Baja mutu tinggi, alloy
rendah, baja columbium-vanadium
d) ASTM A588M - Baja mutu tinggi, alloy
rendah, baja 345 MPa
e) ASTM A992M – Bentuk struktural

==== 20.4.1.2 Pipa atau tabung baja digunakan
pada kolom komposit untuk membungkus
inti beton harus sesuai a), b), c), atau d):
a) ASTM A53M– Kelas B – baja hitam, hotdipped,
dilapisi seng
b) ASTM A500M – Cold-formed, las,
seamless
c) ASTM A501M – Hot formed, cold
formed, las
d) ASTM A1085 – Cold formed, las

==== 20.4.2. Properti desain R20.4.2. Properti desain

==== 20.4.2.1 Untuk baja struktural pada kolom
komposit, nilai maksimum dari fy harus
sesuai dengan ASTM pada 20.4.1.

==== 20.4.2.2 Untuk baja struktural yang
digunakan pada kolom komposit dengan
inti baja struktural, nilai fy tidak boleh
melebihi 350 MPa.

==== R20.4.2.2 Kekuatan leleh desain untuk
inti baja harus dibatasi agar penutup beton
tidak lepas. Diasumsikan bahwa beton
yang tertekan secara aksial agar penutup
beton tidak lepas pada regangan kurang
dari 0,0018. Kekuatan leleh 0,0018 x
200000, atau 360 MPa, yang mewakili
batas atas dari tegangan maksimum baja
yang dapat digunakan.

==== 20.5 - Tulangan stud geser berkepala R20.5 - Tulangan stud geser berkepala

==== 20.5.1 Tulangan stud geser berkepala
dan rakitan stud harus sesuai ASTM
A1044M.

==== R20.5.1 Konfigurasi stud untuk tulangan
stud geser berkepala berbeda dengan
konfigurasi tulangan geser jenis kepala
yang disebutkan di bagian 7 AWS D1.1
(2010) dan rujukan yang digunakan pada
Pasal 17 standar ini (Gambar R20.5.1).
Rasio luas penampang kepala berbanding
tulangan dari AWS D1.1 berada pada
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 458 dari 695

kisaran 2,5 hingga 4. Sebaliknya, ASTM
A1044M mensyaratkan luas kepala dari
tulangan stud geser berkepala setidaknya
10 kali luas penampang tulangan.
Sehingga, stud berkepala berdasarkan
AWS D1.1 tidak sesuai untuk digunakan
sebagai tulangan stud geser berkepala.
Material penambat, yang disiapkan,
menjangkarkan salah satu ujung dari stud;
ASTM A1044M menentukan lebar dan
tebal material penambat yang mampu
memenuhi persyaratan ankur tanpa leleh
untuk kaki stud berdiameter 9,5, 12,7,
15,9, dan 19 mm. Pada ASTM A1044M,
kekuatan leleh minimum yang disyaratkan
untuk stud geser berkepala adalah 350
MPa.
Gambar R20.5.1 – Konfigurasi kepala
stud

==== 20.6 - Ketentuan durabilitas baja
tulangan

==== R20.6 - Ketentuan durabilitas baja
tulangan

==== 20.6.1 Persyaratan selimut beton R20.6.1 Persyaratan selimut beton –
Pada pasal ini dijelaskan mengenai selimut
beton untuk tulangan dan tidak termasuk
persyaratan untuk lapisan beton untuk
material tertanam seperti pipa, saluran air
dan fitting, seperti yang telah dijelaskan
dalam 20.7.5

==== 20.6.1.1 Kecuali peraturan umum gedung
mensyaratkan ketebalan selimut beton
yang lebih besar untuk perlindungan
terhadap kebakaran, selimut beton
minimum harus diambil sesuai 20.6.1.2
hingga 20.6.1.4.

==== R20.6.1.1 Selimut beton yang
merupakan pelindung tulangan terhadap
cuaca atau efek lainnya diukur dari
permukaan paling luar tulangan, sesuai
dengan persyaratan selimut beton yang
berlaku. Dengan selimut beton untuk kelas
komponen struktural diukur dari sisi terluar
tulangan sengkang, ikat dan spiral jika
tulangan transveral melingkupi tulangan
utama; dari lapisan terluar dari tulangan
jika terdapat lebih dari satu lapis tulangan
yang digunakan tanpa tulangan sengkang
Diameter shank Diameter shank
Tulangan stud
geser berkepala
Stud geser berkepala
berdasarkan AWS D1.1
√2,5 hingga 2 x (diameter shank)
≤ 10 x (diameter shank)
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 459 dari 695

atau ikat; dari logam pengikat ujung atau
selongsong tendon pascatarik; atau dari
bagian terluar dari kepala pada batang
tulangan berkepala.
Kondisi “terpapar cuaca atau kontak
dengan tanah” merupakan bentuk paparan
langsung tidak hanya oleh perubahan suhu
tetapi juga oleh perubahan kelembaban.
Sisi bawah pelat (slab soffits) biasanya
tidak secara langsung mengalami paparan
kecuali dipengaruhi oleh adanya kondisi
selang-seling kering dan basah termasuk
kondisi pengembunan atau kebocoran
langsung dari permukaan atas yang
terpapar, limpasan permukaan atau efek
lain yang sejenis.
Metode alternatif untuk melindungi
tulangan dari cuaca dapat dilakukan jika
metode tersebut setara dengan selimut
beton tambahan yang telah disyaratkan
oleh standar ini. Ketika disetujui oleh pihak
yang berwenang sesuai 1.10, tulangan
dengan perlindungan alternatif terhadap
cuaca tidak boleh memiliki selimut beton
kurang dari yang disyaratkan bagi tulangan
yang tidak terekspos oleh cuaca.
Panjang penyaluran tulangan yang
dibutuhkan seperti yang diberikan pada
Pasal 25 merupakan fungsi dari selimut
beton untuk tulangan. Untuk memenuhi
persyaratan panjang penyaluran tulangan
yang dibutuhkan, penggunaan selimut
beton yang lebih besar daripada
spesifikasi minimum yang telah diberikan
pada 20.6.1 mungkin diperlukan.

==== 20.6.1.2 Harus diizinkan untuk
mengikutsertakan penutup lantai beton
sebagai bagian dari selimut beton yang
disyaratkan untuk tujuan nonstruktural

==== R20.6.1.2 Lapisan finishing pelat lantai
boleh digunakan untuk keperluan
nonstruktur seperti selimut tulangan dan
proteksi api. Peraturan harus dibuat, untuk
memastikan bahwa lapisan beton tidak
lepas, yang bisa mengurangi tebal selimut
beton. Selain itu, pertimbangan untuk
panjang penyaluran memerlukan selimut
beton yang menyatu seperti 20.6.1.3.

==== 20.6.1.3 Persyaratan-persyaratan selimut
beton

==== R20.6.1.3 Persyaratan-persyaratan
selimut beton

==== 20.6.1.3.1 komponen struktur beton
nonprategang yang dicor di tempat harus
memiliki selimut beton sekurang-kurangnya
seperti yang diperlihatkan pada Tabel

==== 20.6.1.3.1.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 460 dari 695

Tabel 20.6.1.3.1 – Ketebalan selimut
beton untuk komponen struktur beton
nonprategang yang dicor di tempat
Paparan
Komponen
struktur
Tulangan
Ketebalan
Selimut,
mm
Dicor dan
secara
permane
n kontak
dengan
tanah
Semua Semua 75
Terpapar
cuaca
atau
kontak
dengan
tanah
Semua
Batang
D19
hingga
D57
50
Batang
D16,
Kawat
13 atau
D13 dan
yang
lebih kecil
40
Tidak
terpapar
cuaca
atau
kontak
dengan
tanah
Pelat,
pelat
berusuk
dan
dinding
Batang
D43 dan
D57
40
Batang
D36 dan
yang
lebih kecil
20
Balok,
kolom,
pedestal
dan
batang
tarik
Tulangan
utama,
sengkang,
sengkang
ikat, spiral
dan
sengkang
pengekang
40

==== 20.6.1.3.2 Elemen beton prategang yang
dicor di tempat harus memiliki ketebalan
selimut beton untuk tulangan, ducting dan
end fittings sekurang-kurangnya seperti
yang disyaratkan pada Tabel 20.6.1.3.2.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 461 dari 695

Tabel 20.6.1.3.2 Ketebalan selimut
beton untuk komponen struktur beton
prategang yang dicor di tempat
Paparan
Komponen
struktur
Tulangan
Ketebalan
selimut,
mm
Dicor dan
secara
permanen
kontak
dengan
tanah
Semua Semua 75
Terpapar
cuaca atau
kontak
dengan
tanah
Pelat, pelat
berusuk,
dan dinding
Semua 25
lainnya Semua 40
Tidak
terpapar
cuaca atau
kontak
dengan
tanah
Pelat, pelat
berusuk,
dan dinding
Semua 20
Balok,
kolom,
pedestal
dan batang
tarik
Tulangan
utama
40
Sengkang,
sengkang
ikat, spiral
dan
sengkang
pengekang
25

==== 20.6.1.3.3 Beton pracetak nonprategang
atau prategang yang diproduki pada
kondisi pabrik harus memiliki ketebalan
selimut beton untuk tulangan, ducting dan
end fittings sekurang-kurangnya seperti
yang disyaratkan pada Tabel 20.6.1.3.3.

==== R20.6.1.3.3 Semakin tipis ketebalan
selimut beton pada konstruksi beton
pracetak, menunjukan semakin besar
kontrol yang dibutuhkan untuk pengaturan
proporsi campuran, penempatan dan
perawatan (curing) yang tidak dapat
dipisahkan dalam pembuatan beton
pracetak. Walaupun dikerjakan dalam
kondisi pabrik tidak berarti bahwa bagian
pracetak harus dicetak di pabrik. Elemen
struktural pracetak yang diletakan di area
kerja juga akan dikualifikasi sesuai dengan
bagian ini jika kontrol terhadap dimensi
bentuk, penempatan tulangan, kontrol
kualitas beton beserta prosedur
perawatannya sama dengan yang
biasanya dilakukan di pabrik.
Selimut beton untuk tendon pratarik
seperti yang dijelaskan pada bagian ini
ditujukan untuk memberikan perlindungan
minimum dari cuaca atau efek lainnya.
Selimut beton mungkin tidak cukup untuk
mentransfer atau penyaluran tegangan
pada tendon, dan karena itu peningkatan
ukuran selimut mungkin diperlukan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 462 dari 695

Tabel 20.6.1.3.3 – Ketebalan selimut beton untuk beton
pracetak nonprategang dan prategang yang diproduksi
pada kondisi pabrik
Paparan
Komponen
struktur
Tulangan
Ketebalan
selimut, mm
Terpapar
cuaca atau
kontak
dengan
tanah
Dinding
Batang D43 dan D57;
tendon dengan diameter
lebih besar dari 40 mm
40
Batang D36 dan yang lebih
kecil; Kawat 13 dan D13
dan yang lebih kecil; tendon
dan strand diameter 40 mm
dan yang lebih kecil
20
lainnya
Batang D43 dan D57;
tendon lebih besar dari
diameter 40
50
Batang D19 hingga D36;
tendon dan strand lebih
besar dari diameter 16 mm
sampai dengan diameter 40
mm
40
Batang D16, kawat 13
atau D13 dan yang lebih
kecil; tendon dan strand
dengan diameter 16 mm
atau yang lebih kecil
30
Tidak
terpapar
cuaca
atau
kontak
dengan
tanah
Pelat,
pelat
berusuk
dan
dinding
Batang D43 dan D57;
tendon dengan diameter
lebih besar dari 40 mm
30
Tendon dan strand dengan
diameter 40 mm dan yang
lebih kecil
20
Batang D36, kawat 13
atau D13 dan yang lebih
kecil
16
Balok,
Kolom,
pedestal
dan batang
tarik
Tulangan utama
Lebih besar dari
db dan 16 dan
tidak boleh
melebihi 40
Sengkang, sengkang ikat,
spiral dan sengkang
pengekang
10

==== 20.6.1.3.4 Untuk tulangan bundel,
ketebalan selumut paling tidak nilai yang
terkecil dari a) dan b):
a) Diameter ekuivalen dari bundel
b) 50 mm
Untuk beton yang dicor dan kontak
dengan tanah secara permanen, selimut
beton yang disyaratkan harus diambil
sebesar 75 mm.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 463 dari 695


==== 20.6.1.3.5 Untuk tulangan geser stud,
ketebalan selimut dari kepala dan dasar rel
harus paling tidak yang disyaratkan untuk
tulangan pada komponen tersebut.

==== R20.6.1.3.5 Selimut beton yang
dibutuhkan untuk tulangan stud geser
berkepala dapat dilihat pada Gambar

==== R20.6.1.3.5.
Gambar R20.6.1.3.5 – Persyaratan
selimut beton untuk tulangan stud
geser berkepala

==== 20.6.1.4 Persyaratan ketebalan selimut
beton untuk lingkungan korosif

==== R20.6.1.4 Persyaratan ketebalan selimut
beton untuk lingkungan korosif –
lingkungan korosif didefinisikan pada
19.3.1, R19.3.1 dan R19.3.2. Informasi
tambahan untuk korosi pada struktur
gedung parkir diberikan di ACI 362.1R.

==== 20.6.1.4.1 Pada lingkungan yang korosif
atau kondisi paparan yang parah,
persyaratan ketebalan selimut beton perlu
ditingkatkan. Persyaratan yang sesuai
untuk beton didasarkan pada kategori
paparan di 19.3 harus dipenuhi atau
perlindungan lain harus disediakan.

==== R20.6.1.4.1 Ketika beton akan terpapar
klorida bebas, seperti garam terlarut, air
payau, air laut, atau cipratan dari sumbersumber
tersebut, beton harus didesain
secara proporsional untuk memenuhi
persyaratan agar bisa diaplikasikan pada
kelas paparan sesuai Pasal 19. Termasuk
Jarak maksimal selimut
beton atas (8.7.7) = (db/2) +
tebal selimut yang
ditentukan
db
Tulangan lentur
tarik
Selimut beton
sesuai persyaratan
(a) Slab dengan tulangan atas dan
bawah
Jarak maksimal selimut
beton atas (8.7.7) = (db/2) +
tebal selimut yang
ditentukan
Tulangan lentur
tarik
Selimut beton
sesuai persyaratan
db
(b) Fondasi dengan tulang tunggal di
bawah
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 464 dari 695

rasio maksimum w/cm, kekuatan minimum
untuk beton normal dan beton ringan, dan
maksimum ion klorida di dalam beton.
Untuk perlindungan terhadap korosi,
selimut beton untuk tulangan tidak boleh
kurang dari 50 mm untuk dinding dan pelat
dan tidak direkomendasikan kurang dari 65
mm untuk komponen struktur lainnya.
Untuk beton pracetak yang dikerjakan
sesuai kondisi pabrik, selimut beton
khusus tersebut tidak boleh kurang dari 40
mm untuk dinding dan pelat, dan
direkomendasikan tidak kurang dari 50 mm
untuk komponen struktur lainnya.

==== 20.6.1.4.2 Untuk elemen beton prategang
yang diklasifikasikan pada kelas T atau C
pada 24.5.2 dan terpapar lingkungan yang
korosif atau kategori paparan parah seperti
kategori yang ditunjukkan pada 19.3,
ketebalan penutup beton harus paling tidak
satu setengah kali ketebalan selimut pada

==== 20.6.1.3.2 untuk elemen yang dicor di
tempat dan 20.6.1.3.3 untuk elemen
pracetak.

==== 20.6.2 Tulangan nonprategang dicoating R20.6.2 Tulangan nonprategang
dicoating

==== 20.6.2.1 Tulangan nonprategang
dicoating harus sesuai Tabel 20.6.2.1
Tabel 20.6.2.1 – Tulangan nonprategang
dicoating
Tipe
Coating
Spesifikasi ASTM yang sesuai
Batan
g
Kawat Kawat las
Seng A767M
Tidak
diizinkan
A1060M
Epoksi
A775M
atau
A934M
A884M A884M
Seng dan
Epoksi
(dua lapis)
A1055
M
Tidak
diizinkan
Tidak
diizinkan

==== 20.6.2.2 Tulangan ulir yang dilapisi
dengan seng, epoksi atau keduanya harus
sesuai 20.2.1.3 a), b) atau c)

==== 20.6.2.3 Tulangan kawat dan tulangan
kawat las yang dilapisi dengan epoksi
harus memenuhi 20.2.1.7a)

==== R20.6.2.1 Tulangan yang dilapisi
(coating) dengan seng (Hot-diped
galvanizing) (ASTM A767M), tulangan
terlapisi epoksi (ASTM A775M dan
A934M), dan tulangan berlapis seng dan
epoksi (ASTM A1055M) digunakan ketika
ketahanan tulangan terhadap korosi
menjadi pertimbangan khusus seperti
pada struktur gedung parkir, struktur
jembatan dan lingkungan lain yang sangat
korosif.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 465 dari 695


==== 20.6.3 Perlindungan terhadap korosi
untuk tulangan prategang tanpa lekatan

==== R20.6.3 Perlindungan terhadap korosi
untuk tulangan prategang tanpa lekatan

==== 20.6.3.1 Tulangan prategang tanpa
lekatan harus tutupi dengan selubung
(sheathing) dan rongga antara strand dan
selubung harus diisi dengan material yang
diformulasikan untuk menghambat korosi.
Selubung harus kedap terhadap air dan
dipasang menerus sepanjang bagian tanpa
lekatan.

==== 20.6.3.2 Selubung dan sambungannya
harus menjamin kondisi kedap air pada
angkur tetap, tengah dan angkur lainnya.

==== 20.6.3.3 Tendon strand tunggal tanpa
lekatan harus diproteksi untuk
menyediakan tahanan terhadap korosi
sesuai ACI 423.7.

==== R20.6.3.1 Material untuk perlindungan
korosi pada tulangan pratarik tanpa
lekatan (unbonded) harus memiliki
karakter seperti yang dijabarkan pada 19.1
pada Breen et al. (1994).
Umumnya, selubung (sheathing) adalah
material menerus, tanpa sambungan dan
polyethylene densitas tinggi yang
diekstrusi secara langsung pada tulangan
prategang terlapisi.

==== 20.6.4 Perlindungan korosi untuk tendon
yang digrout

==== R20.6.4 Perlindungan korosi untuk
tendon yang digrout

==== 20.6.4.1 Selongsong (duct) untuk tendon
yang digrout harus digrout dengan padat
dan tidak reaktif dengan beton, tulangan
prategang, material grout dan bahan
pencampur (admixture) penghambat korosi
(inhibitor).

==== 20.6.4.2 Selongsong harus dipertahankan
tidak kontak dengan air.

==== R20.6.4.2 Air pada selongsong (duct)
mungkin dapat menyebabkan korosi pada
tulangan pratarik, yang berdampak pada
terjadinya segregasi dan bleeding pada
grout, dan menyebabkan kehilangan
tegangan di sekitar beton jika terpapar
kondisi beku. Pencegah korosi (corrosion
inhibitor) harus digunakan untuk
memberikan perlindungan sementara
terhadap korosi jika tulangan pratarik
terekspos di dalam selongsong dalam
jangka waktu lama sebelum digrouting
(ACI 423.7).

==== 20.6.4.2.3 Selongsong untuk kawat
tunggal, strand tunggal atau batang tendon
tunggal yang digrout harus memiliki
diameter paling tidak 6 mm lebih besar dari
diameter tulangan prategang.

==== 20.6.4.4 Selongsong untuk kawat, strand
atau batang tendon majemuk yang digrout
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 466 dari 695

harus memiliki luasan penampang dalam
paling tidak dua kali luasan penampang
tulangan prategang.

==== 20.6.5 Perlindungan korosi untuk angkur,
couplers dan fitting pascatarik

==== R20.6.5 Perlindungan korosi untuk
angkur, couplers dan fitting pascatarik

==== 20.6.5.1 Angkur, couplers, dan fitting ujung
harus terlindung untuk menyediakan
ketahanan jangka panjang terhadap korosi

==== R20.6.5.1 Untuk rekomendasi terkait
perlindungan, lihat 4.2 dan 4.3 Mojtahedi
dan Gamble (1978) dan 3.4, 3.6, 5, 6, dan
6.3 Breen et al. (1994).

==== 20.6.6 Perlindungan korosi untuk
tulangan pascatarik eksternal

==== 20.6.6.1 Daerah tendon eksternal dan
angkur tendon harus terproteksi untuk
menyediakan ketahanan terhadap korosi.

==== R20.6.6 Perlindungan korosi untuk
tulangan pascatarik eksternal

==== R20.6.6.1 Perlindungan korosi dapat
dilakukan dengan berbagai metode.
Perlindungan korosi yang dilakukan harus
sesuai dengan lingkungan dimana tendon
berada. Beberapa persyaratan
mengharuskan tulangan prategang
dilindungi oleh selimut beton atau oleh
semen grout dalam selongsong
polyethylene atau logam; persyaratan lain
mengizinkan perlindungan dengan
menggunakan lapisan seperti cat atau
minyak. Metode perlindungan karat harus
memenuhi persyaratan perlindungan dari
kebakaran sesuai peraturan umum
bangunan, kecuali jika pemasangan
tulangan pascatarik hanya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan layan.

==== 20.7 - Penanaman

==== 20.7.1 Penanaman harus tidak
mengganggu kekuatan struktur dan tidak
mengurangi proteksi terhadap kebakaran.

==== R20.7 - Penanaman

==== R20.7.1 Segala jenis penanaman yang
tidak membahayakan beton atau tulangan
dapat diletakkan di dalam beton, tetapi
pengerjaannya harus dilakukan dengan
baik sehingga struktur tersebut tidak rusak.
Banyak peraturan umum bangunan yang
mengadopsi peraturan pemipaan ASEM
B31.1 untuk pemipaan listrik dan B31.3
untuk sistem pemipaan bahan kimia dan
minyak bumi. Perencana ahli bersertifikat
harus memastikan bahwa peraturan
pemipaan yang sesuai digunakan dalam
desain dan pengujian sistem. Kontraktor
tidak diizinkan memasang konduit, pipa,
selongsong atau selubung yang tidak
sesuai dengan dokumen konstruksi atau
tidak disetujui oleh perencana ahli
bersertifikat.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 467 dari 695


==== 20.7.2 Material tertanam harus tidak
berbahaya bagi beton dan tulangan.

==== 20.7.3 Penanaman aluminium harus di
lapisi atau dilindungi untuk mencegah
reaksi aluminium-beton dan aksi elektrolitik
antara aluminium dan baja.

==== R20.7.3 Standar ini melarang
penggunaan alumunium pada beton
struktural kecuali beton tersebut telah
dilapisi atau ditutupi secara efektif.
Alumunium bereaksi terhadap beton, saat
terjadi kontak dengan ion klorida, reaksi
elektrolisis dengan baja juga dapat terjadi,
yang menyebabkan terjadinya retak,
spalling atau keduanya. Aliran listrik pada
alumunium menghasilkan permasalahan
tersendiri karena aliran listrik bebas dapat
mempercepat reaksi yang merusak beton.
26.4.1.4.1 (c) melarang penggunaan
kalsium klorida atau segala jenis admixture
yang mengandung klorida bersamaan
dengan penanaman alumunium.

==== 20.7.4 Tulangan dengan luasan
sekurang-kurangnya 0,002 kali luasan
penampang beton harus dipasang tegak
lurus terhadap arah penanaman pipa.

==== 20.7.5 Ketebalan selimut beton untuk pipa
yang ditanam dengan dudukan (fitting)
harus paling tidak 40 mm untuk beton yang
terpapar cuaca dan paling tidak 20 mm
untuk beton yang tidak terpapar cuaca atau
kontak dengan tanah.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 468 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 21 – FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel