STANDAR

==== 18.13 - Fondasi

==== R18.13 - Fondasi

==== 18.13.1 Ruang Lingkup

==== 18.13.1.1 Persyaratan 18.13 berlaku
untuk fondasi yang menahan gaya gempa
atau menyalurkan gaya gempa antara
struktur dan tanah pada struktur yang
dikenakan KDS D, E, atau F.

==== R18.13.1 Ruang Lingkup – persyaratan
untuk fondasi yang mendukung bangunan
yang terkena KDS D, E, atau F mewakili
sebuah konsensus tingkat minimum praktik
yang baik dalam perencanaan dan
pendetailan fondasi beton termasuk tiang
pancang, tiang bor, dan kaison-kaison.
Diharapkan respons inelastik akibat
getaran tanah (gempa) kuat hanya terjadi di
atas fondasi, karena perbaikan fondasi
sangat sulit dan mahal.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 426 dari 695

==== 18.13.1.2 Ketentuan-ketentuan dalam
subpasal ini untuk tiang fondasi, pier,
caisson, dan pelat di atas tanah harus
melengkapi kriteria desain dan konstruksi
peraturan umum yang sesuai lainnya,
termasuk 1.4.5 dan 1.4.6.

==== 18.13.2 Fondasi telapak, fondasi rakit,
dan pile cap

==== R18.13.2 Fondasi telapak, fondasi rakit,
dan pile cap

==== 18.13.2.1 Tulangan longitudinal kolom
dan dinding struktur yang menahan gaya
gempa harus menerus ke dalam fondasi
telapak, fondasi rakit, atau poer (pile cap),
dan harus sepenuhnya disalurkan untuk
menahan tarik pada bidang kontak.

==== 18.13.2.2 Kolom yang didesain dengan
mengasumsikan kondisi ujung terjepit pada
fondasi harus memenuhi 18.13.2.1 dan, bila
kait diperlukan, tulangan longitudinal yang
menahan lentur harus mempunyai kait 90
derajat dekat permukaan bawah fondasi
dengan ujung bebas batang tulangan
tersebut diorientasikan kearah sumbu
pusat kolom.

==== R18.13.2.2 Hasil uji (Nilson and Losberg
1976) membuktikan komponen-komponen
struktur lentur yang berhenti di fondasi
telapak, pelat, atau balok (suatu T-joint)
kaitnya harus menghadap ke dalam ke arah
sumbu dari komponen struktur agar titik
kumpul (joint) dapat menahan lentur di
komponen struktur yang merupakan badan
(stem) dari T.

==== 18.13.2.3 Kolom atau elemen batas
dinding struktur khusus yang mempunyai
tepi berjarak maksimum setengah tinggi
fondasi telapak dari tepi fondasi telapak
harus mempunyai tulangan transversal
sesuai dengan 18.7.5.2 hingga 18.7.5.4
yang dipasang di bawah permukaan atas
fondasi telapak. Tulangan ini harus
menerus ke dalam fondasi telapak, fondasi
rakit, atau poer dan disalurkan untuk fy
dalam kondisi tarik, pada tulangan
longitudinal kolom atau elemen batas.

==== R18.13.2.3 kolom-kolom atau elemen
batas yang ditumpu dekat tepi fondasi
sebagaimana sering terjadi pada garis tepi
bangunan, harus didetail untuk mencegah
kegagalan tepi fondasi telapak, pile cap,
atau fondasi rakit (mat).

==== 18.13.2.4 Bila pengaruh gempa
menimbulkan gaya angkat (uplift) pada
elemen batas dinding struktur khusus atau
kolom, tulangan lentur harus disediakan
pada sisi atas fondasi telapak, fondasi rakit,
atau poer untuk menahan aksi-aksi yang
dihasilkan kombinasi beban desain, dan
tidak boleh kurang dari yang disyaratkan
oleh 7.6.1 atau 9.6.1.

==== R18.13.2.4 Tujuan dari bagian ini adalah
untuk menekankan bahwa tulangan atas
mungkin diperlukan, di samping
penulangan perlu lainnya.

==== 18.13.2.5 Penggunaan beton polos
struktur pada fondasi telapak dan dinding
basemen (basement) harus sesuai dengan
14.1.4.

==== R18.13.2.5 Fondasi atau dinding
basemen harus ditulangi pada bangunan
yang terkena KDS D, E, atau F.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 427 dari 695

==== 18.13.3 Balok dan pelat di atas tanah

==== 18.13.3.1 Balok-balok sloof (grade) yang
didesain untuk bekerja sebagai pengikat
horizontal antara poer atau fondasi telapak
harus memiliki tulangan longitudinal
menerus yang harus disalurkan dalam atau
melewati kolom yang ditumpu atau
diangkur dalam poer atau fondasi telapak
pada semua diskontinuitas.

==== R18.13.3 Balok dan pelat di atas tanah –
Untuk kondisi gempa, pelat di atas tanah
sering menjadi bagian sistem pemikul gaya
lateral dan harus didesain sesuai standar
ini juga standar lain yang sesuai atau
pedoman-pedoman lain (lihat 1.4.7).

==== 18.13.3.2 Balok-balok sloof (grade) yang
didesain untuk bekerja sebagai pengikat
horizontal antara poer atau fondasi telapak
harus diproporsikan sedemikian hingga
dimensi penampang terkecil harus sama
dengan atau lebih besar daripada spasi
bersih antara kolom-kolom yang
disambung dibagi dengan 20, tetapi tidak
perlu lebih besar dari 450 mm. Sengkang
pengekang tertutup harus dipasang dengan
spasi tidak melebihi yang lebih kecil dari
setengah dimensi penampang ortogonal
terkecil dan 300 mm.

==== R18.13.3.2 Balok di atas tanah di antara
pile cap atau fondasi telapak dapat berupa
balok yang terpisah di bawah pelat di atas
tanah atau dapat merupakan bagian
penebalan pelat di atas tanah. Batasan
dimensi penampang dan persyaratan
minimum sengkang pengekang
memberikan proporsi yang wajar.

==== 18.13.3.3 Balok-balok sloof (grade) dan
balok-balok yang merupakan bagian
fondasi pelat rakit yang dikenai lentur dari
kolom yang merupakan bagian sistem
pemikul gaya seismik harus memenuhi
18.6.

==== R18.13.3.3 Balok di atas tanah yang
menahan tegangan lentur dari momenmomen
kolom harus memiliki detail
tulangan yang sama dengan balok-balok
dari sistem rangka di atas fondasi.

==== 18.13.3.4 Pelat di atas tanah yang
menahan gaya gempa dari dinding atau
kolom yang merupakan bagian sistem
pemikul gaya seismik harus didesain
sebagai diafragma struktur sesuai dengan
18.12. Dokumen kontrak harus secara jelas
menyatakan bahwa pelat di atas tanah
merupakan diafragma struktur dan bagian
sistem pemikul gaya seismik.

==== R18.13.3.4 Pelat di atas tanah sering
bekerja sebagai sebuah diafragma yang
mengikat bangunan menjadi kesatuan
pada level tanah dan meminimumkan
pengaruh pergerakan tanah tak sebidang
yang mungkin terjadi pada seluruh dasar
bangunan. Dalam kasus semikian, pelat di
atas tanah itu harus diberi tulangan dan
didetail secukupnya. Gambar-gambar
desain harus secara jelas menyatakan
bahwa pelat di atas tanah adalah
komponen struktural sehingga dilarang
memotong pelat tersebut.

==== 18.13.4 Tiang fondasi, pier, dan caisson

==== R18.13.4 Tiang fondasi, pier, dan caisson
– Kinerja yang cukup dari tiang fondasi dan
caisson oleh beban gempa mensyaratkan
bahwa ketentuan-ketentuan ini harus
dipenuhi di samping standard lain atau
pedoman-pedoman lain yang dapat
digunakan (lihat R1.4.5).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 428 dari 695

==== 18.13.4.1 Tiang fondasi, pier, dan caisson
yang menahan beban tarik harus memiliki
tulangan longitudinal menerus sepanjang
bagian tiang yang menahan gaya tarik
desain. Tulangan longitudinal tersebut
harus didetail untuk menyalurkan gaya tarik
di dalam poer ke komponen struktur yang
ditumpu.

==== R18.13.4.1 Lintasan beban diperlukan
pada pile cap untuk mentransfer gaya tarik
dari tulangan tarik kolom atau elemen batas
melalui pile cap menuju ke tulangan tiang
fondasi atau caisson.

==== 18.13.4.2 Bila gaya tarik yang ditimbulkan
oleh pengaruh gempa disalurkan antara
poer atau fondasi pelat rakit dan tiang
fondasi pracetak dengan batang tulangan
yang di-grouting atau dipasang
sesudahnya pada ujung atas tiang fondasi,
maka sistem grouting harus
didemonstrasikan dengan pengujian
mampu mengembangkan paling sedikit
1,25fy batang tulangan.

==== R18.13.4.2 Dowel yang digrouting pada
sebuah blockout di ujung atas tiang beton
pracetak perlu disalurkan, dan pengujian
adalah cara praktis untuk menunjukkan
kapasitasnya. Alternatifnya, batang
tulangan dapat dicor di bagian atas
pancang, membuka kepala tiang dengan
mengikis beton dan dihubungkan secara
mekanis atau dilas ke suatu perpanjangan
tulangan.

==== 18.13.4.3 Tiang fondasi, pier, atau
caisson harus memiliki tulangan transversal
sesuai dengan 18.7.5.2 a) hingga e),
18.7.5.3, dan 18.7.5.4 kecuali persyaratan
c) dan f) Tabel 18.7.5.4 pada lokasi-lokasi
a) dan b) berikut:
a) Pada sisi atas komponen struktur untuk
paling sedikit 5 kali dimensi penampang
komponen tersebut, tetapi tidak kurang
dari 1,8 m di bawah sisi bawah poer;
b) Untuk bagian tiang fondasi di dalam
tanah yang tidak mampu menyediakan
tumpuan lateral, atau di dalam udara
dan air, sepanjang keseluruhan bagian
tiang tak tertumpu ditambah panjang
yang disyaratkan dalam a).

==== R18.13.4.3 Saat gempa terjadi, tiang
pondasi dapat terkena lenturan yang
sangat tinggi di titik-titik diskuntinu,
terutama tepat di bawah pile cap dan dekat
dasar deposit tanah lunak atau lapisan
tanah lepasan. Ketentuan standar ini yang
mensyaratkan pemakaian tulangan
pengekangan di bagian atas pancang
didasarkan atas banyaknya kegagalan
yang teramati di lokasi ini akibat gempagempa
yang terjadi baru-baru ini. Tulangan
transversal diperlukan di daerah ini untuk
memberikan kinerja yang daktail.
Perencana harus pula mempertimbangkan
kemungkinan aksi inelastik dalam tiang
fondasi akibat perubahan jenis lapisan
tanah, seperti perubahan dari tanah lunak
ke keras atau tanah lepas ke padat. Bila
tiang pancang pracetak digunakan, potensi
perbedaan elevasi ujung tiang pancang
yang dipancang dengan yang ditentukan
dalam dokumen perencanaan perlu
dipertimbangkan sewaktu pembuatan detail
tiang pancang. Bila tiang pancang tidak
bisa masuk sepenuhnya dan berenti pada
posisi yang lebih dangkal, pancang perlu
dipotong. Bila kemungkinan ini tidak
diperhitungkan, panjang tulangan
transversal yang disyaratkan pada
ketentuan ini mungkin tidak tersedia
setelah pemotongan pancang.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 429 dari 695

==== 18.13.4.4 Untuk tiang fondasi pancang
beton pracetak, panjang pemasangan
tulangan transversal yang disediakan harus
cukup untuk memperhitungkan
kemungkinan variasi dalam elevasi akhir
pada ujung tiang fondasi terpasang.

==== 18.13.4.5 Tiang fondasi, pier, atau
caisson beton pada fondasi yang menumpu
konstruksi dinding penumpu dengan stud
setinggi satu dan dua tingkat dikecualikan
dari persyaratan tulangan transversal

==== 18.13.4.3 dan 18.13.4.4.

==== 18.13.4.6 Poer dengan tiang fondasi
miring (batter) harus didesain untuk
menahan kekuatan tekan penuh tiang
fondasi miring (batter) yang bekerja
sebagai kolom pendek. Pengaruh
kelangsingan tiang fondasi miring (batter)
harus ditinjau untuk bagian tiang fondasi
dalam tanah yang tidak mampu untuk
menyediakan tumpuan lateral, atau di
dalam udara atau air.

==== R18.13.4.6 Kerusakan struktural yang
parah sering teramati di pertemuan tiang
fondasi miring (batter piles) dan bangunan.
Pile cap dan struktur sekitarnya harus
didesain untuk potensi gaya yang besar
yang dapat terjadi pada tiang fondasi
miring.


[ Lanjut Ke 18.14 - Komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel