STANDAR

==== 18.10 – Dinding struktural khusus

==== 18.10.1 Ruang lingkup

==== 18.10.1.1 Pasal ini berlaku untuk
dinding struktural khusus, dan semua
komponennya termasuk balok kopel dan
pilar dinding yang merupakan sistem
pemikul gaya seismik.

==== 18.10.1.2 Dinding struktural khusus
beton pracetak harus memenuhi 18.11
selain 18.10.

==== R18.10 – Dinding struktural khusus

==== R18.10.1 Ruang Lingkup – Bagian ini
berisi persyaratan dimensi dan pendetailan
dari dinding struktural khusus dan semua
komponen termasuk balok kopel dan pilar
dinding. Pilar dinding didefinisikan pada
Pasal 2. Ketentuan desain segmen vertikal
dinding tergantung pada aspek rasio
segmen dinding pada bidang dinding
(hw/ℓw), dan aspek rasio dari penampang
horizontal (ℓw/bw), dan umumnya mengikuti
deskripsi pada Tabel R18.10.1. Batasan
aspek rasio untuk pilar dinding berdasarkan
penilaian ketektikan (engineering
judgement). Ini dimaksudkan bahwa
pelelehan lentur tulangan vertikal pada pilar
akan membatasi kebutuhan geser pada
pilar.


Tabel R18.10.1 – Ketentuan desain yang menentukan untuk segmen
vertikal dinding



==== 18.10.2 Tulangan

==== 18.10.2.1 Rasio tulangan badan (web)
terdistribusi, rho_l dan rho_t
, pada dinding
struktural tidak boleh kurang dari 0,0025,
kecuali bila Vu tidak melebihi 0,083.Acv.sqrt(fc'),
rho_l dan rho_t diizinkan untuk direduksi sesuai
11.6. Spasi tulangan untuk masing-masing
arah pada dinding struktural tidak boleh
melebihi 450 mm. Tulangan yang memberi
kontribusi pada Vn harus menerus dan
harus didistribusikan sepanjang bidang
geser.

==== 18.10.2.2 Paling sedikit dua lapis
tulangan harus digunakan pada suatu
dinding jika Vu > 0,17.Acv.λ.sqrt(fc')
atau hw/ℓw >=

==== R18.10.2 Tulangan – Persyaratan
tulangan minimum pada 18.10.2.1
mengikuti standar sebelumnya.
Persyaratan untuk distribusi tulangan geser
berhubungan dengan tujuan untuk
mengendalikan lebar retak miring.
Persyaratan tulangan dua lapis pada
dinding dalam menahan geser desain pada
18.10.2.2 berdasarkan pemantauan, dalam
kondisi konstruksi biasa, probabilitas
pemeliharaan tulangan satu lapis yang
dekat dengan bagian tengah dinding cukup
rendah. Selanjutnya, keberadaan tulangan
dekat permukaan cenderung menghambat
kehancuran beton jika terjadi retak yang
parah selama gempa. Persyaratan
tulangan dua lapis tulangan vertikal pada
dinding yang lebih ramping (slender) untuk
meningkatkan stabilitas lateral pada daerah
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 403 dari 695

STANDAR
2,0, dimana hw dan ℓw merupakan tinggi dan
panjang dari dinding secara keseluruhan.
tekan akibat beban siklik yang
menyebabkan pelelehan tulangan Tarik
vertikal.

==== 18.10.2.3 Tulangan dinding struktural
harus dapat disalurkan atau disambunglewatkan
agar mampu mencapai kekuatan
leleh tarik fy sesuai 25.4, 25.5, dan a)
hingga c):
a) Tulangan longitudinal harus diteruskan
sejauh minimal 0,8ℓw di luar batas
dimana tulangan tersebut tidak lagi
diperlukan untuk menahan lentur,
kecuali pada bagian atas dinding.
b) Pada lokasi dimana pelelehan tulangan
longitudinal mungkin terjadi akibat
perpindahan lateral, panjang
penyaluran tulangan longitudinal harus
dihitung untuk dapat mengembangkan
1,25fy dalam kondisi tarik.
c) Sambungan mekanis tulangan harus
memenuhi 18.2.7 dan sambungan las
tulangan harus memenuhi 18.2.8.

==== R18.10.2.3 Persyaratan-persyaratan
adalah berdasarkan ketentuan Pasal 25.
Karena gaya aktual pada tulangan
longitudinal pada dinding struktural dapat
melebihi gaya yang dihitung, tulangan
harus disalurkan atau disambung untuk
mencapai kekuatan leleh tulangan tarik.
Pada lokasi dimana pelelehan tulangan
longitudinal diharapkan terjadi, faktor
pengali 1,25 digunakan untuk
memperhitungkan kemungkinan kekuatan
leleh aktual melebihi kekuatan leleh
tulangan yang disyaratkan, begitu juga
dengan pengaruh strain hardening dan
beban siklik. Bilamana tulangan transveral
digunakan, panjang penyaluran untuk
batang tulangan lurus dan kait mungkin
bisa dikurangi seperti yang diizinkan pada
25.4.2 dan 25.4.3, karena tulangan
transversal dengan spasi rapat dapat
meningkatkan kinerja sambungan dan kait
terhadap kebutuhan siklik inelastik (ACI
408.2R)

==== 18.10.3 Gaya desain - Vu harus
diperoleh dari analisis beban lateral dengan
menggunakan kombinasi beban terfaktor.

==== R18.10.3 Gaya desain – Geser desain
untuk dinding struktural diperoleh dari
analisis beban lateral dengan faktor beban
yang sesuai. Namun, kemungkinan leleh
pada komponen struktur tersebut harus
diperhatikan, seperti pada bagian dinding di
antara dua bukaan jendela, dalam hal ini
geser aktual mungkin melebihi geser yang
ditunjukkan oleh analisis lateral
berdasarkan gaya desain terfaktor.

==== 18.10.4 Kekuatan geser

==== 18.10.4.1 Vn dinding struktural tidak boleh
melebihi
 Vn = Acv(alpha_c.lambda.sqrt(fc')+rho_t.fy)
.... (18.10.4.1)
dimana koefisien alpha_c adalah 0,25 untuk hw/ℓw
<= 1,5; 0,17 untuk hw/ℓw >= 2,0, dan bervariasi
secara linier antara 0,25 dan 0,17 untuk
hw/ℓw antara 1,5 dan 2,0.

==== 18.10.4.2 Pada 18.10.4.1, nilai rasio
hw/ℓw yang digunakan untuk menghitung
Vn pada segmen-segmen dinding

==== R18.10.4 Kekuatan geser – Pers.
(18.10.4.1) menetapkan kekuatan geser
yang lebih tinggi pada dinding dengan rasio
geser-momen yang tinggi (Hirosawa 1977;
Joint ACI-ASCE Committee 326 1962;
Barda et al. 1977). Kekuatan geser nominal
diberikan dalam luas penampang bersih
yang menahan geser. Untuk penampang
persegi tanpa bukaan, istilah Acv mengacu
pada luas penampang bruto bukan hasil
kali lebar dan tinggi efektif. Definisi Acv pada
Pers. (18.10.4.1) memfalisitasi perhitungan
desain untuk dinding dengan tulangan
terdistribusi merata dan dinding dengan
bukaan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 404 dari 695

STANDAR
haruslah nilai terbesar dari rasio hw/ℓw
untuk dinding keseluruhan dan untuk
segmen dinding yang ditinjau.

==== 18.10.4.3 Dinding harus memiliki tulangan
geser terdistribusi dalam dua arah
ortogonal pada bidang dinding. Jika hw/ℓw
tidak melebihi 2,0, rasio tulangan rho_l tidak
boleh kurang dari rasio tulangan rho_t.

==== 18.10.4.4 Untuk semua segmen vertikal
dinding yang secara bersama menahan
gaya lateral, Vn tidak boleh diambil lebih
besar dari 0,66.Acv.sqrt(fc'), dimana Acv adalah
luas bruto penampang dinding yang
dibatasi tebal badan dan panjang
penampang. Untuk masing-masing
segmen vertikal dinding individu, Vn tidak
boleh lebih besar dari 0,83.Acw.sqrt(fc')
dimana Acw adalah luas penampang
segmen vertikal dinding individu yang
ditinjau.

==== 18.10.4.5 Untuk segmen dinding
horizontal dan balok kopel, Vn tidak boleh
lebih besar dari 0,83.Acw.sqrt(fc'), dimana Acw
adalah luas penampang beton segmen
dinding horizontal atau balok kopel.

PENJELASAN
Sebuah segmen vertikal dinding mengacu
pada bagian dari dinding yang dibatasi
secara horizontal oleh bukaan atau oleh
bukaan dan tepi. Untuk dinding terisolasi
atau segmen vertikal dinding, ρt mengacu
pada tulangan horizontal dan ρℓ mengacu
pada tulangan vertikal.
Rasio hw/ℓw mengacu pada keseluruh
dimensi dinding, atau segmen dinding yang
dibatasi oleh dua bukaan, atau satu bukaan
dan tepi. Tujuan 18.10.4.2 untuk
meyakinkan bahwa semua segmen unit
dinding tersebut tidak memiliki kekuatan
yang lebih besar dari kekuatan keseluruhan
dinding. Meskipun begitu, sebuah segmen
dinding dengan rasio hw/ℓw lebih besar dari
keseluruhan dinding harus diproporsikan
untuk unit kekuatan yang terkait dengan
rasio hw/ℓw berdasarkan dimensi segmen
tersebut.
Untuk menahan retak miring secara
efektif, tulangan yang termasuk dalam ρt
dan ρℓ harus didistribusikan dengan tepat
sepanjang lebar dan tinggi dinding
(mengacu pada 18.10.4.3). Tulangan kord
yang tersedia di dekat tepi-tepi dinding
yang terkonsentrasi untuk menahan
momen lentur tidak dimasukkan dalam
menentukan ρt dan ρℓ. Dalam batasan
praktis, distribusi tulangan geser harus
seragam dan dengan spasi yang kecil.
Jika gaya geser terfaktor pada salah
satu tingkat dalam struktur yang ditahan
beberapa dinding atau beberapa segmen
vertikal dinding dari dinding berlubang,
asumsi kekuatan geser rata-rata untuk
luasan penampang total yang tersedia
dibatasi hingga 0,66.sqrt(fc') dengan
persyaratan tambahan bahwa kekuatan
geser unit yang ditetapkan untuk setiap
satu segmen vertikal dinding tidak melebihi
0,83.sqrt(fc') . Batas atas kekuatan yang akan
kenakan pada salah satu komponen adalah
untuk membatasi tingkat redistribusi gaya
geser.
Segmen horizontal dinding pada
18.10.4.5 mengacu pada bagian dinding di
antara dua bukaan dinding yang berjajar
vertikal (mengacu pada Gambar
R18.10.4.5). Ini mengakibatkan, segmen
vertikal dinding diputar sejauh 90 derajat.
Segmen horizontal dinding ini juga disebut
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 405 dari 695

PENJELASAN
sebagai balok kopel bila dua bukaan
berjajar vertikal kearah tinggi bangunan.
Ketika mendesain segmen horizontal
dinding atau balok kopel, ρt mengacu pada
tulangan vertikal dan ρℓ mengacu pada
tulangan horizontal.


Gambar R18.10.4.5 – Dinding dengan
bukaan



==== 18.10.5 Desain untuk beban lentur dan
aksial

==== R18.10.5 Desain untuk beban lentur dan
aksial

==== 18.10.5.1 Dinding struktural dan bagianbagian
dari dinding tersebut yang
mengalami kombinasi beban lentur dan
aksial harus didesain sesuai 22.4. Beton
dan tulangan longitudinal yang terangkur
dengan baik dalam lebar efektif sayap,
elemen batas, dan badan dinding harus
dianggap efektif. Pengaruh bukaan dinding
harus ditinjau.

==== R18.10.5.1 Kekuatan lentur dinding atau
segmen dinding ditentukan sesuai prosedur
yang biasa digunakan untuk kolom.
Kekuatan harus ditentukan dengan
mempertimbangkan gaya aksial dan lateral
yang dikenakan. Tulangan terkonstentrasi
pada elemen batas dan didistribusikan
pada sayap dan badan harus dimasukkan
dalam perhitungan kekuatan berdasarkan
analisis kompatibilitas regangan. Fondasi
yang mendukung dinding harus didesain
untuk menahan gaya elemen batas dan
badan dinding. Untuk dinding dengan
bukaan, pengaruh dari bukaan atau bukaan
pada gaya lentur dan geser harus
dipertimbangkan dan lintasan beban
disekitar bukaan atau bukaan-bukaan
harus diverifikasi. Konsep desain-kapasitas
dan model strut-and-tie mungkin berguna
untuk tujuan ini (Taylor et al, 1998).

==== 18.10.5.2 Kecuali bila analisis yang lebih
detail dilakukan, lebar efektif sayap harus
diperlebar dari muka badan dinding yang
ditinjau sejauh jarak yang sama dengan
nilai terkecil dari setengah jarak antara
badan dinding-dinding yang bersebelahan
dan 25 persen tinggi total dinding.

==== R18.10.5.2 Bilamana penampang dinding
berpotongan membentuk L-, T-, C-, atau
bentuk potongan penampang lainnya,
pengaruh dari sayap pada perilaku dinding
harus diperhitungkan dengan memilih lebar
sayap yang sesuai. Uji coba (Wallace,
1996) menunjukkan bahwa lebar efektif
sayap meningkat dengan meningkatnya
tingkat drift dan efektivitas sayap tekan
berbeda dari sayap tarik. Nilai yang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 406 dari 695

PENJELASAN
digunakan untuk lebar efektivitas sayap
tekan memiliki pengaruh yang sedikit pada
kapasitas kekuatan dan deformasi dinding;
karena itu, untuk penyederhanaan desain,
sebuah nilai tunggal dari lebar sayap efektif
berdasarkan estimasi dari lebar sayap tarik
efektif digunakan pada tarik dan tekan.

==== 18.10.6 Elemen batas dinding struktural
khusus

==== R18.10.6 Elemen batas dinding struktural
khusus

==== 18.10.6.1 Kebutuhan elemen batas
khusus di tepi-tepi dinding struktural harus
dievaluasi sesuai 18.10.6.2 atau 18.10.6.3.
Persyaratan 18.10.6.4 dan 18.10.6.5 juga
harus dipenuhi.

==== R18.10.6.1 Dua pendekatan desain untuk
mengevaluasi persyaratan pendetailan
pada elemen batas dinding termasuk dalam
18.10.6.1. Ketentuan 18.10.6.2
mengizinkan penggunaan desain berbasis
perpindahan untuk dinding, dimana detail
struktural ditentukan langsung berdasarkan
pada basis perpindahan lateral yang
diharapkan pada dinding. Ketentuan
18.10.6.3 mirip dengan standar ACI 1995,
dan tetap dipertahankan karena bersifat
konservatif untuk menilai kebutuhan
tulangan transversal pada elemen batas
dinding pada banyak dinding. Ketentuan
18.10.6.4 dan 18.10.6.5 diterapkan untuk
dinding struktural yang didesain
berdasarkan 18.10.6.2 atau 18.10.6.3.

==== 18.10.6.2 Dinding atau pilar-pilar dinding
dengan hw/ℓw >= 2,0 yang secara efektif
menerus dari dasar struktur hingga sisi
paling atas dinding dan didesain untuk
mempunyai penampang kritis tunggal untuk
lentur dan beban aksial harus memenuhi
(a) dan (b) atau harus didesain sesuai
18.10.6.3.
a) Daerah tekan harus ditulangi dengan
elemen batas khusus bila


c >= lw / (600.(1,5.delta_u/hw))
     ... (18.10.6.2)


dan c sesuai nilai tinggi sumbu netral
terbesar yang dihitung untuk gaya aksial
terfaktor dan kekuatan momen nominal,
yang konsisten dengan arah
perpindahan desain delta_u. Rasio delta_u/hw
harus ditetapkan tidak kurang dari
0,005.
b) Bila elemen batas khusus disyaratkan
oleh (a), tulangan transversal elemen
batas khusus harus diperpanjang pada

==== R18.10.6.2 Bagian ini berdasarkan
asumsi bahwa respons elastik pada dinding
didominasi oleh aksi lentur pada
penampang kritis leleh. Dinding harus
diproporsikan sehingga penampang kritis
terjadi ditempat yang diinginkan.
Pers. (18.10.6.2) mengikuti pendekatan
berbasis-perpindahan (Moehle 1992;
Wallace and Orackal 2002). Pendekatan
mengasumsikan bahwa elemen batas
khusus diperlukan untuk pengekangan
beton dimana regangan pada serat tekan
terluar dinding melebihi nilai kritis ketika
dinding berpindah hingga 1,5 kali dari
simpangan desain. Pengali 1,5 pada
simpangan desain telah ditambahkan pada
Pers. (18.10.6.2) pada standar ini untuk
menghasilkan persyaratan pendetailan
yang lebih konsisten dengan kinerja SNI
1726 dengan probabilitas kegagalan yang
rendah pada level MCER. Batas bawah
0,005 pada kuantitas δw/hw menyaratkan
tersedianya elemen batas khusus bila
regangan tulangan pada elemen batas
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 407 dari 695

STANDAR
arah vertikal, di atas dan di bawah
penampang kritis dengan jarak minimal
nilai terbesar dari ℓw dan Mu/4Vu, kecuali
yang diizinkan berdasarkan
18.10.6.4(g).

PENJELASAN
dinding tidak mencapai aproksimasi dua
kali batas yang ditetapkan untuk
penampang balok terkontrol tarik menurut
21.2.2. Batas bawah 0,005 pada kuantitas
δw/hw membutuhkan kapasitas deformasi
dinding menengah untuk gedung kaku.
Tinggi sumbu netral c pada Pers.
(18.10.6.2) adalah ketinggian yang dihitung
berdasarkan 22.2 berkaitan dengan
kekuatan lentur nominal dari dinding ketika
berpindah pada arah yang sama sebesar
δu. Beban aksial adalah beban aksial
terfaktor yang konsisten dengan kombinasi
beban desain yang menghasilkan
perpindahan desain δu.
Tinggi dari elemen batas khusus
berdasarkan estimasi panjang sendi plastis
dan melampaui daerah dimana kelelehan
pada tulangan tarik dan pengelupasan
(spalling) beton kemungkinan dapat terjadi.

==== 18.10.6.3 Dinding-dinding struktural yang
tidak didesain sesuai 18.10.6.2 harus
memiliki elemen-elemen batas khusus
pada daerah batas dan daerah tepi-tepi
sekeliling bukaan dari dinding-dinding
struktural dimana tegangan tekan serat
ekstrim maksimum, akibat kombinasi
pembebanan termasuk pengaruh gempa,
E, melebihi 0,2.fc'. Elemen batas khusus
dapat dihentikan pada lokasi dimana
tegangan tekan yang dihitung kurang dari
0,15.fc'. Tegangan-tegangan harus
dihitung berdasarkan beban-beban
terfaktor menggunakan model elastik linier
dan sifat-sifat penampang bruto. Untuk
dinding-dinding dengan sayap, lebar efektif
sayap yang digunakan harus sesuai
18.10.5.2.

==== R18.10.6.3 Dengan prosedur ini, dinding
dianggap bekerja terhadap beban gravitasi
dan geser maksimum dan momen yang
disebabkan oleh gempa dalam arah yang
ditinjau. Pada saat beban ini bekerja,
bagian batas yang tertekan pada bagian
kritis menahan beban tributari gravitasi
ditambah dengan resultan gaya tekan
akibat momen lentur.
Menyadari bahwa pembebanan ini
dapat berulang berkali-kali saat gempa
kuat, beton harus dikekang bilamana
tegangan tekan yang dihitung melebihi nilai
kritis nominal 0,2.fc' . Tegangan harus
dihitung terhadap gaya terfaktor pada
penampang dengan mengasumsikan
respons linier dari penampang bruto beton.
Tegangan tekan 0,2.fc' . digunakan sebagai
nilai indeks dan tidak menggambarkan
tegangan aktual yang dapat terjadi pada
penampang kritis akibat pengaruh gaya
inersia yang sebenarnya untuk intensitas
gempa yang diantisipasi.

==== 18.10.6.4 Bila elemen-elemen batas
khusus diperlukan oleh 18.10.6.2 atau

==== 18.10.6.3, maka a) hingga h) harus
dipenuhi:
a) Elemen batas harus diperpanjang pada
arah horizontal dari serat tekan terluar
sejauh minimal nilai terbesar dari c –

==== R18.10.6.4 Dimensi horizontal dari
elemen batas khusus dimaksudkan untuk
memperpanjang setidaknya sepanjang
dimana regangan tekan beton mencapai
nilai kritis. Untuk bagian sayap dinding,
termasuk bentuk kotak, bentuk-L, dan
bentuk-C, perhitungan untuk menentukan
kebutuhan elemen batas khusus harus
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 408 dari 695

STANDAR
0,1.lw dan c/2, dimana c adalah tinggi
sumbu netral terbesar yang dihitung
untuk gaya aksial terfaktor dan kekuatan
momen nominal yang sesuai dengan delta_u
yang ditinjau.
b) Lebar daerah tekan lentur, b, sepanjang
jarak horizontal yang dihitung dengan

==== 18.10.6.4(a), termasuk sayap bilamana
ada, harus diambil minimal hu / 16.
c) Untuk dinding atau pilar-pilar dinding
dengan hw/ℓw ≥ 2,0 yang secara efektif
menerus dari dasar struktur hingga sisi
paling atas dinding, yang didesain
memiliki penampang kritis tunggal untuk
beban-beban lentur dan aksial, dan
dengan c/ℓw ≥ 3/8, lebar daerah tekan
lentur b disepanjang daerah yang
dihitung berdasarkan 18.10.6.4(a) harus
lebih besar dari atau sama dengan 300
mm.
d) Pada penampang-penampang
bersayap, elemen batas harus termasuk
lebar sayap efektif yang mengalami
tekan dan harus diperpanjang minimal
300 mm ke dalam badan dinding.
e) Tulangan transversal elemen batas
harus memenuhi 18.7.5.2(a) hingga (e)
dan 18.7.5.3, kecuali bila nilai hx dalam
18.7.5.2 tidak melebihi nilai terkecil
antara 350 mm dan dua pertiga
ketebalan elemen batas, dan batasan
spasi tulangan transversal sesuai
18.7.5.3a) harus diambil sepertiga dari
dimensi terkecil elemen batas.
f) Jumlah tulangan transversal harus
sesuai Tabel 18.10.6.4(f).


Tabel 18.10.6.4(f) – Tulangan
transversal untuk elemen batas khusus



PENJELASAN
mencakup arah beban lateral konsisten
dengan kombinasi ortogonal yang
didefinisikan dalam SNI 1726. Nilai c/2 pada
18.10.6.4(a) untuk memberikan panjang
minimum elemen batas khusus. Praktek
pendetailan yang baik adalah untuk
mengatur tulangan longitudinal dan
tulangan pengekang sehingga semua
tulangan longitudinal pada elemen batas
dinding didukung oleh tulangan transversal.
Batas kelangsingan diperkenalkan pada
standar ini berdasarkan kegagalan
ketidakstabilan lateral pada elemen batas
dinding langsing yang diamati pada gempa
akhir-akhir ini dan hasil uji (Wallace 2012;
Wallace et al. 2012). Untuk dinding dengan
selimut beton yang tebal, ketika
pengelupasan selimut beton akan
mengakibatkan pengurangan penampang
secara signifikan, peningkatan ketebalan
elemen batas harus dipertimbangkan.
Nilai c/ℓw ≥ 3/8 digunakan untuk
mendefinisikan bagian kritis dinding yang
bukan terkontrol-tarik menurut 21.2.2.
Ketebalan minimum dinding 300 mm untuk
mengurangi kemungkinan ketidakstabilan
lateral dari zona tekan setelah
pengelupasan selimut beton.
Bilamana tegangan tekan pada sayap
terlalu besar, tegangan bidang pertemuan
badan-sayap akan sangat besar dan
mungkin mengalami kegagalan hancur
lokal kecuali tulangan elemen batas khusus
diteruskan ke badan.
Persyaratan tulangan transversal pada
elemen batas dinding berdasarkan
ketentuan kolom. Ekspresi (a) dari Tabel
18.10.6.4(f) telah diaplikasikan pada
elemen batas khusus dinding sebelum edisi
1999 dari standar ini. Ini dimasukkan
kembali standar ini karena kekhawatiran
Ekspresi (b) Tabel 18.10.6.4(f) tidak
menyediakan tulangan transversal yang
memadai untuk dinding tipis dimana selimut
beton menyumbang bagian yang signifikan
dari tebal dinding. Untuk elemen batas
dinding khusus yang memiliki penampang
persegi panjang, Ag dan Ach pada baris (a)
dan (c) pada Tabel 18.10.6.4(f)
didefinisikan sebagai Ag = ℓbe.b dan Ach = bc1.
bc2, dimana dimensinya ditunjukkan pada
Gambar R18.10.6.4.1. Hal ini menganggap
bahwa pengelupasan beton mungkin hanya
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 409 dari 695

STANDAR
g) Bila penampang kritis terjadi di dasar
dinding, maka tulangan transversal
elemen batas pada dasar dinding harus
diperpanjang ke dalam sistem tumpuan
sejauh minimal ℓd, sesuai 18.10.2.3,
yang dihitung berdasarkan tulangan
longitudinal terbesar pada elemen batas
khusus. Bila elemen batas khusus
berhenti pada fondasi telapak, fondasi
rakit atau pile cap, tulangan transversal
elemen batas khusus harus menerus
paling sedikit 300 mm ke dalam sistemsistem
fondasi tersebut, kecuali jika
diperlukan perpanjangan yang lebih
besar berdasarkan 18.13.2.
h) Tulangan horizontal pada badan dinding
harus diperpanjang masuk sedalam 150
mm pada tepi dinding. Tulangan
tersebut harus diangkur dalam inti
terkekang pada elemen batas
menggunakan kait standar atau
tulangan berkepala agar mencapai fy.
Bila panjang zona elemen batas
terkekang cukup memadai untuk
menyalurkan tulangan horizontal badan,
dan Av.fy/s tulangan badan tidak melebihi
Ash.fyt/s tulangan transversal elemen
batas yang dipasang paralel dengan
tulangan horizontal badan, maka
tulangan horizontal badan tersebut
dapat dihentikan tanpa kait standar atau
kepala.

PENJELASAN
terjadi pada permukaan yang terekspos
dari elemen batas yang terkekang. Batasan
hx dimaksudkan untuk menyediakan spasi
sengkang pengekang dan ikat silang yang
seragam untuk dinding yang tipis.
Pengujian (Thomsen and Wallace 2004)
menunjukkan bahwa kinerja yang memadai
dapat dicapai dengan menggunakan spasi
vertikal yang lebih besar dari yang diizinkan
pada 18.7.5.3(a). Persyaratan untuk
perpanjangan vertikal dari elemen batas
dapat dilihat pada Gambar R18.10.6.4.2
(Moehle et al. 2011).
Tulangan horizontal pada dinding
struktural dengan rasio geser terhadap
momen yang kecil mampu menahan geser
melalui mekanisme aksi rangka batang,
dimana tulangan horizontal berfungsi
sebagai sengkang seperti pada balok.
Dengan demikian, tulangan horizontal yang
disediakan untuk tulangan geser harus
disediakan di antara inti terkekang elemen
batas dan diperpanjang sedekat mungkin
dengan ujung dinding sampai batas izin
selimut beton dan terdekat penulangan
lainnya. Persyaratan bahwa tulangan
horizontal pada pelat badan harus diangkur
ke dalam inti beton elemen batas yang
terkekang dan diperpanjang hingga 150
mm dari ujung dinding untuk semua jenis
tulangan horizontal baik itu tulangan lurus,
kait, atau berkepala, seperti ilustrasi pada
Gambar R18.10.6.4.1.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 410 dari 695


Gambar R18.10.6.4.1 – Panjang
penyaluran tulangan horizontal dinding
dalam elemen batas yang terkekang


 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 411 dari 695


Gambar R18.10.6.4.2 – Rangkuman persyaratan elemen batas pada dinding khusus



==== 18.10.6.5 Bila elemen batas khusus tidak
diperlukan sesuai 18.10.6.2 atau 18.10.6.3,
maka (a) dan (b) harus dipenuhi:
a) Jika rasio tulangan longitudinal pada
elemen batas dinding melebihi 2,8/fy,
maka tulangan transversal pada elemen
batas tersebut harus memenuhi

==== 18.7.5.2(a) hingga (e), disepanjang
jarak yang dihitung sesuai 18.10.6.4(a).
Spasi arah longitudinal pada tulangan
transversal tersebut tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari 200 mm dan 8db batang

==== R18.10.6.5 Beban siklik bolak-balik dapat
menimbulkan tekuk tulangan longitudinal di
elemen batas, bahkan dalam kasus dimana
persyaratan pada dinding batas tidak
memerlukan elemen batas khusus. Untuk
dinding dengan jumlah penulangan
longitudinal elemen batas yang moderat,
Ikat silang disyaratkan untuk mencegah
tekuk. Rasio tulangan longitudinal untuk
elemen batas dinding ditunjukkan pada
Gambar R18.10.6.5. Spasi sengkang yang
relatif lebih besar dari 18.10.6.4(e) diizinkan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 412 dari 695

STANDAR
tulangan lentur utama terkecil, kecuali
spasi tersebut tidak melebihi nilai
terkecil dari 150mm dan 6db di dalam
zona sejauh nilai terbesar antara ℓw dan
Mu / 4Vu di atas dan di bawah
penampang kritis di mana pelelehan
tulangan longitudinal dapat terjadi akibat
perpindahan lateral inelastik yang
ditinjau.
b) Kecuali bila Vu pada bidang dinding lebih
kecil dari 0,083.Acv.lambda.sqrt(fc'), maka tulangan
horizontal yang berhenti pada tepi-tepi
dinding struktural tanpa elemen batas
harus memiliki kait standar yang
melingkupi tulangan tepi atau tulangan
tepi tersebut harus dilingkupi dalam
sengkang U yang memiliki ukuran dan
spasi yang sama dengan, serta
disambung-lewatkan pada, tulangan
horizontal tersebut.

PENJELASAN
karena tuntutan deformasi dinding yang
lebih rendah. Persyaratan pada 18.10.6.5
berlaku untuk keseluruhan tinggi dinding
dan dirangkum pada Gambar R18.10.6.4.2
untuk kasus dimana elemen batas khusus
diperlukan (Moehle et al. 2011).
Tambahan kait atau sengkang-U pada
ujung tulangan horizontal dinding
memberikan penjangakaran sehingga
tulangan dapat menahan gaya geser
secara efektif. Ini juga dapat mencegah
tekuk tulangan vertikal tepi. Di dinding
dengan geser sebidang yang rendah,
panjang penyaluran tulangan horizontal
adalah tidak diperlukan.


Gambar R18.10.6.5 – Rasio tulangan
longitudinal untuk elemen batas
dinding tipikal



==== 18.10.7 Balok kopel

==== 18.10.7.1 Balok-balok kopel dengan
(ℓn/h) >= 4 harus memenuhi persyaratan

==== 18.6, dengan elemen-elemen batas dinding
diinterpretasikan sebagai kolom. Ketentuan

==== 18.6.2.1(b) dan (c) tidak perlu dipenuhi bila
dapat ditunjukkan melalui analisis bahwa
balok tersebut memiliki stabilitas lateral
yang mencukupi.

==== 18.10.7.2 Balok-balok kopel dengan
(ℓn/h) < 2 dan dengan Vu melebihi
0,33.Acv.lambda.sqrt(fc') harus ditulangi dengan dua
grup tulangan yang bersilangan yang
ditempatkan secara diagonal dan simetris
terhadap tengah bentang balok, kecuali
bila dapat ditunjukkan bahwa kehilangan

PENJELASAN
R.18.10.7 Balok kopel (coupling) – Balok
kopel yang menhubungkan dinding-dinding
struktur dapat memberikan kekakuan dan
disipasi energi. Dalam banyak kasus, batas
geometris menghasilkan balok kopel yang
tinggi dibandingkan dengan bentang
bersihnya. Balok kopel yang tinggi akan
dikendalikan oleh geser dan penurunan
kekuatan dan kekakuannya sangat
terpengaruh oleh beban gempa. Hasil-hasil
pengujian (Paulay and Binney 1974;
Barney et al. 1980) menunjukkan balok
kopel tinggi dengan tulangan diagonal yang
terkekang menyediakan tahanan yang
cukup.
Eksperimen-eksperimen menunjukkan
bahwa orientasi penulangan diagonal
hanya efektif bila tulangan diletakkan
dengan sudut yang besar. Karena itu, balok
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 413 dari 695
SSSSS
kekakuan dan kekuatan balok kopel tidak
akan merusak kemampuan struktur dalam
memikul beban vertikal struktur, akses
keluar dari struktur, atau integritas
komponen non-struktural dan
sambungannya ke struktur.

==== 18.10.7.3 Balok-balok kopel yang tidak
diatur 18.10.7.1 atau 18.10.7.2 dapat
diperkenankan untuk ditulangi oleh dua
grup batang tulangan yang berpotongan
yang ditempatkan secara diagonal serta
simetris terhadap tengah bentang atau
ditulangi sesuai 18.6.3 hingga 18.6.5,
dengan elemen batas dinding
diinterpretasikan sebagai kolom.

==== 18.10.7.4 Balok-balok kopel yang
ditulangi dengan dua grup tulangan yang
bersilangan secara diagonal dan simetris
terhadap tengah bentang harus memenuhi
(a), (b), dan salah satu dari (c) atau (d), dan
ketentuan 9.9 tidak perlu dipenuhi:
a) Vn harus dihitung dengan


Vn=2.Avd.fy.sin alpha <= 0,83.sqrt(fc').Acw (18.10.7.4)


dimana alpha adalah sudut antara batang-batang
tulangan diagonal dan sumbu
longitudinal balok kopel.
b) Masing-masing grup batang tulangan
diagonal harus minimal terdiri dari
empat tulangan yang dapat terdiri atas
dua lapis atau lebih. Batang tulangan
diagonal harus ditanam ke dalam
dinding sejauh tidak kurang dari 1,25
kali panjang penyaluran untuk fy dalam
kondisi tarik.
c) Masing-masing kelompok batang
tulangan diagonal harus dilingkupi oleh
tulangan transversal persegi yang
memiliki dimensi sisi luar ke sisi luar
paling tidak bw/2 pada arah paralel
terhadap bw dan bw/5 sepanjang sisi-sisi
lainnya, dimana bw adalah lebar badan
balok kopel. Tulangan transversal harus
ditetapkan berdasarkan 18.7.5.2(a)
hingga (e), dengan 𝐴𝑠ℎ tidak boleh
kurang dari nilai terbesar antara (i) dan
(ii) :

PENJELASAN
kopel yang memakai tulangan diagonal
dibatasi pada balok yang mempunyai ratio
ℓn/h < 4. ACI 318 Edisi 2008 diubah untuk
memperjelas bahwa balok kopel dengan
rasio aspek menengah dapat ditulangi
berdasarkan 18.6.3 hingga 18.6.5.
Tulangan-tulangan diagonal harus
ditempatkan kira-kira simetris pada
penampang balok kopel, dalam dua atau
lebih lapisan. Tulangan yang ditempatkan
secara diagonal dimaksudkan untuk
menyediakan seluruh kekuatan geser dan
momen pada balok. Design kekuatan
momen yang berasal dari kombinasi
tulangan diagonal dan longitudinal tidak
tercakup pada ketentuan ini.
Dua pilihan pengekangan dapat
dijelaskan. Berdasarkan 18.10.7.4(c), tiap
komponen diagonal terdiri dari rangka
tulangan longitudinal dan transversal
seperti ditunjukkan pada Gambar
R18.10.7(a). Kerangka terdiri dari
sedikitnya empat tulangan longitudinal dan
mengekang inti beton. Persyaratan
dimensi-dimensi sisi dari kerangka dan
intinya adalah untuk memberikan stabilitas
yang cukup pada potongan melintang bila
tulangan terbebani melebihi tegangan
lelehnya. Dimensi minimum dan
persyaratan jarak bersih tulangan dapat
menentukan tebal dinding. Revisi dibuat
pada ACI 318-2008 untuk memperbesar
spasi tulangan transversal yang
mengekang tulangan diagonal, untuk
memperjelas bahwa kekangan diperlukan
pada titik potong diagonal, dan untuk
menyederhanakan desain tulangan
longitudinal dan transversal di sekeliling
perimeter balok; balok dengan pendetailan
baru ini diharapkan berprilaku lebih baik.
Rumus untuk tulangan transversal Ash
didasarkan kapasitas tekan penampang
kolom ekuivalen yang dapat mencegah
terkelupasnya selimut beton.
Bagian 18.10.7.4(d) mendeskripsikan
pilihan kedua untuk kekangan tulangan
diagonal yang diperkenalkan pada ACI 318
2008 (Gambar R18.10.7(b)) Pilihan kedua
ini adalah untuk mengekang seluruh
penampang balok, bukan kekangan
tulangan diagonal individu. Pilihan ini dapat
menyederhanakan penempatan), yang bisa
sangat sulit dipasang bilamana tulangan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 414 dari 695


(i) 0,09.sb_c.fc'/fyt


(ii) 0,3.sb_c.(Ag/Ach-1).fc'/fyt


Untuk keperluan perhitungan Ag,
selimut beton pada 20.6.1 harus
diasumsikan pada kesemua empat sisi
dari masing-masing kelompok batang
diagonal. Tulangan transversal harus
mempunyai spasi terukur paralel
terhadap batang tulangan diagonal yang
memenuhi 18.7.5.3(c) dan tidak
melebihi 6𝑑𝑏 dari diameter terkecil
batang tulangan diagonal, dan harus
memiliki spasi ikat silang atau kaki-kaki
sengkang pengekang yang diukur tegak
lurus terhadap batang-batang diagonal
tidak melebihi 350 mm. Tulangan
transversal harus menerus melalui
persilangan batang-batang diagonal.
Pada persilangan tersebut, diizinkan
untuk memodifikasi penempatan
tulangan transversal asalkan
persyaratan spasi dan rasio volumenya
dipenuhi. Tambahan tulangan
longitudinal dan transversal harus
disebar di sekeliling perimeter balok
dengan total luasan pada masingmasing
arah minimal 0,002.bw.s dan
spasinya tidak melebihi 300 mm.
d) Tulangan transversal harus dipasang
pada ke seluruh penampang balok
sesuai 18.7.5.2(a) hingga (e) dengan Ash
tidak kurang dari nilai terbesar antara (i)
dan (ii) :


(i) 0,09.sb_c.fc'/fyt


(ii) 0,3.sb_c.(Ag/Ach-1).fc'/fyt


Spasi longitudinal tulangan
transversal tidak boleh melebihi nilai
terendah dari 150 mm dan 𝟔𝒅𝒃 batang
tulangan diagonal terkecil. Spasi ikat
silang atau kaki-kaki sengkang tertutup
(hoop), baik arah vertikal dan horizontal
pada tampang balok harus tidak
melebihi 200 mm. Masing-masing ikat
silang dan setiap kaki sengkang

PENJELASAN
diagonal memotong satu sama lain atau
memasuki elemen batas dinding.
Bila balok kopel tidak digunakan sebagai
bagian dari sistem pemikul beban lateral,
persyaratan untuk tulangan diagonal boleh
diabaikan.
Hasil uji (Barney et al. 1980)
mendemonstrasikan bahwa balok yang
ditulangi seperti yang dideskripsikan pada
18.10.7 mempunyai daktilitas yang cukup
pada gaya geser melebihi 0,83.sqrt(fc').bw.d .
Oleh karena itu, penggunaan batas
0,83.sqrt(fc').Acw memberikan batas atas yang
dapat diterima.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 415 dari 695

STANDAR
pengekang harus mengikat tulangan
longitudinal dengan diameter yang
sama atau lebih besar. Diizinkan untuk
memasang sengkang pengekang
sesuai 18.6.4.3.


Gambar R18.10.7 – Balok kopel dengan tulangan diagonal. Tulangan dinding batas
ditunjukkan hanya pada satu sisi saja untuk kejelasan



==== 18.10.8 Pilar-pilar dinding

==== R18.10.8 Pilar-pilar dinding (wall pier) –
Pintu dan jendela kadang-kadang
ditempatkan pada dinding struktural
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 416 dari 695

==== 18.10.8.1 Pilar-pilar dinding harus
memenuhi persyaratan sistem rangka
pemikul momen khusus untuk kolom-kolom
sesuai 18.7.4, 18.7.5, dan 18.7.6, dengan
muka-muka joint ditetapkan sebagai ujung
atas dan bawah tinggi bersih pilar dinding.
Sebagai alternatif, pilar dinding dengan
(lw/bw) > 2,5 harus memenuhi (a) hingga (f):
a) Gaya geser desain harus dihitung
sesuai 18.7.6.1 dengan muka-muka
joint diambil sebagai ujung atas dan
bawah tinggi bersih pilar dinding. Bila
SNI 1726 menyertakan ketentuan untuk
memperhitungkan faktor kekuatan lebih
sistem pemikul gaya seismik, maka
gaya geser desain tidak perlu melebihi
Ωo kali geser terfaktor yang ditentukan
berdasarkan analisis struktur yang
mempertimbangkan pengaruh gempa.
b) Vn dan tulangan geser terdistribusi harus
memenuhi 18.10.4.
c) Tulangan transversal harus dalam
bentuk sengkang tertutup kecuali
diizinkan untuk menggunakan tulangan
horizontal berkaki tunggal paralel
terhadap lw dimana hanya satu lapis
tulangan geser terdistribusi disediakan.
Tulangan horizontal berkaki tunggal
tersebut harus mempunyai tekukan 180
derajat pada setiap ujungnya yang
mengkait tulangan longitudinal pada
elemen batas pilar dinding.
d) Spasi vertikal tulangan transversal tidak
boleh melebihi 150 mm.
e) Tulangan transversal tersebut harus
diteruskan setidaknya 300 mm di atas
dan di bawah dari ujung-ujung pilar
dinding.
f) Elemen batas khusus harus disediakan
jika disyaratkan 18.10.6.3.

==== 18.10.8.2 Untuk pilar dinding pada tepi
suatu dinding, tulangan horizontal harus
disediakan dalam segmen-segmen dinding
yang berdekatan, di atas dan di bawah pilar
dinding dan didesain untuk menyalurkan
gaya geser desain dari pilar dinding ke
dalam segmen-segmen dinding yang
berdekatan.

PENJELASAN
menyebabkan segmen vertikal dinding
yang ramping yang dianggap sebagai pilar
dinding. Pendefinisian dimensi pilar dinding
diberikan pada Pasal 2. Kegagalan geser
pilar dinding telah diamati pada gempagempa
terdahulu. Maksud dari bagian ini
adalah untuk menyediakan kekuatan geser
yang cukup pada pilar dinding sedemikian
rupa sehingga respons inelastik didominasi
oleh lentur. Ketentuan ini berlaku untuk
pilar dinding yang didesain sebagai bagian
dari sistem pemikul beban gempa.
Ketentuan untuk pilar dinding yang tidak
didesain sebagai bagian dari sistem
pemikul beban gempa diberikan pada
18.14. Pengaruh semua segmen vertikal
dinding pada respons sistem struktur,
didesain sebagai bagian dari sistem
pemikul beban gempa atau tidak, harus
dipertimbangkan seperti yang disyaratkan
pada 18.2.2. Pilar dinding yang mempunyai
(ℓw/bw) ≤ 2,5 akan berperilaku sebagai
kolom. Ketentuan 18.10.8.1 mensyaratkan
bahwa elemen struktur tersebut harus
memenuhi penulangan dan persyaratan
kekuatan geser pada 18.7.4 hingga 18.7.6.
Ketentuan alternatif disediakan untuk pilar
dinding yang mempunyai (ℓw/bw) > 2,5.
Desain gaya geser yang ditentukan
berdasarkan 18.7.6.1 mungkin terlalu besar
untuk beberapa kasus. Sebagai alternatif,
18.10.8.1(a) mengizinkan desain gaya
geser ditentukan menggunakan kombinasi
beban terfaktor dimana pengaruh gempa
telah ditingkatkan untuk memperhitungkan
kekuatan lebih sistem. Dokumen-dokumen
seperti ketentuan SNI 1726, NEHRP
(FEMA P749), ASCE/SEI 7, dan IBC 2012
merepresentasikan efek gempa yang
ditingkatkan menggunakan faktor Ωo.
Bagian 18.10.8.2 ditujukan untuk pilar
dinding pada tepi sebuah dinding. Akibat
geser sebidang, retak miring dapat
merambat ke segmen dinding secara
langsung di atas dan bawah pilar dinding.
Kecuali jika terdapat tulangan yang cukup
pada segmen-segmen dinding yang
berdekatan, kegagalan geser pada
segmen-segmen dinding dapat terjadi.
Panjang penanaman (embedment)
tulangan yang disediakan ke dalam
segmen-segmen dinding yang berdekatan
harus ditentukan dengan
mempertimbangkan persyaratan panjang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 417 dari 695

PENJELASAN
penyaluran dan kekuatan geser segmen-segmen
dinding (lihat Gambar R18.10.8 di bawah ini)


Gambar R18.10.8 – Persyaratan
tulangan horizontal segmen dinding di
atas dan bawah pilar dinding pada
dinding tepi



==== 18.10.9 Joint konstruksi

==== 18.10.9.1 Semua joint konstruksi pada
dinding struktural harus memenuhi 26.5.6
dan permukaan-permukaan kontak harus
dikasarkan agar konsisten dengan kondisi
(b) pada Tabel 22.9.4.2.

==== 18.10.10 Dinding tak menerus

==== 18.10.10.1 (Red: koreksi, tadinya 18.10.9.2
yang rancu) Kolom-kolom yang
mendukung dinding struktural tak menerus
harus ditulangi sesuai 18.7.5.6.


[ Lanjut Ke 18.11 – Dinding struktural khusus
beton pracetak ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel