STANDAR

==== 18.8 – Joint sistem rangka pemikul
momen khusus (SRPMK)

==== 18.8.1 Ruang lingkup

==== 18.8.1.1 Pasal ini berlaku untuk joint
balok-kolom sistem rangka pemikul
momen khusus yang merupakan bagian
dari sistem pemikul gaya seismik.

==== R18.8 – Joint sistem rangka pemikul
momen khusus

==== 18.8.2 Umum

==== 18.8.2.1 Gaya-gaya pada tulangan
longitudinal balok di muka joint harus
dihitung dengan mengasumsikan tegangan
pada tulangan tarik lentur adalah 1,25fy.

==== R18.8.2 Umum – Pembentukan rotasi
inelastik pada muka-muka joint pada
rangka beton bertulang berkaitan dengan
regangan pada tulangan lentur jauh
melebihi regangan leleh. Konsekuensinya,
gaya geser joint yang dihasilkan dari
tulangan lentur dihitung dengan tegangan
1,25fy pada tulangan (mengacu 18.8.2.1).
Penjelasan detail dari alasan untuk
kemungkinan terbentuknya tegangan
melebihi kekuatan leleh pada tulangan tarik
balok tersedia di ACI 352R.

==== 18.8.2.2 Tulangan longitudinal balok yang
dihentikan di dalam suatu kolom harus
diteruskan ke muka terjauh dari inti kolom
terkekang dan harus disalurkan dalam tarik
sesuai 18.8.5 dan dalam tekan sesuai
25.4.9.

==== R18.8.2.2 Ketentuan desain untuk batang
tulangan kait terutama berdasarkan
penelitian dan pengalaman untuk joint
dengan kait standar 90 derajat. Oleh
karena itu, kait standar 90 derajat secara
umum lebih disukai daripada kait standar
180 derajat kecuali pertimbangan yang
tidak biasa mengharuskan penggunaan kait
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 393 dari 695

180 derajat. Untuk tulangan/batang tekan,
panjang penyaluran sesuai dengan bagian
lurus dari kait atau kepala batang diukur
dari bagian kritis ke awal bengkokan/titik
belok untuk batang tulangan kait dan dari
bagian kritis ke kepala untuk tulangan
berkepala.

==== 18.8.2.3 Bila tulangan longitudinal balok
diteruskan melalui joint balok-kolom,
dimensi kolom yang paralel dengan
tulangan balok tersebut tidak boleh kurang
dari 20 kali diameter tulangan longitudinal
terbesar balok untuk beton normal
(normalweight). Untuk beton ringan
(lightweight), dimensinya tidak boleh
kurang dari 26 kali diameter tulangan.

==== R18.8.2.3 Penelitian (Menheit dan Jirsa
1977; Briss et al. 1978; Ehsani 1982;
Durrani and Wight 1982; Leon 1989)
menunjukkan bahwa tulangan lurus balok
mungkin slip dalam joint balok-kolom
selama serangkaian momen bolak-balik
yang besar. Tegangan lekatan pada batang
lurus ini mungkin sangat besar. Untuk
mengurangi slip secara substansial selama
pembentukan sendi plastis balok yang
berdekatan, diperlukan rasio dimensi kolom
terhadap diameter batang mendekati 32,
yang akan menghasilkan joint yang sangat
besar. Dalam tinjauan pengujian yang
tersedia, diperlukan rasio minimum
kedalaman kolom terhadap diameter
maksimum tulangan longitudinal balok
ditetapkan 20 untuk beton normal dan 26
untuk beton ringan. Akibat kekurangan data
yang spesifik untuk tulangan balok yang
masuk dalam joint pada beton ringan,
Batasan ini berdasarkan faktor amplifikasi
sebesar 1,3, dengan pendekatan timbal
balik dari faktor modifikasi beton ringan di
19.2.4. Batasan ini memberikan kontrol
yang wajar pada jumlah potensi slip batang
tulangan balok pada sambungan balokkolom,
mempertimbangkan jumlah
perjalanan perilaku inelastik yang
diantisipasi dari rangka gedung saat terjadi
gempa besar. Bahasan menyeluruh atas
topik ini diberikan Zhu dan Jirsa (1983).

==== 18.8.2.4 Tinggi joint h tidak boleh kurang
dari setengah tinggi balok-balok yang
merangka pada joint tersebut dan yang
menyebabkan geser pada joint sebagai
bagian dari sistem pemikul gaya seismik.

==== R18.8.2.4 Tinggi h pada joint didenisikan
dalam Gambar R18.8.4. Persyaratan aspek
rasio joint berlaku hanya pada balok yang
didesain sebagai bagian sistem pemikul
gaya seismik. Joint yang memiliki tinggi
kurang dari setengah dari tinggi balok
membutuhkan strut tekan diagonal yang
curam di sepanjang sambungan, yang
mungkin kurang efektif dalam menahan
geser joint. Pengujian yang menunjukkan
kinerja joint yang seperti itu belum
tercantum dalam literatur.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 394 dari 695

==== 18.8.3 Tulangan transversal

==== 18.8.3.1 Tulangan transversal joint
harus memenuhi 18.7.5.2, 18.7.5.3,
18.7.5.4, dan 18.7.5.7, kecuali
sebagaimana yang diizinkan 18.8.3.2.

==== R18.8.3 Tulangan transversal – Standar
ini mensyaratkan tulangan transversal pada
joint terlepas dari besarnya gaya geser
yang dihitung.

==== 18.8.3.2 Bila pada keempat sisi joint
terdapat balok yang merangka kepadanya
dan bila lebar dari setiap balok tersebut
setidaknya tiga perempat lebar kolom,
maka jumlah tulangan yang diperlukan
18.7.5.4 diizinkan untuk direduksi
setengahnya, dan spasi yang disyaratkan
18.7.5.3 diizinkan untuk ditingkatkan
hingga 150 mm dalam ketinggian balok h
yang terendah yang merangka pada joint
tersebut.

==== R18.8.3.2 Jumlah tulangan pengekang
dapat dikurangi dan spasi dapat ditambah
jika dimensi balok yang memadai yang
merangka pada keempat sisi joint.

==== 18.8.3.3 Tulangan longitudinal balok yang
berada di luar inti kolom harus dikekang
oleh tulangan transversal yang menembus
kolom dengan spasi sesuai 18.6.4.4, dan
persyaratan 18.6.4.2 dan 18.6.4.3, jika
pengekangan tersebut tidak diberikan oleh
balok yang merangka ke dalam joint.

==== R18.8.3.3 Tulangan transversal perlu,
atau balok transfer jika ada, dimaksudkan
untuk mengekang tulangan longitudinal
balok dan meningkatkan gaya transfer
pada joint balok-kolom.
Sebuah contoh tulangan transversal pada
kolom yang disediakan untuk mengekang
tulangan lewatan diluar inti kolom seperti
yang ditunjukkan pada Gambar R18.6.2.
Petunjuk pendetailan tambahan dan
rekomendasi desain untuk kedua
sambungan interior dan eksterior balok
lebar (wide-beam) dengan tulangan
lewatan diluar inti kolom dapat ditemukan
pada ACI 352R.

==== 18.8.3.4 Bila tulangan momen negatif
balok menggunakan tulangan berkepala
(headed deformed bar) yang berhenti di
dalam joint, maka ujung atas kolom harus
diteruskan di atas joint setidaknya setinggi
h. Sebagai alternatif, tulangan balok harus
dikekang pada muka atas joint oleh
tulangan joint vertikal tambahan.

==== R18.8.3.4 Ketentuan ini mengacu pada
knee joint dimana tulangan balok diputus
dengan tulangan ulir berkepala. Joint
seperti itu memerlukan pengekangan pada
tulangan balok berkepala sepanjang muka
atas joint. Pengekangan ini dapat di
sediakan baik oleh (a) kolom yang menerus
keatas di atas muka joint, atau (b) kait
tulangan vertikal disekitar batang tulangan
atas balok dan diteruskan kebawah menuju
joint di samping tulangan longitudinal
kolom. Petunjuk pendetailan dan
rekomendasi desain untuk tulangan joint
vertikal ada pada ACI 352R.

==== 18.8.4 Kekuatan geser

==== R18.8.4 Kekuatan geser – Persyaratan
pada Pasal 18 untuk joint yang proporsional
berdasarkan ACI 352R bahwa fenomena
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 395 dari 695

==== 18.8.4.1 Kekuatan geser Vn joint harus
sesuai Tabel 18.8.4.1 di bawah ini.


Tabel 18.8.4.1 – Kekuatan geser
nominal joint Vn



==== 18.8.4.2 Pada Tabel 18.8.4.1, suatu
muka joint dianggap terkekang oleh balok
apabila lebar balok tersebut paling tidak tiga
perempat dari lebar efektif joint.
Perpanjangan balok yang melewati muka
joint setidaknya sama dengan tinggi balok h
boleh dianggap memberikan kekangan
pada muka joint tersebut. Perpanjangan
balok tersebut harus memenuhi 18.6.2.1
(b), 18.6.3.1, 18.6.4.2, 18.6.4.3, dan
18.6.4.4.

==== 18.8.4.3 Luas penampang efektif dalam
suatu joint, Aj, harus dihitung dari tinggi joint
kali lebar joint efektif. Tinggi joint harus
sebesar lebar kolom, h. Lebar joint efektif
harus selebar kolom, kecuali bila ada balok
yang merangka ke dalam kolom yang lebih
lebar, lebar joint efektif tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari a) dan b):
a) Lebar balok ditambah tinggi joint
b) Dua kali jarak tegak lurus yang lebih
kecil dari sumbu longitudinal balok ke
sisi kolom.

PENJELASAN
perilaku didalam joint diinterpretasikan
dalam kekuatan geser nominal pada joint.
Berdasarkan tes pada joint (Meinheit dan
Jirsa 1997) dan balok tinggi (deep beams)
(Hirosiwa 1997) mengindikasikan bahwa
kekuatan geser tidak sensitif terhadap
tulangan joint (geser) seperti yang tersirat
dalam persamaan yang dikembangkan
oleh Joint ACI-ASCE Committee 326
(1962) untuk balok, kekuatan pada joint
ditetapkan sebagai fungsi dari kekuatan
tekan beton saja dan persyaratan jumlah
minimum tulangan transversal pada joint
(mengacu pada 18.8.3). Luas efektif joint,
Aj, diilustrasikan pada Gambar R18.8.4.
Tidak diizinkan Aj lebih besar dari luas
penampang kolom. Kolom bulat harus
dianggap memiliki bagian persegi dari luas
ekuivalen penampang persegi.
Ketiga tingkatan kekuatan geser
disyaratkan 18.8.4.1 berdasarkan
rekomendasi dari ACI 352R.
Uji beban siklik pada joint dengan
perpanjangan balok dengan panjang
sekurang-kurangnya sama dengan tinggi
balok mengindikasikan kekuatan geser joint
yang sama terhadap joint dengan balok
menerus. Temuan ini menunjukkan bahwa
perpanjangan balok, ketika dibuat dengan
dimensi dan ditulangi dengan tulangan
longitudinal dan transversal yang tepat,
memberikan kekangan yang efektif pada
muka joint, sehingga menunda penurunan
kekuatan joint pada deformasi yang besar
(Meinheit dan Jirsa 1981)
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 396 dari 695


Gambar R18.8.4 – Luas joint efektif

==== 18.8.5 Panjang penyaluran tulangan tarik

==== R18.8.5 Panjang penyaluran tulangan
Tarik

==== 18.8.5.1 Untuk tulangan D10 hingga D36
yang ujungnya diberi kait standar, panjang
penyaluran ℓdh harus dihitung berdasarkan
Pers. (18.8.5.1). Untuk beton normal, ℓdh
yang diperoleh tidak boleh kurang dari nilai
terbesar antara 8db dan 150 mm; dan untuk
beton ringan tidak boleh kurang dari nilai
terbesar antara 10db dan 190 mm.


ℓdh = fy.db / (5,4 lambda sqrt(fc') )
.... (18.8.5.1)


Nilai lambda adalah 0,75 untuk beton ringan dan
1,0 untuk beton normal.
Kait standar harus ditempatkan dalam inti
terkekang kolom atau elemen batas,
dengan kait ditekuk ke dalam joint.

==== R18.8.5.1 Panjang penyaluran minimum
dalam tarik untuk tulangan ulir dengan kait
standar ditetapkan menggunakan Pers.
(18.8.5.1), berdasarkan 25.4.3. Panjang
penyaluran batang dengan kait standar
adalah jarak, paralel ke batang, dari
penampang kritis (dimana tulangan akan
disalurkan), ke garis singgung tepi luar kait.
Garis singgung harus ditarik tegak lurus
terhadap sumbu batang (mengacu ke tabel
25.3.1).
Karena Pasal 18 menetapkan bahwa kait
harus tertanam dalam beton yang
terkekang, koefisien 0,7 (untuk selimut
beton) dan 0,8 (untuk ikat silang) telah
dimasukkan dalam kostanta pada Pers.
(18.8.5.1). Panjang penyaluran yang
diturunkan langsung dari 25.4.3
ditingkatkan untuk mencerminkan efek
beban bolak-balik. Faktor-faktor seperti
tegangan aktual pada tulangan menjadi
lebih besar dari kekuatan leleh dan panjang
penyaluran efektif tidak selalu dimulai pada
muka joint telah secara implisit
dipertimbangkan dalam perumusan
sebagai panjang penyaluran dasar yang
digunakan sebagai dasar Pers. (18.8.5.1).
Persyaratan untuk kait diproyeksikan
kedalam joint adalah untuk meningkatkan
strut tekan diagonal melewati joint.
Persyaratan berlaku untuk tulangan balok
dan kolom yang dihentikan pada joint
dengan kait standar.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 397 dari 695

==== 18.8.5.2 Untuk tulangan berkepala yang
memenuhi 20.2.1.6, panjang penyaluran
tarik harus sesuai 25.4.4, kecuali spasi
bersih antar tulangan diizinkan setidaknya
3db.

==== R18.8.5.2 Batasan spasi 3db berdasakan
studi joint yang terkekang oleh tulangan
transversal konsisten dengan persyaratan
sistem rangka pemikul momen khusus
pada pasal ini (Kang et al. 2009). Untuk
menghindari tulangan terlalu rapat, akan
lebih baik memasang kepala tulangan
selang seling.

==== 18.8.5.3 Untuk tulangan D10 hingga D36,
panjang penyaluran tulangan tarik ℓd untuk
tulangan lurus tidak boleh kurang dari nilai
terbesar antara a) dan b):
a) 2,5 kali panjang sesuai 18.8.5.1 bila
beton yang dicor di bawah tulangan
tersebut tidak melebihi 300 mm
b) 3,25 kali panjang sesuai 18.8.5.1 bila
tinggi beton yang dicor bersamaan di
bawah batang tulangan melebihi 300
mm.

==== R18.8.5.3 Panjang penyaluran tarik
minimum untuk batang lurus adalah
perkalian dari panjang yang diindikasikan
oleh 18.8.5.1. Pasal 18.8.5.3 b) mengacu
pada batang atas. Kurangnya referensi
untuk tulangan D43 dan D57 pada 18.8.5
adalah karena kurangnya informasi tentang
pengangkuran dari tulangan tersebut yang
terkena beban bolak-balik yang
mensimulasikan pengaruh gempa.

==== 18.8.5.4 Tulangan lurus yang berhenti
pada joint harus melewati inti terkekang
kolom atau elemen batas. Semua bagian ℓd
yang tidak berada di dalam inti terkekang
harus diperpanjang dengan faktor sebesar
1,6 kali.

==== R18.8.5.4 Jika panjang tertanam lurus
perlu dari batang tulangan berada di luar
volume beton yang terkekang (seperti yang
didefinisikan 18.6.4, 18.7.5, atau 18.8.3),
panjang penyaluran perlu adalah
ditingkatkan dengan asumsi bahwa
batasan tegangan lekatan diluar daerah
terkekang lebih rendah dari tegangan
daerah terkekang.


ℓdm = 1,6(ℓd – ℓdc) + ℓdc
Atau
ℓdm = 1,6ℓd – 0,6ℓdc


Dimana ℓdm adalah panjang penyaluran
perlu jika batang tulangan tidak
sepenuhnya tertanam dalam beton yang
terkekang; ℓd adalah persyaratan panjang
penyaluran tarik untuk batang lurus
sebagaimana didefinisikan dalam 18.8.5.3;
dan ℓdc adalah panjang dari batang yang
tertanam dalam beton yang terkekang.

==== 18.8.5.5 Jika digunakan tulangan berlapis
epoksi, maka panjang penyaluran
berdasarkan 18.8.5.1, 18.8.5.3, dan

==== 18.8.5.4 harus dikalikan dengan faktor
yang sesuai 25.4.2.4 atau 25.4.3.2.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 398 dari 695

[ Lanjut Ke 18.9 – Sistem rangka pemikul momen khusus (=SRPMK) beton pracetak ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel