STANDAR

==== 18.7 – Kolom sistem rangka pemikul
momen khusus

==== 18.7.1 Ruang lingkup

==== 18.7.1.1 Pasal ini berlaku untuk kolomkolom
sistem rangka pemikul momen
khusus yang merupakan bagian sistem
pemikul gaya seismik dan utamanya
didesain untuk menahan gaya lentur, geser,
dan aksial.

PENJELASAN

==== R18.7 – Kolom sistem rangka pemikul
momen khusus

==== R18.7.1 Ruang Lingkup – Pasal ini
berlaku untuk kolom sistem rangka pemikul
momen khusus terlepas dari besarnya gaya
aksial. Sebelum 2014, standar mengizinkan
kolom dengan gaya aksial yang kecil
didesain sebagai balok.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 385 dari 695

STANDAR

==== 18.7.2 Batasan dimensi

==== 18.7.2.1 Kolom-kolom harus memenuhi a)
dan b):
a) Dimensi penampang terkecil, diukur
pada garis lurus yang melalui pusat
geometri, tidak kurang dari 300 mm.
b) Rasio dimensi penampang terkecil
terhadap dimensi tegak lurusnya tidak
kurang dari 0,4.

PENJELASAN

==== R18.7.2 Batasan dimensi – Batasan
geometri dalam pasal ini mengikuti praktek
sebelumnya (Seismology Committee of
SEAOC 1996)

STANDAR

==== 18.7.3 Kekuatan lentur minimum kolom

==== 18.7.3.1 Kolom-kolom harus memenuhi
18.7.3.2 atau 18.7.3.3.

==== 18.7.3.2 Kekuatan lentur kolom harus
memenuhi
ΣMnc≥(1,2)ΣMnb (18.7.3.2)
Mnc adalah jumlah kekuatan lentur nominal
kolom-kolom yang merangka ke dalam
joint, yang dievaluasi di muka-muka joint.
Kekuatan lentur kolom harus dihitung untuk
gaya aksial terfaktor, konsisten dengan
arah gaya-gaya lateral yang ditinjau, yang
menghasilkan kekuatan lentur terendah.
Mnb adalah jumlah kekuatan lentur
nominal balok yang merangka ke dalam
joint, yang dievaluasi di muka-muka joint.
Pada konstruksi balok-T, dimana pelat
dalam kondisi tarik akibat momen-momen
di muka joint, tulangan pelat dalam lebar
efektif pelat sesuai 6.3.2 harus diasumsikan
berkontribusi terhadap Mnb jika tulangan
pelat tersebut terangkur dengan baik pada
penampang kritisnya.
Kekuatan lentur harus dijumlahkan
sedemikian hingga momen-momen kolom
berlawanan dengan momen-momen balok.
Pers. (18.7.3.2) harus dipenuhi untuk
momen-momen balok yang bekerja pada
kedua arah pada bidang vertikal rangka
yang ditinjau.

==== 18.7.3.3 Jika 18.7.3.2 tidak dipenuhi pada
suatu joint, kekuatan dan kekakuan lateral
kolom yang merangka ke dalam joint
tersebut harus diabaikan saat menghitung
kekuatan dan kekakuan struktur. Kolom-kolom
ini harus memenuhi 18.14.

PENJELASAN

==== R18.7.3 Kekuatan lentur minimum kolom
– Tujuan dari 18.7.3.2 adalah untuk
mengurangi kemungkinan leleh pada kolom
yang dianggap sebagai bagian dari sistem
pemikul gaya seismik. Jika kolom tidak
lebih kuat dari balok yang merangka pada
joint, ada kemungkinan peningkatan aksi
inelastik. Kasus terburuk pada kolom lemah
adalah kelelehan lentur dapat terjadi pada
kedua ujung kolom pada satu lantai tertentu
yang menghasilkan mekanisme kegagalan
kolom yang dapat menyebabkan
keruntuhan bangunan.
Pada 18.7.3.2, kekuatan nominal balok
dan kolom dihitung pada muka-muka joint,
dan kekuatan tersebut dibandingkan
secara langsung menggunakan Pers.
(18.7.3.2). Standar 1995 dan standar
sebelumnya mengharuskan kekuatan
desain untuk dibandingkan tidak pada
permukaan joint tetapi di pusat joint, yang
biasanya menghasilkan hasil yang sama
tetapi dengan usaha penghitungan ekstra.
Dalam menentukan kekuatan momen
nominal balok dengan lentur negatif (sisi
atas dalam kondisi tarik), tulangan
longitudinal yang terdapat dalam lebar
efektif sayap dari pelat atas yang
berperilaku monolit dengan balok
meningkatkan kekuatan balok. French dan
Moehle (1991), pada rakitan balok-kolom
yang mengalami gaya lateral, menunjukkan
bahwa dengan menggunakan lebar sayap
efektif yang didefinisikan dalam 6.3.2
memberikan nilai perkiraan momen negatif
sambungan interior yang cukup baik pada
perpindahan lantai mendekati 2 persen dari
ketinggian tingkat. Lebar efektif ini
konservatif bila pelat berakhir pada
spandrel yang lemah.
Bila 18.7.3.2 tidak terpenuhi pada joint,

==== 18.7.3.3 mensyaratkan kontribusi positif
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 386 dari 695

PENJELASAN
kolom atau kolom-kolom pada kekakuan
dan kekuatan lateral struktur harus
diabaikan. Kontribusi negatif tidak
dihilangkan. Sebagai contoh, meniadakan
kekakuan kolom seharusnya tidak menjadi
alasan untuk mengurangi geser dasar
(base shear) desain. Bila menyertakan
kolom tersebut dalam model analisis
bangunan dapat menghasilkan
peningkatan efek torsi, peningkatan
tersebut harus diperhitungkan seperti
disyaratkan oleh SNI 1726. Selanjutnya,
kolom harus diberi penulangan transversal
untuk meningkatkan tahanan terhadap
gaya geser dan aksial.

STANDAR

==== 18.7.4 Tulangan longitudinal

==== 18.7.4.1 Luas tulangan longitudinal Ast
tidak boleh kurang dari 0,01Ag dan tidak
lebih dari 0,06Ag.

==== 18.7.4.2 Pada kolom-kolom dengan
sengkang bundar, jumlah batang tulangan
longitudinal minimum harus 6 buah.

==== 18.7.4.3 Sambungan mekanis harus
memenuhi 18.2.7 dan sambungan las
18.2.8. Sambungan lewatan diizinkan
hanya dalam daerah tengah tinggi kolom
dan harus didesain sebagai sambungan
lewatan tarik dan harus dilingkupi tulangan
transversal yang memenuhi 18.7.5.2 dan
18.7.5.3.

PENJELASAN

==== R18.7.4 Tulangan longitudinal – Batas
bawah luas tulangan longitudinal adalah
untuk mengontrol deformasi jangka
panjang dan untuk memiliki momen leleh
melebihi momen retaknya. Batas atas luas
tulangan longitudinal mencerminkan
kepedulian terhadap kerapatan tulangan,
transfer beban dari elemen lantai ke kolom
(terutama dalam konstruksi bangunan
tingkat rendah) dan peningkatan tegangan
geser yang tinggi.
Pengelupasan selimut beton, yang
mungkin terjadi di dekat ujung kolom pada
rangka dengan konfigurasi tipikal, membuat
sambungan lewatan di lokasi ini rentan.
Jika sambungan lewatan harus digunakan,
maka harus diletakkan di daerah tengah
tinggi lantai (midheight) di mana tegangan
bolak-balok cenderung terbatas pada
rentang tegangan yang lebih kecil daripada
di lokasi dekat joint. Tulangan transversal
diperlukan pada area sepanjang
sambungan lewatan karena ketidakpastian
distribusi momen di sepanjang tinggi lantai
dan kebutuhan untuk pengekangan
sambungan lewatan yang mengalami
tegangan bolak-balik (Sivakumar et al.
1983).

STANDAR

==== 18.7.5 Tulangan transversal

PENJELASAN

==== R18.7.5 Tulangan transversal - Bagian ini
berkaitan dengan pengekangan beton dan
penyediaan dukungan lateral untuk
tulangan longitudinal.

STANDAR

==== 18.7.5.1 Tulangan transversal yang
disyaratkan 18.7.5.2 hingga 18.7.5.4 harus
dipasang sepanjang odari masing-masing

PENJELASAN

==== R18.7.5.1 Bagian ini menetapkan panjang
minimum untuk menyediakan tulangan
transversal yang rapat pada ujung kolom,
dimana leleh lentur biasanya terjadi. Hasil
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 387 dari 695
muka joint dan pada kedua sisi sebarang
penampang dimana pelelehan lentur
dimungkinkan terjadi sebagai akibat
perpindahan lateral yang melampaui
perilaku elastik. Panjang lo tidak boleh
kurang dari nilai terbesar antara a) hingga
c):
a) Tinggi kolom pada muka joint atau pada
penampang dimana pelelehan lentur
dimungkinkan terjadi
b) Seperenam tinggi bersih kolom
c) 450 mm

PENJELASAN
penelitian menunjukkan bahwa panjang
minimum harus ditingkatkan sebesar 50
persen atau lebih di lokasi-lokasi, seperti
lantai dasar bangunan, di mana kebutuhan
beban aksial dan lentur kemungkinan
sangat tinggi (Watson et al. 1994).

STANDAR

==== 18.7.5.2 Tulangan transversal harus
sesuai a) hingga f):
a) Tulangan transversal harus terdiri dari
spiral tunggal atau spiral saling tumpuk
(overlap), sengkang pengekang bundar,
atau sengkang pengekang persegi,
dengan atau tanpa ikat silang.
b) Setiap tekukan ujung sengkang
pengekang persegi dan ikat silang harus
mengait batang tulangan longitudinal
terluar.
c) Ikat silang dengan ukuran batang
tulangan yang sama atau yang lebih
kecil dari diameter sengkang pengekang
diizinkan sesuai batasan 25.7.2.2. Ikat
silang yang berurutan harus diselangseling
ujungnya sepanjang tulangan
longitudinal dan sekeliling perimeter
penampang.
d) Jika digunakan sengkang pengekang
persegi ataupun ikat silang, tulangan
transversal tersebut harus berfungsi
sebagai tumpuan lateral untuk tulangan
longitudinal sesuai 25.7.2.2 dan 25.7.2.3
e) Tulangan harus diatur sedemikian
sehingga spasi hx antara tulangantulangan
longitudinal di sepanjang
perimeter penampang kolom yang
tertumpu secara lateral oleh sudut ikat
silang atau kaki-kaki sengkang
pengekang tidak boleh melebihi 350
mm.
f) Ketika Pu>0,3Ag𝒇𝒄′ atau 𝒇𝒄′> 70 MPa
pada kolom dengan sengkang
pengekang, setiap batang atau bundel
tulangan longitudinal di sekeliling inti
kolom harus memiliki tumpuan lateral
yang diberikan oleh sudut dari sengkang

PENJELASAN

==== R18.7.5.2 Bagian 18.7.5.2 dan 18.7.5.3
memberikan persyaratan untuk konfigurasi
tulangan transversal untuk kolom dan joint
dari sistem rangka pemikul momen khusus.
Gambar R18.7.5.2 menunjukkan contoh
tulangan transversal yang disediakan oleh
satu sengkang pengekang dan tiga ikat
silang (crossties). Ikat silang dengan kait 90
derajat tidak seefektif ikat silang dengan
kait 135 derajat ataupun sengkang
pengekang dalam memberikan
pengekangan. Untuk nilai Pu/Ag𝒇𝒄′ yang
rendah dan kekuatan tekan beton yang
rendah, ikat silang dengan kait 90-derajat
cukup memadai apabila ujung kaitnya
dipasang selang-seling sepanjang kolom
dan di sekeliling kolom. Untuk nilai Pu/Ag𝒇𝒄′
yang lebih tinggi, dimana diharapkan terjadi
perilaku yang terkontrol tekan
(compression controlled behavior), dan
untuk kekuatan tekan yang tinggi, dimana
perilaku kolom cenderung lebih getas,
peningkatan pengekangan yang disediakan
dengan memiliki sudut dengan sengkang
tertutup (hoop) atau kait seismik yang
mendukung semua tulangan longitudinal
adalah sangat penting untuk mencapai
kinerja yang diinginkan. Apabila kondisi ini
berlaku, diperlukan ikat silang dengan kait
seismik di kedua ujungnya. Batasan spasi
sebesar 200 mm pada 𝒉𝒙 juga
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
pada kondisi kritis. Untuk tulangan yang
dibundel (bundled bars), bengkokan atau
kait dari sengkang tertutup dan ikat silang
harus mengelilingi bundel, dan bengkokan
yang lebih panjang pada kait harus
dipertimbangkan. Beban aksial kolom Pu
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 388 dari 695

STANDAR
pengekang ataupun oleh kait gempa,
dan nilai hx tidak boleh lebih dari 200
mm. Pu harus merupakan gaya tekan
terbesar yang konsisten dengan
kombinasi beban terfaktor termasuk E.

PENJELASAN
harus mencerminkan gaya tekan terfaktor
dari beban gempa dan gravitasi.
Pada standar-standar yang lalu,
persyaratan untuk tulangan transversal di
kolom, dinding, sambungan balok-kolom,
dan balok kopel yang diperkuat secara
diagonal mengacu pada persamaan yang
sama. Pada standar ini, persamaan dan
persyaratan penulangannya berbeda
tergantung pada tipe elemen dan
merupakan fungsi dari beban, deformasi,
dan persyaratan kinerjanya. Selain itu, hx
sebelumnya disebut sebagai jarak antara
kaki-kaki sengkang pengekang atau ikat
silang. Pada standar ini, hx mengacu pada
jarak antara tulangan longitudinal yang
diikat oleh sengkang pengekang ataupun
ikat silang tersebut.
Gambar R18.7.5.2 – Contoh
penulangan transversal pada kolom
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 389 dari 695
Gambar R18.7.5.2 f) – Contoh
penulangan transversal pada kolom
dengan Pu>0,3Ag𝒇𝒄′ atau 𝒇𝒄′> 70 Mpa

STANDAR

==== 18.7.5.3 Spasi tulangan transversal tidak
melebihi nilai terkecil dari (a) hingga (c):
a) Seperempat dimensi terkecil
penampang kolom
b) Enam kali diameter tulangan
longitudinal terkecil
c) so, yang dihitung dengan
so = 100 + ( (350-hx)/3 ) ...(18.7.5.3)
Nilai so tidak boleh melebihi 150 mm dan
tidak perlu kurang dari 100 mm.

PENJELASAN

==== R18.7.5.3 Persyaratan bahwa spasi
tulangan transversal tidak melebihi
seperempat dimensi minimum komponen
adalah untuk memenuhi kecukupan
pengekangan beton. Persyaratan bahwa
spasi sengkang tidak melebihi enam kali
diameter tulangan longitudinal adalah
dimaksudkan memberikan tahanan tekuk
tulangan longitudinal setelah terjadi
pengelupasan beton. Batasan spasi 100
mm adalah untuk pengekangan beton;

==== 18.7.5.3 mengizinkan batasan ini
diperbesar menjadi 150 mm jika spasi ikat
silang atau kaki-kaki tulangan dari
sengkang tertutup (hoop) saling tumpuk
adalah 200 mm atau lebih kecil.

STANDAR

==== 18.7.5.4 Jumlah tulangan transversal
harus sesuai Tabel 18.7.5.4.
Faktor kekuatan beton kf dan faktor
keefektifan pengekangan kn dihitung
berdasarkan Pers. 18.7.5.4a dan 18.7.5.4b.
a) kf=fc'/175+0,6 >= 1,0 ... (18.7.5.4a)
b) kn = nl / (nl-2) .... (18.7.5.4b)
dimana nl adalah jumlah batang atau
bundel tulangan longitudinal di sekeliling inti
kolom dengan sengkang persegi yang

PENJELASAN

==== R18.7.5.4 Efek tulangan spiral dan
tulangan sengkang pengekang persegi
yang dikonfigurasikan dengan baik
terhadap kapasitas deformasi kolom sudah
banyak dibuktikan (Sakai dan Sheikh
1989). Ekspresi (a), (b), (d), dan (e) pada
Tabel 18.7.5.4 telah digunakan dalam SNI
2847 untuk menghitung kebutuhan
tulangan pengekang untuk menjamin
bahwa spalling selimut beton tidak
menyebabkan hilangnya kapasitas kolom
dalam menahan gaya aksial. Ekspresi (c)
dan (f) dikembangkan dari studi terhadap
data pengujian kolom (Elwood et al. 2009)
dan dimaksudkan untuk menghasilkan
kolom yang mampu mencapai rasio
simpangan (drift) sebesar 0,03 tanpa
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 390 dari 695

STANDAR
ditumpu secara lateral oleh sudut dari
sengkang pengekang atau kait seismik.
Tabel 18.7.5.4 – Tulangan transversal
untuk kolom-kolom sistem rangka
pemikul momen khusus

PENJELASAN
mengalami penurunan kekuatan yang
drastis. Ekspresi (c) dan (f) akan
menentukan untuk kasus dimana gaya
aksial melebihi ' c 0, 3 gAf , yang mana kirakira
terletak di daerah terkontrol tekan
untuk kolom yang ditulangi secara simetris.
Faktor kn (Paultre dan Legeron 2008)
mengurangi kebutuhan tulangan
pengekang dengan memperkecil spasi dan
kekangan lateral tulangan longitudinal
sebab kolom yang demikian lebih efektif
terkekang daripada kolom dengan tulangan
longitudinal yang spasi kekangan lateralnya
lebih besar. Faktor kf meningkatkan
kebutuhan tulangan pengekang untuk
kolom dengan > 70 MPa karena kolom
tersebut akan mengalami kegagalan getas
apabila tidak dikekang dengan baik.
Kekuatan tekan beton dengan mutu lebih
besar daripada 100 MPa, harus digunakan
dengan lebih hati-hati sebab hasil
penelitian kolom dengan mutu setinggi itu
belum banyak. Kekuatan tekan beton yang
digunakan untuk menentukan kebutuhan
tulangan pengekang harus sama dengan
mutu beton yang disyaratkan di dokumen
konstruksi.
Ekspresi (a), (b), dan (c) pada Tabel

==== 18.7.5.4 harus dipenuhi untuk dua arah.
Untuk tiap arah yang ditinjau, bc adalah
dimensi inti yang tegak lurus dengan kaki
tulangan Ash seperti yang ditunjukkan pada
Gambar R18.7.5.2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tulangan mutu tinggi dapat efektif
digunakan sebagai tulangan pengekang.
Pasal 20.2.2.4 mengizinkan penggunaan
nilai fyt sebesar 700 MPa untuk digunakan
pada Tabel 18.7.5.4.

STANDAR

==== 18.7.5.5 Di luar panjang 0 yang
ditetapkan dalam 18.7.5.1, kolom harus
diberi tulangan spiral atau sengkang yang
memenuhi 25.7.2 hingga 25.7.4 dengan
spasi s tidak melebihi nilai terkecil dari
enam kali diameter tulangan longitudinal
terkecil dan 150 mm, kecuali bila jumlah
tulangan transversal yang lebih besar
disyaratkan oleh 18.7.4.3 atau 18.7.6.

PENJELASAN

==== R18.7.5.5 Ketentuan ini dimaksudkan
untuk memberikan perlindungan yang
wajar terhadap daerah tengah tinggi kolom
di luar daerah sepanjang ℓo. Dari hasil
pengamatan setelah gempa bumi telah
menunjukkan kerusakan yang signifikan
terhadap kolom pada daerah ini, dan
tulangan minimum sengkang pengekang
atau spiral yang diperlukan harus
memberikan kekuatan yang lebih seragam
di sepanjang kolom.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 391 dari 695

STANDAR

==== 18.7.5.6 Kolom yang menumpu reaksi dari
komponen struktur kaku yang tak menerus,
seperti dinding, harus memenuhi a) dan b):
a) Tulangan transversal sesuai 18.7.5.2
hingga 18.7.5.4 harus disediakan
sepanjang tinggi keseluruhan kolom
pada semua tingkat di bawah lokasi
diskontinuitas jika gaya tekan aksial
terfaktor pada kolom-kolom ini akibat
pengaruh gempa melebihi 𝑨𝒈𝒇𝒄′/10.
Bilamana gaya desain telah diperbesar
untuk memperhitungkan faktor kekuatan
lebih elemen vertikal sistem pemikul
gaya seismik, batasan 𝑨𝒈𝒇𝒄′/𝟏𝟎 harus
ditingkatkan menjadi 𝑨𝒈𝒇𝒄′/𝟒 .
b) Tulangan transversal harus diteruskan
ke dalam komponen struktur kaku tak
menerus paling sedikit sejarak d batang
tulangan longitudinal terbesar sesuai
18.8.5. Bilamana ujung bawah kolom
yang ditinjau berhenti pada suatu
dinding, tulangan transversal perlu
harus diteruskan ke dalam dinding
paling sedikit d batang tulangan
longitudinal terbesar di titik pemutusan.
Bilamana kolom tersebut berhenti pada
sistem fondasi, tulangan transversal
perlu harus diteruskan paling sedikit 300
mm ke dalam sistem fondasi.

==== 18.7.5.7 Jika tebal selimut beton di luar
tulangan transversal pengekang yang
ditetapkan berdasarkan 18.7.5.1,18.7.5.6,
dan 18.7.5.6 melebihi 100 mm, maka harus
disediakan tulangan transversal tambahan
dengan tebal selimut beton tidak melebihi
100 mm dan spasi tidak melebihi 300 mm.

PENJELASAN

==== R18.7.5.6 Kolom yang mendukung
elemen struktur kaku yang tidak menerus,
seperti dinding atau rangka batang, dapat
mencapai respons inelastik yang cukup
besar. Oleh karena itu, kolom-kolom ini
memerlukan penulangan transversal yang
disyaratkan pada sepanjang kolom. Ini
mencakup semua kolom di bawah lantai di
mana elemen struktur kaku tidak menerus,
kecuali apabila gaya-gaya terfaktor terkait
efek gempa adalah rendah. Lihat
R18.12.7.5 untuk pembahasan faktor
kekuatan lebih (overstrength) Ωo.
R.18.7.5.7 Cangkang atau kulit yang tidak
ditulangi dapat terkelupas saat kolom
berdeformasi menahan efek gempa.
Terpisahnya bagian cangkang dari intinya
akibat pengelupasan lokal dapat
menyebabkan bahaya jatuhnya beton
cangkang tersebut. Tulangan tambahan
diperlukan untuk mengurangi resiko
terlepasnya cangkang dari kolom tersebut.

STANDAR

==== 18.7.6 Kekuatan geser

==== 18.7.6.1 Gaya desain

PENJELASAN

==== R18.7.6 Kekuatan geser

==== R18.7.6.1 Gaya desain

STANDAR

==== 18.7.6.1.1 Gaya geser desain Ve harus
ditentukan dari peninjauan terhadap gayagaya
maksimum yang dapat terjadi di
muka-muka joint pada setiap ujung kolom.
Gaya-gaya joint ini harus ditentukan
menggunakan kekuatan lentur maksimum
yang mungkin terjadi, Mpr, di setiap ujung
kolom yang terkait dengan rentang beban
aksial terfaktor, Pu, yang bekerja pada

PENJELASAN

==== R18.7.6.1.1 Prosedur pada pasal 18.6.5.1
juga diaplikasikan untuk kolom. Pada lokasi
di atas lantai dasar, momen pada joint
dibatasi oleh kekuatan lentur balok yang
merangka pada joint. Apabila balok-balok
yang merangka pada sisi yang saling
berlawanan dari joint, kekuatan kombinasi
adalah penjumlahan kekuatan momen
negatif pada satu sisi joint dan kekuatan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
SNI 2847:2019
© BSN 2019 392 dari 695

STANDAR
kolom. Geser kolom tersebut di atas tidak
perlu melebihi nilai geser yang dihitung dari
kekuatan joint berdasarkan Mpr balok yang
merangka ke joint. Nilai Ve tidak boleh
kurang dari geser terfaktor berdasarkan
analisis struktur.

PENJELASAN
momen positif pada sisi joint lainnya.
Kekuatan momen balok tersebut dihitung
menggunakan faktor reduksi kekuatan 1,0
dan tulangan menggunakan tegangan leleh
efektif yang diambil paling tidak 1,25fy.
Distribusi kombinasi kekuatan momen pada
balok ke kolom di atas dan di bawah joint
harus berdasarkan analisis.

STANDAR

==== 18.7.6.2 Tulangan transversal

==== 18.7.6.2.1 Tulangan transversal
sepanjang ℓo berdasarkan 18.7.5.1, harus
didesain untuk menahan geser dengan
mengasumsikan Vc = 0 bila a) dan b) terjadi:
a) Gaya geser akibat gempa berdasarkan

==== 18.7.6.1 setidaknya setengah kekuatan
geser perlu maksimum di sepanjang o .
b) Gaya tekan aksial terfaktor Pu termasuk
pengaruh gempa kurang dari Ag.fc'/20


[ Lanjut Ke 18.8 – Joint sistem rangka pemikul momen khusus ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel