BT_18P02 
PASAL 18 - STRUKTUR TAHAN GEMPA

>> 18.2 - Umum
SSSS 18.2 - Umum 18.2.1 Sistem Struktur 18.2.1.1 Semua struktur harus dikenakan suatu kategori desain seismik (KDS) sesuai 4.4.6.1. 18.2.1.2 Semua komponen struktur harus memenuhi persyaratan Pasal 1 hingga 17 dan Pasal 19 hingga 26. Struktur yang dikenakan KDS B, C, D, E, atau F juga harus memenuhi 18.2.1.3 hingga 18.2.1.7, sesuai keberlakuannya. Bila Pasal 18 bertentangan dengan pasal lain pada standar ini, maka Pasal 18 yang harus diikuti. 18.2.1.3 Struktur yang dikenakan KDS B harus memenuhi 18.2.2. 18.2.1.4 Struktur yang dikenakan KDS C harus memenuhi 18.2.2 dan 18.2.3. 18.2.1.5 Struktur yang dikenakan KDS D, E, atau F harus memenuhi 18.2.2 hingga _18.2.8, dan 18.12 hingga 18.14. 18.2.1.6 Sistem-sistem struktur yang ditetapkan sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik harus dibatasi hanya untuk RRRR R18.2 - Umum Struktur yang masuk dalam KDS A tidak perlu memenuhi Pasal 18 tetapi harus memenuhi semua persyaratan lain yang berlaku dalam standar ini. Struktur yang masuk dalam KDS B hingga F harus memenuhi persyaratan Pasal 18 sebagai tambahan terhadap semua persyaratan lainnya yang berlaku dalam standar ini. Pasal 18.2.1.3 hingga 18.2.1.5 mengidentifikasi bagian-bagian Pasal 18 yang berlaku untuk bangunan berdasarkan KDS-nya, terlepas dari elemen-elemen vertikal yang menjadi bagian dari sistem pemikul gaya seismik yang dipilih. Definisi elemen vertikal yang diizinkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik terdapat dalam SNI 1726. Penjelasan pada R18.2 selebihnya merangkum maksud SNI 2847 terkait tipe elemen vertikal yang diizinkan pada gedung berdasarkan KDSnya. Pasal 18.2.1.6 mendefinisikan persyaratan untuk elemen vertikal yang menjadi bagian sistem pemikul gaya seismik. Persyaratan desain dan pendetailan seharusnya disesuaikan dengan tingkat respons inelastik yang diasumsikan dalam perhitungan gaya gempa desain. Istilah “biasa”, “menengah” dan “khusus” HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 361 dari 695 SSSS sistem-sistem struktur yang telah ditetapkan dalam SNI 1726, atau ditentukan oleh pihak lain yang berwenang. Kecuali untuk KDS A, dimana Pasal 18 tidak berlaku, a) hingga h) di bawah ini harus dipenuhi untuk setiap sistem struktur yang ditetapkan sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik, sebagai tambahan terhadap 18.2.1.3 hingga 18.2.1.5: a) Sistem rangka pemikul momen biasa harus memenuhi 18.3. b) Dinding struktural beton bertulang biasa tidak perlu memenuhi ketentuan pendetailan Pasal 18, kecuali yang disyaratkan oleh 18.2.1.3 atau 18.2.1.4. c) Sistem rangka pemikul momen menengah harus memenuhi 18.4. d) Dinding struktural pracetak menengah harus memenuhi 18.5. e) Sistem rangka pemikul momen khusus harus memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.6 hingga 18.8. f) Sistem rangka pemikul momen khusus untuk beton pracetak harus memenuhi _18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.9. g) Dinding struktural khusus harus memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan _18.10. h) Dinding struktural khusus untuk beton pracetak harus memenuhi 18.2.3 hingga _18.2.8 dan 18.11. 18.2.1.7 Sistem struktur beton bertulang yang tidak memenuhi ketentuan pasal ini diizinkan jika dapat diperlihatkan melalui bukti eksperimental dan analisis bahwa sistem yang diusulkan tersebut memiliki kekuatan dan ketegaran (toughness) yang minimal sama dengan yang dimiliki struktur beton bertulang monolit setara yang memenuhi ketentuan pasal ini. RRRR digunakan untuk memfasilitasi kesesuaian antara pendetailan dengan tingkat respons inelastik yang diasumsikan. Untuk setiap elemen atau sistem struktur yang digunakan, istilah “biasa”, “menengah” dan “khusus” mengandung makna adanya peningkatan persyaratan pendetailan dan perancangan agar kapasitas deformasi meningkat sesuai yang diharapkan. Struktur yang masuk dalam KDS B tidak diharapkan terkena guncangan tanah yang kuat, tetapi mungkin terkena guncangan yang rendah pada interval waktu yang panjang. Standar ini menyediakan beberapa persyaratan untuk elemen balok dan kolom pada sistem rangka pemikul momen biasa agar kapasitas deformasi meningkat. Struktur yang masuk dalam KDS C dapat terkena guncangan tanah menengah (moderately strong). Sistem pemikul gaya seismik yang dipilih, lazimnya terdiri dari beberapa kombinasi dinding struktural biasa cor ditempat, dinding struktural pracetak menengah, dan rangka pemikul momen menengah. SNI 1726 juga memberikan ketentuan untuk penggunaan sistem pemikul gaya seismik lainnya dalam KDS C. Ketentuan 18.2.1.6 mendefinisikan persyaratan untuk sistem apapun yang dipilih. Struktur yang masuk dalam KDS D, E atau F dapat terkena guncangan tanah yang kuat. Berdasarkan ketentuan SNI ini, sistem struktur beton pemikul gaya seismik yang berlaku untuk KDS D, E atau F adalah rangka pemikul momen khusus, dinding struktural khusus atau kombinasi keduanya. Sebagai tambahan terhadap _18.2.2 hingga 18.2.8, sistem struktur tersebut juga diperlukan untuk memenuhi persyaratan inspeksi rutin ( 26.13.1.4 ), diafragma dan rangka batang ( 18.12 ), fondasi ( 18.13 ), dan elemen-elemen pemikul gaya gravitasi yang tidak ditetapkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik ( 18.14 ). Ketentuan ini diberlakukan agar struktur memiliki kapasitas deformasi yang memadai untuk menghadapi tuntutan yang tinggi pada kategori desain seismik ini. SNI 1726 juga mengizinkan penggunaan rangka pemikul momen menengah sebagai bagian dari sistem ganda untuk beberapa HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 362 dari 695 RRRR gedung yang masuk dalam KDS D, E atau F (meskipun tidak direkomendasikan dalam standar ini). SNI 1726 juga mengizinkan desain nonpreskriptif, yang disertai berbagai ketentuan tambahan, penggunaan sistem biasa atau menengah untuk struktur non-gedung pada kategori desain seismik yang lebih tinggi. Hal ini bukan merupakan penggunaan tipikal yang menjadi pertimbangan dalam penulisan pasal ini, tetapi dimanapun istilah “rangka momen biasa atau menengah” digunakan dalam referensi untuk beton bertulang, maka 18.3 atau 18.4 berlaku. Tabel R18.2 merangkum penerapan ketentuan-ketentuan Pasal 18 untuk berbagai kategori desain seismik. Jika sistem khusus digunakan untuk struktur pada KDS B atau C, maka 18.14 tidak perlu dipenuhi, namun demikian komponenkomponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik seharusnya tetap diverifikasi agar tetap stabil saat dikenakan perpindahan desain. Tabel R18.2 – Bagian pasal 18 yang harus dipenuhi dalam penerapan pada umumnya HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 © BSN 2019 363 dari 695 RRRR Persyaratan perancangan dan pendetailan dalam Pasal 18 didasarkan utamanya pada pengalaman lapangan dan laboratorium untuk struktur gedung beton bertulang monolitik dan struktur gedung beton pracetak yang didesain dan didetail untuk berperilaku seperti struktur gedung monolitik. Ekstrapolasi persyaratan ini untuk tipe struktur beton lainnya, baik struktur beton pracetak maupun cor di tempat, seharusnya didasarkan pada bukti yang didapat dari pengalaman lapangan, pengujian, atau analisis. Kriteria penerimaan untuk rangka pemikul momen yang ditetapkan dalam SNI 7834 atau ACI 374.1 dapat digunakan bersamaan dengan Pasal 18 untuk menunjukkan bahwa kekuatan, kapasitas disipasi energi, dan kapasitas deformasi sistem rangka yang diusulkan paling tidak sama atau melebihi kinerja sistem beton monolit setara. ACI ITG-5.1 memberikan informasi serupa untuk sistem dinding pracetak. Persyaratan keteguhan dalam 18.2.1.7 mengacu pada persyaratan untuk menjaga integritas struktur seluruh sistem pemikul gaya seismik pada perpindahan lateral yang diantisipasi akibat guncangan gempa maksimum yang dipertimbangkan (MCER). Tergantung pada karakteristik disipasi energi sistem struktur yang digunakan, perpindahan lateral tersebut mungkin lebih besar daripada perpindahan lateral struktur beton bertulang monolitik yang memenuhi ketentuan preskriptif pada standar ini. SSSS 18.2.2 Analisis dan desain komponen struktural 18.2.2.1 Interaksi semua komponen struktur dan non struktur yang mempengaruhi respons linier dan nonlinier struktur terhadap guncangan gempa harus ditinjau dalam analisis. 18.2.2.2 Komponen-komponen struktur kaku yang bukan merupakan bagian sistem pemikul gaya seismik diizinkan untuk digunakan asalkan pengaruhnya pada respons sistem pemikul gempa ditinjau dalam desain struktur. Konsekuensi kegagalan komponen-komponen struktur dan non struktur yang bukan merupakan RRRR R18.2.2 Analisis dan desain komponen struktural – diasumsikan bahwa distribusi kekuatan perlu untuk berbagai komponen sistem pemikul gaya seismik akan di tentukan dari analisis model elastis linier dari sistem yang dibeban gaya terfaktor, seperti yang di syaratkan oleh SNI 1726. Jika analisis respons riwayat waktu nonlinear digunakan, gerakan tanah dasar harus dipilih setelah dilakukan studi detail kondisi situs dan riwayat gempa lokal. Karena dasar desain tahan gempa memperkenankan respons nonlinear, perlu diselidiki stabilitas sistem pemikul gaya seismik, juga interaksinya dengan komponen struktural dan nonstruktural lainnya, terhadap perpindahan lateral yang HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 364 dari 695 SSSS bagian sistem pemikul gaya seismik harus ditinjau. 18.2.2.3 Komponen-komponen struktur yang berada di bawah level penjepitan lateral struktur yang diperlukan untuk menyalurkan gaya-gaya akibat pengaruh gempa ke fondasi harus memenuhi persyaratan-persyaratan Pasal 18 yang konsisten dengan sistem pemikul gaya seismik di atasnya. RRRR diharapkan sesuai dengan pergerakan tanah maksimum yang dipertimbangkan (MCER). Untuk perhitungan perpindahan lateral, dengan asumsi semua komponen struktur sepenuhnya retak cenderung mengarah pada estimasi kemungkinan simpangan antar tingkat (drift) yang lebih baik daripada menggunakan kekakuan tidak retak untuk semua komponen. Asumsi analisis yang dijelaskan dalam 6.6.3.1.2 dan 6.6.3.1.3 dapat digunakan untuk memperkirakan defleksi lateral dari sistem gedung beton bertulang . Tujuan utama Pasal 18 adalah keamanan struktur. Maksud dari 18.2.2.1 dan 18.2.2.2 adalah untuk memberikan perhatian terhadap pengaruh komponen nonstruktural pada respons struktural dan terhadap bahaya dari jatuhnya bendabenda. Pasal 18.2.2.3 berfungsi sebagai peringatan bahwa dasar struktur seperti yang didefinisikan dalam analisis tidak selalu berada pada fondasi atau permukaan tanah. Detail kolom dan dinding yang menerus kebawah dasar struktur menuju fondasi harus konsisten dengan yang di atas dasar struktur. Dalam memilih ukuran komponen struktur untuk struktur penahan gempa, penting untuk mempertimbangkan masalahmasalah konstruksi yang terkait dengan kerapatan tulangan. Desain harus sedemikian rupa sehingga semua tulangan dapat dirakit dan dipasang di lokasi yang tepat dan beton dapat dituang dan dikonsolidasikan dengan baik. Penggunaan batas atas dari rasio tulangan yang diizinkan dapat menyebabkan masalah konstruksi. SSSS 18.2.3 Pengangkuran pada beton 18.2.3.1 Angkur yang menahan gaya yang diakibatkan oleh gempa pada struktur yang dikenakan KDS C, D, E, ataupun F harus memenuhi 17.2.3. 18.2.4 Faktor reduksi kekuatan 18.2.4.1 Faktor reduksi kekuatan harus sesuai dengan Pasal 21. RRRR R18.2.4 Faktor reduksi kekuatan R18.2.4.1 Pasal 21 berisi faktor reduksi kekuatan untuk semua komponen struktur, joint dan sambungan pada struktur HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 365 dari 695 RRRR penahan gempa, termasuk persyaratan khusus dalam 21.2.4 untuk gedung yang menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus, dinding struktural khusus, dan dinding pracetak menengah. SSSS 18.2.5 Beton pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus 18.2.5.1 Kekuatan tekan beton yang disyaratkan untuk sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus harus sesuai dengan persyaratan sistem pemikul gaya seismik khusus berdasarkan Tabel 19.2.1.1. RRRR R18.2.5 Beton pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus – Persyaratanpersyaratan pasal ini mengacu pada kualitas beton pada rangka dan dinding yang menahan gaya gempa. Kekuatan tekan maksimum yang disyaratkan untuk beton ringan dapat digunakan dalam perhitungan desain struktural dibatasi hingga 35 MPa, terutama karena kurangnya data lapangan dan eksperimental pada perilaku komponen yang dibuat dari beton ringan yang mengalami perpindahan bolak-balik dalam daerah nonlinear. Jika terdapat bukti yang meyakinkan dihasilkan pada penggunaan tertentu, batasan maksimum kekuatan tekan yang disyaratkan untuk beton ringan dapat ditingkatkan ke tingkat yang telah terbukti. SSSS 18.2.6 Tulangan pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus 18.2.6.1 Tulangan pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus harus sesuai dengan persyaratan sistem pemikul gaya seismik khusus berdasarkan 20.2.2. RRRR R18.2.6 Tulangan pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus – penggunaan tulangan longitudinal dengan kekuatan yang jauh lebih tinggi dari yang di asumsikan dalam desain akan menyebabkan tegangan geser dan lekatan yang lebih tinggi pada saat momen leleh terjadi. Kondisi ini menyebabkan kegagalan getas dalam geser atau lekatan dan harus dihindari walaupun kegagalan tersebut terjadi pada beban yang lebih tinggi dari yang diantisipasi dalam desain. Oleh karena itu, batas atas terletak pada kekuatan leleh aktual dari baja tulangan (mengacu pada 20.2.2.5). ASTM A706M untuk baja tulangan paduan-rendah (low-alloy) termasuk didalamnya Mutu 420 dan Mutu 550; namun hanya Mutu 420 secara umum diperbolehkan karena data yang tidak cukup untuk mengkonfirmasi penerapan standar yang ada untuk struktur yang menggunakan mutu yang lebih tinggi. Pasal _18.2.1.7 mengizinkan alternatif material seperti ASTM A706M Mutu 550 jika hasil uji dan analisis mendukung penerapannya. HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 366 dari 695 RRRR Persyaratan untuk kekuatan tarik lebih besar dari kekuatan leleh tulangan ( 20.2.2.5 ) berdasarkan pada asumsi bahwa kemampuan komponen struktural untuk menghasilkan kapasitas rotasi inelastis merupakan fungsi dari panjang daerah leleh sepanjang sumbu komponen. Dalam interpretasi hasil eksperimental, panjang daerah leleh dikaitkan dengan besaran relatif dari momen nominal dan leleh (ACI 352R ). Menurut interpretasi ini, semakin besar rasio momen nominal terhadap momen leleh, semakin panjang daerah plastis. Pasal 20 mensyaratkan bahwa rasio dari kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh aktual tidak kurang dari 1,25. Pembatasan nilai fy dan fyt berlaku untuk semua tipe tulangan transversal, termasuk spiral, sengkang pengekang lingkaran, sengkang pengekang persegi, dan ikat silang. Pembatasan pada nilai fy dan fyt dalam 20.2.2.4 untuk menghitung kekuatan geser nominal bertujuan untuk membatasi lebar retak geser. Hasil penelitian (Budek et al. 2002; Muguruma dan Watanabe 1990; Sugano et al. 1990) menunjukkan bahwa kekuatan leleh yang lebih tinggi secara efektif dapat digunakan sebagai tulangan pengekang seperti yang ditentukan dalam _18.7.5.4. SSSS 18.2.7 Sambungan mekanis pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus RRRR R18.2.7 Sambungan mekanis pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus – Pada struktur yang mengalami deformasi inelastik saat gempa, tegangan tarik pada tulangan dapat mendekati kekuatan tarik tulangan. Persyaratan untuk sambungan mekanis Tipe 2 dimaksudkan untuk menghindari kegagalan sambungan (splice) ketika tulangan dikenakan tingkat tegangan yang diperkirakan di daerah pelelehan. Sambungan mekanis Tipe 1 tidak perlu memenuhi persyaratan yang lebih ketat seperti sambungan mekanis Tipe 2, dan mungkin tidak mampu menahan tingkat tegangan yang diperkirakan di daerah pelelehan. Lokasi sambungan mekanis Tipe 1 dibatasi karena tegangan tarik tulangan pada daerah leleh dapat melebihi persyaratan kekuatan pada 25.5.7. Pembatasan pada sambungan mekanis Tipe 1 berlaku untuk semua tulangan yang HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 367 dari 695 RRRR menahan pengaruh gempa, termasuk tulangan transversal. Praktik pendetailan yang direkomendasikan menghindari penggunaan sambungan tulangan pada daerah yang berpotensi mengalami leleh pada komponen struktur yang menahan pengaruh gempa. Jika penggunaan sambungan mekanis pada daerah berpotensi leleh tidak dapat dihindari, harus ada dokumentasi pada karakteristik kekuatan aktual dari batang yang disambung, pada karakteristik gayaperpindahan dari sambungan tulangan, dan kemampuan sambungan mekanis Tipe 2 digunakan untuk memenuhi persyaratan kinerja yang disyaratkan. Meskipun sambungan mekanis seperti yang didefinisikan oleh 18.2.7 diperkenankan sambungan tidak dipasang selang-seling (staggered), sambungan selang-seling dianjurkan dan mungkin diperlukan untuk kemudahan konstruksi atau memberikan ruang yang cukup di sekitar sambungan untuk pemasangan atau untuk memenuhi persyaratan spasi bersih. SSSS 18.2.7.1 Sambungan mekanis harus diklasifikasikan sebagai sambungan mekanis Tipe 1 atau Tipe 2, yaitu: a) Sambungan mekanis Tipe 1 harus memenuhi 25.5.7 ; b) Sambungan mekanis Tipe 2 harus memenuhi 25.5.7 dan harus memiliki kekuatan tarik yang minimal sama dengan kekuatan tarik spesifikasi batang tulangan yang disambung. RRRR R18.2.7.1 Persyaratan tambahan untuk sambungan mekanis Tipe 2 bertujuan untuk menghasilkan sambungan mekanis yang mampu mempertahankan regangan inelastis melalui siklus majemuk. SSSS 18.2.7.2 Sambungan mekanis Tipe 1 tidak boleh digunakan dalam zona sejarak dua kali tinggi komponen struktur dari muka kolom atau muka balok untuk sistem rangka pemikul momen khusus atau dari penampang kritis dimana pelelehan tulangannya dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi inelastis yang disebabkan gaya gempa. Sambungan mekanis Tipe 2 diizinkan untuk digunakan pada sebarang lokasi, kecuali sebagaimana disebutkan pada 18.9.2.1 c). “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 368 dari 695 SSSS 18.2.8 Sambungan las pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus RRRR R18.2.8 Sambungan las pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktur khusus SSSS 18.2.8.1 Sambungan las pada tulangan yang memikul gaya akibat gempa harus memenuhi 25.5.7 dan tidak boleh digunakan dalam zona sejarak dua kali tinggi komponen struktur dari muka kolom atau muka balok untuk sistem rangka pemikul momen khusus atau dari penampang dimana pelelehan tulangannya dimungkinkan terjadi sebagai akibat deformasi lateral inelastis yang disebabkan gaya gempa. RRRR R18.2.8.1 Pengelasan tulangan harus sesuai dengan AWS D1.4 seperti yang disyaratkan dalam Pasal 26. Lokasi sambungan yang dilas dibatasi karena tegangan tarik tulangan pada daerah leleh dapat melebihi kekuatan yang disyaratkan dalam 25.5.7. Pembatasan pada sambungan las ini berlaku untuk semua tulangan yang menahan pengaruh gempa, termasuk tulangan transversal. SSSS 18.2.8.2 Pengelasan sengkang, ikat silang, sisipan, atau elemen-elemen lainnya yang serupa pada tulangan longitudinal perlu tidak diizinkan. R18.2.8.2 Pengelasan batang tulangan silang dapat menyebabkan perapuhan logam (embrittlement) lokal pada baja. Jika pengelasan batang tulangan silang digunakan untuk memfasilitasi fabrikasi atau penempatan tulangan, itu harus dilakukan hanya pada batang yang ditambahkan untuk tujuan tersebut. Larangan pengelasan batang tulangan silang tidak berlaku pada batang yang dilas dengan operasi pengelasan selalu dalam kendali pihak yang berkompeten, seperti dalam pembuat tulangan kawat las. 18.3 - Sistem rangka pemikul momen biasa 18.3.1 Ruang Lingkup 18.3.1.1 Pasal ini berlaku untuk sistem rangka pemikul momen biasa yang merupakan bagian sistem pemikul gaya seismik. 18.3.2 Balok harus memiliki paling sedikit dua batang tulangan longitudinal yang menerus sepanjang kedua sisi atas dan bawah penampang. Tulangan bawah yang menerus harus memiliki luas tidak kurang dari seperempat luas maksimum tulangan bawah. Tulangan ini harus diangkur untuk dapat mencapai kekuatan leleh tarik 𝒇𝒚 pada muka tumpuan. 18.3.3 Kolom yang mempunyai panjang tak tertumpu lu≤5c1 harus memiliki ϕVn setidaknya nilai terendah di antara a) dan b): R18.3 - Sistem rangka pemikul momen biasa Pasal ini hanya berlaku untuk rangka momen biasa yang yang dikenakan KDS B. Persyaratan tulangan balok bertujuan untuk meningkatkan kontinuitas dalam komponen rangka dan dengan demikian meningkatkan tahanan gaya lateral dan integritas struktur; persyaratan ini tidak berlaku untuk rangka momen pelat-kolom. Persyaratan untuk kolom bertujuan untuk memberikan kapasitas tambahan untuk menahan geser pada kolom dengan proporsi yang tanpanya akan membuat lebih rentan terhadap kegagalan geser terkena beban gempa. “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 369 dari 695 SSSS a) Gaya geser yang terkait dengan terjadinya kekuatan momen nominal Mn pada setiap ujung dari panjang tak tertumpu kolom akibat lentur yang berbalik arah (kurvatur ganda). Kekuatan lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor yang konsisten dengan arah gaya lateral yang ditinjau, yang menghasilkan kekuatan lentur tertinggi. b) Gaya geser maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban desain, termasuk E, dengan Ω0E sebagai pengganti E. 18.4 – Sistem rangka pemikul momen menengah 18.4.1 Ruang lingkup 18.4.1.1 Pasal ini berlaku untuk sistem rangka pemikul momen menengah termasuk pelat dua arah tanpa balok yang merupakan bagian sistem pemikul gaya seismik. RRRR R18.4 – Sistem rangka pemikul momen menengah Tujuan dari persyaratan dalam 18.4.2.3 dan 18.4.3.1 adalah untuk mengurangi resiko kegagalan geser balok dan kolom selama gempa. Dua opsi disediakan untuk menentukan gaya geser terfaktor. SSSS 18.4.2 Balok 18.4.2.1 Balok harus mempunyai paling sedikit dua batang tulangan longitudinal yang menerus sepanjang kedua sisi atas dan bawah penampang. Tulangan bawah yang menerus harus memiliki luas tidak kurang dari seperempat luas maksimum tulangan bawah. Tulangan ini harus diangkur untuk dapat mencapai kekuatan leleh tarik 𝒇𝒚 pada muka tumpuan. 18.4.2.2 Kekuatan momen positif pada muka joint tidak boleh kurang dari sepertiga kekuatan momen negatif yang disediakan pada muka joint tersebut. Baik kekuatan momen negatif maupun positif pada sebarang penampang sepanjang bentang balok tidak boleh kurang dari seperlima kekuatan momen maksimum yang disediakan pada muka salah satu join pada bentang balok yang ditinjau. 18.4.2.3 Phi.Vn tidak boleh kurang dari nilai terkecil antara (a) dan (b): (a) Jumlah gaya geser terkait dengan tercapainya Mn pada muka joint di setiap ujung balok akibat lentur berbalik arah RRRR R18.4.2 Balok – Menurut 18.4.2.3 a), gaya geser terfaktor ditentukan dari diagram badan-bebas diperoleh dengan memotong ujung-ujung balok, dengan momen ujung yang diasumsikan sama dengan kekuatan momen nominal dalam lentur kurvatur balik, baik searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam. Gambar R18.4.2 menunjukkan hanya satu dari dua opsi yang harus dipertimbangkan untuk setiap balok. Untuk menentukan geser maksimum balok, diasumsikan bahwa kekuatan momen nominalnya (Phi = 1,0 untuk momen) yang dihasilkan secara bersamaan di kedua ujung jarak bersihnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar R18.4.2, geser yang terkait dengan kondisi ini [(Mnℓ+Mnr)/ℓn] ditambahkan secara aljabar pada geser akibat beban gravitasi terfaktor untuk mendapatkan gaya geser desain balok. Sebagai contoh ditunjukkan, kedua beban mati wD dan beban hidup wL diasumsikan terdistribusi secara merata. Efek dari E yang bekerja secara vertikal harus dimasukkan jika diperlukan oleh SNI _1726. SSSS 18.4.2.2(b) basis Vu pada kombinasi beban termasuk pengaruh gempa E, harus digandakan. Sebagai contoh, kombinasi “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 370 dari 695 SSSS (kurvatur ganda) dan geser yang dihitung untuk beban gravitasi terfaktor (b)Gaya geser maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban desain termasuk E, dengan E ditetapkan sebesar dua kali nilai yang dipersyaratkan SNI 1726. 18.4.2.4 Pada kedua ujung balok, sengkang tertutup harus disediakan sepanjang tidak kurang dari 2h diukur dari muka komponen struktur penumpu ke arah tengah bentang. Sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka komponen struktur penumpu. Spasi sengkang pengekang tidak boleh melebihi nilai terkecil dari a) hingga d): a) d/4 b) Delapan kali diameter batang tulangan longitudinal terkecil yang dilingkupi c) 24 kali diameter batang tulangan sengkang pengekang d) 300 mm 18.4.2.5 Sengkang harus dispasikan tidak lebih dari d/2 sepanjang bentang balok. 18.4.2.6 Pada balok yang memiliki gaya tekan aksial terfaktor melebihi Ag𝒇𝒄'/10, tulangan sengkang perlu berdasarkan 18.4.2.5 harus memenuhi 25.7.2.2 dan salah satu di antara 25.7.2.3 atau 25.7.2.4. RRRR beban yang didefinisikan oleh Pers. ( 5.3.1. e ) akan menjadi U = 1,2D + 2,0E + 1,0L dengan E adalah nilai yang ditentukan oleh SNI 1726. Faktor 1,0 diterapkan pada L boleh dikurangi menjadi 0,5, sesuai dengan 5.3.3. Tulangan transversal pada ujung balok diperlukan berupa sengkang pengekang. Pada kebanyakan kasus, tulangan transversal yang disyaratkan oleh 18.4.2.3 untuk gaya geser desain lebih dari yang disyaratkan pada 18.4.2.4. Balok dapat dikenai gaya tekan aksial akibat prategang atau beban yang berkerja. Persyaratan tambahan 18.4.2.6 dimaksudkan untuk memberikan dukungan lateral untuk tulangan longitudinal balok. HCIP “Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN © BSN 2019 371 dari 695 Gambar R18.4.2 – Geser desain untuk rangka momen menengah [ Lanjut Ke 18.4.3 Kolom ... ]





Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel