==== 16. PASAL 16 – SAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN

==== 16.1 – Ruang lingkup

==== 16.1.1 Pasal ini berlaku untuk
perancangan joint dan sambungan pada
pertemuan komponen struktur beton dan
untuk penyaluran beban antar permukaan
beton, termasuk a) hingga d):
a) Sambungan komponen pracetak
b) Sambungan antara fondasi dengan
komponen dicor di tempat atau
komponen pracetak
c) Kekuatan geser horizontal dari
komponen lentur beton komposit
d) Bracket dan korbel

==== 16.2 – Sambungan komponen pracetak

==== 16.2.1 Umum

==== R16.2 – Sambungan komponen pracetak

==== R16.2.1 Umum - Detail sambungan harus
diatur untuk meminimalkan kemungkinan
retak karena kekangan rangkak, susut, dan
perubahan suhu. The Precast/Prestressed
Concrete Institute (MNL 123) memberikan
informasi tentang rekomendasi detail
sambungan untuk struktur beton pracetak.

==== 16.2.1.1 Penyaluran gaya diizinkan
melalui grouted joints, pengunci geser,
landasan, angkur, sambungan mekanis,
tulangan baja, lapisan penutup bertulang,
atau suatu kombinasi dari cara-cara
tersebut.

==== 16.2.1.2 Keandalan kekuatan
sambungan harus diverifikasi dengan
analisis atau pengujian.

==== 16.2.1.3 Detail sambungan yang
berdasarkan hanya pada friksi yang
ditimbulkan oleh beban gravitasi tidak
diizinkan.

==== R16.2.1.1 Jika dua atau lebih metode
sambungan digunakan untuk memenuhi
persyaratan untuk penyaluran gaya,
masing-masing karakteristik individu bebandeformasi
harus dipertimbangkan untuk
memastikan mekanisme tersebut bekerja
sama sesuai rencana.

==== 16.2.1.4 Sambungan dan daerah
komponen struktur yang berdekatan
dengan sambungan harus dirancang untuk
menahan gaya-gaya dan mengakomodasi
deformasi akibat semua efek pembebanan
pada sistem struktur pracetak.

==== R16.2.1.4 Perilaku struktural komponen
pracetak pada dasarnya mungkin berbeda
dari komponen yang dicor di tempat. Desain
sambungan untuk meminimalkan atau
menyalurkan gaya karena susut, rangkak,
perubahan suhu, deformasi elastis,
perbedaan penurunan, angin, dan gempa
bumi memerlukan pertimbangan khusus
dalam konstruksi pracetak.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 283 dari 695


==== 16.2.1.5 Perancangan sambungan harus
mempertimbangkan efek dari kekangan
struktural akibat perubahan volume sesuai
dengan 5.3.6.

==== R16.2.1.5 Sambungan harus dirancang
untuk mengizinkan perpindahan atau
menahan gaya yang disebabkan oleh
kurangnya penyesuaian, perubahan volume
yang disebabkan oleh susut, rangkak, suhu,
dan efek lingkungan lainnya. Sambungan
yang dirancang menahan gaya harus bisa
menahan gaya tanpa kehilangan kekuatan.
Asumsi kekangan harus konsisten di semua
komponen yang saling berhubungan. Ada
juga kasus-kasus di mana gaya sambungan
dirancang untuk satu arah, tetapi mungkin
mempengaruhi kekuatan sambungan di
arah lainnya. Sebagai contoh, tegangan
arah longitudinal yang dihasilkan oleh susut
pada balok pracetak dapat mempengaruhi
kekuatan geser vertikal pada tumpuan
korbel.

==== 16.2.1.6 Perancangan sambungan harus
mempertimbangkan efek dari toleransi
yang ditentukan untuk pabrikasi dan ereksi
komponen struktur pracetak.

==== 16.2.1.7 Perancangan suatu sambungan
dengan banyak komponen harus
mempertimbangkan perbedaan kekakuan,
kekuatan, dan daktilitas dari komponen
struktur.

==== R16.2.1.6 Mengacu pada R26.9.1(a).

==== 16.2.1.8 Pengikat integritas harus
diberikan dalam arah vertikal, longitudinal,
dan transversal dan di sekeliling tepi
struktur sesuai 16.2.4 atau 16.2.5.

==== 16.2.2 Kekuatan perlu

==== 16.2.2.1 Kekuatan perlu pada
sambungan dan daerah yang berdekatan
dengan sambungan harus dihitung sesuai
dengan kombinasi pembebanan terfaktor
dalam Pasal 5.

==== 16.2.2.2 Kekuatan perlu pada
sambungan dan daerah yang berdekatan
dengan sambungan harus dihitung sesuai
dengan prosedur analisis pada Pasal 6.

==== 16.2.3 Kekuatan desain

==== 16.2.3.1 Untuk setiap kombinasi beban
yang digunakan, kekuatan desain
sambungan komponen pracetak harus
memenuhi

==== R16.2.1.8 PCI Building Code Committee
(1986) memberikan rekomendasi pengikat
integritas minimum untuk bangunan dinding
beton pracetak.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 284 dari 695

nSU (16.2.3.1)

==== 16.2.3.2 ϕ harus ditentukan sesuai
dengan 21.2.

==== 16.2.3.3 Pada permukaan kontak antara
komponen yang didukung dan yang
mendukung, atau antara suatu komponen
yang didukung atau yang mendukung
dengan suatu elemen tumpuan perantara,
kekuatan tumpu nominal untuk permukaan
beton, Bn, harus dihitung sesuai dengan
22.8. Bn harus lebih kecil dari kekuatan
tumpu nominal beton untuk permukaan
komponen struktur yang didukung atau
yang mendukung, dan tidak boleh melebihi
kekuatan elemen tumpuan perantara, bila
ada.

==== 16.2.3.4 Apabila geser adalah hasil
utama akibat pembebanan yang bekerja
dan penyaluran gaya geser terjadi di suatu
bidang tertentu, maka diperbolehkan untuk
menghitung Vn sesuai dengan ketentuan
geser friksi pada 22.9.

==== 16.2.4 Kekuatan minimum sambungan
dan persyaratan pengikat integritas

==== R16.2.4 Kekuatan minimum sambungan
dan persyaratan pengikat integritas

==== 16.2.4.1 Kecuali apabila berlaku
ketentuan 16.2.5, pengikat integritas arah
longitudinal dan transversal harus
menghubungkan komponen struktur
pracetak ke suatu sistem penahan gaya
lateral, dan pengikat integritas arah vertikal
harus dipasang sesuai dengan 16.2.4.3
untuk menghubungkan lantai dan atap
yang berdekatan.

==== R16.2.4.1 Tidak dimaksudkan bahwa
persyaratan minimum ini menggantikan
ketentuan lain yang berlaku dari standar ini
untuk perancangan struktur beton pracetak.
Pada dasarnya keseluruhan integritas dari
suatu struktur dapat ditingkatkan oleh
perubahan kecil dalam jumlah, lokasi, dan
pendetailan dari penulangan komponen dan
dalam pendetailan connection hardware.
Pengikat integritas harus mendasari lintasan
beban yang lengkap, dan penyaluran gaya
sepanjang jalur beban harus diarahkan
sebisa mungkin secara langsung.
Eksentrisitas lintasan beban, terutama
dalam sambungan apa pun, harus
diminimalkan.

==== 16.2.4.2 Apabila komponen struktur
pracetak membentuk diafragma lantai atau
atap, maka sambungan antara diafragma
dan komponen struktur yang didukung
secara lateral oleh diafragma tersebut
harus mempunyai kekuatan tarik nominal

==== R16.2.4.2 Sambungan antara diafragma
dan komponen yang didukung lateralnya
oleh diafragma dapat secara langsung atau
tidak langsung. Misalnya, kolom dapat
dihubungkan langsung ke diafragma, atau
dihubungkan ke balok spandrel, yang
terhubung ke diafragma.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 285 dari 695

yang mampu menahan sedikitnya 4,4
kN/m.

==== 16.2.4.3 Pengikat integritas arah vertikal
harus dipasang pada joint horizontal
antara semua komponen struktur pracetak
vertikal, kecuali klading, dan harus
memenuhi a) atau b):
a) Sambungan antara kolom pracetak
harus memiliki pengikat integritas arah
vertikal, dengan kekuatan tarik nominal
paling sedikit 1,4Ag, dalam N, dimana Ag
adalah luas total kolom. Untuk suatu
kolom dengan penampang yang lebih
besar dari yang diperlukan berdasarkan
tinjauan pembebanan, luas efektif
penampang berdasarkan penampang
yang diperlukan boleh direduksi.
Reduksi luas efektif sedikitnya
setengah dari luas total kolom.
b) Sambungan antar panel dinding
pracetak harus memiliki sedikitnya dua
pengikat integritas arah vertikal, dengan
kekuatan tarik nominal tidak kurang dari
44 kN per tulangan pengikat.

==== R16.2.4.3 Sambungan pada dasar dan
pada joint horizontal di kolom pracetak dan
panel dinding, termasuk dinding geser,
dirancang untuk menyalurkan semua gaya
dan momen desain. Persyaratan pengikat
integritas minimum dari ketentuan ini tidak
menambah persyaratan desain ini. Praktek
yang umum adalah menempatkan pengikat
integritas dinding secara simetris pada garis
tengah vertikal dari panel dinding dan di
dalam bagian luar lebar panel.

==== 16.2.5 Persyaratan pengikat integritas
untuk struktur dinding beton pracetak
bertingkat tiga atau lebih tinggi

==== R16.2.5 Persyaratan pengikat integritas
untuk struktur dinding beton pracetak
bertingkat tiga atau lebih tinggi – Pasal

==== 16.2.4 memberikan persyaratan untuk
pengikat integritas yang berlaku untuk
semua struktur beton pracetak. Persyaratan
khusus pada pasal ini hanya berlaku untuk
struktur dinding beton pracetak bertingkat
tiga atau lebih tinggi, sering disebut struktur
panel besar. Jika persyaratan pasal ini
bertentangan dengan 16.2.4, persyaratan
pasal ini yang menentukan.
Ketentuan minimum untuk pengikat
integritas struktural dalam struktur dinding
panel besar dimaksudkan untuk
memberikan gantungan dalam kasus
kehilangan dukungan dinding penumpu
(Portland Cement Association 1980).
Persyaratan tulangan pengikat yang
dihitung untuk pengaruh beban spesifik
dapat melebihi ketentuan minimum ini.
Persyaratan pengikat integritas minimum
diilustrasikan pada Gambar R16.2.5, dan
didasarkan pada rekomendasi PCI untuk
perancangan bangunan dinding beton
pracetak (PCI Committee on Precast
Concrete Bearing Wall Buildings 1976).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 286 dari 695

Kekuatan pengikat integritas didasarkan
pada kekuatan leleh. PCI Building Code
Committee (1986) memberikan
rekomendasi untuk pengikat integritas
minimum untuk bangunan dinding beton
penumpu pracetak.
Gambar R16.2.5 – Pengaturan tipikal
pengikat integritas dalam struktur panel
besar

==== 16.2.5.1 Pengikat integritas pada sistem
lantai dan atap harus memenuhi a) hingga
f):
a) Pengikat integritas arah longitudinal dan
transversal harus dipasang pada sistem
lantai dan atap agar menghasilkan
kekuatan tarik nominal sedikitnya 22
kN/m lebar atau panjang.
b) Pengikat integritas arah longitudinal dan
transversal harus dipasang di atas
tumpuan dinding interior dan antara
sistem lantai atau atap dan dinding
eksterior.

==== R16.2.5.1(a) Pengikat integritas arah
longitudinal dapat diteruskan dari pelat dan
disambung dengan sambungan lewatan,
dilas, disambung secara mekanis, atau
ditanam dalam joint grout dengan panjang
dan selimut yang cukup untuk menghasilkan
gaya yang diperlukan. Panjang lekatan
untuk tulangan nonprategang dan
prategang dengan lekatan harus cukup
untuk menghasilkan kekuatan leleh
(Salmons and McCrate 1977).
c) Pengikat integritas arah longitudinal dan
transversal harus diposisikan dengan
jarak tidak lebih besar dari 600 mm dari
bidang pada sistem lantai atau atap.
d) Pengikat integritas arah longitudinal
harus dipasang sejajar terhadap
bentang pelat lantai atau atap dan
harus dipasang dengan jarak tidak lebih
besar dari 3 m jarak sumbu ke sumbu.
Ketentuan harus dibuat untuk
menyalurkan gaya di sekitar
lubang/bukaan.

==== R16.2.5.1(c) Tidak jarang memiliki
pengikat integritas yang diposisikan di
dinding yang cukup dekat dengan bidang
lantai atau sistem atap.
T = Transversal
L = Longitudinal
V = Vertikal
P = Perimeter
L
L
L
L
L L
L
L
L
L
L
L L
L
P.T
T
V
V
V
V
P.T
T
P.T
P.T
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 287 dari 695

e) Pengikat integritas arah transversal
harus dipasang tegak lurus terhadap
bentang pelat lantai atau atap dan
harus dipasang dengan jarak tidak lebih
besar dari jarak dinding tumpuan.

==== R16.2.5.1(e) Pengikat integritas arah
transversal dapat diberi jarak yang seragam
dan tertanam dalam panel atau dalam
topping, atau terkumpul pada dinding
penumpu arah transversal.
f) Pengikat integritas di sekeliling tepi
setiap lantai dan atap, dalam rentang
jarak 1,2 m dari tepi, harus memiliki
kekuatan tarik nominal sedikitnya 71
kN.

==== R16.2.5.1(f) Persyaratan pengikat
integritas keliling tidak perlu ditambahkan
dengan persyaratan pengikat integritas arah
longitudinal dan transversal.

==== 16.2.5.2 Pengikat integritas arah
vertikal harus memenuhi a) hingga c):
a) Pengikat integritas harus dipasang di
semua panel dinding dan harus
menerus di seluruh ketinggian
bangunan.
b) Pengikat integritas harus memiliki
kekuatan tarik nominal minimal 44 kN/m
horizontal dinding.
c) Sedikitnya dua pengikat integritas harus
dipasang di setiap panel dinding.
d)

==== 16.2.6 Dimensi minimum pada
sambungan tumpuan

==== 16.2.6.1 Dimensi sambungan tumpuan
harus memenuhi 16.2.6.2 atau 16.2.6.3
kecuali ditunjukkan oleh analisis atau
pengujian bahwa dimensi yang lebih kecil
tidak akan mengganggu kinerja.

==== 16.2.6.2 Untuk pelat pracetak, balok,
atau komponen stem, dimensi rencana
minimum dari muka tumpuan hingga ujung
komponen struktur pracetak sesuai
dengan arah bentang, dengan
mempertimbangkan toleransi yang
ditentukan, harus sesuai dengan Tabel

==== 16.2.6.2.
Tabel 16.2.6.2 – Dimensi desain
minimum dari muka tumpuan ke ujung
komponen pracetak
Jenis bagian Jarak minimal, mm
Solid atau pelat
berongga
Terbesar
dari:
ℓn/180
50
Balok atau stemmed
member
Terbesar
dari:
ℓn/180
75

==== 16.2.6.3 Bantalan tumpuan yang
berdekatan dengan tepi yang tidak
berpelindung harus diberi jarak dari muka

==== R16.2.6 Dimensi minimum pada
sambungan tumpuan - Pasal ini
membedakan antara panjang bantalan
tumpuan dan panjang ujung bagian
pracetak atas tumpuan (lihat Gambar

==== R16.2.6).
Bantalan tumpuan (bearing pad)
mendistribusikan beban terpusat dan reaksi
di atas daerah tumpuan, dan membolehkan
gerakan horizontal dan rotasi yang terbatas
untuk mengurangi tegangan. Untuk
mencegah spalling di bawah area tumpuan
yang dibebani beban berat, bantalan
tumpuan tidak menerus hingga tepi
tumpuan kecuali tepinya berlapis baja.
Tepian dapat dilapisi pelat baja atau profil
siku yang diangkur. Pasal 16.5 memberikan
persyaratan untuk tumpuan pada braket
atau korbel.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 288 dari 695

tumpuan dan ujung komponen struktur
yang didukung tidak kurang dari 13 mm
atau dimensi penumpulan pada tepi yang
ditumpulkan (chamfered).
Gambar R16.2.6 – Panjang landasan
pada tumpuan

==== 16.3 - Sambungan ke fondasi

==== 16.3.1 Umum

==== 16.3.1.1 Gaya dan momen terfaktor pada
dasar kolom, dinding, atau pedestal harus
disalurkan ke fondasi pendukung dengan
tumpuan pada beton dan dengan
tulangan, dowel/pasak, baut angkur, atau
sambungan mekanis.

==== 16.3.1.2 Tulangan, dowel/pasak, atau
sambungan mekanis antara suatu
komponen struktur yang didukung dan
fondasi harus dirancang untuk
menyalurkan a) dan b):
a) Semua gaya tekan yang melampaui
kekuatan tumpu beton yang lebih
rendah dari komponen struktur yang
didukung atau fondasi, dihitung sesuai
22.8.
b) Setiap gaya tarik yang dihitung melalui
bidang kontak.

==== 16.3.1.3 Pada bagian dasar suatu kolom
komposit dengan inti baja struktural, a)
atau b) harus dipenuhi:
a) Bagian dasar profil baja struktural harus
dirancang untuk menyalurkan gaya total
terfaktor dari keseluruhan komponen
struktur komposit ke fondasi.
b) Bagian dasar profil baja struktural harus
dirancang untuk menyalurkan gayagaya
terfaktor hanya dari inti baja, dan

==== R16.3 - Sambungan ke fondasi
Persyaratan 16.3.1 hingga 16.3.3 berlaku
untuk konstruksi cor di tempat dan pracetak.
Persyaratan tambahan untuk konstruksi cor
di tempat diberikan dalam 16.3.4 dan 16.3.5,
sementara persyaratan tambahan untuk
konstruksi pracetak diberikan dalam 16.3.6.
Komponen pracetak
Sudut tanpa
perkuatan
Minimum 13 mm dan
tidak kurang dari
dimensi chamfer
Panjang landasan
n/180 ≥ 50 mm (pelat)
n/180 ≥ 75 mm (balok)
Perletakan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 289 dari 695

sisa dari gaya total terfaktor harus
disalurkan ke fondasi melalui bagian
tekan pada beton dan tulangan.

==== 16.3.2 Kekuatan perlu

==== 16.3.2.1 Gaya dan momen terfaktor yang
disalurkan ke fondasi harus dihitung
sesuai dengan kombinasi pembebanan
terfaktor dalam Pasal 5 dan prosedur
analisis pada Pasal 6.

==== 16.3.3 Kekuatan desain

==== 16.3.3.1 Kekuatan desain sambungan
antara kolom, dinding, atau pedestal
dengan fondasi harus memenuhi Pers.
(16.3.3.1) untuk setiap kombinasi
pembebanan yang dipakai. Untuk
sambungan antara komponen struktur
pracetak dengan fondasi, persyaratan
untuk pengikat integritas arah vertikal di

==== 16.2.4.3 atau 16.2.5.2 harus dipenuhi.
n SU (16.3.3.1)
dimana Sn adalah kekuatan nominal lentur,
geser, aksial, torsi, atau tumpu
sambungan.

==== 16.3.3.2 ϕ harus ditentukan sesuai 21.2.

==== 16.3.3.3 Kombinasi momen dan
kekuatan aksial sambungan harus dihitung
sesuai 22.4.

==== R16.3.3 Kekuatan desain

==== 16.3.3.4 Pada permukaan kontak antara
suatu komponen yang didukung dan
fondasi, atau antara suatu komponen yang
didukung atau fondasi dengan suatu
elemen tumpuan perantara, kekuatan
tumpu nominal Bn harus dihitung sesuai
22.8 untuk permukaan beton. Bn harus nilai
yang lebih kecil dari kekuatan nominal
tumpuan beton untuk komponen yang
didukung atau permukaan fondasi, dan
tidak boleh melebihi kekuatan elemen
tumpuan perantara, bila ada.

==== R16.3.3.4 Dalam kasus umum dari kolom
yang bertumpu pada fondasi, dimana area
fondasi lebih besar dari area kolom,
kekuatan tumpu harus diperiksa di dasar
kolom dan bagian atas fondasi setempat.
Dengan tidak adanya dowel-dowel atau
penulangan kolom yang menerus ke
fondasi, kekuatan bagian bawah kolom
harus diperiksa menggunakan kekuatan
betonnya saja.

==== 16.3.3.5 Pada bidang kontak antara
komponen struktur yang didukung dengan
fondasi, Vn harus dihitung sesuai dengan
ketentuan geser friksi pada 22.9 atau
dengan cara lain yang sesuai.

==== R16.3.3.5 Geser-friksi dapat digunakan
untuk memeriksa penyaluran gaya lateral ke
pedestal atau fondasi. Sebagai alternatif
untuk menggunakan geser-friksi pada
bidang geser, pengunci geser (shear key)
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 290 dari 695

dapat digunakan, dengan ketentuan bahwa
penulangan yang melalui titik sambungan
memenuhi 16.3.4.1 untuk konstruksi cor di
tempat atau 16.3.6.1 untuk konstruksi
pracetak. Dalam konstruksi pracetak,
ketahanan terhadap kekuatan lateral dapat
diberikan oleh sambungan mekanis atau
sambungan las.

==== 16.3.3.6 Pada dasar suatu kolom
pracetak, pedestal, atau dinding, baut
angkur dan angkur untuk sambungan
mekanis harus dirancang sesuai dengan
Pasal 17. Gaya-gaya yang terjadi saat
ereksi harus dipertimbangkan.

==== 16.3.3.7 Pada dasar suatu kolom
pracetak, pedestal, atau dinding,
sambungan mekanis harus dirancang
untuk mencapai kekuatan desain sebelum
terjadi keruntuhan pengangkuran atau
keruntuhan beton di sekitarnya.

==== R16.3.3.6 Pasal 17 mencakup desain
angkur, termasuk persyaratan desain
seismik. Dalam konstruksi beton pracetak,
pertimbangan ereksi bisa jadi mengontrol
desain dasar sambungan dan perlu untuk
dipertimbangkan.

==== 16.3.4 Tulangan minimum untuk
sambungan antara komponen struktur
yang dicor di tempat dengan fondasi

==== R16.3.4 Tulangan minimum untuk
sambungan antara komponen struktur yang
dicor di tempat dengan fondasi - Peraturan
ini mensyaratkan jumlah penulangan
minimum antara semua komponen yang
didukung dan pendukung untuk memastikan
perilaku daktail. Penulangan ini diperlukan
untuk memberikan suatu tingkat integritas
struktural selama tahap konstruksi dan
selama masa layan struktur.

==== 16.3.4.1 Untuk sambungan antara suatu
kolom atau pedestal yang dicor di tempat
dengan fondasi, As bidang kontak harus
sedikitnya 0,005Ag, dimana Ag adalah luas
total komponen struktur yang didukung.

==== 16.3.4.2 Untuk sambungan antara suatu
dinding yang dicor di tempat dengan
fondasi, luas penulangan vertikal bidang
kontak harus memenuhi 11.6.1.

==== R16.3.4.1 Luas tulangan minimum pada
dasar kolom dapat diberikan dengan
meneruskan tulangan longitudinal dan
diangkur ke fondasi setempat atau dengan
memberikan dowel/pasak yang diangkur
secara benar.

==== 16.3.5 Detail untuk sambungan antara
komponen struktur yang dicor di tempat
dengan fondasi

==== 16.3.5.1 Pada dasar suatu kolom,
pedestal, atau dinding yang dicor di
tempat, penulangan yang diperlukan untuk
memenuhi 16.3.3 dan 16.3.4 harus
dipasang dengan meneruskan tulangan

==== R16.3.5 Detail untuk sambungan antara
komponen struktur yang dicor di tempat
dengan fondasi
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 291 dari 695

longitudinal sampai ke dalam fondasi
pendukung atau dengan dowel/pasak.

==== 16.3.5.2 Apabila momen disalurkan ke
fondasi, maka tulangan, dowel/pasak, atau
sambungan mekanis harus memenuhi
10.7.5 untuk sambungan (splice).

==== R16.3.5.2 Jika momen yang terhitung
disalurkan dari kolom ke fondasi setempat,
beton di zona tekan kolom diizinkan
mencapai 0, 85 c f' akibat kondisi beban
terfaktor dan, sebagai hasilnya, semua
penulangan secara umum harus diangkur
ke dalam fondasi setempat.

==== 16.3.5.3 Apabila sambungan sendi
digunakan pada dasar suatu kolom atau
pedestal yang dicor di tempat, sambungan
ke fondasi tersebut harus memenuhi

==== 16.3.3.

==== 16.3.5.4 Pada fondasi telapak, diizinkan
untuk melakukan sambungan lewatan
pada tulangan longitudinal D43 dan D57,
dalam kondisi tekan saja, dengan
dowel/pasak untuk memenuhi 16.3.3.1.
Dowel/pasak harus memenuhi a) hingga
c):
a) Dowel/pasak tidak boleh lebih besar
dari D36
b) Dowel/pasak harus diteruskan ke dalam
komponen yang didukung sedikitnya
lebih besar dari panjang penyaluran
dari tulangan longitudinal dalam kondisi
tekan, dc, dan panjang sambungan
lewatan dalam kondisi tekan dari
dowel/pasak, sc.
c) Dowel/pasak harus diteruskan ke dalam
fondasi telapak sedikitnya dc dari
dowel/pasak.

==== 16.3.6 Detail untuk sambungan antara
komponen pracetak dengan fondasi

==== 16.3.6.1 Pada dasar dari suatu kolom,
pedestal, atau dinding pracetak,
sambungan ke fondasi harus memenuhi

==== 16.2.4.3 atau 16.2.5.2.

==== 16.3.6.2 Jika kombinasi pembebanan
yang dipakai berdasarkan 16.3.3 tidak
menghasilkan gaya tarik pada dasar
dinding pracetak, maka pengikat integritas
arah vertikal yang diperlukan berdasarkan

==== 16.2.4.3(b) diizinkan untuk disalurkan ke
dalam pelat di atas tanah (slab-on-ground)
beton bertulang yang cukup.

==== R16.3.5.4 Sambungan lewatan tekan dari
tulangan diameter besar dan dowel/pasak
diizinkan sesuai dengan 25.5.5.3. Untuk
memenuhi 16.3.3.1 mungkin mengharuskan
setiap tulangan D43 atau D57 disambung
lebih dari satu batang dowel/pasak.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 292 dari 695


==== 16.4 - Transfer geser horizontal pada
komponen struktur lentur beton
komposit

==== 16.4.1 Umum

==== R16.4 - Transfer geser horizontal pada
komponen struktur lentur beton
komposit

==== 16.4.1 Umum

==== 16.4.1.1 Pada komponen struktur lentur
beton komposit, seluruh penyaluran gaya
geser horizontal harus diberikan pada
bidang kontak elemen yang dihubungkan.

==== 16.4.1.2 Bila terjadi suatu kondisi tertarik
pada bidang kontak antara elemen beton
yang dihubungkan, penyaluran geser
horizontal secara kontak hanya diizinkan
bila tulangan transversal dipasang sesuai
dengan 16.4.6 dan 16.4.7.

==== R16.4.1.1 Penyaluran penuh gaya geser
horizontal antar segmen komponen
komposit dapat diberikan oleh kekuatan
geser horizontal pada permukaan kontak
melalui geser antarmuka, angkur pengikat
yang diangkur dengan benar, atau
keduanya.

==== 16.4.1.3 Persiapan pada permukaan
yang diasumsikan untuk perancangan
harus ditentukan dalam dokumen
perencanaan.

==== R16.4.1.3 Pasal 26.5.6 membutuhkan
perencana ahli bersertifikat untuk
menentukan persiapan permukaan dalam
dokumen perencanaan.

==== 16.4.2 Kekuatan perlu

==== 16.4.2.1 Gaya terfaktor yang tersalur ke
seluruh bidang kontak pada komponen
lentur beton komposit harus dihitung
sesuai dengan kombinasi pembebanan
terfaktor pada Pasal 5.

==== 16.4.2.2 Kekuatan perlu harus dihitung
sesuai prosedur analisis pada Pasal 6.

==== 16.4.3 Kekuatan desain

==== 16.4.3.1 Kekuatan desain untuk
penyaluran geser horizontal harus
memenuhi Pers. (16.4.3.1) di seluruh
lokasi bidang kontak pada suatu
komponen lentur beton komposit, kecuali
apabila 16.4.5 terpenuhi:
Vnh Vu (16.4.3.1)
dimana kekuatan geser horizontal nominal
Vnh dihitung sesuai dengan 16.4.4.

==== 16.4.3.2 ϕ harus ditentukan sesuai
dengan 21.2.

==== 16.4.4 Kekuatan geser horizontal
nominal

==== R16.4.4 Kekuatan geser horizontal
nominal
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 293 dari 695


==== 16.4.4.1 Apabila Vu > (3,5bvd), Vnh boleh
diambil sebagai Vn yang dihitung sesuai
dengan 22.9, dimana bv adalah lebar
bidang kontak dan d sesuai dengan

==== 16.4.4.3.

==== 16.4.4.2 Apabila Vu ≤ (3,5bvd), Vnh
harus dihitung sesuai dengan Tabel

==== 16.4.4.2, dimana Av,min sesuai dengan

==== 16.4.6, bv adalah lebar bidang kontak,
dan d sesuai dengan 16.4.4.3.

==== R16.4.4.2 Kekuatan geser horizontal yang
diizinkan dan persyaratan amplitudo 6 mm
untuk kekasaran rencana didasarkan pada
tes yang dibahas dalam Kaar et al. (1960),
Saemann and Washa (1964), dan Hanson
(1960).
Tabel 16.4.4.2 – Kekuatan geser horizontal nominal
Tulangan
transfer
geser
Persiapan permukaan kontak[1] Vnh’ N
v v,minAA
Beton diletakkan terhadap beton yang sudah
mengeras dengan sengaja dikasarkan
hingga amplitudo penuh yaitu sekitar 6 mm
Terkecil
dari:
1,8 0,6 v yt
v
v
A f
b d
b s
 
  
 
(a)
3,5bvd (b)
Beton diletakkan terhadap beton yang sudah
mengeras tapi tidak dengan sengaja
dikasarkan
0,55bvd (c)
Kasus lain
Beton diletakkan terhadap beton yang sudah
mengeras dengan sengaja dikasarkan
0,55bvd (d)
[1]Permukaan kontak beton harus bersih dan bebas laitance

==== 16.4.4.3 Pada Tabel 16.4.4.2, d adalah
jarak dari serat tekan ekstrem pada
seluruh penampang komposit ke titik berat
tulangan tarik prategang dan nonprategang,
bila ada, namun tidak perlu
diambil kurang dari 0,80h untuk komponen
struktur beton prategang.

==== 16.4.4.4 Tulangan transversal pada
beton yang sudah tercetak sebelumnya
yang menerus ke dalam beton yang dicor
di tempat dan terangkur pada kedua sisi
bidang kontak diizinkan untuk dimasukkan
sebagai sengkang ikat pada perhitungan
Vnh.

==== R16.4.4.3 Dalam komponen beton
prategang komposit, kedalaman tulangan
tarik dapat bervariasi di sepanjang
komponen struktur. Definisi d yang
digunakan dalam Pasal 22 untuk
menentukan kekuatan geser vertikal juga
tepat untuk menentukan kekuatan geser
horizontal.

==== 16.4.5 Metode alternatif untuk
menghitung kekuatan desain geser
horizontal

==== 16.4.5.1 Sebagai suatu alternatif untuk
pasal 16.4.3.1, gaya geser horizontal
terfaktor Vuh harus dihitung dari perubahan
gaya lentur tekan atau tarik pada segmen
dari komponen struktur beton komposit
manapun, dan Pers. (16.4.5.1) harus

==== R16.4.5 Metode alternatif untuk
menghitung kekuatan desain geser
horizontal
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 294 dari 695

terpenuhi di seluruh lokasi sepanjang
bidang kontak:
nh uhVV
(16.4.5.1)
Kekuatan geser horizontal nominal Vnh
harus dihitung sesuai 16.4.4.1 atau

==== 16.4.4.2, dimana luas bidang kontak harus
disubstitusi untuk bvd dan Vuh disubstitusi
dengan Vu. Ketentuan harus dibuat untuk
menyalurkan perubahan gaya tekan atau
tarik sebagai gaya geser horizontal bidang
kontak.

==== 16.4.5.2 Apabila penyaluran tulangan
geser dirancang untuk menahan geser
horizontal untuk memenuhi Pers.
(16.4.5.1), rasio antara luas dan jarak
sengkang pengikat sepanjang komponen
struktur harus kira-kira menggambarkan
distribusi gaya geser antarmuka pada
komponen lentur beton komposit.

==== R16.4.5.2 Distribusi tegangan geser
horizontal sepanjang permukaan kontak
dalam komponen komposit akan
mencerminkan distribusi geser sepanjang
komponen. Kegagalan geser horizontal
akan berawal dimana tegangan geser
horizontal maksimum dan akan menyebar
ke daerah-daerah dengan tegangan lebih
rendah. Karena slip pada ketahanan geser
horizontal puncak cukup kecil untuk
permukaan kontak beton-ke-beton,
redistribusi longitudinal dari tahanan geser
horizontal sangat terbatas. Oleh karena itu,
jarak pengikat di sepanjang permukaan
kontak harus memberikan tahanan geser
horizontal yang didistribusikan kurang lebih
sama dengan distribusi tegangan geser
sepanjang permukaan kontak.

==== 16.4.5.3 Tulangan transversal pada
bagian yang sudah tercetak sebelumnya
yang menerus ke dalam bagian yang dicor
di tempat dan terangkur pada kedua sisi
bidang kontak diizinkan untuk dimasukkan
sebagai sengkang pengikat pada
perhitungan Vnh.

==== 16.4.6 Tulangan minimum untuk
penyaluran geser horizontal

==== R16.4.6 Tulangan minimum untuk
penyaluran geser horizontal

==== 16.4.6.1 Apabila penyaluran tulangan
geser dirancang untuk menahan geser
horizontal, Av,min harus lebih besar dari a)
dan b):
a) 0,062 ' w
c
y
b s
f
f

==== R16.4.6.1 Persyaratan untuk area
minimum penulangan penyalur geser
didasarkan pada data uji yang diberikan
dalam Kaar et al. (1960), Saemann dan
Washa (1964), Hanson (1960), Grossfield
dan Birnstiel (1962), dan Mast (1968).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 295 dari 695

b) 0,35 w
y
b s
f

==== 16.4.7 Pendetailan penulangan untuk
penyaluran geser horizontal

==== 16.4.7.1 Tulangan penyaluran geser
dapat berupa batang atau kawat tunggal,
sengkang berkaki banyak, atau kaki
vertikal dari jaring kawat.

==== 16.4.7.2 Apabila penyaluran tulangan
geser dirancang untuk menahan geser
horizontal, jarak tulangan penyaluran
geser longitudinal tidak melebihi dari yang
terkecil antara 600 mm dan empat kali
dimensi terkecil dari elemen yang
didukung.

==== R16.4.7 Pendetailan penulangan untuk
penyaluran geser horizontal

==== 16.4.7.3 Tulangan penyaluran geser
harus disalurkan pada elemen yang
dihubungkan sesuai dengan 25.7.1.

==== R16.4.7.3 Pengangkuran yang tepat dari
pengikat yang melewati antarmuka
diperlukan untuk mempertahankan kontak di
sepanjang antarmuka.

==== 16.5 - Bracket dan korbel

==== 16.5.1 Umum

==== R16.5 - Bracket dan korbel

==== R16.5.1 Umum - Bracket dan korbel
adalah kantilever pendek yang cenderung
bertindak sebagai rangka batang sederhana
atau balok tinggi daripada balok biasa yang
dirancang untuk geser sesuai dengan 22.5.
Korbel yang ditunjukkan pada Gambar

==== R16.5.1a dan 16.5.1b dapat gagal karena
geser sepanjang pertemuan antara kolom
dan korbel, pelelehan pada pengikat tarik,
hancur atau pecah pada strut tekan, atau
kegagalan lokal tumpu atau geser di bawah
pelat landasan. Mode kegagalan ini
diilustrasikan dan didiskusikan dalam
Elzanaty et al. (1986).
Metode desain yang dibahas dalam bagian
ini hanya divalidasi secara eksperimental
untuk av/d ≤ 1,0. Selain itu, sebuah batas
atas disediakan untuk Nuc karena metode
desain ini hanya divalidasi secara
eksperimental untuk Nuc ≤ Vu.

==== 16.5.1.1 Braket dan korbel dengan rasio
bentang terhadap tinggi av/d ≤ 1,0 dan
dengan gaya tarik horizontal terfaktor Nuc ≤
Vu diizinkan untuk dirancang sesuai 16.5.

==== R16.5.1.1 Desain braket dan korbel sesuai
dengan pasal 23 diizinkan, terlepas dari
bentang geser.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 296 dari 695

Gambar R16.5.1a – Aksi struktural
korbel
Gambar R16.5.1b – Notasi yang
digunakan dalam 18.3

==== 16.5.2 Batasan dimensi

==== 16.5.2.1 Tinggi efektif d untuk suatu
braket atau korbel harus dihitung pada
bagian muka tumpuan.

==== R16.5.2 Batasan dimensi

==== 16.5.2.2 Tinggi total braket atau korbel
pada tepi luar daerah tumpuan harus
sedikitnya 0,5d.

==== R16.5.2.2 Ketinggian minimum, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar R16.5.1a
dan R16.5.1b, diperlukan di tepi luar area
tumpuan sehingga kegagalan prematur
tidak akan terjadi karena rambatan retak
utama dari bawah daerah tumpuan ke sisi
miring terluar dari korbel atau braket.
Kegagalan jenis ini telah diamati (Kriz dan
Raths 1965) pada korbel yang memiliki
ketinggian di tepi luar area tumpuan kurang
dari yang dibutuhkan dalam 16.5.2.2.
Bidang
geser
Strut tekan
h
0,5d
Nuc
Vu
av
d
ϕAscfy
Batang angkur
Pelat landasan
Asc (tulangan utama )
d
Ah (Sengkang tertutup
atau tulangan ikat )
Tulangan rangka untuk
mengangkur sengkang
tertutup atau tulangan
ikat
h d
Nuc Vu
av
3
2
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 297 dari 695


==== 16.5.2.3 Tiada bagian dari daerah
tumpuan pada braket atau korbel yang
boleh melebihi jarak dari muka kolom ke
proyeksi a) atau b):
a) Ujung dari bagian lurus tulangan tarik
utama
b) Sisi dalam dari batang angkur
transversal, bila ada

==== R16.5.2.3 Pembatasan pada lokasi daerah
tumpuan diperlukan untuk memastikan
pembentukan kuat leleh dari tulangan tarik
utama dekat beban.
Jika korbel dirancang untuk menahan gaya
tarik Nuc, pelat tumpuan harus disediakan
dan dilas ke tulangan utama (Gambar

==== R16.5.1b).

==== 16.5.2.4 Untuk beton normal, dimensi
braket (bracket) atau korbel harus
ditentukan agar Vu/ tidak melebihi
sedikitnya a) hingga c):
a) 0, 2 cwf 'b d
b) 3, 3 0,08 c w ( + f ')b d
c) 11 w b d

==== R16.5.2.4 Batasan-batasan ini menjadikan
adanya batasan dimensi pada braket dan
korbel yang diperlukan untuk memenuhi
kekuatan geser friksi maksimum yang
diizinkan pada penampang kritis di muka
tumpuan.

==== 16.5.2.5 Untuk beton ringan dengan
semua agregat ringan (all-lightweight
concrete) atau beton ringan dengan pasir
ringan (sand-lightweight concrete),
dimensi braket atau korbel harus
ditentukan sehingga Vu/ tidak melebihi
yang sedikitnya a) dan b):
a) 0,2- 0,07 v
w
a
f b d
d
 
 
 
c'
b) 5,5-1,9 v
w
a
b d
d
 
 
 

==== R16.5.2.5 Pengujian (Mattock et al. 1976a)
telah menunjukkan bahwa kekuatan geser
friksi maksimum dari braket dan korbel
beton ringan merupakan fungsi dari c f' dan
av/d. Tidak ada data tersedia untuk korbel
atau braket yang terbuat dari beton ringan
dengan pasir ringan. Akibatnya, batasan
yang sama ditempatkan pada braket dan
korbel beton ringan dengan semua agregat
ringan dan beton ringan dengan pasir
ringan.

==== 16.5.3 Kekuatan perlu R16.5.3 Kekuatan perlu

==== 16.5.3.1 Penampang pada bagian muka
tumpuan harus dirancang untuk menahan
gaya geser terfaktor Vu, gaya tarik
horizontal terfaktor Nuc, dan momen
terfaktor Mu secara bersamaan yang
didapat dari  . u v uc V a + N (h - d)

==== 16.5.3.2 Gaya tarik terfaktor, Nuc, dan
geser, Vu, harus dari nilai maksimum yang
dihitung sesuai dengan kombinasi
pembebanan terfaktor pada Pasal 5.

==== 16.5.3.3 Kekuatan perlu harus dihitung
sesuai dengan prosedur analisis pada
pasal 6, dan persyaratan-persyaratan di
bagian ini.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 298 dari 695


==== 16.5.3.4 Gaya tarik horizontal yang
bekerja pada sebuah braket atau korbel
harus diperlakukan sebagai beban hidup
saat menghitung Nuc, meskipun gaya tarik
yang terjadi hasil dari kekangan rangkak,
susut, atau perubahan suhu.

==== 16.5.3.5 Kecuali gaya tarik ditahan agar
tidak bekerja pada braket (bracket) atau
korbel, Nuc harus sedikitnya 0,2Vu.

==== R16.5.3.4 Karena besaran gaya horizontal
yang bekerja pada korbel atau braket
biasanya tidak dapat ditentukan dengan
akurat, maka Nuc perlu diamplifikasi oleh
faktor beban yang berlaku untuk beban
hidup.

==== 16.5.4 Kekuatan desain

==== 16.5.4.1 Kekuatan desain pada semua
penampang harus memenuhi Sn ≥ U,
termasuk a) hingga c). Interaksi antara
pengaruh pembebanan harus
dipertimbangkan.
a) n uc NN
b) nuVV
c) nuMM

==== 16.5.4.2 ϕ harus ditentukan sesuai
dengan 21.2.

==== 16.5.4.3 Kekuatan tarik nominal Nn dari
An harus dihitung dengan
Nn  An fy
(16.5.4.3)

==== 16.5.4.4 Kekuatan geser nominal Vn dari
Avfharus dihitung sesuai dengan ketentuan
geser friksi pada 22.9, dimana Avf adalah
luas tulangan yang terpotong bidang geser
yang diasumsikan.

==== 16.5.4.5 Kekuatan lentur nominal Mn dari
Af dihitung sesuai dengan asumsi desain
pada 22.2.

==== 16.5.5 Batasan penulangan R16.5.5 Batasan penulangan

==== 16.5.5.1 Area tulangan tarik utama, Asc,
harus sedikitnya yang terbesar dari a)
hingga c):
a) f n A + A
b) 2 / 3 vf n A + A

==== R16.5.5.1 Hasil pengujian (Mattock et al.
1976a) menunjukkan bahwa jumlah total
tulangan utama, Asc, yang diperlukan
melintasi muka tumpuan harus yang
terbesar dari:
a) Total dari jumlah tulangan yang
diperlukan untuk menahan kebutuhan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 299 dari 695

c) 0,04   c y w f ' / f b d lentur, Af, ditambah jumlah tulangan yang
diperlukan untuk menahan gaya aksial,
An, sebagaimana ditentukan oleh

==== 16.5.4.3.
b) Total dua pertiga dari total tulangan geser
friksi yang diperlukan, Avf, sebagaimana
ditentukan oleh 16.5.4.4, ditambah
jumlah tulangan yang dibutuhkan untuk
menahan gaya aksial, An, yang
ditentukan oleh 16.5.4.3. Sisa Avf/3 harus
disediakan sebagai sengkang tertutup
sejajar dengan Asc sebagaimana
disyaratkan oleh 16.5.5.2.
c) Jumlah minimum tulangan, dikalikan
dengan rasio kekuatan beton terhadap
kekuatan baja. Jumlah ini diperlukan
untuk mencegah kemungkinan
kegagalan mendadak jika braket atau
korbel retak karena aksi lentur dan gaya
tarik ke luar.

==== 16.5.5.2 Luas total dari sengkang tertutup
atau sengkang pengikat yang sejajar
dengan tulangan tarik utama, Ah,
sedikitnya harus:
0,5  h sc n A  A  A
(16.5.5.2)

==== R16.5.5.2 Sengkang tertutup yang sejajar
dengan tulangan utama diperlukan untuk
mencegah kegagalan prematur tegangan
tarik diagonal dari korbel atau braket.
Distribusi Ah harus sesuai dengan 16.5.6.6.
Jumlah total tulangan yang diperlukan untuk
melintasi muka tumpuan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar R16.5.1b, adalah
jumlah dari Asc dan Ah.

==== 16.5.6 Pendetailan tulangan

==== 16.5.6.1 Selimut beton harus sesuai
dengan 20.6.1.3.

==== 16.5.6.2 Spasi minimum untuk tulangan
ulir harus sesuai dengan 25.2.

==== R16.5.6 Pendetailan tulangan

==== 16.5.6.3 Pada bagian depan muka suatu
braket atau korbel, tulangan tarik utama
harus diangkur dengan a), b), atau c):
a) Las ke suatu tulangan transversal
sedikitnya sama dengan ukuran yang
dirancang untuk mengembangkan fy
dari tulangan tarik utama
b) Pembengkokan tulangan tarik utama ke
belakang membentuk putaran
horizontal (horizontal loop)
c) Cara pengangkuran lain yang dapat
mengembangkan fy

==== R16.5.6.3 Untuk braket dan korbel dengan
ketinggian yang bervariasi (lihat Gambar

==== R16.5.1a), tegangan ketika ultimit pada
tulangan adalah hampir konstan pada kirakira
fy dari muka tumpuan ke titik beban. Ini
karena komponen horizontal dari strut tekan
beton yang miring disalurkan ke tulangan
utama di lokasi beban vertikal. Oleh karena
itu, tulangan harus sepenuhnya terangkur
pada ujung luarnya (lihat 16.5.6.3) dan di
dalam kolom pendukung (lihat 16.5.6.4),
sehingga mampu membentuk kekuatan
leleh yang ditentukan dari muka tumpuan ke
beban vertikal (lihat Gambar R16.5.6.3a).
Pengangkuran yang memenuhi syarat pada
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 300 dari 695

ujung luar dapat diperoleh dengan
membengkokkan tulangan utama dalam
lingkaran horizontal seperti yang ditentukan
dalam 16.5.6.3b, atau dengan mengelas
batang tulangan berdiameter yang sama
atau profil siku yang berukuran sesuai di
ujung tulangan utama. Detail las yang
digunakan di dalam uji korbel yang berhasil
dilaporkan dalam Mattock et al. (1976a)
ditunjukkan pada Gambar R16.5.6.3b. Lihat
ACI Committee 408 (1966).
Ujung kait pada bidang vertikal, dengan
bengkokan diameter minimum, tidak
sepenuhnya efektif karena akan ada daerah
beton yang tidak tertulangi di bawah titik
pembebanan untuk beban yang diterapkan
dekat dengan ujung braket atau korbel.
Untuk braket lebar (tegak lurus terhadap
bidang gambar) dan beban tidak diterapkan
dekat dengan ujung, batang tulangan
berbentuk U dalam bidang horizontal
memberikan kait ujung yang efektif.
Gambar R16.5.6.3a - Komponen struktur
yang sangat tergantung pada
pengangkuran di tumpuan dan di ujung
Kait standar
dengan sudut 90o
atau 180o (Lihat
Tabel 25.3.1)
Lihat Gambar

==== 16.5.6.3(b)
dh
P
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 301 dari 695

Gambar R16.5.6.3b – Detail las yang
digunakan dalam pengujian oleh
Mattock et al. (1976a)

==== 16.5.6.4 Tulangan tarik utama harus
disalurkan pada bagian muka tumpuan.

==== 16.5.6.5 Penyaluran tulangan tarik harus
memperhitungkan distribusi tegangan
pada tulangan yang tidak secara langsung
sebanding dengan momen lentur.

==== R16.5.6.5 Tegangan yang dihitung di
tulangan pada beban layan, fs, tidak
menurun secara linear sebanding dengan
penurunan momen dalam braket, korbel,
dan komponen struktur dengan ketinggian
yang bervariasi. Pertimbangan tambahan
diperlukan untuk penyaluran tulangan lentur
yang layak.

==== 16.5.6.6 Sengkang tertutup atau
sengkang pengikat harus diberi jarak
tertentu sehingga Ah terdistribusi secara
merata dalam (2/3)d diukur dari tulangan
tarik utama.

==== R16.5.6.6 Mengacu pada R16.5.5.2.
Tulangan utama
Angkur
db
las = db
tlas=
las= db
tlas=
2
db
2
db
4
3
4
3
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 302 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 17 – PENGANGKURAN KE BETON ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel