==== 14. PASAL 14 – BETON POLOS

==== 14.1 – Ruang lingkup

==== 14.1.1 Pasal ini menjelaskan desain
komponen-komponen beton polos, termasuk
a) dan b):
a) Komponen-komponen dalam struktur
gedung
b) Komponen-komponen dalam struktur nongedung
seperti busur (arches), struktur
utilitas bangunan bawah tanah, dinding
gravitasi, dan dinding pelindung.

==== R14.1 – Ruang lingkup

==== 14.1.2 Pasal ini tidak mencakup desain tiang
cor di tempat, dan pier yang tertanam di
tanah.

==== R14.1.2 Elemen struktural, seperti tiang
beton polos cor di tempat dan pier tertanam
dalam tanah, atau material lain yang cukup
kaku untuk memberikan kuat lateral untuk
menghindari tekuk, tidak dibahas dalam
standar ini. Elemen-elemen tersebut dibahas
dalam peraturan umum bangunan.

==== 14.1.3 Beton polos hanya diperbolehkan
pada kasus a) hingga d):
a) Komponen-komponen yang ditopang
secara menerus oleh tanah atau batang
struktural lainnya yang mampu
memberikan tumpuan vertikal menerus
b) Komponen-komponen dimana aksi busur
memberikan aksi tekan pada semua
kondisi beban
c) Dinding
d) Pedestal

==== R14.1.3 Karena kekuatan dan integritas
struktur untuk komponen struktur beton polos
hanya tergantung pada ukuran komponen,
kekuatan beton, dan properti beton lainnya,
penggunaan struktur beton polos dibatasi
pada komponen dengan kondisi berikut:
a) Komponen dalam kondisi tekan
b) Komponen yang dapat ditoleransi
terhadap retak yang acak tanpa merugikan
integritas struktur
c) Jika daktilitas bukan properti utama pada
desain
Kekuatan tarik beton bisa digunakan dalam
desain komponen struktur beton polos.
Kekuatan tarik karena kekangan dari rangkak,
susut, atau pengaruh temperatur harus
dipertimbangkan untuk mencegah retak yang
tak terkontrol atau kegagalan struktur. Untuk
konstruksi hunian berada dalam lingkup ACI
332, mengacu ke 1.4.5.

==== 14.1.4 Beton polos diperbolehkan untuk
struktur dengan Kategori Desain Seismik
(KDS) D, E, atau F, hanya untuk kasus a) dan
b):
a) Fondasi telapak menopang struktur beton
bertulang cor di tempat, atau dinding batu
bata, jika fondasi telapak diperkuat dengan
tulangan longitudinal sejumlah setidaknya
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 270 dari 695

dua tulangan. Tulangan setidaknya D13
dan mempunyai luas total tulangan kurang
dari 0,002 kali luas penampang bruto
fondasi telapak. Tulangan kontinu harus
dipasang di ujung dan pertemuan.
b) Elemen fondasi 1) hingga 3) untuk rumah
tinggal yang kurang dari tiga tingkat, dan
dibangun dengan dinding penumpu (stud
bearing wall):
1) Fondasi telapak yang menopang
dinding
2) Fondasi setempat yang menopang
kolom atau pedestal
3) Fondasi atau dinding basemen
(basement) dengan ketebalan tidak
kurang dari 190 mm dan menahan
tanah timbunan tidak seimbang tidak
lebih dari 1,2 m.

==== 14.1.5 Beton polos tidak boleh digunakan
untuk konstruksi kolom dan pile cap.

==== R14.1.5 Karena beton polos tidak memiliki
daktilitas yang cukup untuk konstruksi kolom,
dan karena retak acak pada beton tanpa
tulangan akan membahayakan integritas
struktur, standar ini tidak memperbolehkan
penggunaan beton polos untuk konstruksi
kolom. Namun memperbolehkan penggunaan
beton polos untuk konstruksi pedestal yang
dibatasi dengan rasio tinggi tak terkekang
terhadap dimensi lateral terkecil sebesar 3
atau kurang (mengacu pada 14.1.3(d) dan

==== 14.3.3).

==== 14.2 - Umum

==== 14.2.1 Material

==== 14.2.1.1 Desain properti beton harus sesuai
dengan Pasal 19.

==== 14.2.1.2 Jika dibutuhkan tulangan baja,
harus sesuai dengan Pasal 20.

==== 14.2.1.3 Material, desain, dan persyaratan
pendetailan untuk penanaman beton harus
sesuai dengan 20.7.

==== R14.2 - Umum

==== 14.2.2 Sambungan ke komponen lain

==== 14.2.2.1 Gaya tarik tidak boleh disalurkan
melalui ujung luar, joint konstruksi, joint
kontraksi, atau joint isolasi dari elemen
individu beton polos.

==== R14.2.2 Sambungan ke komponen lain
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 271 dari 695


==== 14.2.2.2 Dinding harus ditahan terhadap
translasi lateral.

==== R14.2.2.2 Pengaturan untuk dinding beton
polos hanya bisa diterapkan pada dinding
dengan penahan lateral sedemikian rupa
untuk mencegah perpindahan lateral (lateral
displacement) pada bagian atas dan bawah
elemen individual dinding. Standar ini tidak
mencakup dinding tanpa pendukung
horizontal untuk mencegah perpindahan
lateral pada bagian atas dan bawah elemen
individual dinding. Dinding tanpa penahan
lateral harus didesain sebagai komponen
struktur beton bertulang yang sesuai dengan
standar ini.

==== 14.2.3 Pracetak R14.2.3 Pracetak – Komponen struktur
pracetak beton polos mempunyai semua
batasan dan ketentuan yang sama dengan
beton cor di tempat yang dibahas pada pasal
ini.
Pendekatan untuk joint kontraksi atau isolasi
berbeda dengan beton cor di tempat karena
bagian terbesar susut pada komponen
pracetak terjadi sebelum ereksi. Untuk
menjamin stabilitas, komponen pracetak
harus dihubungkan dengan komponen
lainnya. Sambungan tidak boleh mentransfer
tarik.

==== 14.2.3.1 Desain komponen pracetak harus
mencakup semua kondisi pembebanan dari
tahap awal fabrikasi hingga struktur selesai,
termasuk pembukaan cetakan, penyimpanan,
transportasi, dan ereksi.

==== 14.2.3.2 Komponen pracetak harus
dihubungkan untuk mentransfer gaya lateral
ke dalam sistem struktur yang mampu
menahan gaya-gaya tersebut.

==== 14.3 - Batasan desain

==== 14.3.1 Dinding penumpu

==== 14.3.1.1 Tebal minimum dinding penumpu
harus sesuai dengan Tabel 14.3.1.1.
Tabel 14.3.3.1 – Tebal minimum dinding
penumpu
Tipe
dinding
Tebal minimum
Umum
Terbesar
dari:
140 mm
1/24 yang terkecil dari
panjang dan tinggi tak
tertumpu
Basemen
eksterior
190 mm

==== R14.3 - Batasan desain

==== R14.3.1 Dinding penumpu – Dinding beton
polos umumnya digunakan untuk konstruksi
dinding basemen gedung hunian dan gedung
komersial ringan pada daerah dengan gaya
seismik kecil atau tidak ada sama sekali.
Meskipun standar ini tidak menetapkan
batasan tinggi maksimum untuk dinding beton
polos, namun penggunaan beton polos untuk
struktur yang sifatnya minor tidak boleh di
ekstrapolasi untuk struktur dengan banyak
lantai dan struktur yang bersifat masif dimana
perbedaan penurunan tanah, angin, gempa,
atau beban tak terduga lainnya akan
membutuhkan dinding yang mempunyai
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 272 dari 695

Fondasi 190 mm daktilitas dan kemampuan untuk
mempertahankan integritas struktur saat
retak. Untuk kondisi tersebut, Komite ACI 318
merekomendasikan penggunaan dinding
yang didesain sesuai Pasal 11.

==== 14.3.2 Fondasi telapak

==== 14.3.2.1 Ketebalan fondasi telapak
sekurang-kurangnya 200 mm.

==== R14.3.2 Fondasi telapak

==== R14.3.2.1 Ketebalan fondasi telapak
dengan beton polos dengan proporsi normal
secara umum dikontrol oleh kekuatan lentur
(tulangan tarik terjauh tidak lebih dari
'
c
f 0,42λ φ ) daripada kekuatan geser
(mengacu R14.5.5.1). Untuk fondasi telapak
yang di cor terhadap tanah, ketebalan ratarata
h digunakan untuk perhitungan kekuatan
dijelaskan pada 14.5.1.7.

==== 14.3.2.2 Luas dasar fondasi telapak harus
ditentukan dari gaya dan momen tak terfaktor
yang disalurkan oleh fondasi ke tanah dan
tekanan izin tanah yang dipilih berdasarkan
prinsip-prinsip mekanika tanah.

==== 14.3.3 Pedestal R14.3.3 Pedestal

==== 14.3.3.1 Rasio tinggi tak tertumpu terhadap
dimensi lateral terkecil rata-rata tidak boleh
melebihi 3.

==== R14.3.3.1 Batasan tinggi-ketebalan untuk
beton polos pedestal tidak bisa diterapkan
untuk bagian pedestal yang tertanam di tanah
yang memberikan kekangan lateral terhadap
pedestal.

==== 14.3.4 Joint kontraksi dan isolasi

==== 14.3.4.1 Joint kontraksi atau joint isolasi
harus disediakan untuk membagi komponenkomponen
struktur beton polos menjadi
elemen-elemen lentur diskontinu. Ukuran
masing-masing elemen harus dipilih dengan
tujuan membatasi tegangan yang disebabkan
oleh pembatasan gerakan dari pengaruh
rangkak, susut, dan suhu.

==== R14.3.4 Joint kontraksi dan isolasi

==== R14.3.4.1 Joint pada konstruksi beton polos
adalah penting dalam pertimbangan desain.
Dalam struktur beton bertulang, tulangan
berfungsi untuk menahan tegangan karena
kekangan dari rangkak, susut, atau efek suhu.
Pada beton polos, joint merupakan satusatunya
yang berfungsi mengontrol dan
mengembalikan tegangan tarik yang
berkembang. Beton polos harus cukup kecil,
atau terbagi menjadi elemen yang lebih kecil
oleh joint untuk mengontrol tegangan internal.
Joint bisa dalam bentuk joint kontraksi atau
joint isolasi. Umumnya, memerlukan minimal
reduksi sebesar 25 persen dari ketebalan
komponen agar joint kontraksi menjadi efektif.
Joint harus diatur sedemikian rupa agar tidak
ada gaya tarik aksial atau lentur terbentuk
pada joint setelah terjadi retak, kondisi ini
disebut diskontinuitas lentur. Dimana retak
acak umumnya yang terjadi karena rangkak,
susut, dan efek suhu tidak akan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 273 dari 695

mempengaruhi integritas struktur, sementara
yang lain diperbolehkan (retak transversal
pada dinding fondasi telapak menerus), untuk
kondisi ini kontraksi transversal atau joint
isolasi tidak diperlukan.

==== 14.3.4.2 Jumlah dan lokasi joint kontraksi
atau joint isolasi ditentukan dengan
pertimbangan a) hingga f):
a) Pengaruh kondisi iklim
b) Pemilihan dan proporsi material
c) Campuran, pengecoran, dan curing beton
d) Derajat pengekangan pergerakan
e) Tegangan akibat beban pada komponen
f) Teknik konstruksi

==== 14.4 - Kekuatan perlu

==== 14.4.1 Umum

==== R14.4 - Kekuatan perlu

==== R14.4.1 Umum

==== 14.4.1.1 Kekuatan perlu harus dihitung
sesuai dengan kombinasi beban terfaktor
dalam Pasal 5.

==== R14.4.1.1 Komponen struktur beton polos
diproporsikan menggunakan beban dan gaya
terfaktor agar mencapai kekuatan yang
cukup. Jika beban melebihi kapasitas
kekuatan, maka dimensi komponen struktur
harus diperbesar atau kekuatan material
harus ditingkatkan, atau keduanya, atau
komponen struktur dirubah menjadi beton
bertulang sesuai dengan standar ini.
Bertambahnya penampang bisa saja
merugikan, tegangan oleh beban mungkin
saja berkurang namun tegangan karena
pengaruh rangkak, susut, dan suhu mungkin
bertambah.

==== 14.4.1.2 Kekuatan perlu harus dihitung
sesuai dengan prosedur analisis dalam Pasal
6.

==== 14.4.1.3 Tidak diperkenankan
mengasumsikan adanya kontinuitas lentur
akibat tarik di antara dua komponen struktur
beton polos yang bersebelahan.

==== 14.4.2 Dinding

==== 14.4.2.1 Dinding harus didesain dengan
eksentrisitas akibat momen maksimum
bersama beban aksial tapi tidak kurang dari
0,1h, dimana h adalah ketebalan dinding.

==== 14.4.3 Fondasi telapak

==== 14.4.3.1 Umum
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 274 dari 695


==== 14.4.3.1.1 Untuk fondasi telapak yang
menopang kolom beton bundar, poligon
beraturan, atau pedestal, diperbolehkan
menganggap luas penampang persegi
ekuivalen sebagai asumsi untuk menentukan
penampang kritis.

==== 14.4.3.2 Momen terfaktor

==== 14.4.3.2.1 Lokasi penampang kritis untuk Mu
harus sesuai Tabel 14.4.3.2.1.
Tabel 14.4.3.2.1 – Lokasi penampang
kritis untuk Mu
Komponen struktur
tertumpu
Lokasi penampang kritis
Kolom atau pedestal Muka kolom atau pedestal
Kolom dengan base
plate baja
Pertengahan antara muka
kolom dan tepi base plate
baja
Dinding beton Muka dinding
Dinding bata
Pertengahan antara pusat
dan muka dinding bata

==== 14.4.3.3 Geser satu arah terfaktor

==== 14.4.3.3.1 Untuk geser satu arah terfaktor,
lokasi penampang kritis harus diambil sejauh
h dari a) dan b), dimana h adalah ketebalan
fondasi telapak.
a) Lokasi sesuai Tabel 14.4.3.2.1
b) Muka beban terpusat atau muka
perletakan

==== 14.4.3.3.2 Penampang antara a) atau b)
sesuai 14.4.3.3.1 dan penampang kritis untuk
geser dapat didesain untuk menahan Vu.

==== 14.4.3.4 Geser dua arah terfaktor R14.4.3.4 Geser dua arah terfaktor

==== 14.4.3.4.1 Untuk geser dua arah, lokasi
penampang kritis harus diambil sedemikian
rupa sehingga nilai keliling bo adalah minimum
tetapi tidak lebih dekat daripada h/2 dengan
mengacu pada poin a) hingga c):
a) Lokasi sesuai Tabel 14.4.3.2.1
b) Muka beban terpusat atau muka
perletakan
c) Perubahan pada ketebalan fondasi
telapak

==== R14.4.3.4.1 Penampang kritis pada pasal ini
sama dengan elemen beton bertulang yang
didefinisikan pada 22.6.4.1, kecuali
penampang kritis untuk beton polos tidak
berbasis pada d, melainkan h.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 275 dari 695


==== 14.4.3.4.2 Untuk kolom persegi atau persegi
panjang, beban terpusat atau daerah
perletakan, penampang kritis untuk geser dua
arah dapat dihitung dengan mengasumsikan
sisi lurus.

==== 14.5 - Kekuatan desain

==== 14.5.1 Umum

==== 14.5.1.1 Untuk setiap kombinasi beban
terfaktor yang diterapkan, kekuatan desain
pada tiap penampang harus memenuhi
U Sn  φ , termasuk dalam a) hingga d).
Interaksi antara efek beban harus
diperhitungkan:
a) u n M M  φ
b) u n P P  φ
c) u n V V  φ
d) φBn  Bu

==== R14.5 - Kekuatan desain

==== R14.5.1 Umum

==== R14.5.1.1 Mengacu pada R9.5.1.1.

==== 14.5.1.2 Nilai ϕ harus ditentukan sesuai
21.2.

==== R14.5.1.2 Faktor reduksi kekuatan ϕ untuk
beton polos nilainya sama untuk segala
kondisi. Karena kekuatan geser dan kekuatan
tarik lentur untuk beton polos tergantung dari
karakteristik kekuatan tarik beton, tanpa
kekuatan cadangan maupun daktilitas karena
tidak adanya tulangan, diperbolehkan
menggunakan nilai faktor reduksi kekuatan
yang sama untuk bending dan geser.

==== 14.5.1.3 Kekuatan tarik beton dapat
dipertimbangkan dalam desain.

==== R14.5.1.3 Tarik lentur diperhitungkan untuk
desain komponen struktur beton polos yang
menerima beban, jika tegangan karena beban
tidak melebihi tegangan izin, dan adanya joint
konstruksi, joint konstraksi, joint isolasi untuk
melepaskan tegangan tarik resultan akibat
kekangan pengaruh rangkak, susut dan suhu.

==== 14.5.1.4 Perhitungan kekuatan lentur dan
aksial harus didasarkan pada hubungan
tegangan-regangan linear baik dalam kondisi
tarik dan tekan.

==== 14.5.1.5 Nilai  untuk beton ringan sesuai
19.2.4.

==== 14.5.1.6 Kekuatan tulangan baja harus
diabaikan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 276 dari 695


==== 14.5.1.7 Ketika menghitung komponen
kekuatan dalam lentur, kombinasi lentur dan
beban aksial, atau geser, seluruh penampang
harus dipertimbangkan dalam desain, kecuali
untuk beton yang dicor langsung di tanah
dimana tebal keseluruhan h harus dikurangi
50 mm dari ketebalan yang telah disyaratkan.

==== R14.5.1.7 Tujuan mereduksi ketebalan ratarata
h untuk beton yang dicor di tanah adalah
untuk mengantisipasi ketidakrataan
penggalian dan pengaruh beton yang
terkontaminasi tanah.

==== 14.5.1.8 Kecuali ditunjukkan oleh analisis,
panjang dinding horizontal yang dianggap
efektif untuk menahan setiap beban terpusat
vertikal harus tidak boleh melebihi jarak pusat
ke pusat di antara beban-beban atau lebar
tumpuan ditambah empat kali ketebalan
dinding.

==== 14.5.2 Lentur R14.5.2 Lentur

==== 14.5.2.1 Nilai Mn harus diambil yang terkecil
dari Pers. (14.5.2.1a) yang dihitung pada
muka tarik dan Pers. (14.5.2.1b) yang dihitung
pada muka tekan:
Mn  0,42λ fc 'Sm (14.5.2.1a)
Mn  0,85 fc 'Sm (14.5.2.1b)
dimana Sm adalah modulus elastisitas
penampang.

==== R14.5.2.1 Pers. (14.5.2.1b) berlaku sebagai
kontrol terhadap penampang nonsimetris.

==== 14.5.3 Tekan aksial R14.5.3 Tekan aksial

==== 14.5.3.1 Nilai 𝑷𝒏 dihitung dengan:
2
0,60 ' 1
32
c
n c g P f A
h
   
    
   
(14.5.3.1)

==== R14.5.3.1 Pers. (14.5.3.1) menjelaskan
lingkup kondisi ujung elemen beton polos
yang terkekang. Faktor panjang efektif
diabaikan sebagai pengubah jarak vertikal
antara tumpuan ℓc, persamaan ini aman untuk
dinding dengan asumsi tumpuan pin yang
berfungsi sebagai perkuatan karena
menerima translasi lateral seperti yang
tercantum pada 14.2.2.2.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 277 dari 695


==== 14.5.4 Lentur dan tekan aksial

==== 14.5.4.1 Kecuali diizinkan oleh 14.5.4.2,
dimensi komponen harus diproporsikan
sesuai Tabel 14.5.4.1, dimana Mn dihitung
sesuai 14.5.2.1(b) dan Pn dihitung sesuai

==== 14.5.3.1.
Tabel 14.5.4.1 – Kombinasi lentur dan
tekan aksial
Lokasi Persamaan interaksi
Muka tarik 0,42λ fc '
Ag
Pu
S
Mu
m
  φ (a)
Muka tekan   1,0
n
u
n
u
P
P
M
M
φ φ
(b)

==== R14.5.4 Lentur dan tekan aksial

==== 14.5.4.2 Untuk desain dinding pada
penampang solid persegi panjang dimana
6
h
Mu Pu , Mu boleh diabaikan. Pn dihitung
dengan persamaan berikut:
 
2
32
0,45 1
h
f ' c
Pn c Αg
 (14.5.4.2)

==== R14.5.4.2 Jika resultan beban berada di
tengah sepertiga ketebalan dinding, dinding
beton polos didesain menggunakan
penyederhanaan Pers. (14.5.4.2). Beban
eksentris dan gaya lateral digunakan untuk
menentukan eksentrisitas total dari gaya
aksial terfaktor (Pu). Persamaan (14.5.4.2)
menjelaskan cakupan kondisi ujung yang
terkekang pada desain dinding. Batasan pada

==== 14.2.2.2, 14.3.3.1, dan 14.5.1.8 berlaku
apabila dinding proporsional dengan 14.5.4.1
atau 14.5.4.2.

==== 14.5.5 Geser

==== 14.5.5.1 Nilai Vn harus dihitung sesuai Tabel

==== 14.5.5.1.
Tabel 14.5.5.1 – Kekuatan geser nominal
Aksi
geser
Kekuatan geser nominal Vn
Satu
arah 0,11λ fc'bwh) (a)
Dua
arah
Terkecil
dari:
   fc'b h
o
0,11λ
2
1
1
(b)
2(0,11λ f 'b h) c o (c)
(1) β adalah rasio sisi panjang terhadap sisi pendek dari beban
terpusat atau daerah perletakan.

==== R14.5.5 Geser

==== R14.5.5.1 Proporsi komponen struktur beton
polos umumnya tidak dikontrol oleh kekuatan
geser, tetapi oleh kekuatan tarik. Kekuatan
geser (sebagai pengganti tegangan tarik
utama) jarang akan mengontrol. Namun, sulit
untuk memperkirakan semua kondisi dimana
geser perlu diinvestigasi, seperti pengunci
geser (shear key). Komite ACI 318 bertugas
untuk menginvestigasi kondisi seperti ini.
Kebutuhan geser untuk beton polos berawal
dari asumsi penampang tak retak. Runtuh
geser pada beton polos akan menjadi runtuh
tarik diagonal yang terjadi ketika nilai
tegangan tarik utama di dekat sumbu
sentroidal sama dengan kekuatan tarik beton.
Karena sebagian besar tegangan tarik utama
berasal dari geser, standar ini berfungsi untuk
mengantisipasi runtuh tarik dengan
membatasi geser yang diizinkan pada sumbu
sentroidal, yang dihitung dari persamaan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 278 dari 695

berikut untuk penampang dengan material
homogen:
v VQ/ Ib
v dan V adalah tegangan geser dan gaya
geser pada penampang; Q adalah momen
statis pada daerah di atas atau di bawah
sentroid penampang bruto pada sumbu
sentroidal; I adalah momen inersia
penampang kotor; dan b adalah lebar bagian
penampang dimana tegangan geser dihitung.

==== 14.5.6 Tumpu (bearing)

==== 14.5.6.1 Nilai Bn harus dihitung sesuai Tabel

==== 14.5.6.1.
Tabel 14.5.6.1 – Kekuatan tumpu nominal
Kondisi
geometri
relatif
Bn
Muka
tumpuan
lebih lebar
dari pada
semua sisi
luas yang
terbebani
Terkecil
dari:
Α2 / Α1(0,85 fc ' Α1) (a)
2(0,85 fc ' Α1) (b)
Lainnya 0,85 fc ' Α1 (c)

==== 14.6 - Pendetailan tulangan

==== 14.6.1 Sedikitnya dua tulangan D16 harus
disediakan pada semua bukaan jendela dan
pintu. Tulangan tersebut harus diteruskan
sekurang-kurangnya 600 mm melewati sudutsudut
bukaan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 279 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 15 – JOINT BALOK-KOLOM DAN PELAT-KOLOM ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel