==== 12.5 - Kekuatan desain

==== 12.5.1 Umum

==== 12.5.1.1 Untuk setiap kombinasi beban
terfaktor yang bekerja, kekuatan desain
diafragma dan sambungannya harus
memenuhi ϕSn ≥ U. Pengaruh interaksi
antara beban harus diperhitungkan.

==== R12.5 - Kekuatan desain

==== 12.5.1 Umum

==== R12.5.1.1 Gaya-gaya desain umumnya
mencakup momen sebidang dengan
atau tanpa gaya aksial, geser sebidang,
dan gaya aksial tekan dan tarik pada
kolektor dan elemen lainnya yang
berperilaku sebagai batang tekan (strut)
atau tarik (ties). Beberapa konfigurasi
diafragma dapat menghasilkan
tambahan jenis pada gaya desain.
Sebagai contoh, diafragma vertikal
berjenjang yang dimensinya berubah
dapat menghasilkan lentur tak sebidang,
torsi, atau keduanya. Diafragma perlu
didesain untuk gaya-gaya tersebut, di
mana gaya-gaya tersebut bilamana
gaya-gaya tersebut terjadi pada elemenelemn
yang merupakan bagian dari
lintasan beban.
Kekuatan nominal yang dijelaskan pada
Pasal 22 untuk diafragma yang
diidealisasi sebagai balok atau elemen
solid yang menahan momen sebidang,
gaya aksial, dan geser, dan pada Pasal
23, untuk diafragma atau segmen
diafragma yang diidealisasi sebagai
sistem strut-and-tie. Kolektor dan strut di
sekitar bukaan (opening) dapat didesain
sebagai elemen tekan yang dibebani
gaya aksial menggunakan ketentuan
10.5.2 dengan faktor reduksi kekuatan
untuk komponen struktur terkontrol-tekan
pada 21.2.2. Untuk tegangan aksial pada
komponen struktur tersebut, kekuatan
tarik nominal adalah Asfy, dengan faktor
reduksi kekuatan sebesar 0,90 seperti
disyaratkan untuk komponen struktur
terkontrol-tarik pada 21.2.2.
Diafragma didesain dengan kombinasi
pembebanan pada 5.3. Bilamana
diafragma atau bagian diafragma dikenai
pengaruh beban majemuk, pengaruh
interaksi beban juga perlu
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 248 dari 695

dipertimbangkan. Contoh umum adalah
bila kolektor merupakan balok atau pelat
yang juga menahan beban gravitasi,
dimana elemen tersebut didesain untuk
kombinasi gaya aksial dan momen.
Contoh lainnya adalah bila sambungan
dikenai gaya tarik dan geser serentak.

==== 12.5.1.2 Nilai ϕ harus ditentukan sesuai
21.2.

==== 12.5.1.3 Kekuatan desain harus sesuai
dengan a), b), c), atau d):
a) Untuk diafragma yang diidealisasi
sebagai balok yang ketebalannya
sama dengan ketebalan diafragma
penuh, dengan momen ditahan oleh
tulangan batas yang terkonsentrasi
pada tepi diafragma, desain kekuatan
harus sesuai dengan 12.5.2 hingga

==== 12.5.4.
b) Untuk diafragma atau segmen
diafragma yang dimodelkan sebagai
sistem strut-and-tie, kekuatan desain
harus sesuai dengan 23.3
c) Untuk diafragma yang diidealisasi
dengan model elemen hingga,
kekuatan desain harus sesuai dengan
Pasal 22. Distribusi geser yang tidak
merata harus diperhitungkan dalam
desain geser. Kolektor dalam desain
tersebut harus disediakan untuk
mentransfer geser diafragma ke
elemen vertikal dari sistem pemikul
gaya lateral.
d) Untuk diafragma yang didesain
dengan metode alternatif, metode
tersebut harus memenuhi semua
persyaratan keseimbangan dan harus
memiliki kekuatan desain paling
sedikit sama dengan kekuatan perlu
untuk semua elemen pada lintasan
bebannya.

==== R12.5.1.3 Perbedaan persyaratan
kekuatan desain diterapkan tergantung
pada bagaimana lintasan beban
diafragma yang diidealisasi.
Pasal 12.5.1.3a) menjelaskan
persyaratan untuk kasus umum bila
diafragma diidealisasi sebagai balok
yang membentang di antara tumpuan
dan menahan gaya pada bidangnya,
dengan tulangan kord pada tepinya untuk
menahan momen sebidang dan gaya
aksial. Jika diafragma didesain menurut
model ini, maka diasumsikan aliran gaya
geser merata setinggi diafragma. Tinggi
diafragma mengacu pada dimensi yang
diukur pada arah gaya lateral dalam
bidang diafragma (lihat Gambar

==== R12.4.2.3a). Jika elemen vertikal pada
sistem pemikul gaya lateral tidak
menerus setinggi diafragma, maka
kolektor diperlukan untuk mentransfer
aksi geser yang bekerja di sepanjang
bagian sisa tinggi diafragma ke elemen
vertikal. Pasal 12.5.2 hingga 12.5.4
adalah didasarkan pada model ini.
Pendekatan desain ini dapat diterima
bahkan jika beberapa momen ditahan
oleh pratekanan seperti dibahas pada

==== 12.5.1.4.

==== 12.5.1.3b) hingga d) mengizinkan
metode alternatif untuk desain diafragma.
Jika diafragma didesain untuk menahan
momen melalui kord yang terdistribusi,
atau jika diafragma didesain sesuai
medan tegangan yang ditentukan dari
analisis elemen hingga, maka aliran gaya
geser tak seragam harus diperhitungkan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 249 dari 695


==== 12.5.1.4 Penggunaan tegangan
pratekanan dari tulangan prategang
diizinkan untuk menahan gaya
diafragma.

==== R12.5.1.4 Dalam kasus tipikal pada
pelat lantai prategang, gaya prategang
minimum diperlukan untuk menahan
kombinasi beban terfaktor 1,2D + 1,6L, di
mana L boleh direduksi seperti yang
diizinkan pada peraturan umum
bangunan. Untuk desain beban angin
dan gempa, beban gravitasi yang dipikul
oleh prategang direduksi karena
pengaruh kombinasi pembenanan 1,2D +
f1L + (W atau E), di mana f1 adalah 1,0
atau 0,5 tergantung pada sifat L. Oleh
karena itu, hanya sebagian dari gaya
prategang efektif yang diperlukan untuk
menahan beban gravitasi tereduksi
tersebut. Sisa gaya prategang efektif
dapat digunakan untuk menahan momen
diafragma sebidang. Jika ada momen
tambahan maka akan ditahan oleh
tulangan tambahan.

==== 12.5.1.5 Bila tidak diberi gaya
prategang, tulangan prategang terlekat
didesain untuk menahan gaya kolektor,
geser diafragma atau gaya tarik akibat
momen sebidang, nilai tegangan baja
yang digunakan untuk menghitung
tahanan tidak boleh melebihi yang
terkecil dari kekuatan leleh yang
disyaratkan dan 420 MPa.

==== R12.5.1.5 Tulangan prategang terlekat
yang tidak ditegangkan, baik kawat
strand atau batang baja, terkadang
digunakan untuk menahan gaya
diafragma desain. Batasan yang
diberikan dengan asumsi kekuatan leleh
adalah untuk mengontrol lebar retak dan
bukaan joint. Standar ini tidak mencakup
ketentuan untuk penyaluran tulangan
prategang terlekat yang tidak
ditegangkan. Batasan tegangan untuk
ketentuan tulangan lainnya dijelaskan
pada Pasal 20.

==== 12.5.2 Momen dan gaya aksial

==== 12.5.2.1 Desain diafragma
diperkenankan untuk menahan momen
sebidang dan gaya aksial sesuai 22.3
dan 22.4.

==== R12.5.2 Momen dan gaya aksial

==== R12.5.2.1 Bagian ini mengizinkan
desain momen dan gaya aksial sesuai
dengan asumsi umum pada 22.3 dan
22.4, termasuk asumsi bahwa regangan
bervariasi secara linear sepanjang tinggi
diafragma. Pada umumnya, desain
momen dan gaya aksial dapat diperoleh
dengan menggunakan perkiraan kopel
tarik-tekan dengan faktor reduksi
kekuatan sama dengan 0,90.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 250 dari 695


==== 12.5.2.2 Diizinkan untuk menahan tarik
akibat momen yang disebabkan oleh a),
b), c) atau d), atau kombinasinya.
a) Tulangan ulir sesuai dengan 20.2.1
b) Strand atau batang sesuai dengan
20.3.1 baik prategang maupun
nonprategang.
c) Sambungan mekanis yang melintasi
joint antar elemen pracetak
d) Pratekanan dari tulangan prategang

==== R12.5.2.2 Tulangan prategang terlekat
yang digunakan untuk menahan momen
sebidang dan gaya aksial dapat berupa
tulangan prategang atau nonprategang.
Konektor mekanis yang melintasi joint di
antara elemen beton pracetak diberikan
untuk mencapai sebuah lintasan beban
yang menerus pada tulangan yang
tertanam pada elemen tersebut. Fungsi
pratekanan pada tulangan prategang
dijelaskan pada R12.5.1.4.

==== 12.5.2.3 Tulangan nonprategang dan
sambungan mekanis yang menahan tarik
akibat momen harus diletakkan sejauh
h/4 dari tepi diafragma yang mengalami
tarik, dimana h adalah tinggi diafragma
yang diukur pada bidang diafragma di
lokasi tersebut. Ketika tinggi diafragma
berubah sepanjang bentang, maka
diijinkan untuk meneruskan tulangan ke
segmen diafragma yang berdekatan
yang tidak berada dalam batasan h/4.

==== R12.5.2.3 Gambar R12.5.2.3
menunjukkan lokasi yang diizinkan untuk
pemasangan tulangan nonprategang
yang menahan tarik akibat momen dan
gaya aksial. Bilamana tinggi diafragma
berubah di sepanjang bentang, tulangan
tarik dipasang pada bagian yang
berdekatan meskipun tulangan berada
diluar batas h/4. Pada kasus tersebut,
model strut-and-tie atau analisis elastik
tegangan bidang (plane stress) dapat
digunakan untuk menentukan
perpanjangan batang tulangan dan
persyaratan tulangan lainnya untuk
memberikan kontinuitas di bagian tinggi
diafragma yang berubah. Pembatasan
pada lokasi tulangan nonprategang dan
sambungan mekanis dimaksudkan untuk
mengontrol retak dan bukaan joint
berlebih yang dapat terjadi didekat tepi
jika tulangan atau sambungan mekanis
didistribusikan di seluruh tinggi
diafragma. Konsentrasi tulangan lentur
tarik didekat tepi diafragma juga
menghasilkan aliran gaya geser yang
seragam di seluruh tinggi diafragma.
Tidak ada batasan untuk penempatan
tulangan prategang yang dipasang untuk
menahan momen melalui pratekanan.
Pratekanan mempengaruhi penentuan
momen yang mampu ditahan oleh
tulangan prategang, di mana sisa momen
yang ditahan oleh tulangan atau konektor
mekanis yang ditempatkan sesuai

==== 12.5.2.3.
Standar ini tidak mensyaratkan elemen
batas diafragma yang menahan gaya
lentur tekan desain didetailkan seperti
kolom. Akan tetapi, bila elemen batas
yang menahan gaya tekan yang besar
dibandingkan dengan kekuatan
aksialnya, atau didesain sebagai strut
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 251 dari 695

yang berdekatan dengan tepi atau
bukaan, pendetailan tulangan dengan
tulangan transversal yang sama dengan
sengkang pengekang (hoops) pada
kolom harus dipertimbangkan.

Gambar R12.5.2.3 – Lokasi tulangan
nonprategang yang menahan tarik
akibat momen dan gaya aksial
menurut 12.5.2.3.

==== 12.5.2.4 Sambungan mekanis
penghubung joint antara elemen
pracetak harus didesain untuk menahan
gaya tarik perlu akibat bukaan joint yang
diantisipasi.

==== R12.5.2.4 Pada diafragma pracetak
tanpa lapisan penutup yang menahan
gaya sebidang dengan respons linear,
besar bukaan joint (kira-kira 2,5 mm atau
kurang) harus diantisipasi. Bukaan joint
yang besar dapat terjadi akibat gerakan
gempa yang melebihi level desain.
Sambungan mekanis harus mampu
mempertahankan kekuatan desain
terhadap bukaan joint yang diantisipasi.

==== 12.5.3 Geser

==== 12.5.3.1 Bagian ini harus digunakan
sebagai persyaratan kekuatan geser
sebidang.

==== R12.5.3 Geser

==== R12.5.3.1 Ketentuan ini
mengasumsikan bahwa aliran gaya
geser diafragma diperkirakan seragam
diseluruh tinggi diafragma, seperti pada
kasus desain sesuai 12.5.1.3a). Bila
digunakan pendekatan alternatif, variasi
lokal pada geser sebidang diseluruh
tinggi diafragma harus dipertimbangkan.

==== 12.5.3.2 Nilai ϕ harus diambil sebesar
0,75, kecuali nilai yang lebih kecil
disyaratkan pada 21.2.4.

==== R12.5.3.2 Faktor reduksi kekuatan yang
lebih rendah mungkin diperlukan untuk
Kategori Desain Seismik D, E, atau F,
atau bilamana digunakan sistem khusus
untuk pemikul gaya gempa.

==== 12.5.3.3 Untuk diafragma yang secara
keseluruhan dicor di tempat, maka nilai
Vn harus diitung sesuai dengan Pers.

==== 12.5.3.3.

==== R12.5.3.3 Ketentuan ini diadaptasi dari
ketentuan desain pemikul gaya gempa
pada 18.12.9. Istilah Acv mengacu pada
luasan penampang balok tinggi effektif
yang membentuk diafragma.
h2
h2/4 h1/4
h2/4
h1/4
Beban lateral
Batas diafragma
Zona pembesian
h1
Tulangan untuk bentang
dipasang pada h1/4
2 1
Elemen vertikal
Denah
Tulangan boleh diteruskan
diluar daerah arsiran.
Tulangan lainnya yang
diperlukan untuk transfer gaya
tidak ditampilkan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 252 dari 695

0,17 '  n cv c t y V  A  f  f (12.5.3.3)
Dimana Acv adalah luasan bruto beton
yang dibatasi oleh ketebalan badan dan
tinggi diafragma dikurangi dengan luasan
bukaan bila ada; nilai ' c f untuk
menghitung Vn tidak boleh melebihi 8,3
MPa; dan ρt merupakan rasio tulangan
yang terdistribusi dengan arah sejajar
dengan geser sebidang.

==== 12.5.3.4 Untuk diafragma yang
seluruhnya dicor di tempat, dimensi
penampang harus ditpilih memenuhi
Pers. (12.5.3.4).
0, 66 ' u cv c V A f  (12.5.3.4)
Dimana nilai ' c f yang digunakan untuk
menghitung Vn tidak boleh melebihi 8,3
MPa.

==== 12.5.3.5 Untuk diafragma yang
merupakan lapisan penutup beton dicor
di tempat di atas elemen pracetak harus
memenuhi persyaratan a) dan b):
a) Vn harus dihitung sesuai dengan Pers.
(12.5.3.3) dan dimensi penampang
harus dipilih untuk memenuhi Pers.
(12.5.3.4). Acv harus dihitung dengan
menggunakan ketebalan lapisan
penutup untuk lapisan penutup pada
pelat diafragma nonkomposit dan
gabungan antara tebal lapisan
penutup cor di tempat dan tebal
elemen pracetak untuk pelat
diafragma komposit. Untuk penutup
pelat diafragma komposit, nilai dari
' c f pada Pers. (12.5.3.3) dan
(12.5.3.4) harus diambil tidak boleh
melebihi yang terkecil antara ' c f
elemen pracetak dan ' c f lapisan
penutup pelat.
b) Vn tidak boleh melebihi nilai geser friksi
yang dihitung dengan ketentuan
dalam 22.9 yang menyertakan
ketebalan lapisan penutup pelat di

==== R12.5.3.5 Untuk diafragma dengan
lapisan penutup pelat cor di tempat di
atas elemen pracetak, tebal efektif dalam

==== 12.5.3.5a) direduksi menjadi tebal
lapisan penutup jika lapisan penutup
tersebut adalah tidak komposit dengan
elemen pracetak. Lapisan penutup
cenderung mengalami retak di atas dan
sepanjang joint di antara elemen
pracetak. Oleh karena itu, 12.5.3.5b)
membatasi kekuatan geser untuk
kekuatan geser friksi pada lapisan
penutup di atas sambungan antar elemen
pracetak.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 253 dari 695

atas joint antara elemen pracetak
nonkomposit dan lapisan penutup
pelat diafragma komposit serta
tulangan yang melalui sambungan
antar elemen pracetak.

==== 12.5.3.6 Untuk diafragma yang
dihubungkan dengan elemen pracetak
tanpa adanya lapisan penutup beton, dan
untuk diafragma yang merupakan
elemen pracetak dengan tepian yang
dibentuk dengan lapisan penutup pelat
bton cor di tempat atau balok tepi, maka
desain geser harus memenuhi
persyaratan a), b) atau keduanya.
a) Kekuatan nominal dari joint yang
digrout tidak boleh melebihi 0,55 MPa.
Tulangan harus didesain untuk
menahan gaya geser melalui geser
friksi sesuai dengan 22.9. Tulangan
geser friksi harus ditambahkan ke
tulangan yang didesain menahan tarik
akibat momen dan gaya aksial.
b) Sambungan mekanis menyilang joint
antar elemen pracetak harus didesain
untuk menahan geser yang diperlukan
untuk mengantisipasi bukaan joint.

==== R12.5.3.6 Standar ini tidak membahas
ketentuan diafragma tanpa lapisan
penutup untuk bangunan yang termasuk
dalam Kategori Desain Seismik D, E, dan
F. Geser pada diafragma penutup dapat
ditahan melalui penggunaan tulangan
geser friksi pada joint tergrouting (FEMA
P751). Tulangan geser friksi disyaratkan
sebagai tambahan pada tulangan yang
diperlukan dalam desain untuk menahan
gaya tarik lainnya pada diafragma,
seperti akibat momen dan gaya aksial,
atau akibat tarik pada kolektor. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi bukaan
pada joint ketika menahan gaya geser
secara serempak melalui geser friksi.
Selain itu, konektor mekanis dapat
digunakan sebagai alternatif untuk
mentransfer geser pada joint elemen
pracetak. Pada kasus ini, besarnya
bukaan joint harus diantisipasi. Konektor
mekanis harus mampu mempertahankan
kekuatan desain akibat bukaan joint.

==== 12.5.3.7 Untuk sebarang diafragma,
dimana geser disalurkan dari diafragma
ke kolektor, atau dari diafragma atau
kolektor ke elemen vertikal dari sistem
penahan gaya lateral, maka a) atau b)
harus dipenuhi:
a) Bila gaya geser disalurkan melalui
beton, persyaratan geser friksi 22.9
harus dipenuhi.
b) Bila gaya geser disalurkan melalui
sambungan mekanis atau dowel, efek
gaya angkat dan rotasi dari elemen
vertikal pada sistem penahan gaya
lateral harus dipertimbangkan.

==== R12.5.3.7 Selain mempunyai kekuatan
geser yang cukup pada bidangnya,
diafragma harus diperkuat untuk
mentransfer geser melalui geser friksi
atau konektor mekanis ke kolektor dan ke
elemen vertikal dari sistem pemikul gaya
lateral. Untuk diafragma yang
sepenuhnya cor di tempat, tulangan yang
dipasang untuk tujuan lainnya biasanya
cukup memadai untuk mentransfer gaya
dari diafragma ke kolektor melalui geser
friksi. Akan tetapi, tulangan tambahan
diperlukan untuk mentransfer geser
diafragma atau kolektor ke elemen
vertikal sistem pemikul gaya lateral
melalui geser friksi. Gambar 12.5.3.7
menunjukkan detail dowel yang pasang
untuk tujuan ini.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 254 dari 695


Gambar R12.5.3.7 – Detail tipikal yang
memperlihatkan dowel yang
digunakan untuk transfer geser ke
dinding struktural melalui geserfriksi.

==== 12.5.4 Kolektor R12.5.4 Kolektor – Kolektor adalah
bagian dari diafragma yang mentransfer
gaya di antara diafragma dan elemen
vertikal pada sistem pemikul gaya lateral.
Kolektor dapat diteruskan pada arah
transversal ke diafragma untuk
mengurangi tegangan nominal dan
kerapatan tulangan, seperti ditunjukkan
pada Gambar R12.5.3.7. Bila lebar
kolektor diteruskan ke pelat, lebar
kolektor pada tiap sisi elemen vertikal
tidak boleh melebihi setengah dari
panjang kontak antara kolektor dan
elemen vertikal.

==== 12.5.4.1 Kolektor harus diteruskan dari
elemen vertikal pada sistem pemikul
gaya lateral ke seluruh atau sebagian
tinggi diafragma yang diperlukan untuk
mentransfer geser dari diafragma ke
elemen vertikal. Kolektor boleh tidak
diteruskan sepanjang elemen vertikal
pada sistem pemikul gaya lateral
bilamana penyaluran gaya kolektor
desain tidak diperlukan.

==== R12.5.4.1 Prosedur desain pada

==== 12.5.1.3a) menunjukkan pemodelan
diafragma sebagai balok tinggi penuh
dengan aliran gaya geser seragam. Jika
elemen vertikal dari sistem pemikul
beban lateral tidak diteruskan sepanjang
tinggi diafragma, maka kolektor
diperlukan untuk mentransfer gaya geser
di sepanjang sisa tinggi diafragma ke
elemen vertikal, seperti ditunjukkan pada
Gambar R12.5.4.1. Kolektor dengan
tinggi parsial dapat juga
dipertimbangkan, namun sebuah lintasan
gaya yang lengkap harus didesain
sehingga mampu mentransmisikan
semua gaya dari diafragma ke kolektor
dan ke elemen vertikal (Moehle et al.
2010).
Tulangan kolektor
yang terdistribusi
secara transversal
pada diafragma
Dowel
Dinding struktur
Cold
joint
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 255 dari 695


Gambar R12.5.4.1 – Penulangan
kolektor penuh dan geser-friksi yang
diperlukan untuk tranfer gaya
kolektor ke dinding

==== 12.5.4.2 Kolektor harus didesain
sebagai komponen tarik, komponen
tekan atau keduanya sesuai 22.4.

==== R12.5.4.2 Gaya tarik dan tekan pada
kolektor ditentukan oleh gaya geser pada
diafragma yang diteruskan ke elemen
vertikal dari sistem pemikul gaya lateral
(lihat Gambar R12.5.4.1). Terkecuali
seperi yang ditentukan pada 18.12.7.5,
standar ini tidak mensyaratkan bahwa
kolektor yang menahan gaya tekan
desain didetailkan sebagai kolom. Akan
tetapi, pada struktur tertentu dimana
kolektor menahan gaya tekan yang
sangat besar dibandingkan dengan
kekuatan aksial, atau didesain sebagai
strut yang melewati tepi atau bukaan
yang berdekatan, pendetailan tulangan
transversal yang sama seperti tulangan
sengkang pengekang pada kolom harus
dipertimbangkan. Pendetailan tersebut
disyaratkan dalam 18.12.7.5 untuk
beberapa diafragma pada bangunan
yang termasuk dalam Kategori Desain
Seismuk D, E, dan F.

==== 12.5.4.3 Bila kolektor didesain untuk
menyalurkan gaya ke elemen vertikal,
tulangan kolektor harus diteruskan
sepanjang elemen vertikal dengan nilai
tidak kurang yang terbesar dari a) dan b):
a) Panjang yang diperlukan untuk
penyaluran tulangan dalam tarik
b) Panjang yang diperlukan untuk
menyalurkan gaya desain ke elemen
vertikal melalui geser friksi sesuai

==== R12.5.4.3 Di samping memiliki panjang
penyaluran yang cukup, tulangan
kolektor harus diteruskan sebagaimana
diperlukan untuk sepenuhnya
mentransfer gaya ke elemen vertikal dari
sistem pemikul gaya lateral. Praktek yang
umum adalah meneruskan beberapa
tulangan kolektor sepanjang elemen
vertikal, sehingga gaya kolektor dapat
ditransmisikan secara seragam melalui
geser friksi (lihat Gambar R12.5.4.1).
`
Geser
Tulangan
geser-friksi
Tulangan kolektor
Dinding
Tarik Tekan
(a) Tulangan kolektor dan
geser-friksi
(b) Gaya tarik dan tekan
kolektor
a
b
c
d
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 256 dari 695

dengan 22.9, melalui sambungan
mekanis, atau melalui mekanisme
penyaluran gaya lainnya.
Gambar R12.5.4.3 menunjukkan contoh
tulangan kolektor yang diteruskan
sebagaimana diperlukan untuk
mentransfer gaya ke tiga kolom rangka.

Gambar R12.5.4.3 – Skematik transfer
gaya dari kolektor ke elemen vertikal
dari sistem pemikul beban lateral


[ Lanjut Ke 12.6 - Batasan tulangan ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel