STANDAR

==== 9.8 - Sistem pelat berusuk satu arah
nonprategang

==== R9.8 - Sistem pelat berusuk satu arah
nonprategang

==== 9.8.1 Umum

==== R9.8.1 Umum – Batas empiris yang
ditetapkan untuk lantai pelat berusuk beton
bertulang nonprategang didasarkan pada
keberhasilan kinerja konstruksi pelat
berusuk terdahulu menggunakan sistem
pelat berusuk standar. Untuk konstruksi
pelat berusuk prategang, aturan ini dapat
digunakan sebagai panduan.

==== 9.8.1.1 Konstruksi pelat berusuk satu
arah nonprategang terdiri dari sebuah
kombinasi monolit rusuk berspasi teratur
dan sebuah pelat atas yang didesain
membentang ke satu arah.

==== 9.8.1.2 Lebar rusuk harus sekurangkurangnya
100 mm pada lokasi manapun
diseluruh ketinggian.

==== 9.8.1.3 Seluruh tinggi rusuk tidak boleh
melebihi 3,5 kali lebar minimum.

==== 9.8.1.4 Spasi bersih antar rusuk tidak
boleh melebihi 750 mm.

==== R9.8.1.4 Batasan pada spasi rusuk
maksimum disyaratkan karena ketentuan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 207 dari 695


mengizinkan kekuatan geser lebih tinggi
dan pengurangan selimut beton yang kecil
untuk tulangan komponen yang relatif kecil
dan berulang.

==== 9.8.1.5 Vc diperbolehkan untuk diambil
sebesar 1,1 kali nilai yang dihitung pada
22.5.

==== R9.8.1.5 Peningkatan kekuatan geser
dibenarkan berdasarkan pada: 1)
pemenuhan kinerja konstruksi pelat
berusuk yang didesain dengan
perhitungan kekuatan geser yang lebih
tinggi yang dijelaskan pada standar
sebelumnya mengizinkan tegangan geser
yang sebanding; dan 2) potensi untuk
redistribusi kelebihan beban lokal ke rusuk
terdekat.

==== 9.8.1.6 Untuk integritas struktur,
sekurang-kurangnya satu tulangan bawah
pada setiap pelat berusuk harus menerus
dan harus diangkur untuk menyalurkan fy
pada muka tumpuan.

==== 9.8.1.7 Tulangan tegak lurus rusuk harus
disediakan pada pelat seperti yang
disyaratkan untuk lentur,
mempertimbangkan konsentrasi beban,
dan harus sekurang-kurangnya sejumlah
yang disyaratkan untuk rangkak dan suhu
sesuai 24.4.

==== 9.8.1.8 Konstruksi pelat berusuk satu
arah tidak memenuhi persyaratan 9.8.1.1
hingga 9.8.1.4 harus didesain sebagai
pelat dan balok.

==== 9.8.2 Sistem pelat berusuk dengan
pengisi struktural

==== 9.8.2.1 Jika pengisi berupa lempung
yang dibakar permanen atau tegel beton
dari material yang memiliki kuat tekan
sekurang-kurangnya sama dengan fc' di
dalam pelat berusuk yang digunakan,
9.8.2.1.1 dan 9.8.2.1.2 harus digunakan.

==== 9.8.2.1.1 Ketebalan pelat terhadap
pengisi harus sekurang-kurangnya yang
terbesar dari seperduabelas jarak bersih di
antara rusuk dan 40 mm.

==== 9.8.2.1.2 Untuk perhitungan geser dan
kekuatan momen negatif, diizinkan untuk
mengikutsertakan cangkang vertikal dari
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 208 dari 695


pengisi yang berhubungan dengan rusuk.
Bagian pengisi lainnya tidak diikutsertakan
dalam perhitungan kekuatan.

==== 9.8.3 Sistem pelat berusuk dengan
pengisi lainnya

==== 9.8.3.1 Jika pengisi tidak sesuai dengan

==== 9.8.2.1 atau digunakan bekesting
sementara, ketebalan pelat harus
sekurang-kurangnya yang terbesar dari
seper-duabelas jarak bersih antara rusuk
dan 50 mm.



==== 9.9 - Balok tinggi

==== R9.9 - Balok tinggi

==== 9.9.1 Umum

==== R9.9.1 Umum

==== 9.9.1.1 Balok tinggi adalah komponen
struktur yang dibebani satu sisi dan
ditopang pada muka yang berlawanan
sedemikian hingga komponen tekan
seperti-strat dapat terbentuk di antara
beban dan tumpuan dan memenuhi a) atau
b):
a) Bentang bersih tidak melebihi empat
kali tinggi keseluruhan komponen h
b) Beban terpusat berada dalam jarak 2h
dari muka tumpuan.

==== R9.9.1.1 Perilaku balok tinggi
didiskusikan dalam Schlaich et al. (1987),
Rogowsky and MacGregor (1986), Marti
(1985), dan Crist (1966). Untuk balok tinggi
memikul beban gravitasi, ketentuan ini
berlaku jika beban dikerjakan pada bagian
atas balok dan balok ditumpu pada sisi
bawahnya. Jika beban dikerjakan hingga
ke tepi atau bagian bawah komponen
tersebut, model strut and tie, seperti
dijelaskan di Pasal 23 harus digunakan
untuk mendesain tulangan yang
mentransfer secara internal beban ke sisi
atas balok dan mendistribusikannya ke
tumpuan terdekat.

==== 9.9.1.2 Balok tinggi harus didesain
dengan mempertimbangkan distribusi
nonlinear dari regangan longitudinal
sepanjang tinggi balok.

==== R9.9.1.2 Standar ini tidak berisi syarat
mendetail untuk mendesain balok tinggi
untuk momen, kecuali jika distribusi
regangan nonlinier harus
dipertimbangkan. Pedoman untuk desain
balok tinggi untuk lentur ada pada Chow et
al. (1953), Portland Cement Association
(1946) dan Park and Paulay (1975).

==== 9.9.1.3 Model strut and tie sesuai Pasal
23 dianggap memenuhi 9.9.1.2.

==== 9.9.2 Batasan dimensi

==== R9.9.2 Batasan dimensi

==== 9.9.2.1 Dimensi balok tinggi harus dipilih
sehingga:
Vu <= 0,83 fc'.bw.d (9.9.2.1)

==== R9.9.2.1 Batasan ini menetapkan suatu
aturan dimensional untuk mengontrol retak
pada beban layan dan untuk menjaga agar
tidak terjadi keruntuhan diagonal tekan
pada balok tinggi.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 209 dari 695

==== 9.9.3 Batasan tulangan

==== R9.9.3 Batasan tulangan

==== 9.9.3.1 Tulangan yang terdistribusi
sepanjang sisi muka dari balok tinggi harus
sekurang-kurangnya disyaratkan a) dan
b):
a) Luas tulangan yang terdistribusi tegak
lurus dengan sumbu longitudinal balok,
Av, harus sekurang-kurangnya
0,0025.bw.s, dimana s adalah spasi
tulangan transversal terdistribusi.
b) Luas tulangan yang terdistribusi sejajar
dengan sumbu longitudinal balok, Avh,
harus sekurang-kurangnya 0,0025.bw.s2,
dimana s2 adalah spasi tulangan
longitudinal terdistribusi.

==== R9.9.3.1 Syarat tulangan minimum
dalam pasal ini digunakan terlepas dari
metode yang digunakan untuk desain dan
ditujukan untuk mengontrol lebar dan
penjalaran retak miring. Pengujian
(Rogowsky and MacGregor 1986; Marti
1985; Christ 1966) telah menunjukkan
bahwa tulangan geser vertikal, tegak lurus
sumbu longitudinal komponen, lebih efektif
untuk kekuatan geser komponen
dibandingkan dengan tulangan geser
horizontal, sejajar sumbu longitudinal
komponen, dalam sebuah balok tinggi;
namun, tulangan minimum disyaratkan
sama di kedua arah untuk mengontrol
pertumbuhan dan lebar retak diagonal.

==== 9.9.3.2 Luas minimum tulangan tarik
lentur, 𝑨𝒔,𝒎𝒊𝒏, harus ditentukan sesuai
9.6.1.

==== 9.9.4 Pendetailan tulangan

==== R9.9.4 Pendetailan tulangan

==== 9.9.4.1 Selimut beton harus sesuai
20.6.1.

==== 9.9.4.2 Spasi minimum untuk tulangan
longitudinal harus sesuai 25.2.

==== 9.9.4.3 Spasi dari tulangan terdistribusi
yang disyaratkan 9.9.3.1 harus tidak
melebihi yang terkecil dari d⁄5 dan 300
mm.

==== 9.9.4.4 Pemasangan tulangan tarik harus
memperhitungkan distribusi tegangan
tulangan yang tidak berbanding lurus
dengan momen lentur.

==== R9.9.4.4 Pada balok tinggi, tegangan
pada tulangan longitudinal lebih merata
sepanjang bentang dibandingkan dengan
balok atau penampang tidak tinggi.
Tegangan yang tinggi pada tulangan
biasanya dibatasi di daerah tengah
bentang balok tipikal diperpanjang ke
tumpuan balok tinggi. Maka dari itu, ujung
tulangan longitudinal memerlukan angkur
positif dalam bentuk kait standar, kepala
tulangan (bar heads), atau angkur mekanis
lainnya pada tumpuan.

==== 9.9.4.5 Pada tumpuan sederhana,
tulangan tarik momen positif harus
diangkur untuk menyalurkan fy pada muka
tumpuan. Jika balok tinggi didesain
menggunakan Pasal 23, tulangan tarik

==== R9.9.4.5 Penggunaan metode strut and
tie untuk desain balok tinggi menunjukkan
bahwa gaya tarik pada tulangan ikat
bawah perlu diangkur pada sisi muka
tumpuan. Dari pertimbangan ini, tulangan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 210 dari 695

STANDAR
momen positif harus diangkur sesuai
23.8.2 dan 23.8.3.

PENJELASAN
pengikat harus menerus atau disalurkan
pada sisi muka tumpuan (Rogowsky and
MacGregor 1986).

==== 9.9.4.6 Pada tumpuan interior, a) dan b)
harus terpenuhi:
a) Tulangan tarik momen negatif harus
menerus dengan tulangan tarik dari
bentang disebelahnya.
b) Tulangan tarik momen positif harus
menerus atau disambung dengan
tulangan tarik dari bentang
disebelahnya.


 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 211 dari 695


[ Lanjut Ke PASAL 10 – KOLOM ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel