STANDAR
PASAL 9 – BALOK

==== 9.1 - Ruang lingkup

==== 9.1.1 Ketentuan pada pasal ini berlaku
untuk desain balok nonprategang dan
prategang, termasuk:
a) Balok beton komposit yang dibangun
dengan pengecoran terpisah tetapi
disambung satu sama lain sehingga
semua komponen memikul beban
sebagai satu kesatuan
b) Sistem pelat berusuk sesuai 9.8
c) Balok tinggi sesuai 9.9

==== R9.1 - Ruang lingkup

==== R9.1.1 Balok struktur komposit bajabeton
tidak dibahas dalam pasal ini.
Ketentuan desain untuk balok komposit
dijelaskan dalam AISC 360.

==== 9.2 - Umum

==== 9.2.1 Material

==== 9.2.1.1 Properti desain beton harus dipilih
sesuai Pasal 19.

==== 9.2.1.2 Properti desain tulangan baja
harus dipilih sesuai Pasal 20.

==== 9.2.1.3 Persyaratan material, desain, dan
pendetailan untuk penanaman dalam
beton harus sesuai 20.7.

==== R9.2 - Umum

==== 9.2.2 Sambungan ke komponen lainnya

==== 9.2.2.1 Untuk konstruksi cor di tempat,
sambungan balok-kolom dan pelat-kolom
harus memenuhi Pasal 15.

==== 9.2.2.2 Untuk konstruksi pracetak,
sambungan harus memenuhi penyaluran
gaya yang dipersyaratkan pada 16.2.

==== 9.2.3 Stabilitas

==== 9.2.3.1 Jika balok tidak diberi pengaku
(braced) lateral secara menerus, a) dan b)
harus memenuhi:
a) Spasi pengaku lateral harus tidak
melebihi sekurang-kurangnya 50 kali
lebar sayap atau muka yang tertekan.
b) Spasi pengaku lateral harus
memperhitungkan pengaruh beban
eksentris.

==== R9.2.3 Stabilitas

==== R9.2.3.1 Pengujian-pengujian (Hansell
and Winter 1959; Sant and Bletzacker
1961) telah menunjukkan bahwa balok
beton bertulang yang tidak ada pengaku
lateral, bahkan ketika balok sangat tinggi
dan tipis, tidak akan gagal prematur akibat
tekuk lateral, asalkan balok dibebani tanpa
eksentrisitas lateral yang menyebabkan
torsi. Balok yang tidak ditopang secara
lateral sering dibebani secara eksentrik
atau dengan sedikit kemiringan. Tegangan
dan deformasi akibat pembebanan
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 179 dari 695
tersebut merugikan untuk balok tinggi dan
tipis dengan panjang bentang tidak
bertumpu. Tumpuan lateral dengan jarak
kurang 50b diperlukan untuk kondisi
pembebanan seperti itu.

==== 9.2.3.2 Pada balok prategang, harus
dipertimbangkan tekuk badan dan sayap
tipis. Jika terdapat kontak yang berselang
antara tulangan prategang dan ducting
yang melebihi ukuran, komponen tekuk di
antara titik kontak harus dipertimbangkan.

==== R9.2.3.2 Pada komponen pascatarik,
tulangan prategang memiliki kontak yang
berselang dengan ducting yang besar,
komponen tersebut bisa tertekuk akibat
gaya prategang aksial, karena komponen
tersebut dapat membengkok ke arah
lateral sementara tulangan prategang
tidak. Jika tulangan prategang kontak
secara terus menerus dengan komponen
yang sedang ditegangkan atau merupakan
bagian tendon tanpa lekatan dengan
selubung tidak terlalu besar daripada
tulangan prategang, gaya prategang tidak
dapat menekuk komponen tersebut.

==== 9.2.4 Konstruksi balok-T

==== 9.2.4.1 Pada konstruksi balok-T, sayap
dan badan beton harus dibentuk monolit
atau dibuat komposit sesuai 16.4.

==== R9.2.4 Konstruksi balok-T

==== R9.2.4.1 Untuk konstruksi monolit atau
komposit sepenuhnya, balok adalah
termasuk sebagian pelat sebagai sayap.

==== 9.2.4.2 Lebar sayap efektif harus sesuai
6.3.2.

==== 9.2.4.3 Untuk sayap balok-T dimana
tulangan pelat lentur sejajar terhadap
sumbu longitudinal balok, tulangan pada
sayap yang tegak lurus sumbu longitudinal
balok harus sesuai 7.5.2.3.

==== R9.2.4.3 Merujuk ke R7.5.2.3.

==== 9.2.4.4 Desain torsi sesuai 22.7, lebar
sayap yang digunakan untuk menghitung
Acp, Ag dan Pcp harus sesuai a) dan b):
a) Lebar sayap harus mengikutsertakan
bagian pelat pada masing-masing sisi
balok memanjang dengan jarak sama
dengan proyeksi balok di atas atau di
bawah pelat, dipilih yang terbesar,
namun tidak lebih besar dari empat kali
tebal pelat.
b) Sayap harus diabaikan pada kasus
dimana parameter Acp^2/pcp untuk
penampang solid atau Ag^2/pcp untuk
penampang berlubang (hollow) yang
dihitung untuk balok dengan sayap
nilainya kurang dari perhitungan untuk
balok yang sama yang mengabaikan
sayap.

==== R9.2.4.4 Dua contoh penampang desain
torsi sesuai Gambar R9.2.4.4.


Gambar R9.2.4.4 – Contoh bagian dari
pelat yang diikutkan dengan balok
untuk desain torsi


 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 180 dari 695

==== 9.3 - Batas desain

==== 9.3.1 Tinggi balok minimum

==== R9.3 - Batas desain

==== R9.3.1 Tinggi balok minimum

==== 9.3.1.1 Untuk balok nonprategang yang
tidak bertumpu atau melekat pada partisi
atau konstruksi lain yang mungkin rusak
akibat lendutan yang besar, ketebalan
keseluruhan pelat h tidak boleh kurang dari
batas minimum pada Tabel 9.3.1.1, kecuali
jika hasil hitungan pada batas lendutan
9.3.2 terpenuhi.


Tabel 9.3.1.1 – Tinggi minimum balok
nonprategang



==== R9.3.1.1 Ketentuan balok beton komposit
lihat R9.3.2.2.

==== 9.3.1.1.1 Untuk fy lebih dari 420 MPa,
persamaan pada Tabel 9.3.1.1 harus
dikalikan dengan ( 0,4 + fy / 700 ).

==== R9.3.1.1.1 Modifikasi fy adalah
pendekatan, tetapi memberikan hasil yang
konservatif untuk tipikal rasio tulangan dan
untuk nilai-nilai fy antara 280 dan 550 MPa.

==== 9.3.1.1.2 Untuk balok nonprategang yang
terbuat dari beton ringan dengan wc
berkisar antara 1440 hingga 1840 kg/m3,
persamaan pada Tabel 9.3.1.1 harus
dikalikan dengan nilai terbesar dari a) dan
b):

a) 1,65 – 0,0003wc
b) 1,09


==== R9.3.1.1.2 Modifikasi untuk beton ringan
didasarkan pada hasil dan diskusi dalam
ACI 213R. Tidak ada koreksi yang
diberikan untuk beton dengan wc lebih
besar dari 1840 kg/m3 karena koreksi akan
mendekati satu dalam kisaran ini.

==== 9.3.1.1.3 Untuk balok komposit
nonprategang yang terbuat dari kombinasi
beton ringan dan normal, ditopang saat
konstruksi, dan ketika beton ringan berada
dalam keadaan tertekan, koefisien
modifikasi pada 9.3.1.1.2 harus
digunakan.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 181 dari 695

==== 9.3.1.2 Ketebalan penutup lantai (floor
finish) beton diizinkan untuk dimasukkan
ke dalam nilai h jika pengecoran dilakukan
secara monolit dengan pelat lantai atau
jika penutup lantai dirancang komposit
dengan pelat lantai sesuai 16.4.

==== 9.3.2 Batasan lendutan terhitung

==== R9.3.2 Batasan lendutan terhitung

==== 9.3.2.1 Untuk balok nonprategang yang
tidak memenuhi 9.3.1 dan untuk balok
prategang, lendutan sesaat dan jangka
panjang harus dihitung sesuai 24.2 dan
tidak boleh melebihi batas pada 24.2.2.

==== 9.3.2.2 Untuk balok beton komposit
nonprategang yang memenuhi 9.3.1,
lendutan yang terjadi setelah komponen
struktur menjadi komposit, tidak perlu
dihitung. Lendutan yang terjadi sebelum
komponen struktur menjadi komposit
harus diperiksa, kecuali ketebalan
sebelum komposit juga memenuhi 9.3.1.

==== R9.3.2.2 Batasan dalam Tabel 9.3.1.1
berlaku untuk keseluruhan tinggi balok
komposit nonprategang ditopang
perancah selama konstruksi sehingga,
setelah dukungan sementara dihilangkan,
beban mati ditahan oleh penampang
komposit penuh. Pada konstruksi yang
tidak ditopang perancah, tinggi balok
tersebut bergantung pada lendutan yang
terjadi sebelum atau sesudah aksi
komposit yang efektif tercapai.
Lendutan tambahan akibat rangkak dan
susut berlebih disebabkan oleh
pembebanan awal harus dipertimbangkan.
Ini sangat penting pada usia dini ketika
kadar air tinggi dan kekuatannya rendah.
Transfer dari geser horizontal oleh
lekatan langsung adalah penting jika
lendutan berlebihan dari slip harus
dicegah. Kunci geser (shear key)
menyediakan sarana untuk mentransfer
geser namun tidak akan berperan hingga
terjadi slip.

==== 9.3.3 Batas regangan tulangan pada
balok nonprategang

==== R9.3.3 Batas regangan tulangan pada
balok nonprategang

==== 9.3.3.1 Untuk balok nonprategang
dengan Pu < 0,10 fc'.Ag , epsilon_t
sekurang-kurangnya 0,004.

==== R9.3.3.1 Pengaruh dari pembatasan ini
adalah untuk membatasi rasio tulangan
dalam balok nonprategang untuk
mengurangi perilaku getas lentur jika
terjadi kelebihan beban. Batasan ini tidak
berlaku untuk balok prategang.

==== 9.3.4 Batas tegangan pada balok
prategang
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 182 dari 695

==== 9.3.4.1 Balok prategang harus
diklasifikasikan sebagai Kelas U, T, atau C
sesuai 24.5.2.

==== 9.3.4.2 Tegangan pada balok prategang
segera setelah transfer dan pada bebanbeban
layan harus tidak melebihi tegangan
yang diizinkan pada 24.5.3 dan 24.5.4.


[ Lanjut Ke 9.4 - Kekuatan perlu ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel