==== 5.3 - Faktor beban dan kombinasi beban

==== 5.3.1 Kekuatan perlu U harus paling tidak
sama dengan pengaruh beban terfaktor
dalam Tabel 5.3.1, dengan pengecualian dan
tambahan dalam 5.3.3 hingga 5.3.12.

Tabel 5.3.1 – Kombinasi beban



==== R5.3 - Faktor beban dan kombinasi
beban

==== R5.3.1 Kekuatan perlu U dinyatakan
dalam bentuk-bentuk beban-beban
terfaktor, momen-momen dan gaya-gaya
dalam terkait. Beban-beban terfaktor
adalah beban-beban yang ditetapkan oleh
peraturan pembebanan yang berlaku,
kemudian dikalikan dengan faktor-faktor
beban yang sesuai.
Faktor yang dikenakan pada masingmasing
beban dipengaruhi oleh tingkat
ketelitian sejauh mana pengaruh beban
biasanya dapat dihitung dan variasi yang
mungkin terjadi pada beban selama umur
layan struktur. Beban mati, karena dapat
ditentukan lebih teliti dan tidak terlalu
bervariasi, dikenai faktor beban yang lebih
rendah daripada beban hidup. Faktorfaktor
beban juga memperhitungkan
variabilitas dalam analisis struktur yang
digunakan untuk menghitung momenmomen
dan gaya-gaya geser.
Standar ini memberikan faktor-faktor
beban untuk kombinasi-kombinasi beban
khusus. Dalam memberikan faktor-faktor
pada kombinasi beban, beberapa
pertimbangan harus diberikan terhadap
kemungkinan terjadinya beban yang
bersamaan. Walaupun sebagian besar
kombinasi beban yang biasanya terjadi
sudah tercakup, namun tidak boleh
menganggap bahwa semua kasus sudah
tercakup.
Perlu diberikan perhatian pada tanda
(positif atau negatif) dalam menentukan U
untuk kombinasi-kombinasi beban, dimana
sebuah tipe pembebanan dapat
menghasilkan pengaruh berlawanan
terhadap yang dihasilkan oleh tipe
pembebanan yang lain. Kombinasikombinasi
beban dengan 0,9D secara
khusus diperhitungkan untuk kasus
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 85 dari 695

dimana beban mati yang lebih tinggi
mengurangi pengaruh beban-beban
lainnya. Kasus pembebanan ini bisa juga
kritis untuk penampang-penampang kolom
yang terkendali oleh tegangan tarik. Dalam
kasus seperti ini, pengurangan beban
aksial dan peningkatan momen dapat
menghasilkan kombinasi beban yang kritis.
Berbagai kombinasi beban untuk
menentukan kondisi desain yang paling
kritis harus dipertimbangkan. Hal ini
menjadi penting bila kekuatan tergantung
pada lebih dari satu pengaruh beban,
seperti kekuatan untuk kombinasi beban
lentur dan aksial atau kekuatan geser pada
komponen-komponen struktur dengan
beban aksial.
Bila keadaan khusus memerlukan
ketergantungan yang lebih besar pada
kekuatan komponen-komponen struktur
tertentu daripada yang biasa dijumpai
dalam praktik perencanaan pada
umumnya, maka pengurangan faktor
reduksi kekuatan  yang dipakai atau
peningkatan faktor-faktor beban U dapat
dilakukan untuk komponen struktur
tersebut.
Beban hujan R pada Pers. (5.3.1b),
(5.3.1c), dan (5.3.1d) harus dihitung untuk
semua kemungkinan akumulasi air hujan.
Atap harus didesain memiliki kemiringan
yang cukup atau lawan-lendut (camber)
untuk menjamin drainase yang cukup
dengan memperhitungkan defleksi atap
jangka-panjang akibat beban mati. Bila
defleksi atap dapat menimbulkan
genangan air yang disertai dengan defleksi
tambahan dan genangan tambahan,
desainnya harus menjamin bahwa proses
ini dengan sendirinya menjadi pembatas.
Peraturan umum gedung dan rujukanrujukan
beban desain terkait beban gempa
pada tingkat kekuatan dan faktor beban
adalah 1,0 (ASCE/SEI 7; BOCA (1999);
SBC (1999); UBC (ICBO 1997); 2012 IBC).
Bila tidak terdapat peraturan umum
gedung yang menetapkan pengaruh
tingkat gempa kuat, faktor beban yang
lebih besar untuk E dapat digunakan.

==== 5.3.2 Pengaruh satu atau lebih beban yang
tidak bekerja secara serentak harus
diinvestigasi.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 86 dari 695


==== 5.3.3 Faktor beban pada beban hidup L
dalam Pers. (5.3.1c), (5.3.1d) dan (5.3.1e)
diizinkan direduksi hingga 0,5 kecuali untuk
a), b) atau c):
a) Garasi
b) Luasan yang ditempati sebagai tempat
berkumpul publik
c) Semua luasan dimana L lebih besar
dari 4,8 kN/m2.

==== R5.3.3 Faktor modifikasi beban dalam
standar ini berbeda dengan reduksi beban
hidup berdasarkan luasan terbebani yang
diizinkan dalam peraturan umum gedung.
Reduksi beban hidup, berdasarkan luasan
terbebani, menyesuaikan beban hidup
nominal (L0 dalam SNI 1727 atau
ASCE/SEI 7) menjadi L. Reduksi beban
hidup, sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan umum gedung, dapat digunakan
dengan mengkombinasikan faktor beban
0,5 yang diatur dalam standar ini.

==== 5.3.4 Bila disertakan, beban hidup L
meliputi a) hingga f):
a) Beban hidup terpusat
b) Beban kendaraan
c) Beban kran (crane)
d) Beban pada sistem pegangan tangga,
pagar pembatas, pembatas kendaraan.
e) Pengaruh impak (kejut)
f) Pengaruh getaran

==== 5.3.5 Bila W didasarkan pada beban angin
tingkat layan, 1,6W harus digunakan sebagai
pengganti dari 1,0W dalam Pers. (5.3.1d) dan
(5.3.1f), dan 0,8W harus digunakan sebagai
pengganti dari 0,5W dalam Pers. (5.3.1c).

==== R5.3.5 SNI 1727 (ASCE/SEI 7) telah
merubah beban angin ke tingkat kekuatan
dan mengurangi faktor beban angin ke 1,0.
Standar ini menggunakan faktor beban
sebelumnya untuk beban angin sebesar
1,6, ketika beban angin tingkat layan
digunakan. Untuk pengecekan
kemampuan layan, bagian penjelasan di
Lampiran C ASCE/SEI 7 memberikan
tingkat layan beban angin Wa.

==== 5.3.6 Pengaruh struktural dari gaya-gaya
akibat kekangan dari perubahan volume dan
perbedaan penurunan T harus ditinjau dalam
kombinasi dengan beban lainnya jika
pengaruh T dapat memberikan pengaruh
yang merugikan terhadap keamanan
struktural atau kinerjanya. Faktor beban untuk
T harus ditentukan dengan memperhitungkan
ketidaktentuan yang terkait dengan besaran
T, probabilitas dimana pengaruh maksimum T
akan terjadi serentak dengan beban kerja
lainnya, dan konsekuensi yang berpotensi
merugikan jika pengaruh T lebih besar dari
yang diasumsikan. Faktor beban pada T tidak
boleh mempunyai nilai kurang dari 1,0.

==== R5.3.6 Beberapa strategi dapat
digunakan untuk mengakomodasi
pergerakan akibat perubahan volume dan
beda penurunan. Kekangan terhadap
pergerakan dapat menimbulkan gaya-gaya
dan momen-momen yang signifikan pada
komponen-komponen struktur, seperti
gaya tarik pada pelat, dan gaya geser dan
momen pada komponen-komponen
vertikal. Gaya-gaya akibat pengaruh T
umumnya tidak dihitung dan digabung
dengan pengaruh beban lainnya. Desain
mengandalkan pengalaman masa lampau
yang berhasil menggunakan komponenkomponen
struktur yang mampu
mengatasi hal tersebut (compliant) dan
sambungan daktail untuk mengakomodasi
beda penurunan dan pergerakan akibat
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 87 dari 695

perubahan volume dengan memberikan
tahanan yang dibutuhkan oleh beban
gravitasi dan beban lateral. Ekspansion
joint dan lajur klosur konstruksi digunakan
untuk membatasi pergerakan akibat
perubahan volume berdasarkan kinerja
struktur yang serupa. Tulangan susut dan
temperatur, yang mungkin melebihi
kebutuhan tulangan lentur, umumnya
proporsional terhadap luas penampang
bruto daripada perhitungan gaya lateral.
Bilamana pergerakan struktur dapat
menyebabkan kerusakan komponenkomponen
nondaktail, perhitungan gaya
perkiraan harus mempertimbangkan
variabilitas inheren dari pergerakan yang
diperkirakan dan respons struktur.
Sebuah studi yang panjang terkait
perilaku perubahan volume gedung beton
pracetak (Klein dan Lindenberg 2009)
merekomendasikan prosedur untuk
menghitung kekakuan sambungan,
eksposur termal, softening komponen
akibat rangkak dan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi gaya-gaya T.
Fintel et al. (1986) memberikan informasi
mengenai besaran pengaruh perubahan
volume pada struktur tinggi dan
memberikan rekomendasi terkait prosedur
untuk memasukkan gaya-gaya yang
dihasilkan dari pengaruh hal tersebut
dalam desain.

==== 5.3.7 Bila beban fluida F ada, harus
disertakan dalam kombinasi beban Pers.

==== 5.3.1 dengan faktor beban sesuai dengan a),
b), c), atau d):
a) Bila F bekerja sendirian atau menambah
pada pengaruh beban mati D, harus
disertakan dengan faktor beban sebesar
1,4 dalam Pers. (5.3.1a);
b) Bila F menambah pada beban utama,
harus disertakan dengan faktor beban
sebesar 1,2 dalam Pers. (5.3.1b) hingga
(5.3.1e);
c) Bila pengaruh F permanen dan melawan
pengaruh beban utamanya, harus
disertakan dengan faktor beban sebesar
0,9 dalam Pers. (5.3.1g);
d) Bila pengaruh F tidak permanen tetapi,
bila ada, melawan pengaruh beban
utamanya, F tidak boleh disertakan
dalam Pers. (5.3.1a) hingga (5.3.1g).
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 88 dari 695


==== 5.3.8 Bila tekanan lateral tanah H ada,
harus disertakan dalam kombinasi beban dari

==== 5.3.1 dengan faktor beban sesuai dengan a),
b), atau c):
a) Bila H bekerja sendirian atau
menambah pada pengaruh beban
utamanya, harus disertakan dengan
faktor beban sebesar 1,6.
b) Bila pengaruh H permanen dan
melawan pengaruh beban lainnya,
harus disertakan dengan faktor beban
sebesar 0,9.
c) Bila pengaruh H tidak permanen tetapi,
bila ada, melawan pengaruh beban
lainnya, H tidak boleh disertakan.

==== R5.3.8 Syarat faktor beban untuk tekanan
lateral dari tanah, air dalam tanah, dan
material lainnya mencerminkan variabilitas
material tersebut dan kemungkinan bahwa
material tersebut ditiadakan. Penjelasan
ASCE/SEI 7 memberikan penjelasan
tambahan yang berguna terkait faktor
beban untuk H.

==== 5.3.9 Bila struktur berada di zona banjir,
beban banjir dan faktor beban dan kombinasi
beban yang sesuai dengan SNI 1727 harus
digunakan.

==== R5.3.9 Daerah yang terkena banjir
diberikan dalam peta bahaya banjir,
umumnya disediakan oleh pihak
berwenang atau pemerintah daerah.

==== 5.3.10 Pasal ini tidak relevan untuk
Indonesia.

==== R5.3.10 Pasal ini tidak relevan untuk
Indonesia.

==== 5.3.11 Kekuatan perlu U harus mencakup
pengaruh beban internal akibat reaksi yang
ditimbulkan oleh gaya prategang dengan
faktor beban sebesar 1,0.

==== R5.3.11 Untuk struktur statis tak-tentu,
gaya-gaya dalam akibat reaksi-reaksi yang
ditimbulkan oleh gaya prategang yang
disebut sebagai momen sekunder,
pengaruhnya cukup berarti (Bondy 2003;
Lin dan Thornton 1972; Collins dan Mitchell
1997).

==== 5.3.12 Untuk perencanaan daerah
pengangkuran pascatarik harus digunakan
faktor beban 1,2 terhadap gaya penarikan
maksimum tendon prategang.

==== R5.3.12 Faktor beban 1,2 yang
dikenakan pada gaya penarikan
maksimum menghasilkan beban desain
kira-kira 113 % kekuatan leleh tendon
tetapi tidak lebih dari 96 % kekuatan
nominal tendon. Hal ini sebanding dengan
kapasitas maksimum angkur sekurangnya
95 % dari kekuatan tarik nominal tendon
prategang.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 89 dari 695



[ Lanjut Ke PASAL 6 – ANALISIS STRUKTUR... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel