==== 4.5 - Analisis struktur

==== 4.5.1 Prosedur analisis harus memenuhi
persyaratan kompatibilitas (compatibility)
deformasi dan keseimbangan gaya.

==== 4.5.2 Metode analisis yang diberikan di
dalam Pasal 6 diperbolehkan.

==== R4.5 - Analisis struktur
Aturan analisis bertujuan memperkirakan
gaya dalam dan deformasi dari sistem
struktur dan untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan kekuatan, kemampuan layan
(serviceability), dan stabilitas di dalam
standar ini. Penggunaan komputer dalam
rekayasa struktur (structural engineering)
telah menjadikan analisis untuk struktur yang
rumit dapat dilakukan. Standar ini
mensyaratkan prosedur analisis yang
digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar keseimbangan gaya dan
kompatibilitas deformasi. Beberapa metode
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 75 dari 695

analisis diizinkan untuk digunakan, termasuk
metode strut-and-tie untuk menganalisis
daerah dengan diskontinuitas, seperti
dijelaskan pada Pasal 6.

==== 4.6 - Kekuatan

==== 4.6.1 Kekuatan desain dari komponen,
joint, dan sambungannya (connections),
dalam hal momen, gaya aksial, gaya geser,
gaya torsi, dan gaya tumpu (bearing),
dihitung dengan mengalikan kekuatan
nominalnya Sn dengan faktor reduksi
kekuatan ϕ.

==== 4.6.2 Bangunan dan komponen struktur
harus memiliki kekuatan rencana di
sepanjang komponen, ϕSn, lebih besar atau
sama dengan kekuatan perlu U yang
diperoleh dari beban terfaktor dan gaya-gaya
di dalam kombinasi pembebanan yang
dipersyaratkan di dalam standar ini atau
peraturan umum gedung lainnya.

==== R4.6 – Kekuatan
Persyaratan dasar untuk kekuatan desain
ditentukan dengan persamaan berikut:
kekuatan desain ≥ kekuatan perlu
ϕSn ≥ U
Di dalam prosedur desain untuk kekuatan,
tingkat keamanan ditentukan oleh berbagai
kombinasi faktor beban dan faktor reduksi
kekuatan ϕ yang dikenakan pada kekuatan
nominal.
Kekuatan suatu komponen atau
penampang dihitung menggunakan asumsi
dasar dan persamaan kekuatan, dengan
nilai nominal dari kekuatan material, dan
dimensinya, disebut sebagai kekuatan
nominal atau Sn. Kekuatan desain atau
kekuatan yang dapat digunakan dari suatu
komponen atau penampang adalah
kekuatan nominal yang direduksi dengan
faktor reduksi kekuatan ϕ. Tujuan
penggunaan faktor reduksi kekuatan adalah
untuk memperhitungkan kemungkinan
terjadinya penurunan kekuatan akibat variasi
yang terdapat pada kekuatan material dan
dimensi pada saat pelaksanaan, pengaruh
penyederhanaan dan asumsi di dalam
persamaan desain, tingkat daktilitas, potensi
mode kegagalan dari komponen, kebutuhan
keandalan, dan signifikansi kegagalan dan
ketersediaan lintasan beban alternatif pada
komponen di dalam struktur.
Standar ini, atau peraturan umum gedung,
mensyaratkan kombinasi beban desain,
yang juga disebut kombinasi beban terfaktor,
yang menentukan bagaimana masingmasing
tipe beban memiliki faktor bebannya
sendiri yang selanjutnya dijumlahkan untuk
mendapatkan beban terfaktor U. Masingmasing
faktor beban dan kombinasinya
menunjukkan variasi besarnya beban
tertentu, kemungkinan terjadinya dua atau
lebih beban pada waktu bersamaan, serta
asumsi dan perkiraan yang diambil dalam
analisis struktur ketika menentukan
kekuatan desain perlu.
Pendekatan desain yang umum, jika
analisis linear dapat dilakukan, adalah
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 76 dari 695

dengan menganalisis struktur untuk masingmasing
beban tanpa faktor beban.
Kemudian, hasil analisis struktur untuk
masing-masing beban tersebut kemudian
dikombinasikan dengan memperhitungkan
faktor bebannya masing-masing untuk
mendapatkan pengaruh beban desain
terhadap struktur. Ketika pengaruh beban
adalah nonlinear (misalnya, beban uplift
pada fondasi), beban terfaktor diaplikasikan
secara bersamaan untuk menentukan
pengaruh beban terfaktor yang nonlinear.
Pengaruh dari beban termasuk momen,
geser, gaya aksial, torsi, dan gaya tumpu.
Kekuatan perlu adalah nilai absolut
maksimum dari pengaruh beban terfaktor
dengan nilai negatif atau positif. Terkadang,
perpindahan desain ditentukan dari
pengaruh beban terfaktor.
Dalam penerapan prinsip-prinsip ini,
perencana ahli bersertifikat harus
mengetahui bahwa merencanakan kekuatan
melebihi yang dibutuhkan tidak selamanya
akan memberikan kondisi yang lebih aman
pada struktur, karena hal ini dapat
mengubah potensi mode kegagalan struktur.
Sebagai contoh, menambah luas
penampang tulangan longitudinal jauh
melebihi yang dibutuhkan untuk kekuatan
momen yang diperoleh dari analisis struktur
tanpa menambah tulangan transversal dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya
kegagalan geser sebelum kegagalan lentur
terjadi.

==== 4.7 - Kemampuan layan

==== 4.7.1 Evaluasi kinerja saat kondisi beban
layan bekerja harus mempertimbangkan
gaya reaksi, momen, gaya torsi, gaya geser,
dan gaya aksial yang ditimbulkan oleh
prategang, rangkak (creep), susut
(shrinkage), perubahan temperatur,
deformasi aksial, kekangan dari komponen
struktur yang tersambung, dan penurunan
fondasi.

==== 4.7.2 Untuk bangunan, komponen struktur,
dan sambungannya, ketentuan 4.7.1 akan
dianggap terpenuhi jika bangunan,
komponen struktur, dan sambungannya
didesain mengikuti persyaratan masingmasing
pasal yang sesuai.

==== R4.7 - Kemampuan layan
Kemampuan layan mengacu pada
kemampuan sistem struktur atau komponen
struktur yang menunjukkan perilaku dan
fungsi sesuai dengan yang diharapkan
ketika beban bekerja. Persyaratan
kemampuan layan merujuk pada
permasalahan seperti defleksi dan retak di
samping permasalahan lainnya.
Kecuali seperti dijelaskan di Pasal 24,
kombinasi beban pada kondisi layan tidak
didefinisikan di dalam standar ini, tapi
dibahas pada Lampiran C dari SNI 1727.
Lampiran dari SNI 1727 bukan merupakan
bagian yang wajib dipenuhi dari standar
desain.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 77 dari 695


==== 4.8 - Durabilitas

==== 4.8.1 Campuran beton harus didesain
menurut ketentuan 19.3.2 dan 26.4, dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan agar
memiliki durabilitas yang diperlukan.

==== 4.8.2 Tulangan harus diproteksi terhadap
korosi sesuai ketentuan 20.6.

==== R4.8 - Durabilitas
Lingkungan di mana bangunan akan
ditempatkan akan menentukan kategori
paparan untuk pemilihan material, detail
desain, dan persyaratan konstruksi untuk
meminimalkan potensi penurunan kualitas
struktur secara prematur yang diakibatkan
oleh pengaruh lingkungan. Durabilitas dari
suatu struktur juga dipengaruhi oleh tingkat
pencegahan dan pemeliharaan, yang tidak
dibahas di dalam standar ini.
Pasal 19 memberikan persyaratan untuk
melindungi beton dari pengaruh lingkungan
secara umum yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas.

==== 4.9 - Sustainability

==== 4.9.1 Perencana ahli bersertifikat
diperbolehkan menentukan persyaratan
sustainability di dalam dokumen desain,
sebagai tambahan atas persyaratan
kekuatan, kemampuan layan, dan durabilitas
yang ditentukan oleh standar ini.

==== 4.9.2 Persyaratan kekuatan, kemampuan
layan, dan durabilitas dari standar ini lebih
utama untuk diikuti dibandingkan
persyaratan sustainability.

==== R4.9 - Sustainability
Ketentuan standar ini untuk kekuatan,
kemampuan layan, dan durabilitas adalah
merupakan persyaratan minimum untuk
mendapatkan struktur beton dengan kondisi
aman dan berdaya tahan. Standar ini
memperbolehkan pemilik atau perencana
ahli bersertifikat untuk menentukan
persyaratan yang lebih tinggi daripada
persyaratan minimum yang ditentukan di
dalam standar ini. Persyaratan tambahan ini
dapat berupa persyaratan kekuatan yang
lebih tinggi, batasan defleksi yang lebih
ketat, peningkatan durabilitas, dan ketentuan
sustainability.

==== 4.10 - Integritas struktural

==== 4.10.1 Umum

==== R4.10 - Integritas struktural

==== R4.10.1 Umum

==== 4.10.1.1 Tulangan dan sambungan harus
didetailkan untuk mengikat bangunan
sebagai satu kesatuan secara efektif serta
untuk meningkatkan integritas struktural
bangunan secara keseluruhan.

==== R4.10.1.1 Persyaratan integritas struktural
bertujuan untuk meningkatkan redundansi
dan daktilitas melalui pendetailan
penulangan dan sambungan, sehingga
dalam kondisi komponen penopang utama
mengalami kerusakan atau menerima beban
melebihi kondisi normal, kerusakan yang
terjadi bisa dilokalisasi dan struktur memiliki
kemampuan mempertahankan stabilitas
secara keseluruhan yang lebih baik.
Persyaratan integritas untuk tipe-tipe
komponen struktur tertentu tercantum dalam
pasal komponen struktur terkait.
 
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional,
copy standar ini dibuat untuk
Sub KT 91-01-S4 Bahan,
Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan
tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
© BSN 2019 78 dari 695


==== 4.10.2 Persyaratan minimum untuk
integritas structural

==== 4.10.2.1 Komponen struktural dan
sambungannya harus memenuhi
persyaratan integritas struktural di Tabel
4.10.2.1.

Tabel 4.10.2.1 – Persyaratan minimum
untuk integritas structural

==== R4.10.2 Persyaratan minimum untuk
integritas struktural – komponen struktur dan
sambungannya yang diacu di dalam pasal ini
adalah hanya tipe komponen yang memiliki
persyaratan khusus untuk integritas
struktural. Meskipun demikian, persyaratan
pendetailan untuk tipe komponen lain,
sebenarnya sudah mengandung
persyaratan integritas struktural secara tidak
langsung. Seperti peryaratan pendetailan
dari pelat satu arah yang dijelaskan di 7.7.


[ Lanjut Ke 4.11 - Perlindungan terhadap kebakaran ... ]






Kembali ke Daftar Isi
Jelajah ke Daftar Gambar
Jelajah ke Daftar Tabel