PASAL 2 – NOTASI DAN TERMINOLOGI
2.1 - Ruang lingkup
2.1.1 Pasal ini mendefinisikan notasi dan
terminologi yang digunakan dalam standar
ini.
2.2 - Notasi R2.2 - Notasi
a = tinggi blok tegangan persegi
ekuivalen, mm
av = bentang geser, sama dengan jarak
dari pusat beban terpusat ke: a)
muka tumpuan untuk komponen
struktur menerus atau kantilever,
atau b) pusat tumpuan untuk
komponen struktur tertumpu
sederhana, mm
Ab = luas setiap batang atau kawat
individu, mm2
Abrg = luas tumpuan netto dari kepala
stud, baut angkur, atau batang ulir
berkepala, mm2
Ac = luas penampang beton yang
menahan transfer geser, mm2
Acf = luas penampang bruto lajur pelatbalok
yang lebih besar dari dua
rangka ekuivalen saling tegak lurus
yang berpotongan pada kolom dari
pelat dua arah, mm2
Ach = luas penampang komponen
struktur yang diukur sampai tepi
luar tulangan transversal, mm2
Acp = luas yang dibatasi oleh keliling luar
penampang beton, mm2
Acs = luas penampang pada salah satu
ujung strut dalam model strut-andtie,
diambil tegak lurus terhadap
sumbu strut, mm2
Act = luas bagian penampang antara
muka tarik lentur dan pusat
gravitasi penampang bruto, mm2
Acv = luas bruto penampang beton yang
dibatasi oleh tebal badan dan
panjang penampang dalam arah
gaya geser yang ditinjau pada
kasus dinding dan luas bruto
penampang beton dalam kasus
diafragma, tebalnya tidak melebihi
lebar diafragma, mm2
Acw = luas penampang beton pilar
tunggal, segmen horizontal
dinding, atau balok kopel yang
menahan geser, mm2
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 10 dari 695
Af = luas tulangan dalam braket atau
korbel yang menahan momen
desain terfaktor, mm2
Ag = luas bruto penampang beton, mm2.
Untuk penampang berlubang, Ag
adalah luas beton saja dan tidak
termasuk luas lubang
Ah = luas total tulangan geser sejajar
terhadap tulangan tarik utama
dalam korbel atau braket, mm2
Aj = luas penampang efektif pada joint
di bidang yang paralel terhadap
bidang tulangan yang
menimbulkan geser dalam joint,
mm2
𝑨ℓ = luas total tulangan longitudinal
untuk menahan torsi, mm2
A𝓵,𝒎𝒊𝒏= luas minimum tulangan longitudinal
untuk menahan torsi, mm2
An
= luas tulangan dalam braket atau
korbel yang menahan gaya tarik
Nuc, mm2
Anz = luas muka daerah nodal atau
penampang melalui daerah nodal,
mm2
ANa = luas pengaruh terproyeksi dari
angkur tunggal atau kelompok
angkur adhesif, untuk perhitungan
kekuatan lekatan tarik, mm2
ANao = luas pengaruh terproyeksi dari
angkur tunggal adhesif, untuk
perhitungan kekuatan lekatan tarik
jika tidak dibatasi oleh jarak tepi
atau spasi, mm2
ANc = luas kegagalan beton terproyeksi
dari angkur tunggal atau kelompok
angkur, untuk perhitungan
kekuatan tarik, mm2
ANco
= luas kegagalan beton terproyeksi
dari angkur tunggal, untuk
perhitungan kekuatan tarik jika
tidak dibatasi oleh jarak tepi atau
spasi, mm2
Ao
= luas bruto yang dilingkupi oleh
lintasan alir geser, mm2
Aoh = luas yang dilingkupi oleh garis
pusat tulangan torsi transversal
tertutup terluar, mm2
Apd = luas total yang ditempati oleh
selongsong, selubung dan tulangan
prategang, mm2
Aps = luas baja prategang dalam daerah
tarik lentur, mm2
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 11 dari 695
Apt
= luas total tulangan prategang, mm2
As = luas tulangan tarik longitudinal
nonprategang, mm2
As
’ = luas tulangan tekan, mm2
Asc = luas tulangan tarik utama dalam
korbel atau braket, mm2
Ase,N = luas penampang efektif angkur
dalam kondisi tarik, mm2
Ase,V = luas penampang efektif angkur
dalam kondisi geser, mm2
Ash = luas penampang total tulangan
transversal (termasuk ikat silang)
dalam spasi 𝒔 dan tegak lurus
terhadap dimensi bc, mm2
Asi = luas total tulangan permukaan
dengan spasi si dalam lapisan ke
i yang melintasi strut, dengan
tulangan dengan sudut 𝜶𝑖 terhadap
sumbu strut, mm2
As,min= luas minimum tulangan lentur, mm2
Ast = luas total tulangan longitudinal
nonprategang (batang tulangan
atau profil baja), mm2
Asx = luas profil baja struktur, pipa, atau
tabung dalam penampang
komposit, mm2
At = luas satu kaki sengkang tertutup
yang menahan torsi dalam spasi s,
mm2
Atp = luas baja prategang dalam suatu
ikatan, mm2
Atr = luas penampang total semua
tulangan transversal dalam spasi s
yang melintasi bidang potensial
pembelahan melalui tulangan yang
disalurkan, mm2
Ats = luas tulangan nonprategang dalam
suatu ikatan, mm2
Av = luas tulangan geser dalam spasi s,
mm2
Avd = luas total tulangan dalam setiap
kelompok batang tulangan
diagonal dalam balok kopel
bertulangan diagonal, mm2
Avf = luas tulangan geser-friksi, mm2
Avh = luas tulangan geser yang paralel
terhadap tulangan tarik lentur
dalam spasi s2, mm2
Av,min= luas minimum tulangan geser
dalam spasi s, mm2
AVc = luas kegagalan beton terproyeksi
dari angkur tunggal atau kelompok
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 12 dari 695
angkur, untuk perhitungan
kekuatan geser, mm2
AVco = luas kegagalan beton terproyeksi
dari angkur tunggal, untuk
perhitungan kekuatan geser, jika
tidak dibatasi oleh pengaruh sudut,
spasi, atau tebal komponen
struktur, mm2
A1 = luas yang dibebani untuk
perhitungan kekuatan tumpu, mm2
A2 = luas dasar bawah piramida,
kerucut, atau limas (tapered
wedge) terpancung yang
mempunyai luas atas A1, dan
mempunyai sisi miring dengan
rasio vertikal terhadap horizontal 1
: 2, mm2. A2 harus termuat
seluruhnya di dalam tumpuan
b = lebar muka tekan komponen
struktur, mm,
bc = dimensi penampang inti komponen
struktur yang diukur ke tepi luar
tulangan transversal yang
membentuk luas Ash, mm
bf = Lebar sayap efektif penampang T,
mm
bo = keliling penampang kritis untuk
geser dua arah pada pelat dan
fondasi telapak (footings), mm
bs = lebar strut, mm
bslab = lebar efektif pelat menahan fMsc,
mm
bt = lebar bagian penampang yang
mengandung sengkang tertutup
yang menahan torsi, mm
bv = lebar penampang pada permukaan
kontak yang diperiksa untuk geser
horizontal, mm
bw = lebar badan, tebal dinding, atau
diameter penampang lingkaran,
mm
b1 = dimensi penampang kritis bo yang
diukur dalam arah bentang dimana
momen ditentukan, mm
b2 = dimensi penampang kritis bo yang
diukur dalam arah tegak lurus
terhadap b1, mm
Bn = kekuatan tumpu nominal, N
Bu
= beban tumpu terfaktor, N
c = jarak dari serat tekan terjauh ke
sumbu netral, mm
cac = jarak tepi kritis yang disyaratkan
untuk menyalurkan kekuatan dasar
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 13 dari 695
yang dikendalikan oleh jebolnya
beton (breakout) atau lekatan beton
dari angkur pascacor dalam kondisi
tarik dalam beton yang tak retak
tanpa tulangan pelengkap untuk
mengendalikan pembelahan beton,
mm
ca,max = jarak maksimum dari pusat batang
angkur ke tepi beton, mm
ca,min = jarak minimum dari pusat batang
angkur ke tepi beton, mm
ca1 = jarak dari pusat batang angkur ke
tepi beton dalam satu arah, mm.
Jika geser diterapkan pada angkur,
ca1 diambil dalam arah geser yang
diterapkan. Jika tarik diterapkan
pada angkur, ca1 adalah jarak tepi
minimum. Dimana angkur yang
dibebani geser terletak dalam
penampang yang sempit dengan
tebal terbatas, lihat 17.5.2.4
c’a1 = nilai yang membatasi ca1 dimana
angkur terletak kurang dari 1,5 ca1 dari tiga
atau lebih sisi, mm; lihat Gambar R17.5.2.4
ca2 = jarak dari pusat batang angkur ke
tepi beton dalam arah tegak lurus
terhadap ca1, mm
cb = yang terkecil dari: a) jarak dari
pusat batang tulangan atau kawat
ke permukaan beton terdekat, dan
b) setengah spasi pusat ke pusat
batang tulangan atau kawat yang
disalurkan, mm
cc = selimut bersih (clear cover)
tulangan, mm,
cNa = jarak terproyeksi dari pusat batang
angkur pada satu sisi angkur yang
diperlukan untuk mengembangkan
kekuatan lekatan penuh angkur
tunggal dengan lekatan, mm
ct = jarak dari muka interior kolom ke
tepi pelat yang diukur parallel
terhadap c1, tetapi tidak melebihi c1,
mm
c1 = dimensi kolom persegi atau persegi
ekuivalen, kepala kolom (capital),
atau braket yang diukur dalam arah
bentang dimana momen
ditentukan, mm
c2 = dimensi kolom persegi atau persegi
ekuivalen, kepala kolom (capital),
atau braket yang diukur dalam arah
tegak lurus terhadap c1, mm
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 14 dari 695
C = konstanta penampang untuk
menentukan properti torsi pelat dan
balok
C = gaya tekan yang bekerja pada zona
nodal, N
Cm = faktor yang menghubungkan
diagram momen aktual ke diagram
momen seragam ekuivalen
d = jarak dari serat tekan terjauh ke
pusat tulangan tarik longitudinal,
mm
d' = jarak dari serat tekan terjauh ke
pusat tulangan tekan longitudinal,
mm
da = diameter luar angkur atau diameter
batang stud berkepala, baut
berkepala, atau baut berkait,
da
' = nilai yang menggantikan da bila
angkur berukuran lebih besar
digunakan, mm
dagg = ukuran nominal maksimum agregat
kasar, mm
db = diameter nominal batang tulangan,
kawat, atau strand (strand)
prategang, mm,
dburst = jarak dari angkur ke pusat gaya
bursting, Tburst, N
dp = jarak dari serat tekan terjauh ke
pusat baja prategang, mm,
dpile = diameter tiang di dasar fondasi
(footing), mm
D = pengaruh beban mati layan
eanc = eksentrisitas angkur atau kelompok
angkur terhadap pusat
penampang, mm
eh = jarak dari permukaan dalam batang
baut J atau L ke ujung luar baut J
atau L, mm
eN '
= jarak antara beban tarik resultan
pada kelompok angkur yang
dibebani tarik dan pusat kelompok
angkur yang dibebani tarik, mm; eN '
selalu positif
ev '
= jarak antara beban geser resultan
pada kelompok angkur yang
dibebani geser dalam arah yang
sama, dan pusat kelompok angkur
yang dibebani geser dalam arah
yang sama, mm; eN '
selalu positif
E = pengaruh gaya gempa horizontal
dan vertikal
Ec = modulus elastisitas beton, MPa
Ecb = modulus elastisitas beton balok,
MPa
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 15 dari 695
Ecs = modulus elastisitas beton pelat,
MPa
EI = kekakuan lentur komponen
struktur, N-mm2
(EI)eff= kekakuan lentur efektif komponen
struktur, N-mm2
Ep = modulus elastisitas baja prategang,
MPa
Es = modulus elastisitas tulangan dan
baja struktural, MPa
fc′ = kekuatan tekan beton yang
disyaratkan, MPa
√fc′ = akar kuadrat kekuatan tekan beton
yang disyaratkan, MPa
fci′ = kekuatan tekan beton yang
disyaratkan pada waktu prategang
awal, MPa
√𝒇𝒄𝒊′ = akar kuadrat kekuatan tekan beton
yang disyaratkan pada waktu
prategang awal, MPa
fce = kekuatan tekan efektif beton dalam
strut atau daerah pertemuan nodal,
MPa
fcm = kekuatan tekan beton rata-rata
terukur, MPa
fct = kekuatan tarik belah rata-rata
terukur beton ringan, MPa
fd = tegangan akibat beban mati tak
terfaktor, di serat terjauh
penampang dimana tegangan tarik
diakibatkan oleh beban luar, MPa
fdc = tegangan dekompresi
(decompression); tegangan pada
baja prategang saat tegangan
adalah nol dalam beton di tingkat
(level) yang sama seperti titik berat
baja prategang, MPa
fpc = tegangan tekan beton setelah
semua kehilangan prategang
terjadi di titik berat penampang
yang menahan beban terapan luar
atau di pertemuan badan dan
sayap bila pusat terletak dalam
sayap, MPa. Dalam komponen
struktur komposit, fpc adalah
tegangan tekan resultan di pusat
penampang komposit, atau di
pertemuan badan dan sayap bila
pusat terletak dalam sayap, akibat
baik prategang maupun momen
yang ditahan oleh komponen
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 16 dari 695
struktur pracetak yang bekerja
sendirian
fpe = tegangan tekan pada beton akibat
gaya efektif prategang saja, setelah
semua kehilangan prategang
terjadi, di serat terjauh penampang
jika tegangan tarik disebabkan oleh
beban eksternal yang bekerja, MPa
fps = tegangan dalam baja prategang
pada kekuatan lentur nominal, MPa
fpu = kekuatan tarik baja prategang yang
disyaratkan, MPa
fpy = kekuatan leleh baja prategang yang
disyaratkan, MPa
fr = modulus hancur (rupture) beton,
MPa
fs = tegangan tarik yang dihitung dalam
tulangan saat beban layan, MPa
fs
’ = tegangan dalam tulangan tekan
yang terkena beban terfaktor, MPa
fse = tegangan efektif dalam baja
prategang (setelah semua
kehilangan prategang terjadi), MPa
fsi = tegangan pada lapisan ke-i pada
permukaan tulangan, MPa
ft = tegangan serat terjauh tarik dalam
daerah tarik pratekan yang dihitung
saat beban layan menggunakan
properti penampang bruto, MPa
futa = kekuatan tarik baja angkur yang
disyaratkan, MPa
fy = kekuatan leleh tulangan yang
disyaratkan, MPa
fya = kekuatan leleh baja angkur yang
disyaratkan, MPa
fyt = kekuatan leleh tulangan transversal
yang disyaratkan fy, MPa
F = pengaruh beban akibat berat dan
tekanan fluida dengan kerapatan
dan tinggi maksimum yang dapat
didefinisikan dengan baik
Fnn = kekuatan nominal di muka zona
nodal, N
Fns = kekuatan nominal strut, N
Fnt = kekuatan nominal tie, N
Fun = gaya terfaktor pada daerah muka
node, N
Fus = gaya tekan terfaktor di daerah strut,
N
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 17 dari 695
Fut = gaya tarik terfaktor di pengikat (tie),
N
h = tebal atau tinggi keseluruhan
komponen struktur, mm
ha = tebal komponen struktur dimana
lokasi angkur, diukur paralel
terhadap sumbu angkur, mm
hanc = dimensi perangkat angkur atau
kelompok tunggal perangkat
berjarak dekat ke arah bursting
yang diperhitungkan, mm
hef = panjang penanaman efektif angkur,
mm
h’ef = nilai batas hef dimana angkur
terletak kurang dari 1,5hef dari tiga
tepi atau lebih, mm; merujuk pada
gambar R17.4.2.3
hsx = tinggi tingkat untuk tingkat x, mm
hu = tinggi lateral tidak tertumpu pada
serat tekan terjauh pada dinding
dan pilar dinding, mm, ekuivalen
dengan ℓu untuk komponen tekan
hv = tinggi penampang kepala-geser
(shearhead), mm
hw = tinggi dinding keseluruhan dari
dasar ke tepi atas atau tinggi bersih
segmen dinding atau pilar dinding
yang ditinjau, mm
hx = spasi horizontal ikat silang atau
kaki sengkang pengekang (hoop)
pusat ke pusat maksimum pada
semua muka kolom, mm
H = pengaruh beban akibat tekanan
lateral tanah, air dalam tanah, atau
bahan lainnya, N
I = momen inersia penampang
terhadap sumbu pusat, mm4
Ib = momen inersia penampang bruto
balok terhadap sumbu pusat, mm4
Icr = momen inersia penampang retak
yang ditransformasi ke beton, mm4
Ie = momen inersia efektif untuk
perhitungan defleksi, mm4
Ig = momen inersia penampang beton
bruto terhadap sumbu pusat, yang
mengabaikan tulangan, mm4
Is = momen inersia penampang bruto
pelat terhadap sumbu pusat, mm4
Ise = momen inersia tulangan terhadap
sumbu pusat penampang
komponen struktur, mm4
Isx = momen inersia profil baja struktural,
pipa, atau tabung terhadap sumbu
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 18 dari 695
pusat penampang komponen
struktur komposit, mm4
k = faktor panjang efektif untuk
komponen struktur tekan
kc = koefisien untuk kekuatan jebol
beton dasar dalam kondisi tarik
kcp = koefisien untuk kekuatan jungkit
(pryout)
kf = faktor kekuatan beton
kn = faktor efektifitas pengekangan
Kt = kekakuan torsi elemen; momen per
unit rotasi
Ktr = indeks tulangan transversal, mm
K05 = koefisien yang terkait dengan fraksi
5 persen
ℓ = panjang bentang balok atau pelat
satu arah; proyeksi bersih
kantilever, mm
ℓa = panjang penanaman tambahan
melewati garis pusat tumpuan atau
titik belok, mm
ℓanc = panjang angkur yang terikat harus
terjadi, mm
ℓb = lebar landasan, mm
ℓc = panjang komponen tekan, diukur
dari pusat ke pusat joint, mm
ℓd = panjang penyaluran tarik batang
tulangan ulir, kawat ulir, tulangan
kawat las polos dan ulir, atau strand
pratarik, mm
ℓdc = panjang penyaluran tekan batang
tulangan ulir dan kawat ulir, mm
ℓdb = panjang tulangan prategang tanpa
lekatan pada ujung komponen, mm
ℓdh = panjang penyaluran tarik batang
tulangan ulir atau kawat ulir dengan
kait standar, yang diukur dari
penampang kritis ujung luar kait
(panjang penanaman lurus antara
penampang kritis dan awal kait [titik
tangen] ditambah jari-jari dalam
bengkokan dan satu diameter
batang tulangan), mm
ℓdt = panjang penyaluran tarik batang
tulangan ulir berkepala, yang diukur
dari penampang kritis ke muka
tumpuan kepala, mm
ℓe = panjang tumpuan beban angkur
untuk geser, mm
ℓext = Perpanjangan bagian lurus pada
ujung kait standar, mm
ℓn = panjang bentang bersih yang
diukur muka ke muka tumpuan, mm
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 19 dari 695
ℓo = panjang, yang diukur dari muka
joint sepanjang sumbu komponen
struktur, dimana tulangan
transversal khusus harus
disediakan, mm
ℓsc = panjang sambungan lewatan di
daerah tekan, mm
ℓst = panjang sambungan lewatan di
daerah tarik, mm
ℓt = bentang komponen struktur akibat
uji beban, diambil sebagai bentang
yang lebih pendek untuk sistem
pelat dua arah, mm. Bentang
adalah yang lebih kecil dari: (a)
jarak di antara pusat tumpuan, dan
(b) jarak bersih antara tumpuan
ditambah tebal 𝒉 komponen
struktur. Bentang untuk kantilever
harus diambil sebagai dua kali jarak
dari muka tumpuan ke ujung
kantilever
ℓtr = Panjang penyaluran tulangan
prategang, mm
ℓu = panjang tak tertumpu komponen
struktur tekan, mm
ℓv = panjang lengan kepala geser
(shearhead) dari pusat beban atau
reaksi terpusat, mm
ℓw = panjang seluruh dinding, atau
panjang segmen dinding atau pilar
dinding yang ditinjau dalam arah
gaya geser, mm
ℓ1 = panjang bentang dalam arah
dimana momen ditentukan, yang
diukur pusat ke pusat tumpuan, mm
ℓ2 = panjang bentang dalam arah tegak
lurus terhadap ℓ1, yang diukur pusat
ke pusat tumpuan, mm
L = pengaruh beban hidup layan
Lr = pengaruh beban hidup atap layan
M = momen yang bekerja pada angkur
atau kelompok angkur, N-mm
Ma = momen maksimum dalam
komponen struktur akibat beban
layan pada tahap defleksi dihitung,
N-mm
Mc = momen terfaktor yang diperbesar
untuk pengaruh kurvatur
komponen struktur yang digunakan
untuk desain komponen struktur
tekan, N-mm
Mcr = momen retak, N-mm
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 20 dari 695
Mcre = momen yang mengakibatkan retak
lentur pada penampang akibat
beban terapan luar, N-mm
Mmax = momen maksimum terfaktor pada
penampang akibat beban luar yang
bekerja, N-mm
Mn = kekuatan lentur nominal pada
penampang, N-mm
Mnb = kekuatan lentur nominal balok
termasuk pelat bilamana tertarik,
yang merangka ke dalam joint, Nmm
Mnc = kekuatan lentur nominal kolom
yang merangka ke dalam joint,
yang dihitung untuk gaya aksial
terfaktor, konsisten dengan arah
gaya lateral yang ditinjau, yang
menghasilkan kekuatan lentur yang
terendah, N-mm
Mo = momen statis terfaktor total, N-mm
Mp = kekuatan momen plastis perlu
penampang kepala-geser
(shearhead), N-mm
Mpr = kekuatan lentur mungkin
komponen struktur, dengan atau
tanpa beban aksial, yang
ditentukan menggunakan properti
komponen struktur pada muka joint
yang mengasumsikan tegangan
tarik dalam batang tulangan
longitudinal sebesar paling sedikit
1,25fy dan faktor reduksi kekuatan
ϕ sebesar 1,0, N-mm
Msa = Momen maksimum pada dinding
akibat beban layan, tidak termasuk
efek P, N-mm,
Msc = Momen terfaktor pelat yang ditahan
oleh kolom pada joint, N-mm
Mu = momen terfaktor pada penampang,
N-mm
Mua = momen di tengah tinggi dinding
akibat beban lateral dan vertikal
eksentris terfaktor, tidak termasuk
pengaruh P, N-mm
Mv = tahanan momen yang disumbang
oleh tulangan kepala-geser
(shearhead), N-mm
M1 = momen ujung terfaktor yang lebih
kecil pada komponen struktur
tekan, diambil sebagai positif jika
komponen struktur dibengkokkan
dalam kurvatur tunggal, dan negatif
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 21 dari 695
jika dibengkokkan dalam kurvatur
ganda, N-mm
M1ns = momen ujung terfaktor pada
komponen struktur tekan pada
ujung dimana M1 bekerja, akibat
beban yang mengakibatkan
goyangan samping tidak besar,
yang dihitung menggunakan
analisis rangka elastis orde
pertama, N-mm
M1s = momen ujung terfaktor pada
komponen struktur tekan pada
ujung dimana M1 bekerja, akibat
beban yang mengakibatkan
goyangan samping cukup besar,
yang dihitung menggunakan
analisis rangka elastis orde
pertama, N-mm
M2 = momen ujung terfaktor yang lebih
besar pada komponen struktur
tekan. Jika pembebanan
transversal terjadi di antara
tumpuan, M2 diambil sebagai
momen terbesar yang terjadi dalam
komponen struktur. Nilai M2 selalu
positif, N-mm
M2,min = nilai minimum M2, N-mm
M2,ns = momen ujung terfaktor pada
komponen struktur tekan pada
ujung dimana M2 bekerja, akibat
beban yang mengakibatkan
goyangan samping tidak besar,
yang dihitung menggunakan
analisis rangka elastis orde
pertama, N-mm
M2s = momen ujung terfaktor pada
komponen struktur tekan pada
ujung dimana M2 bekerja, akibat
beban yang mengakibatkan
goyangan samping cukup besar,
yang dihitung menggunakan
analisis rangka elastis orde
pertama, N-mm
n = jumlah benda, seperti uji kekuatan,
batang tulangan, kawat, alat angkur
strand-tunggal (monostrand),
angkur, atau lengan kepala geser
(shearhead)
nℓ = jumlah tulangan longitudinal
sekeliling tepi inti kolom dengan
sengkang tertutup yang ditumpu
secara lateral pada sudut sengkang
atau oleh kait gempa. Seikat
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 22 dari 695
tulangan dihitung sebagai tulangan
tunggal.
nt = jumlah threads per inchi
N = gaya tarik yang bekerja pada angkur
atau kelompok angkur, N
Na = kekuatan lekatan nominal dalam
kondisi tarik dari angkur tunggal
adhesif, N
Nag = kekuatan lekatan nominal dalam
kondisi tarik dari kelompok angkur
adhesif, N
Nb = kekuatan jebol beton dasar dalam
kondisi tarik dari angkur tunggal
dalam beton yang retak, N
Nba = kekuatan lekatan dasar dalam
kondisi tarik dari angkur tunggal
adhesif, N,
Nc = gaya tarik resultan yang bekerja
pada bagian penampang beton
yang dibebani tegangan tarik akibat
pengaruh kombinasi beban layan
dan prategang efektif, N
Ncb = kekuatan jebol beton nominal
dalam kondisi tarik dari angkur
tunggal, N
Ncbg = kekuatan jebol beton nominal
dalam kondisi tarik dari kelompok
angkur, N
Ncp = kekuatan jungkit beton dasar dari
angkur tunggal, N
Ncpg = kekuatan jungkit beton dasar dar
kelompok angkur, N
Nn = kekuatan nominal tarik, N
Np = kekuatan cabut (pullout) dalam
kondisi tarik dari angkur tunggal
dalam beton yang retak, N
Npn = kekuatan cabut nominal dalam
kondisi tarik dari angkur tunggal, N,
Nsa = kekuatan nominal dari angkur
tunggal atau angkur individu dalam
kelompok angkur dalam kondisi
tarik yang ditentukan oleh kekuatan
baja, N
Nsb = kekuatan ambrol (blowout) muka
samping dari angkur tunggal, N
Nsbg = kekuatan ambrol muka samping
dari kelompok angkur, N
Nu = gaya aksial terfaktor tegak lurus
terhadap penampang yang terjadi
serentak dengan Vu atau Tu ;
diambil sebagai positif untuk tekan
dan negatif untuk tarik, N
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 23 dari 695
Nua = gaya tarik terfaktor yang diterapkan
pada angkur atau angkur individu
dalam kelompok angkur, N
Nua,g = gaya tarik terfaktor total yang
diterapkan pada kelompok angkur,
N
Nua,i = gaya tarik terfaktor yang diterapkan
pada angkur yang paling tertegang
dalam kelompok angkur, N
Nua,s = beban tarik tetap terfaktor, N
Nuc = gaya tarik horizontal terfaktor yang
diterapkan di atas braket atau
korbel yang bekerja serentak
dengan Vu , diambil sebagai positif
untuk tarik, N
pcp = keliling luar penampang beton, mm
ph = keliling garis pusat tulangan torsi
transversal tertutup terluar, mm
P = momen sekunder akibat
kelangsingan individual elemen, Nmm
Pc = beban tekuk kritis, N
Pn = kekuatan aksial nominal
penampang, N
Pn,max = nilai Pn maksimum yang
diperbolehkan, N
Pnt = kekuatan tarik aksial nominal
komponen, N
Pnt,max= nilai Pnt maksimum, N
Po = kekuatan aksial nominal pada
eksentrisitas nol, N
Ppu = gaya prategang terfaktor pada alat
angkur, N
Ps = beban aksial tak terfaktor pada
penampang (tengah ketinggian)
desain termasuk pengaruh berat
sendiri, N
Pu = gaya aksial terfaktor; diambil
sebagai positif untuk tekan dan
negatif untuk tarik, N
PΔ = momen sekunder yang diakibatkan
defleksi lateral, N-mm
qDu = beban mati terfaktor per satuan
luas, N/m2
qLu = beban hidup terfaktor per satuan
luas, N/m2
qu = beban terfaktor per satuan luas,
N/m2
Q = indeks stabilitas untuk suatu tingkat
r = radius girasi penampang
komponen struktur tekan, mm
R = pengaruh beban hujan kumulatif
layan
R = reaksi, N
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 24 dari 695
s = spasi pusat ke pusat suatu benda,
misalnya tulangan longitudinal,
tulangan transversal, tendon,
kawat atau angkur prategang, mm
si = spasi pusat ke pusat tulangan
dalam lapisan ke i yang berdekatan
dengan permukaan komponen
struktur, mm
so = spasi pusat ke pusat tulangan
transversal dalam panjang ℓo mm
ss = deviasi standar contoh uji, MPa
sw = jarak bersih antara badan yang
berdekatan, mm
s2 = spasi pusat ke pusat tulangan
geser atau torsi longitudinal, mm
Se = momen, geser, atau gaya aksial
pada sambungan yang terkait
dengan pembentukan kekuatan
mungkin di lokasi leleh yang
diharapkan, berdasarkan pada
mekanisme deformasi lateral
inelastik yang menentukan, dengan
meninjau baik pengaruh gravitasi
dan gempa
Sm = modulus penampang elastis, mm3
Sn = kekuatan momen, geser, aksial,
torsi atau tumpu nominal
Sy = kekuatan leleh sambungan,
berdasarkan pada fy, untuk
momen, geser, atau gaya aksial
t = tebal dinding penampang
berlubang, mm
tf = tebal sayap, mm
T = pengaruh kumulatif suhu, rangkak,
susut, perbedaan penurunan, dan
beton yang dapat mengimbangi
susut (shrinkage compensating
concrete)
T = gaya tarik yang bekerja pada zona
nodal dalam model strut dan tie, N
(T juga digunakan untuk
mendefinisikan efek kumulatif
temperatur layan, rangkak, susut,
penurunan tidak seragam dan
shrinkage-compensating concrete
dalam kombinasi beban yang
didefinisikan pada 5.3.6).
Tburst =Gaya tarik di zona umum yang
bekerja di depan perangkat angkur
yang disebabkan oleh penyebaran
kekuatan angkur, N
Tcr = momen retak torsi, N-mm
Tt = beban uji total, N
Tth = momen torsi threshold, N-mm
Tn = kekuatan momen torsi nominal, Nmm
Tu = momen torsi terfaktor pada
penampang, N-mm
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 25 dari 695
U = kekuatan perlu untuk menahan
beban terfaktor atau momen dan
gaya dalam yang terkait dengan
kombinasinya
vc = tegangan terkait kekuatan geser
dua arah nominal yang disediakan
oleh beton, MPa
vn = tegangan beton ekuivalen terkait
kekuatan geser dua arah nominal
pada pelat atau fondasi, MPa
vs = tegangan beton ekuivalen terkait
kekuatan geser dua arah nominal
yang disediakan oleh tulangan,
MPa
vu = tegangan geser dua arah
maksimum terfaktor yang dihitung
di keliling penampang kritis yang
ditinjau, MPa
vug = tegangan geser terfaktor pada
penampang kritis pelat untuk aksi
dua arah akibat beban gravitasi
tanpa transfer momen, MPa
V = gaya geser yang bekerja pada angkur
atau kelompok angkur, N
Vb = kekuatan jebol beton dasar dalam
kondisi geser dari angkur tunggal
dalam beton yang retak, N
Vc = kekuatan geser nominal yang
disediakan oleh beton, N
Vcb = kekuatan jebol beton nominal dalam
kondisi geser dari angkur tunggal,
N
Vcbg = gaya geser desain untuk kombinasi
beban termasuk pengaruh gempa,
N
Vci = Kekuatan geser nominal yang
disediakan beton retak diagonal
dihasikan dari kombinasi geser dan
momen, N
Vcp = kekuatan jungkit beton nominal dari
angkur tunggal, N
Vcpg = kekuatan jungkit beton nominal dari
kelompok angkur, N
Vcw = kekuatan geser nominal yang
disediakan oleh beton bila retak
diagonal yang dihasilkan dari
tegangan tarik utama yang tinggi
dalam badan, N
Vd = gaya geser pada penampang
akibat beban mati tak terfaktor, N
Ve = gaya geser desain untuk kombinasi
pembebanan termasuk pengaruh
gempa, N
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 26 dari 695
Vi = gaya geser terfaktor pada
penampang akibat beban luar yang
terjadi serentak dengan Mmax, N
Vn = kekuatan geser nominal, N
Vnh = kekuatan geser horizontal nominal,
N,
Vp = komponen vertikal gaya prategang
efektif pada penampang, N
Vs = kekuatan geser nominal yang
diberikan oleh penulangan geser, N
Vsa = kekuatan geser nominal dari
angkur tunggal atau angkur individu
dalam kelompok angkur yang
ditentukan oleh kekuatan baja, N
Vu = gaya geser terfaktor penampang, N
Vua = gaya geser terfaktor yang
diterapkan pada angkur tunggal
atau kelompok angkur, N
Vua,g = gaya geser terfaktor total yang
diterapkan pada kelompok angkur,
N
Vua,i = gaya geser terfaktor yang
diterapkan pada angkur yang
paling tinggi tegangannya dalam
kelompok angkur, N
Vuh = gaya geser terfaktor sepanjang
permukaan kontak pada komponen
lentur beton komposit, N
Vus = geser horizontal terfaktor pada
suatu tingkat, N
V = gaya geser maksimum yang dapat
bekerja sejajar tepi, N
V = gaya geser maksimum yang dapat
bekerja tegak lurus tepi, N
wc = berat volume beton normal atau
berat volume ekuivalen beton
ringan, kg/m3
ws = lebar strut tegak lurus terhadap
sumbu strut, mm
wt = tinggi efektif beton konsetrik dengan
sengkang, digunakan untuk ukuran
zona nodal, mm
wt,maks= maksimum tinggi efektif beton
konsetrik dengan sengkang ikat,
mm
wu = beban terfaktor per satuan panjang
balok atau pelat satu arah, N/mm
w/cm = rasio air terhadap material
sementisius
W = pengaruh beban angin
Wa = level layan beban angin, N
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 27 dari 695
x = dimensi keseluruhan bagian
persegi penampang yang lebih
pendek, mm
y = dimensi keseluruhan bagian
persegi penampang yang lebih
panjang, mm
yt = jarak dari sumbu pusat penampang
bruto, yang mengabaikan tulangan,
ke muka tarik, mm
α = sudut yang menentukan orientasi
tulangan
αc = koefisien yang menentukan
kontribusi relatif kekuatan beton
terhadap kekuatan geser dinding
nominal
αf = rasio kekakuan lentur penampang
balok terhadap kekakuan lentur
lebar pelat yang dibatasi secara
lateral oleh garis pusat panel di
sebelahnya (jika ada) pada setiap
sisi balok
fm α = nilai rata-rata f α untuk semua balok
pada tepi panel
αf1 = f α dalam arah ℓ1
αf2 = f α dalam arah ℓ2
αi = sudut antara sumbu strut dan
batang tulangan dalam lapisan ke-i
tulangan yang melintasi strut
tersebut
αs = konstanta yang digunakan untuk
menghitung Vc pada pelat dan
fondasi telapak
αv = rasio kekakuan lentur lengan
kepala-geser (shearhead) terhadap
kekakuan lentur penampang pelat
komposit yang mengelilinginya
α1 = arah distribusi tulangan pada strut
α2 = arah tulangan ortogonal terhadap
α1 pada strut
β = rasio dimensi panjang terhadap
pendek: bentang bersih untuk pelat
dua arah, sisi kolom, beban
terpusat atau luasan reaksi, atau
sisi fondasi telapak
b β = rasio luas pemutusan tulangan
terhadap luas total tulangan tarik
pada penampang
dns β = rasio yang digunakan untuk
memperhitungkan reduksi
kekakuan kolom akibat beban
aksial tetap
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 28 dari 695
dsβ = rasio geser tetap maksimum
terfaktor dalam satu lantai
maksimum geser terfaktor pada
lantai tersebut untuk kombinasi
beban yang sama
n β = faktor untuk memperhitungkan
pengaruh angkur pengikat pada
kekuatan tekan efektif zona nodal
sβ = faktor untuk memperhitungkan
pengaruh retak dan tulangan
pengekang pada kekuatan tekan
efektif beton dalam strut
tβ = rasio kekakuan torsi penampang
balok tepi terhadap kekakuan lentur
pelat dengan lebar sama dengan
panjang bentang balok, diukur dari
pusat ke pusat tumpuan
β1 = faktor yang menghubungkan tinggi
blok tegangan tekan persegi
ekuivalen dengan tinggi sumbu
netral
γf = faktor yang digunakan untuk
menentukan bagian Msc yang
disalurkan oleh lentur pada
sambungan pelat-kolom
γp = faktor untuk tipe baja prategang
γs = faktor yang digunakan untuk
menentukan bagian tulangan yang
berlokasi pada jalur tengah fondasi
telapak
γv = faktor yang digunakan untuk
menentukan momen tak seimbang
yang disalurkan oleh eksentrisitas
geser di sambungan pelat-kolom
𝛅 = faktor pembesaran momen untuk
mencerminkan pengaruh kurvatur
komponen struktur antara ujungujung
komponen struktur tekan
δs = faktor pembesaran momen untuk
rangka yang tidak dikekang
(braced) terhadap goyangan, untuk
mencerminkan drif (drift) lateral
yang dihasilkan dari beban lateral
dan beban gravitasi
δu = perpindahan desain, mm
Δcr = defleksi tegak lurus bidang yang
dihitung di tengah tinggi dinding
terkait dengan momen retak Mcr,
mm
Δn = defleksi tegak lurus bidang yang
dihitung di tengah tinggi dinding
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 29 dari 695
yang berhubungan dengan
kekuatan lentur nominal Mn, mm
Δo = defleksi lateral relatif antara bagian
atas dan bawah suatu tingkat
akibat dari Vus, mm
Δf𝒑 = peningkatan tegangan dalam baja
prategang akibat beban terfaktor,
MPa
Δf𝒑𝒔 = tegangan dalam baja prategang
saat beban layan dikurangi
tegangan dekompresi, MPa
Δf𝒑𝒕 = perbedaan antara tegangan yang
dapat dikembangkan dalam strand
pada penampang yang
diperhitungkan dan tegangan yang
dibutuhkan untuk menahan momen
lentur terfaktor pada penampang,
Mu/, Mpa
Δr = perbedaan antara defleksi awal dan
akhir (setelah penghilangan beban)
untuk uji beban atau uji beban
berulang, mm
Δs = defleksi tegak lurus bidang akibat
beban layan, mm
Δu = defleksi yang dihitung di tengah
tinggi dinding akibat dari beban
terfaktor, mm
Δ𝒙 = simpangan tingkat desain pada
lantai x, mm
Δ1 = defleksi maksimum yang diukur
selama uji beban pertama diukur 24
jam setelah pemberian beban uji
penuh, mm
Δ2 = defleksi maksimum yang diukur
selama uji beban kedua relatif
terhadap posisi struktur saat
permulaan uji beban kedua, mm
cu = regangan maksimum yang digunakan
pada serat tekan beton terjauh
t = regangan tarik netto dalam lapisan
terjauh baja tarik longitudinal pada
kekuatan nominal, tidak termasuk
regangan akibat dari prategang
efektif, rangkak, susut, dan suhu
ty = nilai regangan tarik netto pada
lapisan terluar dari tulangan tarik
longitudinal yang digunakan untuk
menentukan penampang terkontrol
tekan
𝛉 = sudut antara sumbu strut, diagonal
tekan, atau bidang tekan dan kord
(chord) tarik komponen struktur
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 30 dari 695
 = faktor modifikasi yang
merefleksikan properti mekanis
tereduksi dari beton ringan,
semuanya relatif terhadap beton
normal dengan kekuatan tekan
yang sama
a = faktor modifikasi yang
merefleksikan properti mekanis
tereduksi dari beton ringan pada
aplikasi pengangkuran beton
tertentu
𝛌Δ = faktor pengali untuk defleksi
tambahan akibat pengaruh jangka
panjang
𝛍 = koefisien friksi
 = faktor jangka panjang untuk beban
tetap
ρ = rasio As terhadap bd
ρ' = rasio 𝑨𝒔 ′ terhadap bd
ρ𝓵 = rasio luas tulangan longitudinal
terdistribusi terhadap luas beton
bruto yang luas tegak lurus
terhadap tulangan yang dimaksud
ρp = rasio Aps terhadap bdp
ρs = rasio volume tulangan spiral
terhadap volume total inti yang
dikekang oleh spiral (diukur dari sisi
luar ke sisi luar spiral)
ρt = rasio luas tulangan transversal
terdistribusi terhadap luas beton
bruto yang tegak lurus terhadap
tulangan yang dimaksud
ρv = rasio luas tulangan pengikat
terhadap luas permukaan kontak,
ρw = rasio As terhadap bwd
 = simbol eksponen pada persamaan
interaksi gaya tarik/geser
ϕ = faktor reduksi kekuatan,
ϕK = faktor reduksi kekakuan
 = tegangan tekan nominal beton serat
terjauh pada elemen batas dinding,
MPa
cr = tegangan lekatan karakteristik dari
angkur adhesif dalam beton yang
retak, MPa
uncr = tegangan lekatan karakteristik dari
angkur adhesif dalam beton yang
tak retak, MPa
c = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan penyaluran
berdasarkan selimut
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 31 dari 695
c,N = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
berdasarkan pada keberadaan
atau ketidakberadaan retak pada
beton
c,P = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik cabut
angkur berdasarkan pada
keberadaan atau ketidakberadaan
retak pada beton
c,V = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan geser
angkur berdasarkan pada
keberadaan atau ketidakberadaan
retak pada beton dan keberadaan
atau ketidakberadaan tulangan
tambahan
cp,N = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
pascapasang yang ditujukan untuk
penggunaan dalam beton yang tak
retak tanpa tulangan tambahan
untuk memperhitungkan tegangan
tarik belah akibat pemasangan
cp,Na= faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
adhesif dengan lekatan yang
ditujukan untuk penggunaan dalam
beton yang tak retak tanpa
tulangan pelengkap untuk
memperhitungkan tegangan tarik
belah akibat pemasangan
e = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada pelapis tulangan
ec, N = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
berdasarkan pada eksentrisitas
beban yang diterapkan
ec,Na = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
adhesif berdasarkan pada
eksentrisitas beban yang
diterapkan
ec,V = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan geser
angkur berdasarkan pada
eksentrisitas beban yang
diterapkan
ed,N = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
berdasarkan pada kedekatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 32 dari 695
terhadap tepi komponen struktur
beton
ed,Na = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan tarik angkur
adhesif dengan lekatan
berdasarkan pada kedekatan
terhadap tepi komponen struktur
beton
ed,V = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan geser
angkur berdasarkan pada
kedekatan terhadap tepi komponen
struktur beton
h,V = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi kekuatan geser
angkur yang berada dalam
komponen struktur beton dengan
𝒉𝒂 < 𝟏, 𝟓𝒄𝒂𝟏
r = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan tulangan pengekang
s = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada ukuran tulangan
t = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada lokasi tulangan,
w = faktor yang digunakan untuk
memodifikasi panjang penyaluran
untuk tulangan kawat ulir las yang
mengalami tarik,
o = faktor amplifikasi untuk
memperhitungkan kekuatan lebih
sistem penahan gaya seismik yang
ditetapkan sesuai dengan tata cara
bangunan gedung umum yang
diadopsi secara legal

2.3 - Terminologi

2.3 - Terminologi
Istilah berikut didefinisikan untuk
penggunaan umum dalam Standar ini.
Definisi khusus muncul dalam masingmasing
pasal.
R2.3 - Terminologi
Adhesif (Adhesive) — Komponen
kimiawi yang diformulasi dari polimer
organik, atau kombinasi polimer organik
dan bahan anorganik yang menyatu jika
dicampurkan.
Agregat (Aggregate) — Bahan berbutir,
seperti pasir, kerikil, batu pecah, dan slag
tanur (blast-furnace slag), yang digunakan
dengan media perekat untuk menghasilkan
beton atau mortar semen hidrolis.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 33 dari 695
Agregat, ringan (Aggregate,
lightweight) — Agregat yang memenuhi
persyaratan ASTM C330M dan mempunyai
berat volume (density) gumpalan (bulk)
lepas sebesar 1120 kg/m3 atau kurang,
ditentukan sesuai dengan ASTM C29M.
Agregat, ringan (Aggregate,
lightweight) — dalam beberapa standar,
terminologi ”agregat ringan” diganti dengan
”agregat dengan berat jenis rendah”
Analisis elemen hingga (Finite element
analysis) — Teknik model numerik dimana
struktur dibagi menjadi elemen diskrit untuk
analisis.
Angkur — elemen baja yang ditanam
dalam beton sebelum dicor atau dipasang
kemudian ke dalam komponen beton yang
sudah mengeras dan digunakan untuk
menyalurkan beban yang bekerja ke beton.
Angkur — Angkur tanam termasuk baut
berkepala, hooked bolts (batu -J atau -L),
dan headed studs. Angkur pascacor
termasuk angkur ekspansion, angkur
undercut, dan angkur adhesif; elemen baja
untuk angkur adhesif termasuk threaded
rods, tulangan baja ulir, atau internally
threaded steel sleeves dengan deformasi
eksternal. Jenis-jenis angkur ditunjukkan
pada Gambar. R2.1.
Angkur, adhesif (anchor, adhesive) —
angkur tanam pascacor, dimasukkan
kedalam beton yang mengeras dimana
diameter lubang angkur tidak lebih besar
dari 1,5 kali diameter angkur, yang
menyalurkan beban ke beton melalui
lekatan antara angkur dan bahan adhesif,
dan lekatan antara bahan adhesif dan
beton.
Angkur, adhesif (anchor, adhesive) —
Model desain termasuk dalam Pasal 17
untuk angkur adhesif didasarkan pada
perilaku angkur dengan diameter lubang
tidak melebihi 1,5 kali diameter angkur.
Angkur dengan diameter lubang melebihi
1,5 kali diameter angkur berperilaku
berbeda dan karenanya tidak termasuk dari
ruang lingkup Pasal 17 dan ACI 355.4.
Untuk membatasi penyusutan dan
mengurangi perpindahan akibat beban,
sebagian besar sistem angkur adhesif
membutuhkan celah annular yang sempit
pada praktiknya sambil tetap
mempertahankan jarak yang cukup untuk
penyisipan elemen angkur pada lubang
adhesif yang diisi dan memastikan cakupan
yang penuh dari area terlekat melebihi
panjang tertanam. Celah annular untuk
tulangan umumnya lebih besar dari yang
digunakan untuk threaded rods. Ukuran
lubang yang dibutuhkan disediakan di
petunjuk pemasangan milik pabrikan.
Angkur, ekspansi (anchor, expansion)
— angkur tanam pascacor, dipasang pada
beton yang sudah mengeras, menyalurkan
beban ke atau dari beton melalui tumpuan
langsung atau friksi atau keduanya.
Angkur, ekspansi — Angkur, ekspansi
dapat berupa terkontrol torsi, dimana
perpanjangan dicapai oleh gaya torsi yang
bekerja pada sekrup atau baut; atau
terkontrol perpindahan, di mana
perpanjangan dicapai oleh gaya benturan
yang bekerja pada selongsong atau plug
dan perpanjangan dikontrol oleh panjang
pergerakan sleeve atau plug.
Angkur, horizontal atau miring ke atas
(anchor, horizontal or upwardly inclined)
Angkur, horizontal atau miring keatas
(anchor, horizontal or upwardly
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 34 dari 695
— angkur yang dipasang di dalam lubang
yang dibor secara horizontal atau miring
keatas pada arah manapun di atas
horizontal
inclined) — Gambar R2.2
menggambarkan potensial orientasi lubang
pada angkur horizontal atau miring keatas.
Gambar R2.1 – Tipe angkur
Gambar R2.2 – Orientasi angkur yang memungkinkan menghadap ke atas,
cenderung ke atas, atau horizontal
Angkur, pascacor (anchor, postinstalled)
— angkur yang dipasang pada
beton yang sudah mengeras; contohnya
adalah angkur adhesif, angkur ekspansi
(expansion anchor), angkur dengan ujung
diperlebar (undercut anchor).
Angkur, tanam cor di tempat (anchor,
cast in) — baut berkepala, stud berkepala
atau baut berkait yang dipasang sebelum
pengecoran.
hef
(a) (b) (c) (d)
(A) Angkur tanam cor ditempat : (a) kepala baut hex dengan ring ;
(b) Baut L; (c) Baut J; dan (d) kepala stud dilas
(B) Angkur tanam pascacor : (a) angkur adhesif; (b) angkur ujung diperlebar;
(c) angkur ekspansi terkontrol torsi (c1) tipe selongsong dan (c2) tipe stud);
dan (d) angkur ekspansi terkontrol perpindahan tipe drop-in
(a) (b) (c1) (c2) (d)
hef
hef
hef
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 35 dari 695
Angkur, ujung diperlebar (anchor,
undercut)— angkur tanam pascacor yang
mendapatkan kekuatan tariknya dari interlok
mekanik yang terjadi dengan memperlebar
bidang kontak ujung angkur. Perbesaran
ujung dapat dilakukan dengan bor khusus
sebelum memasang angkur atau dengan
menggunakan angkur tersebut.
Area yang diproyeksikan (Projected
area) — area pada permukaan bebas
komponen beton yang digunakan untuk
mewakili dasar yang lebih besar dari asumsi
kegagalan permukaan persegi.
Area pengaruh yang diproyeksikan
(Projected influence area) — area persegi
pada permukaan bebas komponen beton
yang digunakan untuk menghitung kekuatan
lekatan angkur adhesive.
Baja prategang (reinforcement,
prestressing) — baja mutu tinggi seperti
strand, kawat, batang, yang memenuhi
20.3.1.
Balok (beam) — komponen struktur yang
utamanya menahan lentur dan geser dengan
atau tanpa gaya aksial atau torsi; balok dalam
rangka momen yang merupakan bagian dari
sistem penahan gaya lateral umumnya
komponen horizontal; gelagar adalah balok.
Batang ulir berkepala (Headed deformed
bars) — Batang tulangan ulir dengan kepala
yang dilekatkan pada satu atau kedua
ujungnya.
Batang ulir berkepala (Headed
deformed bars) — luas bearing batang
ulir berkepala, untuk kebanyakan
bagian, tegak lurus terhadap sumbu
axis. Sebaliknya, area bearing kepala
yang batang ulir berkepala adalah ruang
permukaan nonplanar revolusi, seperti
ditunjukkan pada Gambar R20.5.1. Dua
jenis penulangan berbeda dengan cara
lain. Shanks dari stud berkepala adalah
halus, tidak berulir seperti tulangan ulir
berkepala. Luas landasan bersih
minimum kepala tulangan ulir berkepala
bar diizinkan untuk menjadi sekecil
empat kali area bar. Sebaliknya, luas
kepala stud minimum tidak ditentukan
sebagai luas bearing, tetapi total luas
kepala yang mana harus setidaknya 10
kali luas shank.
Batas regangan terkontrol tekan
(Compression-controlled strain limit) —
Regangan tarik neto pada kondisi regangan
seimbang.
Baut berkait (Hooked bolt) — Angkur
tanam yang ditanam umumnya dengan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 36 dari 695
tumpu tekukan 90 derajat (baut L) atau
tekukan 180 derajat (baut j) terhadap beton,
pada ujung tanam dan mempunyai minimum
eh setara 3da.
Baut berkepala (Headed bolt) — Angkur
baja tanam yang mendapatkan gaya tariknya
dari interlock mekanik yang disediakan oleh
baik kepala atau mur pada ujung angkur yang
tertanam.
Beban (Load) — Gaya atau aksi lain yang
dihasilkan dari berat seluruh bahan
bangunan, penghunian dan bendabendanya,
efek lingkungan, pergerakan
sebagian (differential movement), dan
perubahan dimensi yang terkendali; beban
tetap adalah beban dimana variasi dari waktu
ke waktu jarang atau kecil; semua beban
lainnya adalah beban variabel.
Beban (Load) — Sejumlah definisi
untuk beban diberikan sebagai standar
berisi persyaratan yang harus dipenuhi
di berbagai tingkat beban. Istilah "beban
mati" dan "beban hidup" merujuk ke
beban tidak terfaktor, kadang-kadang
disebut beban “layan” ditentukan oleh
standar bangunan umum. Beban layan
(beban tanpa faktor beban) harus
digunakan jika ditentukan dalam standar
untuk merancang atau menyelidiki
elemen untuk kondisi servis yang yang
memadai. Beban digunakan untuk
merancang elemen untuk memenuhi
kekuatan yang memadai didefinisikan
sebagai beban terfaktor. Beban terfaktor
adalah beban layan dikali dengan faktor
yang sesuai untuk kebutuhan kekuatan
kecuali kecuali beban angin dan gempa
yang sudah ditentukan sebagai beban
kekuatan dalam ASCE / SEI 7.
Terminologi beban faktor menjelaskan di
mana beban faktor diterapkan pada nilai
beban, momen, atau geser tertentu
seperti yang digunakan dalam ketentuan
standar.
Beban, hidup (Load, live) — (a) Beban
tidak tetap yang bekerja pada struktur tapi
sepertinya terjadi selama masa layan struktur
(tidak termasuk beban lingkungan); atau (b)
beban yang memenuhi kriteria khusus yang
ditemukan dalam standar umum bangunan
tanpa faktor beban.
Beban, hidup atap (Load, roof live) —
Beban pada atap yang dihasilkan dari: (a)
selama pemeliharaan akibat pekerja,
peralatan dan bahan bangunan dan (b)
selama umur struktur oleh obyek bergerak
seperti tanaman (planters) atau
perlengkapan dekorasi yang sejenis lainnya
yang tidak terkait dengan penghunian; atau
beban yang memenuhi kriteria khusus yang
ditemukan dalam standar umum bangunan
tanpa faktor beban
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 37 dari 695
Beban, layan (Load, service) — Beban
yang ditetapkan oleh tata cara bangunan
gedung umum dimana Standar ini
merupakan bagiannya (tanpa faktor beban).
Beban, mati (Load, dead) — Berat mati
yang ditumpu oleh komponen struktur,
sebagaimana didefinisikan oleh tata cara
bangunan gedung umum dimana Standar ini
merupakan bagiannya (tanpa faktor beban).
Beban, terfaktor (Load, factored) —
Beban, dikalikan dengan faktor beban yang
sesuai.
Beton (Concrete) — Campuran semen
portland atau semen hidrolis lainnya, agregat
halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan
(admixture).
Beton bertulang (Reinforced concrete)
— Beton struktural yang ditulangi dengan
tidak kurang dari jumlah baja prategang atau
tulangan nonprategang minimum yang
ditetapkan dalam standar ini
Beton bertulang (Reinforced
concrete) — termasuk elemen-elemen
yang memenuhi persyaratan untuk
beton prategang dan nonprategang.
Beton bertulangan serat baja (Steel fiberreinforced
concrete) — Beton yang
mengandung serat baja yang berorientasi
acak tersebar.
Beton, kekuatan tekan yang disyaratkan
(Concrete, specified compressive
strength of), ( fc
’ ) — Kekuatan tekan beton
yang digunakan dalam desain dan dievaluasi
sesuai dengan standar ini, dinyatakan dalam
megapascal (MPa). Bilamana fc
’ dalam akar
kuadrat, hanya nilai numeriknya yang
dipakai, dan hasil akarnya mempunyai
satuan megapascal (MPa).
Beton, nonprategang (Concrete,
nonprestressed) — Beton bertulang dengan
tulangan non prategang minimum atau untuk
pelat dua arah dengan tulangan prategang
kurang dari tulangan minimum.
Beton, nonprategang (Concrete,
nonprestressed) — Beton bertulang
non prategang umumnya terdiri dari
tulangan non prategang. Pelat
prategang dua arah mensyaratkan level
minimum tegangan tekan beton akibat
prategang efektif sesuai 8.6.2.1. Pelat
dua arah dengan level prategang
minimum ataupun kurang disyaratkan
untuk didesain sebagai beton non
prategang.
Beton, normal (Concrete, normalweight)
— Beton yang mengandung hanya agregat
yang memenuhi ASTM C33M.
Beton, normal (Concrete,
normalweight) — berat beton normal
tipikal memiliki kepadatan (berat jenis)
antara 2155 dan 2560 kg/m3, dan
normalnya diambil nilai sebesar 2320
hingga 2400 kg/m3.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 38 dari 695
Beton, pasir ringan (Concrete, sandlightweight)
— Beton ringan yang
mengandung hanya agregat halus berat
normal yang memenuhi ASTM C33M dan
hanya agregat ringan yang memenuhi ASTM
C330M.
Beton, pasir ringan (Concrete, sandlightweight)
— Menurut terminologi
standar, beton pasir-ringan adalah beton
ringan dimana agregat halusnya
digantikan pasir semua. Definisi ini
mungkin tidak sesuai dengan
penggunaan oleh beberapa pemasok
material atau kontraktor dimana
mayoritas, tapi tidak semuanya, semua
agregat halus digantikan dengan dengan
pasir. Untuk penggunaan ketentuan
standar yang tepat, batas penggantian
harus dinyatakan, dengan interpolasi jika
penggantian pasir secara parsial
digunakan.
Beton polos (Plain concrete) — Beton
struktur tanpa tulangan atau dengan tulangan
kurang dari jumlah minimum yang ditetapkan
untuk beton bertulang.
Beton polos (Plain concrete) —
Keberadaan tulangan, non prategang
atau prategang, tidak termasuk elemen
yang diklasifikasikan sebagai beton
polos, dimana persyaratan pada Pasal
14 terpenuhi.
Beton pracetak (Precast concrete) —
Elemen beton struktur yang dicetak di tempat
lain dari posisi akhirnya dalam struktur.
Beton prategang (Prestressed concrete)
— Beton bertulang dimana tegangan dalam
diberikan untuk mereduksi tegangan tarik
potensial dalam beton yang dihasilkan dari
beban, dan untuk pelat dua arah
menggunakan dengan sekurang-kurangnya
tulangan minimum prategang.
Beton prategang (Prestressed
concrete) — Kelas elemen lentur
prategang didefinisikan dalam 24.5.2.1.
pelat prategang dua arah mensyaratkan
level minimum tegangan tekan beton
akibat prategang efektif sesuai dengan
8.6.2.1. Meskipun perilaku elemen
dengan tendon prategang tanpa lekatan
dapat bervariasi dari elemen dengan
tulangan prategang terlekat menerus,
beton prategang terlekat dan tidak
terlekat digabungkan dengan beton non
prategang dalam istilah generik "beton
bertulang.” Ketentuan umum untuk
kedua beton prategang dan
nonprategang terintegrasi untuk
menghindari tumpang tindih dan
ketentuan yang saling bertentangan.
Beton, ringan (Concrete, lightweight) —
Beton yang mengandung agregat ringan dan
densitas setimbang (equilibrium density),
sebagaimana ditetapkan oleh ASTM C567,
antara 1140 dan 1840 kg/m3.
Beton, semua agregat ringan (Concrete,
all-lightweight) — Beton ringan yang
mengandung hanya agregat kasar dan halus
ringan yang memenuhi ASTM C330M.
Beton struktural (Structural concrete) —
Semua beton yang digunakan untuk tujuan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 39 dari 695
struktural termasuk beton polos dan
bertulang.
Daerah sendi plastis (Plastic hinge
region) — Panjang elemen rangka dimana
pelelehan lentur diharapkan terjadi akibat
perpindahan desain gempa, yang
memanjang tidak kurang dari jarak h dari
penampang kritis dimana pelelehan lentur
berawal.
Dasar struktur (Base of structure) —
tingkat dimana pergerakan tanah horizontal
akibat gempa diasumsikan disalurkan ke
bangunan gedung. Tingkat ini tidak perlu
sama dengan tingkat tanah. Lihat Pasal 21.
Densitas setimbang (Equilibrium
density) — Densitas beton ringan setelah
keterbukaan terhadap kelembaban relatif
sebesar 50  5 persen dan suhu sebesar 23
 2 C untuk jangka waktu yang cukup untuk
mencapai kerapatan konstan (lihat ASTM
C567).
Diafragma struktural (Structural
diaphragm) — Komponen struktur, seperti
pelat lantai atau atap, yang menyalurkan
gaya yang bekerja dalam bidang komponen
struktur ke elemen vertikal sistem penahan
gaya gempa. Diafragma struktur termasuk
chords dan kolektor sebagai bagian dari
diafragma.
Dinding (Wall) — Komponen struktur yang
didesain menahan beban aksial, beban
lateral atau keduanya dimana rasio panjang
arah horizontal terhadap ketebalannya lebih
besar dari 3, digunakan untuk melingkupi
atau memisahkan ruang.
Dinding struktural biasa beton polos
(Ordinary structural plain concrete wall) —
Dinding yang memenuhi persyaratan Pasal
14.
Dinding struktural (Structural wall) —
Dinding yang diproporsikan untuk menahan
kombinasi geser, momen, dan gaya aksial.
Dinding geser adalah dinding struktur.
Dinding struktural biasa beton bertulang
(Ordinary reinforced concrete structural
wall) — Dinding yang memenuhi persyaratan
Pasal 11
Dinding struktural khusus (Special
structural wall) — Dinding cor di tempat
yang memenuhi persyaratan 18.2.3 hingga
18.2.8 dan 18.10 atau dinding pracetak yang
memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.11.
Dinding struktural khusus (Special
structural wall) — Persyaratan pada
18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.11
dimaksudkan untuk menghasilkan
dinding struktural pracetak khusus yang
memiliki kekuatan dan ketangguhan
minimum setara dengan dinding
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 40 dari 695
struktural beton bertulang khusus cetak
di tempat.
Dinding struktural menengah beton
pracetak (Intermediate precast structural
wall) — Dinding yang memenuhi persyaratan
18.5.
Dinding struktural menengah beton
pracetak (Intermediate precast
structural wall) — Persyaratan 18.5
dimaksudkan untuk menghasilkan
struktur dinding pracetak menengah
yang memiliki kekuatan dan
ketangguhan minimum setara dengan
struktural dinding beton bertulang biasa
cor di tempat. Dinding beton pracetak
yang tidak memenuhi persyaratan 18.5
dianggap memiliki daktiltas dan
integritas struktural kurang dari dinding
struktural pracetak menengah.
Diskontinuitas (Discontinuity) —
Perubahan mendadak pada geometri atau
pembebanan.
Dokumen perencanaan (Construction
documents) — Dokumen tertulis dan dalam
bentuk gambar dan spesifikasi yang
disiapkan atau disusun untuk menjelaskan
lokasi, desain, bahan dan karakteristik fisik
dari elemen dalam suatu proyek yang
diperlukan untuk mendapatkan izin bangunan
pada suatu proyek.
Durabilitas (Durability)— Kemampuan
suatu struktur atau komponen menahan
kerusakan yang merusak kinerja atau
membatasi masa pakai layanan struktur
dalam lingkungan yang relevan
dipertimbangkan dalam desain.
Elemen baja, daktail (steel element,
ductile) — elemen dengan perpanjangan
kekuatan tarik sekurang-kurangnya 14
persen dan pengurangan area sekurangkurangnya
30 persen; elemen baja yang
memenuhi persyaratan ASTM A307 harus
dianggap daktail; kecuali sebagaimana
diubah oleh untuk efek gempa, batang
tulangan ulir yang memenuhi persyaratan
ASTM A615M, A706M, atau A955M harus
dianggap sebagai elemen baja daktail.
Elemen baja, daktail (steel element,
ductile) — Perpanjangan 14 persen
harus diukur sepanjang panjang
pengukur yang ditentukan dalam standar
ASTM yang sesuai untuk baja. Karena
kekhawatiran patah di potongan galur,
harus diverifikasi bahwa galur tulangan
ulir memenuhi persyaratan kekuatan dari
25.5.7.1.
Elemen baja, getas (steel element, brittle)
— elemen dengan perpanjangan kekuatan
tarik kurang dari 14 persen dan pengurangan
area kurang dari 30 persen saat putus.
Elemen baja, getas (steel element,
brittle) — Perpanjangan 14 persen
seharusnya diukur sepanjang panjang
pengukur yang ditentukan dalam yang
sesuai Standar ASTM untuk baja.
Elemen kolektor (Collector element) —
elemen yang bekerja secara tarik atau tekan
aksial untuk menyalurkan gaya akibat gempa
antara diafragma struktur dan elemen vertikal
dari sistem penahan gaya seismik.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 41 dari 695
Elemen batas (Boundary element) —
Bagian sepanjang dinding struktur dan tepi
diafragma, termasuk tepi bukaan yang
diperkuat dengan tulangan longitudinal dan
transversal.
Fraktil lima persen (five percent fractile)
— istilah statistik yang berarti tingkat
kepercayaan 90 % bahwa terdapat 95 %
probabilitas kekuatan aktual melampaui
kekuatan nominal.
Fraktil lima persen (five percent
fractile)—Penentuan koefisien K05
terkait dengan fraksi 5 persen,  x - K05Ss
tergantung pada jumlah uji, n, digunakan
untuk menghitung rata-rata sampel, x ,
dan deviasi standar sampel, Ss. Nilai
kisaran K05, sebagai contoh, dari 1,645
untuk n =  , hingga 2,010 untuk n = 40,
dan 2,568 untuk n = 10. Dengan definisi
fraktil 5 persen ini, kekuatan nominal
dalam pasal 17 sama dengan kekuatan
karakteristiknya di ACI 355.2 dan ACI
355.4.
Gaya jacking (Jacking force) — Pada
beton prategang, gaya sementara yang
dihasilkan oleh alat yang mengakibatkan tarik
pada baja prategang.
Ikat silang (Crosstie) — Batang tulangan
menerus yang mempunyai kait gempa pada
satu ujungnya dan kait tidak kurang dari 90
derajat dengan paling sedikit perpanjangan
enam kali diameter pada ujung lainnya. Kait
harus memegang batang tulangan
longitudinal tepi. Kait 90 derajat dari dua kait
silang berturutan yang memegang batang
tulangan longitudinal yang sama harus
diseling ujung-ujungnya.
Informasi desain (Design information) —
informasi spesifik proyek untuk dimasukkan
ke dalam dokumen konstruksi oleh pihak
perencana ahli bersertifikat, sebagaimana
berlaku.
Inspeksi (Inspection) — Pengamatan,
verifikasi dan dokumen bahan yang
dibutuhkan, fabrikasi, ereksi atau
penempatan komponen dan sambungan
untuk menentukan pemenuhan sesuai
dokumen perencanaaan dan standar yang
dirujuk.
Inspeksi berkala (Inspection, periodic) —
Pengamatan paruh waktu atau berselang,
verifikasi dan dokumentasi pekerjaan yang
diperlukan di area dimana pekerjaan sedang
berlangsung.
Inspeksi berkelanjutan (Inspection,
continuous) — Pengamatan terus menerus,
verifikasi dan dokumentasi pekerjaan yang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 42 dari 695
diperlukan di area dimana pekerjaan sedang
berlangsung.
Integritas struktur (Structural integritas)
— kemampuan struktur melalui kekuatan,
redundansi, daktilitas dan detail penulangan
untuk meredistribusi tegangan dan menjaga
kestabilan keseluruhan jika kerusakan lokal
atau tegangan berlebih yang signifikan
terjadi.
Integritas struktural (Structural
integritas) — kemampuan yang didesain
terhubung satu sama lain untuk memenuhi
persyaratan kemampuan.
Jarak tepi (edge distance) — Jarak dari
tepi permukaan beton ke pusat angkur
terdekat.
Joint (Joint) — Bagian struktur yang
dipakai bersama pada komponen struktur
yang berpotongan. Luas penampang efektif
joint rangka momen khusus, Aj, untuk
perhitungan kekuatan geser seperti yang
didefinisikan dalam 21.7.4.1. Lihat Pasal 21.
Joint (Joint) — luas efektif
penampang joint rangka pemikul momen
khusus, Aj, untuk perhitungan kekuatan
geser sesuai 18.8.4.3.
Joint isolasi (Isolation joint) —
Pemisahan antara bagian struktur beton yang
menyatu, umumnya bidang vertikal, di lokasi
yang didesain untuk mengurangi gangguan
terhadap kinerja struktur, namun
membolehkan pergerakan relatif dalam tiga
arah dan menghindari pembentukan retak di
tempat lain dalam beton dan dimana semua
atau sebagian tulangan terlekat dihentikan.
Joint kontraksi (Contraction joint) —
Takikan yang dicetak, digergaji, atau dipahat
dalam struktur beton untuk menciptakan
bidang perlemahan dan mengarahkan lokasi
retak akibat dari perubahan dimensi bagian
struktur lainnya.
Kait seismik (Seismic hook) — Kait pada
sengkang, atau pengikat silang yang
mempunyai bengkokan tidak kurang dari 135
derajat, kecuali sengkang tertutup melingkar
harus mempunyai bengkokan tidak kurang
dari 90 derajat. Kait harus mempunyai
perpanjangan 6db (tetapi tidak kurang dari 75
mm) yang mengikat tulangan longitudinal dan
menjorok ke bagian dalam sengkang atau
sengkang tertutup.
Kategori desain seismik (Seismic design
category) — Klasifikasi yang ditetapkan
untuk struktur berdasarkan pada kategori
huniannya dan keparahan pergerakan tanah
gempa rencana di lokasi, sebagaimana
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 43 dari 695
didefinisikan oleh standar umum bangunan.
Juga dikenal dengan singkatan KDS.
Kedalaman penanaman efektif (effective
embedment depth) — Kedalaman
keseluruhan dimana angkur menyalurkan
gaya ke atau dari beton di sekelilingnya;
kedalaman penanaman efektif biasanyan
akan menjadi kedalaman kegagalan
permukaan beton dalam kondisi tarik; untuk
angkur berkepala dan stud berkepala yang
dicor, kedalaman penanaman efektif diukur
dari permukaan kontak tumpuan kepalanya.
Kedalaman penanaman efektif
(effective embedment depth) —
Kedalaman penanaman efektif untuk
berbagai tipe angkur diperlihatkan dalam
Gambar R2.1.
Kekuatan, desain (Strength, design) —
Kekuatan nominal yang dikalikan dengan
faktor reduksi kekuatan ϕ.
Kekuatan, nominal (Strength, nominal)
— Kekuatan komponen struktur atau
penampang yang dihitung sesuai dengan
ketentuan dan asumsi metode desain
kekuatan Standar ini sebelum penerapan
faktor eduksi kekuatan.
Kekuatan, nominal (Strength,
nominal) — Nilai nominal atau tertentu
dari kekuatan material dan dimensi yang
digunakan dalam perhitungan kekuatan
nominal. Subscript n digunakan untuk
menunjukkan kekuatan nominal;
misalnya, kekuatan aksial nominal Pn,
kekuatan momen nominal, Mn, dan
kekuatan geser nominal Vn. Untuk
tambahan penjelasan tentang konsep
dan nomenklatur untuk kekuatan desain,
lihat Penjelasan Pasal 22.
Kekuatan, perlu (Strength, required) —
Kekuatan komponen struktur atau
penampang yang diperlukan untuk menahan
beban terfaktor atau momen dan gaya dalam
terkait dalam kombinasi seperti yang
ditetapkan dalam standar ini.
Kekuatan, perlu (Strength, required)
— Subscript u hanya digunakan untuk
menunjukkan kekuatan yang diperlukan;
misalnya, kekuatan aksial perlu Pu,
kekuatan momen perlu Mu, dan
kekuatan geser perlu Vu, dihitung dari
beban dan gaya terfaktor yang bekerja.
Persyaratan dasar untuk desain
kekuatan bisa diekspresikan sebagai
berikut: kekuatan desain ≥ kekuatan
perlu; misalnya, ϕPn ≥ Pu; ϕMn ≥ Mu; ϕVn
≥ Vu. Untuk tambahan penjelasan
tentang konsep dan nomenklatur untuk
kekuatan desain, lihat Penjelasan Pasal
22.
Kekuatan ambrol muka samping (Side
face blowout strength) — kekuatan angkur
dengan penanaman dalam dan penutup
muka samping tipis dimana pengelupasan
(spalling) terjadi pada sisi muka di sekeliling
kepala yang ditanam tanpa terjadi jebol pada
pemukaan beton bagian atas.
Kekuatan cabut angkur (anchor pullout
strength) — kekuatan perangkat angkur atau
komponen utama dari perangkat yang
meluncur keluar beton tanpa merusak beton
sekitarnya dalam porsi yang berarti.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 44 dari 695
Kekuatan jebol, beton (breakout
strength, concrete) — kekuatan pada
volume beton yang mengelilingi angkur atau
kelompok angkur yang terpisah dari
komponen struktur.
Kekuatan jungkit beton (pryout strength,
concrete) — kuat bongkahan beton di
belakang angkur pendek, kaku yang terlepas
di arah yang berlawanan dari gaya geser.
Kekuatan leleh (Yield strength) —
Kekuatan leleh atau titik leleh minimum
tulangan yang ditetapkan. Kekuatan leleh
atau titik leleh harus ditetapkan dalam kondisi
tarik menurut standar ASTM yang sesuai
sebagaimana dimodifikasi dalam Standar ini.
Kekuatan tarik belah (Splitting tensile
strength) (fct) — Kekuatan tarik beton yang
ditentukan sesuai dengan ASTM C496M
seperti dijelaskan dalam ASTM C330M.
Kelompok angkur (anchor, group) —
sejumlah angkur sejenis yang kira-kira
ditanam dengan kedalaman yang sama
dengan jarak s antar angkur yang
berdampingan sedemikian rupa menjadi
terproyeksi tumpang tindih.
Kelompok angkur (anchor, group) —
Untuk semua potensial mode kegagalan
(baja, beton jebol, cabut, ambrol sisi
samping, dan jungkit), hanya angkur
yang rentan terhadap mode kegagalan
tertentu harus dipertimbangkan ketika
mengevaluasi kekuatan yang terkait
dengan mode kegagalan itu.
Kepala kolom (column capital) —
pembesaran bagian atas kolom beton yang
berada tepat di bawah pelat atau drop panel
yang dicetak monolit dengan kolom.
Kolom (Column) — komponen struktur
umumnya vertikal, digunakan untuk memikul
beban tekan aksial, tapi dapat juga memikul
momen, geser atau torsi. Kolom yang
digunakan sebagai bagian sistem rangka
pemikul gaya lateral menahan kombinasi
beban aksial, momen dan geser. Lihat
rangka momen.
Kombinasi beban desain (Design load
combination) — kombinasi beban dan gaya
terfaktor.
Komponen struktur lentur beton
komposit (Composite concrete flexural
members) — Komponen struktur lentur
elemen beton pracetak atau beton cor di
tempat, atau keduanya, yang dibangun
dengan pengecoran terpisah tetapi
disambung satu sama lain sedemikian rupa
sehingga semua elemen bereaksi terhadap
beban sebagai suatu kesatuan.
Konstruksi dua arah (two way
construction) — komponen struktur yang
didesain mampu memikul beban lentur dalam
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 45 dari 695
dua arah; beberapa pelat dan fondasi dapat
dianggap sebagai konstruksi dua arah.
Konstruksi satu arah (one way
construction) — komponen yang didesain
memikul beban lentur satu arah, lihat
konstruksi dua arah (two way construction).
Konstruksi satu arah (one way
construction) — Joist, balok, balok
gelagar dan beberapa pelat dan fondasi
dianggap sebagai konstruksi satu arah.
Lintasan beban (Load path) — Urutan
komponen dan sambungan yang didesain
untuk menyalurkan beban dan gaya terfaktor
dalam kombinasi tertentu sebagimana
ditetapkan dalam standar ini, dari titik bekerja
atau titik awal melalui komponen struktur ke
lokasi tumpuan atau fondasi.
Material campuran tambahan
(Admixture) — Material selain air, agregat,
atau semen hidrolis, yang digunakan sebagai
bahan penyusun beton dan ditambahkan
pada beton sebelum atau selama
pencampurannya untuk memodifikasi
properti.
Material sementisius (Cementitious
materials) — material sementisius yang
disyaratkan dalam Pasal 3, yang mempunyai
nilai pengikatan bilamana digunakan pada
beton baik oleh material tersebut sendiri,
seperti semen Portland, semen hidrolik
campuran, dan semen ekspansif, atau bahan
semacam itu yang dikombinasikan dengan
abu terbang (fly ash), pozzolan alami atau
bahan alam terkalsinansi lainnya, silica fume,
dan/atau slag tanur (blast-furnace slag)
berbutir.
Model strut and tie (strut and tie model)
— model rangka batang komponen struktur
atau zona D pada komponen struktur, terdiri
dari strut dan tie yang terhubung pada nodal
dan mampu mentransfer beban terfaktor ke
tumpuan atau ke zona-B terdekat.
Modulus elastisitas (Modulus of
elasticity) — Rasio tegangan normal
terhadap regangan terkait untuk tegangan
tarik atau tekan di bawah batas proporsional
material.
Nodal (node) — Titik dalam model strut and
tie yang sumbu strut, tie dan gaya terpusat
bekerja pada joint yang berpotongan.
Panel drop (Drop panel) — Proyeksi di
bawah pelat yang digunakan untuk
mengurangi jumlah tulangan negatif
sepanjang kolom atau tebal pelat perlu
minimum, dan untuk meningkatkan kekuatan
geser pelat.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 46 dari 695
Panjang bentang (Span length) — jarak
antara tumpuan.
Panjang penanaman (Embedment
length) — Panjang tulangan tertanam yang
disediakan melebihi penampang kritis.
Panjang penyaluran (Development
length) — Panjang tulangan tertanam,
termasuk strand pratarik, yang diperlukan
untuk mengembangkan kekuatan desain
tulangan pada penampang kritis.
Panjang ulur (Stretch length) — Panjang
angkur, memanjang menembus beton
dimana ini diangkur, angkur mengalami
beban tarik penuh dan untuk area
penampang adalah minimum dan konstan.
Panjang ulur (Stretch length) —
Panjang angkur yang berelongasi
inelastik dirancang untuk terjadi akibat
beban gempa. Contoh yang
menggambarkan panjang ulur
ditunjukkan pada Gambar R17.2.3.4.3.
Panjang transfer (Transfer length) —
Panjang strand pratarik tertanam yang
disyaratkan untuk menyalurkan prategang
efektif ke beton.
Pascapenarikan (Post-tensioning) —
Metode prategang dimana baja prategang
ditarik setelah beton mengeras.
Pedestal (Pedestal) — Komponen struktur
dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral
terkecil kurang dari atau sama dengan 3 yang
digunakan terutama untuk menumpu beban
tekan aksial. Untuk komponen stuktur
dengan perubahan dimensi lateral, dimensi
lateral terkecil adalah rata-rata dimensi atas
dan bawah dari sisi yang lebih kecil.
Pekerjaan (Work) — Konstruksi
keseluruhan atau bagian-bagian yang dapat
diidentifikasi secara terpisah yang
merupakan bagian daripadanya yang
disyaratkan untuk dilengkapi menurut
dokumen-dokumen kontrak.
Pelengkap angkur (Attachment) —
rakitan struktural pada muka beton, yang
menyalurkan beban ke atau menerima beban
dari angkur.
Penampang terkontrol tarik (Tensioncontrolled
section) — Penampang dimana
regangan tarik neto dalam baja tarik terjauh
pada saat kuat nominal lebih besar dari atau
sama dengan 0,005.
Penampang terkontrol tekan
(Compression-controlled section) —
Penampang dimana regangan tarik neto
dalam baja tarik terjauh pada kuat nominal
adalah kurang dari atau sama dengan batas
regangan terkontrol tekan.
Penanaman (Embedments) — Sesuatu
yang ditanam dalam beton, di luar tulangan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 47 dari 695
seperti didifinisikan dalam Pasal 20 dan
angkur yang didefinisikan dalam Pasal 17.
Tulangan atau angkur yang dilas, dibaut atau
disambungkan dengan cara lain ke sesuatu
yang ditanamkan untuk memperkuat yang
disambung, termasuk bagian penanaman.
Penutup geser (Shear cap) — Proyeksi di
bawah pelat yang digunakan untuk
meningkatkan kuat geser pelat.
Perangkat angkur (Anchorage device) —
pada pascapenarikan, perangkat keras yang
digunakan untuk menyalurkan gaya
pascatarik dari baja prategang ke beton.
Perangkat angkur— Kebanyakan
perangkat anchorage untuk pascatarik
adalah perangkat buatan standar yang
tersedia secara komersial. Dalam
beberapa kasus, detail tidak standar
atau perakitan dikembangkan dengan
menggabungkan berbagai wedges dan
wedges plates untuk pengangkuran
tulangan prategang. Baik perangkat
angkur standar dan nonstandar mungkin
diklasifikasikan sebagai perangkat
angkur dasar atau perangkat angkur
khusus sebagaimana didefinisikan
dalam standar ini dan AASHTO
LRFDUS.
Perangkat angkur, khusus (anchorage
device, adhesive) — perangkat
pengangkuran yang memenuhi pengujian
berdasarkan 25.9.3.1 (c).
Perangkat angkur, khusus —
Perangkat jangkar khusus adalah
perangkat apapun (monostrand atau
multistrand) yang tidak relevan dengan
tegangan landasan dengan PTI atau
AASHTO LRFDUS, dan jika sesuai,
terkait persyaratan kekakuan. Umumnya
perangkat angkur multi bearing surface
yang dipasarkan secara komersil adalah
perangkat angkur spesial. Sebagaimana
ditentukan dalam 25.9.3, perangkat
tersebut hanya dapat digunakan jika
telah memenuhi pengujian sesuai
dengan persyaratan AASHTO.
Pemenuhan persyaratan pengujian ini
biasanya dilakukan oleh produsen
perangkat.
Perangkat angkur strand majemuk dasar
(Basic multistrand anchorage device) —
perangkat angkur yang digunakan dengan
strand majemuk, batang tulangan, atau
kawat, atau dengan batang tulangan tunggal
lebih besar dari diameter 15 mm, yang
memenuhi 25.8.1, 25.8.2 dan 25.9.3.1 (b).
Perangkat angkur strand tunggal dasar
(Basic monostrand anchorage device) —
perangkat angkur yang digunakan dengan
semua strand tunggal atau batang diameter
15 mm atau lebih kecil yang memenuhi
25.8.1, 25.8.2 dan 25.9.3.1 (a).
Perangkat angkur, dasar —
Perangkat yang sangat proporsional
yang dapat diperiksa secara analitik
untuk pemenuhan persyaratan tegangan
dan kekakuan bearing tanpa harus
menjalani program uji penerimaan yang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 48 dari 695
diperlukan untuk perangkat angkur
khusus.
Perpindahan desain (Design
displacement) — perpindahan lateral total
yang diperkirakan untuk gempa berbasis
desain.
Perpindahan desain (Design
displacement) — Perpindahan desain
adalah sebuah indeks pergeseran lateral
maksimum yang dipertimbangkan dalam
desain untuk gempa dasar desain.
Dalam dokumen semacam ASCE / SEI 7
dan International Building Code,
perpindahan desain dihitung
menggunakan analisis elastis linier statis
atau dinamis terhadap standar kasi
spesifik yang memperhitungkan efek
penampang retak, efek torsi, efek gaya
vertikal yang bekerja melalui
perpindahan lateral, dan faktor
modifikasi untuk memperhitungkan
respons inelastis yang diharapkan.
Pergeseran desain umumnya lebih
besar dari perpindahan yang dihitung
dari gaya tingkat desain yang diterapkan
ke model elastis-linear bangunan.
Persyaratan pemenuhan (compliance
requirements) — persyaratan dalam standar
yang diminta kepada kontraktor untuk
dimasukkan dalam dokumen perencanaan
oleh perencana ahli bersertifikat
sebagaimana berlaku.
Persyaratan pemenuhan
(compliance requirements) —
Walaupun umumnya ditujukan pada
kontraktor, persyaratan pemenuhan juga
umum digunakan oleh pihak-pihak lain
yang terlibat dan suatu proyek.
Petunjuk pemasangan milik pabrikan
(Manufacturer’s Printed Installation
Instruction) — Petunjuk yang disediakan
dalam kemasan untuk pemasangan angkur
adhesif yang benar dalam berbagai kondisi
pemasangan.
Pihak yang berwenang (Building official)
— dinas atau pihak berwenang atau
seseorang yang ditunjuk bertanggung jawab
dengan administrasi dan penegakan aturan
Standar ini. Istilah seperti komisi bangunan
atau pengawas bangunan juga yang
dimaksud sebagai pejabat bangunan yang
berwenang dalam standar ini atau istilah
lainnya yang mempunyai kewenangan yang
sesuai.
Pilar dinding (Wall pier) — Suatu segmen
dinding vertikal dalam suatu dinding
struktural, yang dibatasi oleh dua bukaan
atau oleh sebuah bukaan dan sebuah tepi,
dengan rasio panjang horizontal terhadap
tebal dinding (w/bw) kurang dari atau sama
dengan 6,0, dan rasio tinggi bersih terhadap
panjang horizontal (hw/w) lebih besar dari
atau sama dengan 2,0.
Pilar dinding (Wall pier) — Pilar
dinding adalah segmen dinding vertikal
dengan dimensi dan penulangan yang
dimaksudkan untuk menghasilkan geser
perlu yang dibatasi oleh kelelehan lentur
penulangan vertikal pada pilar.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 49 dari 695
Pipa tanam — pipa yang ditanam, conduit
dan selonsong.
Pratarik (Pretensioning) — Metode
prategang dimana baja prategang ditarik
sebelum beton dicor.
Prategang efektif (Effective prestress) —
Tegangan yang tersisa dalam baja prategang
setelah semua kehilangan terjadi di 20.3.2.6
telah terjadi.
Rangka-batang struktural (Structural
truss) — Gabungan komponen struktur
beton bertulang yang terutama menerima
beban aksial.
Rasio air-bahan sementisius (watercementitious
material ratio) — rasio massa
air, tidak termasuk yang terserap dalam
agregat, dengan masa bahan sementisius
dalam campuran, dinyatakan sebagai
desimal.
Rasio drift tingkat desain (Design story
drift ratio) — Perbedaan relatif perpindahan
desain antara bagian atas dan bawah suatu
tingkat, dibagi dengan tinggi tingkat.
Regangan tarik neto (Net tensile strain)
— Regangan tarik pada saat kuat nominal
tidak termasuk regangan akibat prategang
efektif, rangkak, susut, dan suhu.
Sambungan (Connection) — Daerah yang
menghubungkan dua atau lebih komponen
struktur. Sambungan juga merujuk pada
daerah yang menghubungkan komponen
struktur dimana satu atau lebih merupakan
pracetak.
Sambungan daktail (Ductile connection)
— Sambungan satu atau lebih komponen
pracetak yang mengalami pelelehan sebagai
akibat dari perpindahan gempa desain.
Sambungan kuat (Strong connection) —
Sambungan satu atau lebih komponen
pracetak yang tetap elastis sementara
komponen struktur yang menyatu mengalami
pelelehan sebagai akibat dari perpindahan
gempa desain.
Segmen dinding (Wall segment) —
bagian dinding yang dipisahkan oleh bukaan
vertikal atau horizontal atau tepi.
Segmen dinding, horizontal (Wall
segment, horizontal) — Suatu segmen
dinding struktural, yang dibatasi secara
vertikal oleh dua bukaan atau oleh sebuah
bukaan dan sebuah tepi.
Segmen dinding, horizontal (Wall
segment, horizontal) — segmen
dinding horizontal ditunjukkan dalam
Gambar R18.10.4.5.
Segmen dinding, vertikal (Vertical wall
segment) — Suatu segmen dinding
struktural, yang dibatasi secara horizontal
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 50 dari 695
oleh dua bukaan atau oleh sebuah bukaan
dan sebuah tepi. Pilar dinding merupakan
segmen dinding vertikal.
Selimut, beton yang disyaratkan (Cover,
specified concrete) — Jarak antara
permukaan terluar tulangan yang tertanam
dan permukaan luar terdekat beton yang
ditunjukkan dalam dokumen kontrak.
Selongsong (Duct) — Saluran (polos atau
bergelombang) yang mengakomodasi
pemasangan baja prategang pascatarik.
Selongsong jarak (distance sleeve) —
Selongsong (sleeve) yang membungkus
bagian pusat angkur dengan takikan
(undercut), angkur yang bisa memanjang
(expansion) yang dikendalikan punter atau
yang bisa memanjang (expansion) yang
dikendalikan perpindahan tetapi tidak bisa
memanjang.
Selonsong yang bisa memanjang
(expansion sleeve) — bagian luar dari
expansion anchor uang dipaksa keluar oleh
bagian tengah, baik dengan cara torsi atau
impak, untuk menahan sisi-sisi lubang yang
sudah berlubang. Lihat angkur, expansion.
Selubung (Sheathing) — Material yang
melingkupi baja prategang yang mencegah
lekatan baja prategang dengan beton yang
mengelilinginya, menyediakan perlindungan
korosi, dan mengandung pelapis (coating)
pencegah korosi.
Selubung (Sheathing) — Biasanya,
selubung adalah kontinu, tanpa batas,
berbahan bahan polietilen densitas
tinggi yang diekstrusi secara langsung
pada tulangan prategang yang dilapisi.
Sengkang (Stirrup) — Tulangan yang
digunakan untuk menahan tegangan geser
dan torsi dalam komponen struktur;
umumnya batang, kawat, atau tulangan
kawat las baik kaki tunggal atau dibengkok
menjadi L, U, atau bentuk persegi dan
ditempatkan tegak lurus terhadap atau
bersudut terhadap tulangan longitudinal.
(Istilah “sengkang” biasanya diberikan pada
tulangan transversal dalam komponen
struktur lentur dan istilah “pengikat” pada
tulangan transversal dalam komponen
struktur tekan.) Lihat juga Pengikat.
Sengkang (Stirrup) — Istilah
"sengkang" biasanya digunakan untuk
tulangan transversal pada balok atau
pelat dan istilah sengkang ikat atau dan
istilah "sengkang tertutup"" untuk
penulangan transversal pada elemen
tekan.
Sengkang ikat (Tie) — (a) Lingkupan
batang tulangan atau kawat yang melingkupi
tulangan longitudinal; Batang atau kawat
gulungan menerus berbentuk lingkaran,
persegi, atau bentuk poligon lainnya tanpa
sudut dalam dapat diterima. Lihat juga
sengkang, sengkang tertutup; (b). elemen
tarik pada model strut and tie.
Sengkang pengekang (Hoop) — Pengikat
tertutup atau pengikat yang digulung secara
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 51 dari 695
menerus. Pengikat tertutup dapat terbuat dari
berbagai elemen tulangan yang masingmasing
mempunyai kait gempa pada kedua
ujungnya. Pengikat yang digulung secara
menerus harus mempunyai kait gempa pada
kedua ujungnya. Lihat 25.7.4.
Sisipan khusus (Speciality insert) —
pradesain dan prafabrikasi angkur tanam
khususnya didesain untuk pemasangan
sambungan menggunakan baut atau slot.
Sisipan khusus (Speciality insert) —
masukan khusus adalah perangkat yang
sering digunakan untuk penanganan,
transportasi, pemasangan, dan elemen
angkur; masukan khusus tidak termasuk
dalam lingkup standar ini.
Sistem pemikul gaya seismik (Seismicforce-
resisting system) — Bagian struktur
yang didesain untuk menahan gaya gempa
rencana yang disyaratkan oleh tata cara
bangunan gedung umum yang diadopsi
secara legal menggunakan ketentuan yang
sesuai dan kombinasi beban.
Sistem rangka pemikul momen (Moment
frame) — Rangka dimana komponen balok,
pelat, kolom dan joint menahan gaya melalui
lentur, geser, dan gaya aksial.
Sistem rangka pemikul momen biasa
(Ordinary moment frame) — Rangka balok
kolom atau rangka pelat kolom yang dicor di
tempat atau pracetak dan memenuhi
persyaratan 18.3.
Sistem rangka pemikul momen khusus
(Special moment frame) — Rangka balok
kolom yang dicor di tempat dan memenuhi
persyaratan 18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.6
hingga 18.8. Untuk rangka balok kolom
pracetak memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan
18.9.
Sistem rangka pemikul momen
menengah (Intermediate moment frame)
— Rangka balok kolom atau rangka kolom
dan pelat dua arah tanpa balok yang dicor di
tempat dan memenuhi persyaratan 18.4.
Sistem seismik khusus (special seismic
system) — sistem struktur yang
menggunakan rangka momen khusus, sistem
dinding khusus atau keduanya.
Spasi (spacing) — jarak pusat ke pusat
antara hal yang berdekatan seperti tulangan
longitudinal, tulangan transversal, tulangan
prategang atau angkur.
Spasi bersih (spacing clear) — dimensi
terkecil antara permukaan terluar hal yang
berdekatan.
Strut (strut) — komponen tekan dalam
model strut and tie yang menggambarkan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 52 dari 695
resultan parallel atau fan-shape daerah
tekan.
Strut, bottle shape (strut, bottle shape) —
strut yang melebar pada bagian tengah
disbanding bagian ujungnya.
Stud berkepala (Headed stud) — Angkur
baja yang memenuhi persyaratan AWS D1.1
dan ditempelkan ke pelat baja atau
sejenisnya dengan proses pengelasan stud
arc sebelum cetak; juga dirujuk sebagai stud
berkepala dilas (welded headed stud).
Tendon (Tendon) — Dalam penerapan
pratarik, tendon merupakan baja prategang.
Dalam penerapan pascatarik, tendon
merupakan gabungan lengkap yang terdiri
dari angkur, baja prategang, dan selubung
(sheathing) dengan pelapis (coating) untuk
penerapan tak terlekat atau pipa dengan
graut untuk penerapan terlekat.
Tendon eksternal (tendon, external) —
Tendon luar ke penampang komponen beton
pada penerapan pascatarik.
Tendon eksternal (tendon, external)
— pada penggunaan pascatarik yang
baru ataupun eksisting, tendon luar yang
seluruhnya atau sebagian dari elemen
penampang beton, atau di dalam box
section, dan terpasang pada perangkat
angkur dan poin penyimpangan.
Tendon tanpa lekatan (Unbonded
tendon) — Tendon dimana baja prategang
dicegah dari lekatan dengan beton dan bebas
untuk bergerak relatif terhadap beton. Gaya
prategang secara permanen ditransfer ke
beton di ujung tendon oleh angkur saja.
Tendon terlekat (bonded tendon) —
Tendon dimana baja prategang melekat
dengan beton melalui selongsong yang
digrouting, tertanam dalam penampang
beton.
Tinggi efektif penampang (Effective
depth of section) — Jarak yang diukur dari
serat tekan terjauh ke pusat tulangan tarik
longitudinal.
Transfer (Transfer) — Aksi pentransferan
tegangan dalam baja prategang dari jack
atau landasan pratarik ke komponen struktur
beton.
Tulangan (Reinforcement) — Eleman baja
atau elemen yang ditanam dalam beton dan
memenuhi 20.2 hingga 20.5. Tulangan
prategang di luar tendon juga dapat dianggap
sebagai tulangan.
Tulangan, ayaman batang tulangan baja
ulir las (reinforcement, welded deformed
steel bar mat) — ayaman yang memenuhi
20.2.1.5 yang terdiri dari 2 lapis batang ulir
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 53 dari 695
pada sudut kanan satu sama lain dilas di
pertemuan.
Tulangan, angkur (Reinforcement,
anchor) — tulangan yang digunakan untuk
menyalurkan beban desain dari angkur ke
komponen struktur.
Tulangan, angkur (Reinforcement,
anchor) — Angkur tulangan didesain
dan didetailkan secara khusus dengan
tujuan mentransfer beban angkur ke
elemen. Hair pin umumnya digunakan
untuk tujuan ini (lihat 17.4.2.9 dan
17.5.2.9); namun, konfigurasi lain yang
dapat mentransfer beban angkur secara
efektif dapat diterima.
Tulangan, kawat dilas (reinforcement,
welded wire) — kawat polos atau ulir yang
difabrikasi dalam bentuk lembaran atau
gulungan yang memenuhi 20.2.1.7.
Tulangan nonprategang (reinforcement,
non prestressed) — Tulangan dengan
lekatan yang bukan prategang.
Tulangan polos (Plain reinforcement) —
Tulangan atau kawat yang memenuhi
20.2.1.4 atau 20.2.1.7 yang tidak memenuhi
definisi tulangan ulir.
Tulangan prategang (reinforcement,
prestressed) — Tulangan prategang yang
telah ditarik untuk menanam gaya pada
beton.
Tulangan, prategang dengan lekatan
(Reinforcement, bonded prestressed) —
tulangan pratarik atau prategang dalam
tendon dengan lekatan.
Tulangan spiral (Spiral reinforcement) —
Tulangan yang digulung menerus dalam
bentuk lilitan melingkar.
Tulangan stud geser berkepala (Headed
shear stud reinforcement) — Tulangan
yang terdiri dari stud berkepala individu, atau
kelompok stud, dengan angkur yang
disediakan dengan kepala di setiap ujungnya
atau oleh rel dasar yang dipakai bersama
terdiri dari pelat atau profil baja.
Tulangan tambahan (reinforcement,
supplementary) — Tulangan yang berfungsi
menahan kemungkinan jebolnya beton tapi
tidak didesain untuk menyalurkan beban
desain dari angkur ke komponen struktur.
Tulangan tambahan (reinforcement,
supplementary) — Tulangan tambahan
memiliki konfigurasi dan penempatan
yang mirip dengan penulangan angkur
tetapi tidak dirancang khusus untuk
transfer beban dari angkur ke elemen.
Sengkang yang digunakan untuk
penulangan geser, dapat jatuh ke dalam
kategori ini.
Tulangan tarik terjauh (Extreme tension
reinforcement) — lapisan tulangan
(prategang dan nonprategang) yang terjauh
dari serat tekan terjauh.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 54 dari 695
Tulangan ulir (Deformed reinforcement)
— Batang tulangan ulir, anyaman batang
tulangan, kawat ulir, dan tulangan kawat las
yang memenuhi 20.2.1.3, 20.2.1.5, atau
20.2.1.7, tidak termasuk kawat polos.
Tulangan ulir (Deformed
reinforcement) —tulangan ulir
didefinisikan, sebagai yang memenuhi
spesifikasi penulangan dalam standar.
Tidak ada penulangan lain yang
memenuhi syarat. Definisi ini
memungkinkan pernyataan yang akurat
tentang panjang penyaluran. Batang
atau kawat tidak memenuhi persyaratan
deformasi atau kawat baja dilas tidak
memenuhi persyaratan jarak adalah
"penulangan polos," untuk tujuan
standar, dan mungkin hanya digunakan
untuk spiral.
Zona B (B-region) — bagian dari
komponen struktur yang masuk akal
diasumsikan bahwa tegangan akibat lentur
bervariasi melalui penampang.
Zona D (D-region) — bagian dari
komponen dalam jarak h dari diskontinuitas
gaya atau diskontinuitas geometric.
Zona nodal (nodal zone) — volume beton
di sekeliling node yang diasumsikan
menyalurkan gaya strut and tie melalui node.
Zona pengangkuran (Anchorage zone)
— pada komponen struktur pascatarik,
bagian komponen struktur dimana gaya
prategang terpusat disalurkan ke beton dan
disebarkan secara lebih merata pada seluruh
penampang. Besarnya sama dengan dimensi
yang terbesar dari penampang. Untuk alat
angkur yang berlokasi jauh dari ujung
komponen struktur, zona angkur termasuk
daerah terganggu di depan dan di belakang
alat angkur.
Zona pengangkuran (Anchorage
zone) — Pada elemen pascatarik,
bagian elemen dimana gaya pratarik
terkonsentrasi ditransfer ke beton dan
didistribusikan lebih seragam di seluruh
bagian. Luasnya sama dengan dimensi
penampang yang terbesar. Untuk
perangkat angkur yang terletak jauh dari
ujung elemen, zona pengangkuran
termasuk daerah yang terganggu di
depan dan di belakang perangkat
angkur. Lihat Gambar R25.9.1.1b.
Zona tarik pratekan (Precompressed
tensile zone) — Bagian komponen struktur
prategang dimana tarik lentur, yang dihitung
menggunakan properti penampang bruto,
akan terjadi karena beban mati dan hidup tak
terfaktor jika gaya prategang tidak ada.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2847:2019
STANDAR PENJELASAN
© BSN 2019 55 dari 695



[ Lanjut Ke 3 STANDAR RUJUKAN ... ]