BAGIAN ISI

R18.1 - Ruang lingkup

Pasal 18 tidak berlaku untuk struktur yang masuk dalam Kategori Desain Seismik (KDS) A. Untuk struktur dengan KDS B dan C, Pasal 18 berlaku untuk sistem struktural yang didesain sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik. Untuk struktur dengan KDS D hingga F, Pasal 18 berlaku baik untuk sistem struktural yang didesain sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik maupun sistem struktural yang tidak didesain sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik.

Pasal 18 berisi ketentuan-ketentuan yang dipertimbangkan sebagai persyaratan minimum untuk struktur yang dicor di tempat atau struktur beton pracetak yang mampu bertahan dari rangkaian guncangan gempa hingga mencapai respons inelastik tanpa mengalami penurunan kekuatan yang signifikan. Integritas struktur dalam rentang respons inelastik harus dipertahankan karena gaya gempa desain yang didefinisikan dalam dokumen seperti SNI 1726 , ASCE/SEI 7 , IBC 2012 , UBC ( ICBO 1997 ) dan ketentuan NEHRP ( FEMA 479 ) adalah lebih rendah dibandingkan respons linear akibat intensitas gempa yang diperkirakan ( FEMA 479; Blume et al., 1961 ; Clough 1960; Gulkan dan Sozen 1974 ).

Falsafah desain dalam Pasal 18 disusun sedemikian agar struktur beton cor di tempat dapat merespons guncangan tanah rencana dalam rentang inelastik, yang disertai penurunan kekakuan dan peningkatan energi disipasi tetapi tanpa mengalami penurunan kekuatan yang signifikan. Struktur beton pracetak yang didesain sesuai dengan Pasal 18 harus memiliki perilaku yang menyamai konstruksi beton cor di tempat, kecuali 18.5, 18.9.2.3 dan 18.11.2.2, yang mengizinkan konstruksi pracetak dengan mekanisme kelelehan alternatif. Kombinasi reduksi kekakuan dan peningkatan disipasi energi cenderung mengurangi respons percepatan dan gaya inersia lateral yang diterima oleh struktur dibanding bila struktur tetap berperilaku elastik linear (Gulkan dan Sozen 1974). Dengan demikian, penggunaan gaya-gaya desain yang mewakili pengaruh gempa sebagaimana diatur dalam SNI 1726 mensyaratkan agar akibat perpindahan bolak-balik hingga rentang inelastik sistem pemikul gaya seismik masih mampu mempertahankan sebagian besar kekuatannya.

Ketentuan Pasal 18 mengkaitkan pendetailan yang dipersyaratkan dengan tipe struktur dan KDS. Kategori desain seismik langsung diadopsi dari SNI 1726, dan dikaitkan dengan pertimbangan level bahaya seismik, klasifikasi situs tanah, kapasitas hunian, dan penggunaannya. Sebelum SNI 1726:2012 dan SNI 2847:2013, penamaan tingkat risiko seismik rendah, menengah, dan tinggi digunakan untuk membedakan persyaratan pendetailan. Sebagai perbandingan kualitatif kategori desain seismik dan tingkat risiko seismik, dapat mengacu Tabel R5.2.2. Penentuan KDS diatur dalam SNI 1726 (mengacu pada 4.4.6.1 ).

R18.2 - Umum

Struktur yang masuk dalam KDS A tidak perlu memenuhi Pasal 18 tetapi harus memenuhi semua persyaratan lain yang berlaku dalam standar ini. Struktur yang masuk dalam KDS B hingga F harus memenuhi persyaratan Pasal 18 sebagai tambahan terhadap semua persyaratan lainnya yang berlaku dalam standar ini.

Pasal 18.2.1.3 hingga 18.2.1.5 mengidentifikasi bagian-bagian Pasal 18 yang berlaku untuk bangunan berdasarkan KDS-nya, terlepas dari elemen-elemen vertikal yang menjadi bagian dari sistem pemikul gaya seismik yang dipilih. Definisi elemen vertikal yang diizinkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik terdapat dalam SNI 1726. Penjelasan _R18.2 selebihnya merangkum maksud SNI 2847 terkait tipe elemen vertikal yang diizinkan pada gedung berdasarkan KDS- nya. Pasal 18.2.1.6 mendefinisikan persyaratan untuk elemen vertikal yang menjadi bagian sistem pemikul gaya seismik.

Persyaratan desain dan pendetailan seharusnya disesuaikan dengan tingkat respons inelastik yang diasumsikan dalam perhitungan gaya gempa desain. Istilah “biasa”, “menengah” dan “khusus” digunakan untuk memfasilitasi kesesuaian antara pendetailan dengan tingkat respons inelastik yang diasumsikan. Untuk setiap elemen atau sistem struktur yang digunakan, istilah “biasa”, “menengah” dan “khusus” mengandung makna adanya peningkatan persyaratan pendetailan dan perancangan agar kapasitas deformasi meningkat sesuai yang diharapkan. Struktur yang masuk dalam KDS B tidak diharapkan terkena guncangan tanah yang kuat, tetapi mungkin terkena guncangan yang rendah pada interval waktu yang panjang. Standar ini menyediakan beberapa persyaratan untuk elemen balok dan kolom pada sistem rangka pemikul momen biasa agar kapasitas deformasi meningkat.

Struktur yang masuk dalam KDS C dapat terkena guncangan tanah menengah (moderately strong) . Sistem pemikul gaya seismik yang dipilih, lazimnya terdiri dari beberapa kombinasi dinding struktural biasa cor ditempat, dinding struktural pracetak menengah, dan rangka pemikul momen menengah. SNI 1726 juga memberikan ketentuan untuk penggunaan sistem pemikul gaya seismik lainnya dalam KDS C. Ketentuan 18.2.1.6 mendefinisikan persyaratan untuk sistem apapun yang dipilih.

Struktur yang masuk dalam KDS D, E atau F dapat terkena guncangan tanah yang kuat. Berdasarkan ketentuan SNI ini, sistem struktur beton pemikul gaya seismik yang berlaku untuk KDS D, E atau F adalah rangka pemikul momen khusus, dinding struktural khusus atau kombinasi keduanya. Sebagai tambahan terhadap 18.2.2 hingga 18.2.8, sistem struktur tersebut juga diperlukan untuk memenuhi persyaratan inspeksi rutin ( 26.13.1.4 ), diafragma dan rangka batang ( 18.12 ), fondasi ( 18.13 ), dan elemen-elemen pemikul gaya gravitasi yang tidak ditetapkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik ( 18.14 ). Ketentuan ini diberlakukan agar struktur memiliki kapasitas deformasi yang memadai untuk menghadapi tuntutan yang tinggi pada kategori desain seismik ini.

SNI 1726 juga mengizinkan penggunaan rangka pemikul momen menengah sebagai bagian dari sistem ganda untuk beberapa gedung yang masuk dalam KDS D, E atau F (meskipun tidak direkomendasikan dalam standar ini). SNI 1726 juga mengizinkan desain nonpreskriptif, yang disertai berbagai ketentuan tambahan, penggunaan sistem biasa atau menengah untuk struktur non-gedung pada kategori desain seismik yang lebih tinggi. Hal ini bukan merupakan penggunaan tipikal yang menjadi pertimbangan dalam penulisan pasal ini, tetapi dimanapun istilah “rangka momen biasa atau menengah” digunakan dalam referensi untuk beton bertulang, maka 18.3 atau 18.4 berlaku.

Tabel R18.2 merangkum penerapan ketentuan-ketentuan Pasal 18 untuk berbagai kategori desain seismik. Jika sistem khusus digunakan untuk struktur pada KDS B atau C, maka 18.14 tidak perlu dipenuhi, namun demikian komponen- komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai bagian dari sistem pemikul gaya seismik seharusnya tetap diverifikasi agar tetap stabil saat dikenakan perpindahan desain. Tabel R18.2 - Bagian pasal 18 yang harus dipenuhi dalam penerapan pada umumnya [1] Komponen yang Kategori Desain Seismik menahan pengaruh gempa, kecuali jika A B C D, E, F dinyatakan (Tidak ada) (18.2.1.3) (18.2.1.4) (18.2.1.5) sebaliknya Persyaratan analisis 18.2.2 18.2.2 18.2.2, 18.2.4 dan desain 18.2.5 hingga Material Tidak ada Tidak ada 18.2.8 Komponen sistem 18.6 hingga rangka pemikul 18.3 18.4 18.9 momen Dinding struktural dan Tidak ada Tidak ada 18.10 balok kopel Dinding struktural Tidak ada 18.5 18.5 [2] , 18.11 pracetak Tidak ada Diafragma dan rangka Tidak ada Tidak ada 18.12 batang ( trusses ) Fondasi Tidak ada Tidak ada 18.13 Komponen struktur rangka pemikul momen yang tidak Tidak ada Tidak ada 18.14 ditetapkan sebagai sistem pemikul gaya seismik Angkur Tidak ada 18.2.3 18.2.3 [1] Sebagai tambahan terhadap persyaratan Pasal 1 hingga 17, 19 hingga 26, dan ACI 318.2, kecuali yang dimodifikasi oleh Pasal 18. Pasal 14.1.4 juga berlaku pada KDS D, E, dan F [2] Sebagaimana diizinkan oleh SNI 1726

Persyaratan perancangan dan pendetailan dalam Pasal 18 didasarkan utamanya pada pengalaman lapangan dan laboratorium untuk struktur gedung beton bertulang monolitik dan struktur gedung beton pracetak yang didesain dan didetail untuk berperilaku seperti struktur gedung monolitik. Ekstrapolasi persyaratan ini untuk tipe struktur beton lainnya, baik struktur beton pracetak maupun cor di tempat, seharusnya didasarkan pada bukti yang didapat dari pengalaman lapangan, pengujian, atau analisis. Kriteria penerimaan untuk rangka pemikul momen yang ditetapkan dalam SNI 7834 atau ACI 374.1 dapat digunakan bersamaan dengan Pasal 18 untuk menunjukkan bahwa kekuatan, kapasitas disipasi energi, dan kapasitas deformasi sistem rangka yang diusulkan paling tidak sama atau melebihi kinerja sistem beton monolit setara.

ACI ITG-5.1 memberikan informasi serupa untuk sistem dinding pracetak. Persyaratan keteguhan dalam 18.2.1.7 mengacu pada persyaratan untuk menjaga integritas struktur seluruh sistem pemikul gaya seismik pada perpindahan lateral yang diantisipasi akibat guncangan gempa maksimum yang dipertimbangkan (MCE R ). Tergantung pada karakteristik disipasi energi sistem struktur yang digunakan, perpindahan lateral tersebut mungkin lebih besar daripada perpindahan lateral struktur beton bertulang monolitik yang memenuhi ketentuan preskriptif pada standar ini.

R18.2.2 Analisis dan desain komponen struktural - diasumsikan bahwa distribusi kekuatan perlu untuk berbagai komponen sistem pemikul gaya seismik akan di tentukan dari analisis model elastis linier dari sistem yang dibeban gaya terfaktor, seperti yang di syaratkan oleh SNI 1726. Jika analisis respons riwayat waktu nonlinear digunakan, gerakan tanah dasar harus dipilih setelah dilakukan studi detail kondisi situs dan riwayat gempa lokal.

Karena dasar desain tahan gempa memperkenankan respons nonlinear, perlu diselidiki stabilitas sistem pemikul gaya seismik, juga interaksinya dengan komponen struktural dan nonstruktural lainnya, terhadap perpindahan lateral yang diharapkan sesuai dengan pergerakan tanah maksimum yang dipertimbangkan (MCE R ). Untuk perhitungan perpindahan lateral, dengan asumsi semua komponen struktur sepenuhnya retak cenderung mengarah pada estimasi kemungkinan simpangan antar tingkat ( drift ) yang lebih baik daripada menggunakan kekakuan tidak retak untuk semua komponen. Asumsi analisis yang dijelaskan dalam 6.6.3.1.2 dan 6.6.3.1.3 dapat digunakan untuk memperkirakan defleksi lateral dari sistem gedung beton bertulang .

Tujuan utama Pasal 18 adalah keamanan struktur. Maksud dari 18.2.2.1 dan 18.2.2.2 adalah untuk memberikan perhatian terhadap pengaruh komponen nonstruktural pada respons struktural dan terhadap bahaya dari jatuhnya benda- benda.

Pasal 18.2.2.3 berfungsi sebagai peringatan bahwa dasar struktur seperti yang didefinisikan dalam analisis tidak selalu berada pada fondasi atau permukaan tanah. Detail kolom dan dinding yang menerus kebawah dasar struktur menuju fondasi harus konsisten dengan yang di atas dasar struktur.

Dalam memilih ukuran komponen struktur untuk struktur penahan gempa, penting untuk mempertimbangkan masalah- masalah konstruksi yang terkait dengan kerapatan tulangan. Desain harus sedemikian rupa sehingga semua tulangan dapat dirakit dan dipasang di lokasi yang tepat dan beton dapat dituang dan dikonsolidasikan dengan baik. Penggunaan batas atas dari rasio tulangan yang diizinkan dapat menyebabkan masalah konstruksi.

R18.2.4 Faktor reduksi kekuatan

R18.2.4.1 Pasal 21 berisi faktor reduksi kekuatan untuk semua komponen struktur, joint dan sambungan pada struktur penahan gempa, termasuk persyaratan khusus dalam 21.2.4 untuk gedung yang menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus, dinding struktural khusus, dan dinding pracetak menengah.

R18.2.5 Beton pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus - Persyaratan- persyaratan pasal ini mengacu pada kualitas beton pada rangka dan dinding yang menahan gaya gempa. Kekuatan tekan maksimum yang disyaratkan untuk beton ringan dapat digunakan dalam perhitungan desain struktural dibatasi hingga 35 MPa, terutama karena kurangnya data lapangan dan eksperimental pada perilaku komponen yang dibuat dari beton ringan yang mengalami perpindahan bolak-balik dalam daerah nonlinear. Jika terdapat bukti yang meyakinkan dihasilkan pada penggunaan tertentu, batasan maksimum kekuatan tekan yang disyaratkan untuk beton ringan dapat ditingkatkan ke tingkat yang telah terbukti.

R18.2.6 Tulangan pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus - penggunaan tulangan longitudinal dengan kekuatan yang jauh lebih tinggi dari yang di asumsikan dalam desain akan menyebabkan tegangan geser dan lekatan yang lebih tinggi pada saat momen leleh terjadi. Kondisi ini menyebabkan kegagalan getas dalam geser atau lekatan dan harus dihindari walaupun kegagalan tersebut terjadi pada beban yang lebih tinggi dari yang diantisipasi dalam desain. Oleh karena itu, batas atas terletak pada kekuatan leleh aktual dari baja tulangan (mengacu pada 20.2.2.5 ). ASTM A706M untuk baja tulangan paduan-rendah ( low-alloy ) termasuk didalamnya Mutu 420 dan Mutu 550; namun hanya Mutu 420 secara umum diperbolehkan karena data yang tidak cukup untuk mengkonfirmasi penerapan standar yang ada untuk struktur yang menggunakan mutu yang lebih tinggi. Pasal 18.2.1.7 mengizinkan alternatif material seperti ASTM A706M Mutu 550 jika hasil uji dan analisis mendukung penerapannya.

Persyaratan untuk kekuatan tarik lebih besar dari kekuatan leleh tulangan ( 20.2.2.5 ) berdasarkan pada asumsi bahwa kemampuan komponen struktural untuk menghasilkan kapasitas rotasi inelastis merupakan fungsi dari panjang daerah leleh sepanjang sumbu komponen. Dalam interpretasi hasil eksperimental, panjang daerah leleh dikaitkan dengan besaran relatif dari momen nominal dan leleh ( ACI 352R ). Menurut interpretasi ini, semakin besar rasio momen nominal terhadap momen leleh, semakin panjang daerah plastis. Pasal 20 mensyaratkan bahwa rasio dari kekuatan tarik aktual terhadap kekuatan leleh aktual tidak kurang dari 1,25.

Pembatasan nilai f y dan f yt berlaku untuk semua tipe tulangan transversal, termasuk spiral, sengkang pengekang lingkaran, sengkang pengekang persegi, dan ikat silang . Pembatasan pada nilai f y dan f yt dalam 20.2.2.4 untuk menghitung kekuatan geser nominal bertujuan untuk membatasi lebar retak geser. Hasil penelitian ( Budek et al. 2002; Muguruma dan Watanabe 1990; Sugano et al. 1990 ) menunjukkan bahwa kekuatan leleh yang lebih tinggi secara efektif dapat digunakan sebagai tulangan pengekang seperti yang ditentukan dalam 18.7.5.4.

R18.2.7 Sambungan mekanis pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktural khusus - Pada struktur yang mengalami deformasi inelastik saat gempa, tegangan tarik pada tulangan dapat mendekati kekuatan tarik tulangan. Persyaratan untuk sambungan mekanis Tipe 2 dimaksudkan untuk menghindari kegagalan sambungan ( splice) ketika tulangan dikenakan tingkat tegangan yang diperkirakan di daerah pelelehan. Sambungan mekanis Tipe 1 tidak perlu memenuhi persyaratan yang lebih ketat seperti sambungan mekanis Tipe 2, dan mungkin tidak mampu menahan tingkat tegangan yang diperkirakan di daerah pelelehan. Lokasi sambungan mekanis Tipe 1 dibatasi karena tegangan tarik tulangan pada daerah leleh dapat melebihi persyaratan kekuatan pada 25.5.7. Pembatasan pada sambungan mekanis Tipe 1 berlaku untuk semua tulangan yang menahan pengaruh gempa, termasuk tulangan transversal.

Praktik pendetailan yang direkomendasikan menghindari penggunaan sambungan tulangan pada daerah yang berpotensi mengalami leleh pada komponen struktur yang menahan pengaruh gempa. Jika penggunaan sambungan mekanis pada daerah berpotensi leleh tidak dapat dihindari, harus ada dokumentasi pada karakteristik kekuatan aktual dari batang yang disambung, pada karakteristik gaya- perpindahan dari sambungan tulangan, dan kemampuan sambungan mekanis Tipe 2 digunakan untuk memenuhi persyaratan kinerja yang disyaratkan.

Meskipun sambungan mekanis seperti yang didefinisikan oleh 18.2.7 diperkenankan sambungan tidak dipasang selang-seling ( staggered ) , sambungan selang-seling dianjurkan dan mungkin diperlukan untuk kemudahan konstruksi atau memberikan ruang yang cukup di sekitar sambungan untuk pemasangan atau untuk memenuhi persyaratan spasi bersih.

R18.2.7.1 Persyaratan tambahan untuk sambungan mekanis Tipe 2 bertujuan untuk menghasilkan sambungan mekanis yang mampu mempertahankan regangan inelastis melalui siklus majemuk. 1

R18.2.8 Sambungan las pada sistem rangka pemikul momen khusus dan dinding struktur khusus

R18.2.8.1 Pengelasan tulangan harus sesuai dengan AWS D1.4 seperti yang disyaratkan dalam Pasal 26 . Lokasi sambungan yang dilas dibatasi karena tegangan tarik tulangan pada daerah leleh dapat melebihi kekuatan yang disyaratkan dalam 25.5.7 . Pembatasan pada sambungan las ini berlaku untuk semua tulangan yang menahan pengaruh gempa, termasuk tulangan transversal.

R18.2.8.2 Pengelasan batang tulangan silang dapat menyebabkan perapuhan logam ( embrittlement ) lokal pada baja. Jika pengelasan batang tulangan silang digunakan untuk memfasilitasi fabrikasi atau penempatan tulangan, itu harus dilakukan hanya pada batang yang ditambahkan untuk tujuan tersebut. Larangan pengelasan batang tulangan silang tidak berlaku pada batang yang dilas dengan operasi pengelasan selalu dalam kendali pihak yang berkompeten, seperti dalam pembuat tulangan kawat las.

R18.3 - Sistem rangka pemikul momen biasa

Pasal ini hanya berlaku untuk rangka momen biasa yang yang dikenakan KDS B. Persyaratan tulangan balok bertujuan untuk meningkatkan kontinuitas dalam komponen rangka dan dengan demikian meningkatkan tahanan gaya lateral dan integritas struktur; persyaratan ini tidak berlaku untuk rangka momen pelat-kolom. Persyaratan untuk kolom bertujuan untuk memberikan kapasitas tambahan untuk menahan geser pada kolom dengan proporsi yang tanpanya akan membuat lebih rentan terhadap kegagalan geser terkena beban gempa.

R18.4 - Sistem rangka pemikul momen menengah

Tujuan dari persyaratan dalam 18.4.2.3 dan 18.4.3.1 adalah untuk mengurangi resiko kegagalan geser balok dan kolom selama gempa. Dua opsi disediakan untuk menentukan gaya geser terfaktor.

R18.4.2 Balok - Menurut 18.4.2.3 a), gaya geser terfaktor ditentukan dari diagram badan-bebas diperoleh dengan memotong ujung-ujung balok, dengan momen ujung yang diasumsikan sama dengan kekuatan momen nominal dalam lentur kurvatur balik, baik searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam. Gambar

R18.4.2 menunjukkan hanya satu dari dua opsi yang harus dipertimbangkan untuk setiap balok. Untuk menentukan geser maksimum balok, diasumsikan bahwa kekuatan momen nominalnya ( = 1,0 untuk momen) yang dihasilkan secara bersamaan di kedua ujung jarak bersihnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar

R18.4.2, geser yang terkait dengan kondisi ini [( M nℓ +M nr ) /ℓ n ] ditambahkan secara aljabar pada geser akibat beban gravitasi terfaktor untuk mendapatkan gaya geser desain balok. Sebagai contoh ditunjukkan, kedua beban mati w D dan beban hidup w L diasumsikan terdistribusi secara merata. Efek dari E yang bekerja secara vertikal harus dimasukkan jika diperlukan oleh SNI 1726.

18.4.2.2 (b) basis V u pada kombinasi beban termasuk pengaruh gempa E , harus digandakan. Sebagai contoh, kombinasi beban yang didefinisikan oleh Pers. ( 5.3.1. e ) akan menjadi U = 1,2 D + 2,0 E + 1,0 L

dengan E adalah nilai yang ditentukan oleh SNI 1726. Faktor 1,0 diterapkan pada L boleh dikurangi menjadi 0,5, sesuai dengan 5.3.3.

Tulangan transversal pada ujung balok diperlukan berupa sengkang pengekang. Pada kebanyakan kasus, tulangan transversal yang disyaratkan oleh 18.4.2.3 untuk gaya geser desain lebih dari yang disyaratkan pada 18.4.2.4. Balok dapat dikenai gaya tekan aksial akibat prategang atau beban yang berkerja. Persyaratan tambahan 18.4.2.6 dimaksudkan untuk memberikan dukungan lateral untuk tulangan longitudinal balok. u n w u = 1,2 D + 1,0 L M nl n M nr V ul V ur Gaya geser balok M nl + M nr w u l n V u = + l n 2 P u M nt Gaya V u geser kolom u V u

M nb M nt + M nb P u V u = l u Gambar R18.4.2 - Geser desain untuk rangka momen menengah

R18.4.3 Kolom - menurut 18.4.3.1 a), gaya geser terfaktor yang ditentukan dari diagram badan-bebas diperoleh dengan memotong ujung kolom, dengan momen nominal yang bekerja dalam lentur kurvatur balik, baik searah jarum jam maupun berlawanan jarum jam. Gambar R18.4.2 menunjukkan hanya satu dari dua opsi yang harus dipertimbangkan untuk setiap kolom. Gaya aksial terfaktor P u harus dipilih untuk menghasilkan kekuatan momen terbesar kolom didalam rentang gaya aksial desain. 18.4.3.1 b) untuk kolom mirip dengan 18.4.2.3 b) untuk balok kecuali basis V u pada kombinasi beban termasuk pengaruh gempa E , dengan E meningkat oleh faktor kekuatan lebih Ω o daripada faktor 2,0. Pada SNI 1726, Ω o = 3,0 untuk sistem rangka pemikul momen menengah. Faktor untuk kolom relatif lebih tinggi terhadap balok karena kekhawatiran yang lebih besar mengenai kegagalan geser pada kolom. Tulangan transversal pada ujung kolom disyaratkan spiral atau sengkang pengekang. Jumlah tulangan transversal pada ujung harus memenuhi keduanya 18.4.3.1 dan 18.4.3.2. Perhatikan bahwa sengkang pengekang membutuhkan kait seismik pada kedua ujungnya. Dinding struktural diskontinu dan komponen kaku lainnya dapat memikul gaya aksial yang besar pada pendukung kolom selama gempa. Persyaratan tulangan transversal pada 18.4.3.6 adalah untuk meningkatkan keteguhan ( toughness ) untuk keperluan ( demand ) yang diantisipasi. Gaya tekan aksial terfaktor yang terkait dengan pengaruh gempa harus menggunakan faktor Ω o jika disyaratkan oleh SNI 1726.

R18.4.5 Pelat dua arah tanpa balok - 18.4.5 berlaku untuk pelat dua arah tanpa balok, seperti pelat datar ( flat plates ). Penggunaan kombinasi beban pada Pers. ( 5.3.1 e) dan ( 5.3.1 g) dapat menyebabkan momen yang memerlukan tulangan atas dan tulangan bawah pada tumpuan.

Momen M sc , untuk kombinasi beban yang diberikan dengan E bekerja pada arah horizontal merujuk ke bagian dari momen terfaktor pelat yang diseimbangkan oleh komponen pendukung pada joint. Ini belum tentu sama dengan jumlah momen desain pada pendukung untuk kombinasi beban termasuk pengaruh gempa. Sesuai dengan 8.4.2.3.3, hanya sebagian kecil momen M sc yang dimasukkan pada lebar efektif pelat. Untuk sambungan sudut dan tepi, tulangan lentur tegak lurus ke tepi tidak dianggap sepenuhnya efektif kecuali ditempatkan dalam lebar efektif pelat ( ACI 352.1R; Pan and Moehle 1989 ). Lihat Gambar

R18.4.5.1.

Penggunaan ketentuan dalam 18.4.5 ditunjukkan pada Gambar R18.4.5.2 dan

R18.4.5.3. Pelat, tebal = h Tepi c t Garis leleh 1,5 h c t c 2 Kolom Lebar efektif derajat 1,5 h c t c 1 Arah momen (a) Sambungan tepi c 1 Tepi Pelat, tebal = h c 2 Kolom Lebar efektif derajat 1,5 h c t

Garis leleh Tepi c t Arah momen (b) Sambungan sudut Gambar R18.4.5.1 - Lebar efektif untuk penempatan tulangan di sudut dan tepi sambungan Kolom Lajur kolom c 2a + 3 h Semua tulangan yang C 2a memikul M sc harus ditempatkan pada lajur kolom (18.4.5.1) Tulangan untuk memikul  f M sc (18.4.5.2), tetapi tidak kurang dari setengah jumlah tulangan dalam lajur kolom (18.4.5.3) Catatan : Berlaku untuk kedua tulangan atas dan bawah Gambar R18.4.5.2 - Lokasi tulangan di pelat Tidak kurang dari seperempat tulangan atas di tumpuan (18.4.5.4) Tidak kurang dari sepertiga tulangan atas di tumpuan Tulangan atas dan bawah yang diteruskan (18.4.5.6 dan 18.4.5.7) Lajur kolom Tulangan atas dan bawah yang diteruskan Tidak kurang dari setengah tulangan bawah di tengah bentang (18.4.5.6) Lajur tengah Gambar R18.4.5.3 - Penempatan tulangan pada pelat

R18.4.5.8 Persyaratan berlaku untuk pelat dua arah yang merupakan bagian dari system penahan gaya seismik. Sambungan pelat-kolom pada tes laboratorium ( Pan dan Moehle 1989 ) menunjukkan penurunan daktilitas perpindahan lateral ketika geser pada sambungan kolom melebihi batas yang direkomendasikan. Sambungan pelat- kolom juga harus memenuhi persyaratan kekuatan geser dan momen pada Pasal 8 akibat beban kombinasi termasuk pengaruh gempa.

R18.5 - Dinding struktural pracetak menengah